Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Pendidikan merupakan aspek penting negara dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
unggul dan dapat beradaptasi dengan dunia global. Dengan demikian kemajuan pendidikan suatu
negara dianggap sangat berpengaruh terhadap kemajuan negara tersebut, hal ini yang menjadi
pemicu suatu negara selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan mereka, teknologi pada
bidang pendidikan yang selalu berkembang merupakan upaya negara dalam memberikan
pendidikan terbaik bagi warga negaranya, salah satu cara dalam teknologi pendidikan yang
dikembangkan ialah dengan memperhatikan mutu pendidikan. Negara memandang bahwa
dengan memperhatikan mutu pendidikan akan berdampak pada kualitas pendidikan yang selalu
bergerak ke arah yang lebih baik, dikarenakan mutu memperhatikan setiap detail proses dalam
pendidikan, baik dari aspek eksternal maupun internal dalam seluruh tahapan proses pendidikan
dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil ketercapaian pendidikan.
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat didunia
yang dapat menjadikan potensi besar dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM)
peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya pemerintah dalam upaya menyiapkan
generasi SDM yang unggul dan mampu bersaing didunia global yang bergerak sangat pesat.
Akan tetapi fakta dilapangan menunjukkan SDM yang dimiliki Indonesia berdasarkan
laporan yang dikeluarkan oleh “the Human Capital Index” pada tahun 2020 skor SDM
Indonesia yaitu 0,54 yang jauh tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara jika
dibandingkan dengan Singapura dengan skor 0,88, Vietnam 0,69, Malaysia 0,61, Brunei
Darussalam 0,63, Thailand 0,61 dan posisi negara Indonesia hanya berada sedikit diatas
Filipina, Kamboja, Myanmar, Timor Leste dan Laos. Bahkan dalam laporan yang keluarkan
oleh Human Developmen Index (HDI) 2020 peringkat Indonesia berada di posisi ke 111 dari
189 negara.
Salah satu faktor rendahnya kualitas SDM Indonesia disebabkan karena rendahnya
mutu pendidikan indonesia, hal ini yang menyebabkan output dari pendidikan indonesia
kalah bersaing dari negara-negara lain, seperti yang dilaporkan oleh UNESCO tahun 2016
pada Global Education Monitoring yang menyebutkan mutu pendidikan indonesia berada di
peringkat 10 dari 14 negara yang berkembang. Dengan demikian perbaikan mutu pendidikan
di Indonesia menjadi sangat penting, agar dapat mengejar ketertinggalan mutu pendidikan
dan menyiapkan generasi dengan kualitas SDM yang unggul dan dapat bersaing di dunia
global. Dari paparan di atas penulis ingin memaparkan konsep pengendalian dan penjaminan
mutu pendidikan dalam konsep Salisbury dalam bukunya yang berjudul “Five technologies
for educational change”.
2. Konsep “Quality Science” dalam pandangan Salisbury
1) Quality science is the application of system thingking to managment and to the problem
of producing a product or service that satisfues the customer’s need each time, every time
(Salisbury 1996, Chapter 6 Page 93).
2) To understand quality science, one must first understand that organization work as
system, their parts are interdependent and synergistic (Salisbury 1996, Chapter 6 Page
93).
3) Quality science has been remarkably succesful in other setting where it has been
seriously put to use, and it can be just as successful in education (Salisbury 1996, Chapter
6 Page 94).
4) The basic idea behind quality science is that quality control can be designed into very
procedure, every action, every steep of every process that occurs in a organization
(Salisbury 1996, Chapter 6 Page 94).
5) If a system is not producing the result we prefer, it is because the processes we are using
aren’t working well or we have chosen the wrong processes (Salisbury 1996, Chapter 6
Page 94).
6) The quality science approach asserts that work is not haphazard, it can be studied,
analyzed, and scientifically dissected (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 95).
7) Quality science is also the key to controlling costs (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 95).
8) Variation refers to the fact that there are and will always be differencess among things. In
education, there is variation among school, textboox equipment and physical facilities,
etc... (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 96).
9) Some variation exist simply because things differ naturally. Student learn at different
rates, levels of motivation,, intellegence, backgrounds, and phyysical abilities. This is
calles random variation (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 96).
10) It is the orther type of variation that is so important. This type of variation is called
special cause variation. Variation that exist because the system causes it to exist
(Salisbury 1996, Chapter 6 Page 96).
11) Distingushing betwen random bariation and special cause variation is critical for the
manager because appropriate action is quite different for each case (Salisbury 1996,
Chapter 6 Page 97).
12) Unfortunately, many educators and education leaders regard any idea or concept coming
out of the industrical /bussines sector as foreign (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 99).
13) Quality saving : reducing the cost of poor quality (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 100).
14) Benchamrking : in the bussines world, benchmarking is an effective and well used
strategy for quality improvment (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 103).
15) School could well adopt the benchmarking technique as a key element of their quality
improvment efforts (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 103).
16) Steps to benchmarking: benchmarking focuses on a spesific area that we wish to study to
determinate how well we are doing and what level perfromance is really possible
(Salisbury 1996, Chapter 6 Page 103).
17) Learning means that the person can access exacly the information, help, or resources
needed quickly and easily possible (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 110).
18) One of the principal challenges in applying wuality science to education is that of
measuring customer satisfaction (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 113).
19) The effort to measure customer satisfaction must be part of total quality system that sets
customer-driven priorities for improvment and positions the school or districts to move
from fire fighting into a preventive mode of service (Salisbury 1996, Chapter 6 Page
116).
20) The state in which customer need, wants and expectation throughout the service’s life
exceeded, resulting in repeat services and loyalty and positive word (Salisbury 1996,
Chapter 6 Page 118).
21) Customer driven quality means that we take extreme care to understand the need, wants,
and expectations of our customers (Salisbury 1996, Chapter 6 Page 119).
22)
3. Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi literatur, data
serta tulisan yang dimuat dalam artikel ini merupakan hasil litersi dari buku, jurnal dan karya
publikasi ilmiah.
4. Hasil Studi Literatur
1) Konsep dasar manajemen mutu
Manajemen mutu merupakan salah satu hasil dan implementasi dari sistem
berpikir yang memiliki tujuan untuk mengatur seluruh permasalahan dalam proses
produksi atau pemberian layanan kepada konsumen sehingga memberikan rasa suka serta
kenyamanan sehingga berkaitan dengan kepuasan konsumen. Sehingga manajemen mutu
merupakan teknologi untuk memantau seluruh proses pada sebuah sistem dalam
organisasi untuk meyakinkan bahwa proses yang dilaksanakan dapat menciptakan dan
mencapai tujuan yang telah dirancang. Manajemen mutu seringkali digunakan dalam
istilah bisnis, akan tetapi pada faktanya manajemen mutu juga sangat penting diterapkan
dalam dunia pendidikan, tujuannya ialah untuk mengamati setiap proses dalam
pendidikan dimulai dari hal-hal terkecil hingga hal-hal yang lebih kompleks dalam
pendidikan.
Mutu dalam pendidikan dapat diartikan sebagai konsep yang bersifat dinamis dan
multi dimensi dengan makna tidak hanya berfokus pada model pendidikan akan tetapi
juga bagaimana visi-misi kelembagaan, standar spesifik yang dijalankan oleh sistem
pendidikan, fasilitas serta program-program yang dirancang demi keterlaksaan suatu
pendidikan (Hadi, 2018), hal ini menunjukkan bahwa mutu merupakan suatu yang
kompleks dan menyeluruh sehingga seluruh aspek yang ada harus diperhatikan dengan
sangat baik, agar seluruh komponen sistem berjalan dengan baik dan tujuan dari sebuah
sistem tersebut tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat salisbury tentang mutu “The
basic idea behind quality science is that quality control can be designed into very
procedure, every action, every steep of every process that occurs in a organization”
(Salisbury,1996).
Manjemen mutu berusaha mengevaluasi setiap proses bahkan saat proses tersebut
berlangsung, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas tindakan dan langkah-
langkah menjadi lebih baik daripada hanya dilakukan evaluasi diakhir sehingga pada
akhir proses nantinya akan dihasilakan sesuatu yang lebih baik, dalam manajemen mutu
setiap individu dituntut untuk selalu berimprovisasi dan mengembangkan skill dari
masalah-masalah yang dihadapi selama proses berlangsung. Jika manajemen mutu dapat
diterapkan dalam sistem pendidikan dengan baik, maka masalah-masalah dalam
pendidikan dapat teratasi dengan lebih efektif dan efisien serta kualitas pendidikan akan
selalu meningkat.
Mutu dalam konsepsi salisbury mengatakan bahwa jika suatu sistem yang telah
dirancang dan dibuat tidak berjalan dengan lancar sehingga tidak menghasilkan dan
mencapai tujuan yang diinginkan, hal ini disebabkan oleh dua faktor yakni: manusia atau
pelaku sistem tidak menjalankan sistem dengan tepat atau pelaku sistem memilih proses
yang salah, tujuan lain dari manajemen mutu ialah menuntut pelaku atau organisasi
memilih dan mengoreksi setiap langkah dan proses dalam hal ini pendidikan,
mengidentifikasi proses yang tidak berjalan dengan lancar dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut, selain itu dalam bukunya salibury juga menegaskan bahwa setiap
pekerjaan bukan sesuatu yang sepele, setiap masalah dan langkah dalam suatu pekerjaan
dapat dianalisa, dan dipelajari secara ilmiah.
2) Variabel penting dalam manajemen mutu
a. Variasi atau keberagaman
Keberagaam dalam suatu organisasi atau sistem merupakan hal yang tidak
dapat dihindari karena keberagaman akan selalu ada dalam setiap unsur di
lingkuangan masyarakat, untuk memahami manajemen mutu suatu organisasi atau
seseorang harus memahami keberagaman anggota dalam ogranisasinya. Dalam dunia
pendidikan keberagaman yang dimaksud ialah sistem sekolah, peralatan sekolah,
fasilitas sarana dan prasarana sekolah, iklim suatu sekolah, karakteristik peserta didik,
karakteristik pendidik dan faktor-faktor lainya.
Menurut salisbury dalam dunia pendidikan keberagaman dibedakan menjadi
dua jenis, diantaranya:
a) Random Variation
Keberagaman yang terjadi bersifat alamiah, bahwa dalam setiap
diri peserta didik memiliki karakteristik, motivasi, cara belajar, minat dan
bakat dalam diri, cara untuk memahami sebuah konsep, dan cara memilih
sesuatu. Dalam setiap diri pendidik juga memiliki konsep cara hidup yang
berbeda, seperti cara mengajar, motivasi dalam melakukan pekerjaan,
kebiasaan dalam bekerja serta latarbelakang sosial ekonomi dan
pendidikan yang berbeda.
Dalam pendidikan tujuan mengetahui karakteristik perbedaan yang
terjadi dalam dunia pendidikan khusunya sekolah adalah untuk
mengetahui penyebab perbedaan tersebut sehingga dapat dipilih solusi
yang tepat dalam meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah.
b) Special Cause Variaton
Keberagaman atau penyimpangan yang terjadi dikarenakan akibat
dari sistem serta langkah-langkah yang digunakan. Sehingga seorang guru
atau kepala sekolah harus memastikan bahwa keberagaman yang terjadi
bukan berasal dari sesuau yang alami akan tetapi dari sistem yang
berjalan.
Ilmu yang berkualitas menyediakan seperangkat metode yang andal dan terbukti untuk
mencapai keunggulan dalam organisasi. oleh karena itu, ini merupakan bagian penting, vital
sebelumnya dalam setiap peningkatan usaha pendidikan. Bab sebelumnya menyajikan beberapa
konsep dasar yang terlibat dalam ide-ide kunci sains berkualitas yang merupakan bagian dari
teknologi ketiga.Saya menjelaskan bagaimana pekerjaan terdiri dari proses, bagaimana ilmu
kualitas membantu kita mengendalikan biaya, bagaimana kita dapat menggunakan data dan
informasi tentang proses untuk memperbaikinya.Bagaimana membuat sekolah virtual dan produk
virtual, bagaimana mengukur dan meningkatkan kepuasan pelanggan, dan bagaimana
merencanakan tindakan korektif. Ide dan tindakan ini telah sangat berhasil dalam meningkatkan
bisnis, manufaktur, dan usaha lain dan bisa juga berhasil di sekolah. Chepter ini menyajikan
informasi yang akan membantu Anda menerapkan ide dan pendekatan sains yang berkualitas
dalam organisasi pendidikan.
Kemajuan Qulaity (publikasi yang paling banyak dibaca di antara orang-orang yang
bertanggung jawab atas upaya peningkatan kualitas di organisasi mereka) baru-baru ini
menerbitkan serangkaian artikel tentang apa yang biasa disebut "tujuh alat kualitas". Ketujuh alat
ini adalah dasar untuk sains berkualitas. Dengan menggunakan ketujuh alat dasar ini, orang dapat
berhasil membangun proses peningkatan kualitas dalam sistem pendidikan.
Kebanyakan buku tentang kualitas berisi satu atau dua bab tentang alat-alat ini.
Bagaimanapun, sangat sedikit yang menawarkan contoh dari pendidikan. Padahal banyak proses
dan aktivitas yang terlibat dalam menjalankan sistem sekolah seperti tugas administrasi dan
fungsi manajemen sangat mirip dengan yang terjadi di organisasi besar mana pun, akan sangat
membantu untuk melihat contoh yang secara khusus terkait dengan perusahaan pendidikan,
dalam bab ini, semua contoh adalah darwn dari pendidikan, dan bahasa yang menjelaskan
aplikasi alat ini disesuaikan dengan pendidik.
Dalam bab ini, saya tidak memberikan diskusi panjang lebar tentang statistik yang
menyertai alat tersebut. Saya hanya menjelaskan jenis data yang dikumpulkan untuk masing-
masing dan bagaimana menggunakan data tersebut untuk membuat perbaikan sistem yang
efektif. Padahal benar bahwa ilmu yang berkualitas membutuhkan penggunaan data dan
pengetahuan statistik tingkat lanjut secara ekstensif. Setiap orang dengan pengetahuan dasar
matematika dan kemampuan membaca grafik dan grafik dapat menggunakan alat yang
dijelaskan di sini, pada dasarnya, alat dasar ini hanyalah cara untuk mengatur dan menampilkan
data secara visual. Dalam banyak kasus, staf, guru, atau siswa dapat mengumpulkan data sendiri,
dan mereka dengan senang hati melakukannya karena hal itu memberi mereka lebih banyak
tanggung jawab dan kendali atas pekerjaan mereka. Dengan menggunakan alat ini, administrator,
guru, dan siswa memahami proses yang mereka gunakan dalam pekerjaan mereka sehingga
mereka dapat mengontrol proses dan meningkatkannya. Tanpa alat untuk membantu
mendefinisikan masalah, kami akan selamanya “memadamkan api” daripada memperbaiki
sistem.
Ingat kembali bab sebelumnya bahwa salah satu langkah penting dalam peningkatan
kualitas adalah mengidentifikasi sumber variasi dalam proses sistem, sehingga kita dapat
membedakan antara variasi penyebab acak dan khusus dalam proses tersebut. Salah satu cara
termudah untuk menentukan sumber variasi adalah diagram sebab dan akibat. Diagram sebab
dan akibat (juga dikenal sebagai diagram tulang ikan karena menyerupai kerangka ikan)
GAMAR 129
Diagram sebab dan akibat sangat berharga untuk menganalisis hampir semua masalah
atau masalah yang memerlukan perhatian, dan dapat dengan mudah dipelajari oleh orang-orang
di semua tingkat organisasi (termasuk siswa) dan segera diterapkan. Meskipun diagram sebab
dan akibat dapat dikembangkan oleh individu, paling baik digunakan oleh tim. Salah satu atribut
paling berharga dari alat ini adalah menyediakan sarana yang sangat baik untuk memfasilitasi
sesi curah pendapat. Ini memfokuskan peserta pada masalah yang sedang dihadapi dan
memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan berbagai aspek masalah. Sekali lagi, kami
tertarik untuk mengidentifikasi aspek-aspek masalah yang dapat kami kendalikan, penyebab
khusus. Kami kemudian dapat mulai mengerjakan faktor-faktor ini, sehingga meningkatkan
proses dan mengurangi jumlah variasi penggunaan khusus.
b. Bagan pengendalian alat kedua
Manajer pendidikan sering kali mendasarkan keputusan mereka pada data yang
disediakan setiap hari, mingguan, atau bulanan. Data ini biasanya ditampilkan dalam laporan
dengan baris, dan kolom angka. Masalah dengan jenis laporan ini adalah bahwa mereka tidak
membedakan antara variasi penyebab acak dan khusus. Untuk menemukan variasi penyebab
khusus, manajer pendidikan harus melihat data dengan cara yang berbeda. Menggunakan
diagram kendali adalah salah satu cara yang memudahkan untuk membedakan variasi acak dari
variasi penyebab khusus.
Bagan kendali di bawah ini menunjukkan data ketidakhadiran harian selama 18
minggu. Bagan serupa dapat digunakan untuk menunjukkan frekuensi rujukan disiplin, interupsi
kelas, skor pada tes kelas atau tes standar, atau jenis informasi lain yang dapat dilacak dan diplot
dari waktu ke waktu. Bagan di halaman berikutnya, misalnya, menunjukkan jumlah waktu yang
dihabiskan untuk kegiatan belajar.
Presentasi ini berbeda dari presentasi numerik biasa yang hanya mencantumkan angka
pada selembar kertas. Bagan kendali memiliki dua keunggulan penting. Pertama, angka-angka
tersebut diplot untuk menunjukkan pola akurensi dari waktu ke waktu. Keuntungan kedua
berkaitan dengan garis putus-putus di sepanjang bagian atas dan bawah grafik. Garis-garis ini
menunjukkan "batas" atas dan bawah dari data. Pekerja berkualitas menyebut batas atas batas
kendali atas (UCL) dan batas bawah batas kendali (LCL). Batasan ini dibangun menurut rumus
statistik dari data yang dikumpulkan selama proses.
Bagaimana tampilan seperti itu membantu manajer? adalah menunjukkan kepada
mereka variasi penyebab khusus. Titik yang berada di luar batas kendali atau yang termasuk
dalam pola tertentu adalah sinyal variasi sebab khusus. Dalam grafik absensi, ada dua poin di
luar batas kendali; hari kehadiran yang sangat rendah
GAMBAR 132
terjadi pada tanggal 9 dan lagi di minggu ke-15. Dengan demikian, manajer dapat menyelidiki
apa yang unik tentang kejadian khusus ini, dan kemungkinan akan mengidentifikasi masalah
yang dapat diperbaiki secara produktif. Selain dua contoh ini, variasi ketidakhadiran
kemungkinan besar disebabkan oleh penyebab acak yang muncul dari faktor yang selalu ada dan
tidak dapat dikendalikan (penyakit, alasan pribadi atau keluarga). Dalam kasus grafik ini, untuk
menanyakan mengapa ketidakhadiran lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari lain
merupakan strategi "hasil rendah", yang berarti bahwa manajer tidak akan mendapatkan banyak
pengembalian untuk waktu dan sumber daya yang dikeluarkan untuk mencoba menjawab
pertanyaan tersebut. Lebih buruk lagi, menginvestasikan waktu untuk mengejar penyebab acak
mengurangi tugas lain yang lebih produktif. Mengejar penyebab acak disebut "gangguan".
Merusak mencoba untuk melawan penyebab acak. Tidak ada gunanya karena penyebab acak
tidak dapat dikendalikan).
Manajer hanya dapat membuat keputusan yang tepat jika mereka memahami variasi
penyebab acak dan khusus dan tahu bagaimana membedakannya. Jika tidak, mereka cenderung
menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk marah. Perbaikan nyata tidak dapat dilakukan
sampai gangguan berhenti. Bagan kendali seperti di bawah ini yang menunjukkan data kegiatan
belajar menyediakan cara tercepat dan terpasti untuk menentukan reaksi yang tepat terhadap
variasi. Meskipun tidak ada poin yang ditunjukkan di sini di bawah LCL, jelas ada perbedaan
besar dalam jumlah waktu per hari yang dihabiskan untuk kegiatan pembelajaran, dan
peninjauan lebih lanjut mungkin diperlukan. Meskipun tidak ada poin yang ditampilkan di
bawah LCL, jelas ada perbedaan besar dalam jumlah waktu per hari yang dihabiskan untuk
kegiatan pembelajaran, dan peninjauan lebih lanjut mungkin diperlukan).
Diagram kendali menunjukkan kepada kita apa yang mampu dilakukan oleh suatu
sistem. Mereka tidak memberi tahu kami apakah hasilnya "cukup baik". Tingkat kehadiran,
GAMBAR 133
tingkat kelulusan, atau hasil yang tidak dapat dicapai mungkin tidak seperti yang kami harapkan.
Bagan kendali hanya menunjukkan apa yang mampu dilakukan oleh sistem. Satu-satunya cara
untuk meningkatkan sistem yang hanya memiliki variasi acak adalah mengubahnya secara
mendasar dengan menerapkan prosedur, bahan, metode, atau peralatan yang sama sekali baru.
LEMBAR PERIKSA
PENGGUNAAN LAB KOMPUTER
1. Catat jumlah siswa yang menggunakan komputer dan plot nomor tersebut pada kisi waktu
2. Penghitungan harus dilakukan setiap 30 menit selama setengah jam
3. Gunakan bagian "catatan" untuk merekam sesuatu yang tidak biasa.
Tanggal pengamatan: 6-7-90, 6-8-90,6-9-90
Lab komputer #: 2
Perekam: Ginny grove
Gambar 136
e. Bagan pareto alat ke lima
Dinamai setelah pergantian abad ekonom vilredo pareto, prinsip Pareto menyatakan bahwa 80%
masalah berasal dari 20% kemungkinan penyebab. Artinya di sebagian besar Organisasi adalah
bahwa kami dapat memperoleh peningkatan paling banyak dengan memfokuskan upaya kami
pada beberapa sumber masalah. Sebuah organisasi dapat mengidentifikasi 50 atau 100 masalah,
tetapi kebanyakan dari mereka, menurut prinsip pareto, dapat dikaitkan dengan beberapa sumber.
Jika kita dapat mengidentifikasi beberapa sumber penting ini, kita dapat menyelesaikan sebagian
besar masalah kita. Tugas seorang manajer yang efektif adalah memusatkan upaya perbaikan
pada penyebab penting dan tidak terganggu oleh banyak hal yang sepele.
GAMBAR 137
Bagan pareto adalah cara mengkategorikan dan memprioritaskan masalah. Data dapat
dikumpulkan tentang ketidakhadiran siswa, penggunaan waktu staf, waktu siswa bertugas,
vandalisme gedung sekolah, jumlah tugas yang harus diulang, pertanyaan atau keluhan orang
tua, jumlah kesalahan atau masalah lain yang terkait dengan pembelajaran atau sekolah. Data
harus diatur seperti yang ditunjukkan dalam contoh diagram pareto ini. Penyebab yang paling
sering ditempatkan di sebelah kiri, dan penyebab lainnya ditambahkan dalam urutan kejadian
yang menurun. Skala di sisi kanan grafik menunjukkan persentase dari total masalah yang
disebabkan oleh masing-masing penyebab.
Bagan pareto pertama yang diberikan di sini menunjukkan data aktual yang
dikumpulkan oleh administrator di sekolah tempat denver di Wilmington, ohio tentang sumber
kasus pengungkapan di sekolah itu. Datanya mungkin serupa di sekolah lain. Bagan pareto
membuatnya cukup jelas sumber masalah mana yang perlu dikurangi atau dihilangkan untuk
memiliki dampak nyata pada masalah tersebut. Dalam diagram pareto berikut menunjukkan data
yang dikumpulkan oleh tim administrator di springfield, Pennsylvania tentang penangguhan di
luar sekolah. Claima sedang dibuat bahwa kebijakan penangguhan sekolah mereka saat ini tidak
efektif. Tim tertarik dengan jumlah penangguhan yang berulang, yaitu berapa kali seorang siswa
ditangguhkan.
GAMBAR 138
Bagan pareto mengungkapkan bahwa 50% dari penangguhan hanya terjadi satu kali,
dengan 18% lainnya terjadi dua kali dalam setahun. Dengan demikian, data tersebut tidak
mendukung klaim penangguhan berulang: pada kenyataannya, hal itu menunjukkan
penangguhan sekolah menjadi alat disipliner yang sangat efektif untuk distrik tersebut.
140…..bukan gbr
Dalam hal ini, sumber utama masalah kedisiplinan ada pada bus sekolah, hal ini kemudian
menjadi fokus dari administrasi Denver Place ketika mereka berusaha untuk mengatasi masalah
kedisiplinan. Mereka memutuskan untuk melembagakan program disiplin teman yang disebut
fussbusters di bus dan di area lain di sekolah. Hasilnya, mereka mampu mengurangi jumlah
kasus kedisiplinan hingga 69% secara keseluruhan dan 73% di bus sekolah.
Organisasi yang berfokus pada kualitas dan efisiensi tidak boleh mengizinkan siapa pun
untuk mulai mengerjakan masalah sampai dia mengembangkan bagan pareto. Grafik harus
menunjukkan bahwa masalah yang sedang dikerjakan adalah yang paling penting pada saat itu.
Alternatifnya adalah memungkinkan orang menghabiskan waktu dan energi yang berharga untuk
memecahkan masalah yang sepele.
GAMBAR 139
Enam alat yang dibahas sejauh ini membantu kami mengidentifikasi sumber variasi
penyebab khusus dalam sistem kami. Ini adalah area yang dapat kami pengaruhi dan kendalikan
secara langsung untuk meningkatkan proses kami. Setelah kami mengidentifikasi mayornya
Tujuh alat kualitas telah diilustrasikan dalam bab ini menggunakan contoh dari diagram
sebab dan akibat pendidikan dan diagram alir. Ketujuh alat ini adalah dasar untuk membangun
proses sains yang berkualitas dalam pendidikan. Pengumpulan informasi relevan yang digunakan
oleh alat menghasilkan minat, mengundang analisis, dan menyoroti peluang untuk perbaikan.
Ketika manajer dan orang lain dalam organisasi secara sistematis, menggunakan alat ini untuk
menentukan proses, menentukan penyebab masalah dan memantau peningkatan, kesadaran
meningkat secara eksponensial, dan metode serta proses dapat ditingkatkan ke titik di mana
mereka secara konsisten memberikan hasil yang baik.
5. Referenci