Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS HIDUP

Pembimbing :
dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp.F.M
Disusun Oleh :
Idman Gushaendri
030001700138

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 19 APRIL 2021 - 14 MEI 2021
YOGYAKARTA 2021
Nama : Idman Gushaendri

NIM : 030001700138 – Usakti

Periode : 19 April 2021 – 15 Mei 2021

Pembimbing : dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp.F.M

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Kronologi Kasus

 Identitas
- Nama : Ny. S
- Usia : 40 tahun
- Pekerjaan : ART
- TB : 155cm
- BB : 45Kg
- Waktu pemeriksaan : 27 April 2021
 Kronologi
Seorang ART, Ny.S yang berusia 40 tahun diserang oleh majikannya yang tidak
puas dengan hasil pekerjaanya. Ny.S mengalami luka di beberapa bagian tubuh
dan berteriak meminta pertolongan dan dibawa ke RS oleh tetangga yang
mendengar teriakannya. TB : 155cm, BB : 45Kg, TV : DBN
2. Positif dan Negatif pada kasus
 Positif :
- Kasus ini segera di ketahui dan terungkap pada saat cidera pasien masih
belum parah
- Tindakan kekerasan yang dilakukan majikan korban dapat diproses secara
hukum dengan segera
- Kekerasan yang diterima korban masih belum terlalu parah
 Negatif :
- Korban kemungkinan sudah lama mendapat tindakan kekerasan dan tidak
melapor dan kurangnya keterangan tentang kekerasan terkait
- Korban datang dengan tetangganya yang mana kemungkinan tidak terlalu
mengenal korban dan hanya membantu
- Korban dapat mengalami gangguan secara psikis walaupun lukanya masih
ringan
3. Masalah
 Tidak kekerasan oleh majikan
 Ny.S mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh
- Di atas Os. Clavicula Dextra
- Pada bagian bawah leher kanan
- Di atas Os. Clavicula Sinistra
- Pada Gluteus sinistra bagian inferior
- Pada Paha bagian posterior dextra
 Pertelongan oleh tetangga dan dibawa ke RS
4. Analisis
 Deskripsi Luka
- Luka Memar

Trauma yang terjadi pada korban adalah kekerasan bersifat mekanik yang berasal
dari benda tumpul yang menyebabkan luka memar dibeberapa lokasi yatu pada gluteus
sinistra bagian inferior, pada paha bagian posterior dextra. Mekanisme terbentuknya
memar/contusio disebabkan oleh benturan benda tumpul yang menyebabkan
penghancuran atau robeknya jaringan subkutan atau dermis tanpa menyebabkan putusnya
kulit di atasnya atau mukosa. Hal tersebut menyebabkan pecahnya pembuluh darah,
terjadi ekstravasasi darah keluar dari pembuluh darah dan terkumpul di bawah jaringan.
Kumpulan darah disertai dengan pembengkakan dan nyeri.
Sulit untuk menentukan durasi dari luka memar itu sendiri. Berikut perubahan
yang tampak pada tiap harinya.

Pada kasus ini luka memar yang tampak kebiruan yang mana dapat di
klasifikasikan bahwa kemungkinan luka ini sudah 1-3 hari yangmana kemungkinan ini
merupakan luka kekerasan yang sudah lama.

Luka lain yang ada pada korban ini adalah luka yang mana juga merupakan luka
memar tetapi tampak masuk kedalam durasi yang fresh dan masih berwarna kemerahan
yang mana ini merupakan luka kekerasan yang baru saja terjadi dalam beberapa jam
terakhir sebelum korban di periksa.

 Aspek medikolegal

Pada dasarnya tindakan yang dilakukan oleh pelaku adalah penganiayaan yang dikenal
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP”) adalah penganiayaan fisik. Tindak
pidana penganiayaan itu sendiri diatur dalam Pasal 351 KUHP :

(1)  Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2)  Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
(3)  Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4)  Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5)  Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pada kasus ini tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku adalah juga terjadi dalam
lingkup rumah tangga yang mana juga di atur pada Pasal 44 ayat (1) KUHP yang dapat
mengancam pelaku minimal 5 tahun penjara

 Alur pada pasien


Pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No. 1226 Tahun 2009 tentang Pedoman. Penatalaksanaan Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan
terhadap perempuan dan anak di Rumah Sakit. Berdasarkan alur tersebut pada pasien harus di
lakukan pemeriksaan fisik dan medikolegal, konseling psikososial, hukum & Lab. Penunjang.

 Anamnesis
Pada kasus ini anamnesis masih belum lengkap. Anamnesis pada kasus kekerasan meliputi :
a. Anamnesis umum  usia, tanggal dan tempat lahir, status perkawinan, riwayat kecelakaan,
riwayat penyakit lain seperti hipertensi, DM, epilepsi, katalepsi, dan sinkop.
b. Anamnesis khusus  waktu kejadian dan pelaporan (tanggal dan jam), apakah korban
memberikan perlawanan (mungkin ada bekas tindak kekerasan dan kerokan kuku menunjukkan
sel epitel kulit dan darah dari pelaku), apakah alat yang digunakan untuk melakukan tindakan
kekerasan, apakah pernah pelaku melakukan tindakan serupa sebelumnya, apakah majikannya
memiliki kebiasaan melakukan hal tersebut.

 Pemeriksaan
Pemeriksaan umum : deskripsi penampilan (wajah, tipe rambut, hidung, mata, telinga), keadaan
emosional, apakah ada tanda bekas kekerasan (memar atau luka lecet pada daerah mulut, leher,
pergelangan tangan, lengan, paha bagian dalam dan pinggang), pemeriksaan tanda vital dan
antropometri, pemeriksaan fisik jantung, paru dan abdomen dan juga ekstremitas pasien (Status
Generalis)
5. Kesimpulan
Pada kasus ini korban datang dengan keadaan sadar dan di temani oleh
tetangganya yang membantu membawa ke rumah sakit pada 27 April 2021. Korban
masih dapat menyebutkan identitasnya dan semua tanda vital korban normal. Menurut
keterangan korban dia mendapat tindakan kekerasan dari majikannya yang juga dapat di
buktikan dengan adanya luka memar pada beberapa bagian yang kemungkinan
diakibatkan oleh benturan benda tumpul, luka memar pada bagian tubuh korban memiliki
perbedaan yang mana masih ada yang berwarna merah yangmana masih berdurasi
kemungkinan hanya beberapa jam dari kejadian, lalu terdapat juga yang sudah berwarna
kebiruan yang dicurigai merupakan bekas luka yang sudah lebih dari 1 hari.

6. Referensi
- Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian
Kedokteran Forensik FKUI.
- Bardale R. Priciples of Forensic Medicine & Toxicology. India : Departement of Forensic
Medicine Goverment Medical College and Hospital Nagpur. 2011

Anda mungkin juga menyukai