Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN AGAMA, MORAL DAN AKHLAK

a. Pengertian Agama

Secara terminologis, Hasby as-siddiqi mendefinisikan agama sebagai undang-


undang ilahi yang di datangkan allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan
manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama
adalah peraturan tuhan yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kehidupan
manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Agama menurut kamus besar indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan kepribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Agama merupakan suatu lembaga atau instuisi penting yang mengatur kehidupan
rohani manusia.untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari
titik persamaannya dan titik perbedaannya.Manusia memiliki kemampuan terbatas,
kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada
sesuatu yang luarbiasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
b. Pengertian Moral

Pengertian moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin,mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan.di dalam kamus umum bahasa indonesia dikatakan
bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Dalam bahasa indonesia disejajarkan dengan susila atau kesusilaan. Yang


dimaksud dengan moral ialah norma norma yang sesuai dengan konsep konsep yang
umum diterima tentang laku perbuatan manusia, mana yang baik dan wajar. Dari
pengertian dipahami bahwa moral adalah perilaku dan perbuatan yang diukur dari ukuran
ukuran perbuatan yang diterima oleh lingkungan pergaulan hidup.
c. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah meng-indonesia, merupakan
bentuk jama’ dari kata khulq. kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan
khaliq yang bermakana pencipta dan kata makhluk yang artinya ciptaan, yang diciptakan,
dari kata khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan kata akhlak yang
mengacun pada makna “penciptaan” segala yang ada selain tuhan yang termasuk di
dalamnya kejadian manusia.
Para ahli bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabi’at, kebiasaan,
perangai,aturan. Para ulama ilmu akhlak merumuskan definisinya dengan berbagai
ungkapan di antaranya sebagai berikut :
a. Ibnu Maskawah (w.421 H/1030M) menyatakan akhlak ialah kondisi jiwa yang
senantiasa mempengaruhi untuk bertingkah laku tanpa pemikiran dan pertimbangan.
b. Sidi Ghazauba, menurutnya akhlak adalah sikap kepribadian yang melahirkan
perbuatan manusia terhadap Tuhan dan manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai
dengan suruhan dan larangan serta petujnuk al-Qur’an dan Hadits.
Berdasarkan pengertian di atas, terdapat beberapa ciri dalam perbuatan akhlak
islam ini, yaitu:
1. Perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa yang menjadikan kepribadian seseorang.
2. Perbuatan yang dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan petimbangan.
3. Perbuatan itu merupakan kehendak diri yang dibiasakan tanpa paksaan.
4. Perbuatan itu berdasarkan petunjuk al-Qur’an dan al Hadits.
5. Perbuatan itu untuk berperilaku terhadap allah, manusia, diri sendiri dan makhluk
lainnya.

Hikmah dari penggunaan kata akhlak yang memiliki sumber yang sama dengan
kata khaliqAkhlak adalah sifat-sifat manusia yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwa dan selalu ada pada-nya. Sifat itu dapat lahir berupa perkataan baik,
disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai
dengan pembinaannya.
d. Agama Sebagai Sumber Moral Kehidupan
Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan
menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan agama sebagai
pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Di tengah krisis moral manusia
modern akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan
lebih aktif dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan
seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan
yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.

Menurut A.H. muhaimin dalam buku cakrawala kuuliah agama bahwa ada
beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama yaitu :
1. Agama itu mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah, dan tawakal.
2. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi : berani berjuang
menegakkan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa.
3. Agama memberikan sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat
mulia dan terpuji, toleransi dan manusiawi.

Dengan demikian peranan agama sangat penting dalam kehidupan manusia salah
satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari tuhan sangat
efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak
melakukan tindakan amoral.
e. Akhlak Mulia sebagai Sumber Moral

Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada
akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan
akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya.
Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada
yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat:
1. Hikmah
Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah yaitu bisa menentukan benar dan salah
2. Amarah
Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani keadaan kekuatan amarah yang
tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau di kekang.
3. Nafsu
Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah yaitu keadaan
syahwat yang terdidik oleh akal.
4. Keseimbangan di antara ketiganya
Kekuatan keseimbangan di antara yang ketiga di atas.

Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi


kepada sesama, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama,
menghormati orang lain, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri
dari hal-hal yang haram.
Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan
aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros,
peminta, pesimis, statis, putus asa.
Akhlak mulia dalam kehidupan sehari diwujudkan baik dalam hubungannya
dengan Allah – akhlak terhadap Allah, antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah;
hubungannya dengan diri sendiri,akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan
dinamis, sabar, jujur, ; dengan orang tua atau keluarga,akhlak terhadap orang tua, antara
lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama,akhlak terhadap sesama
atau masyarakat, antara lain: dermawan, pemaaf, dan hubungannya dengan alam,akhlak
terhadap alam, antara lain: merenungkan, memanfaatkan. 
Nilai Akhlak Yang Mulia
Karakterristik prilaku peradaban yang pertama adalah seorang muslim hendaknya
menghiasi diri dengan akhlak yang mulia nan luhur, dan menjauhkan diri dari akhlak
yang hina nan rendah. Rasulullah SAW. Bersabda :”sesengguhnya allah mencintai aklak
yang luhur, dan membenci akhlak yang hina.” “sesungguhnya allah menyukai hal-hal
yang mulia dan utama, dan membenci hal-hal yang rendah nan hina.” “ sesungguhnya
allah itu indah, dan menyukai keindahan dan menyukai akhlak yang luhur serta
membenci akhlak yang hina.
” Beliau juga bersabda: “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia,”. Hadits ini menjadikan penyempurnaan akhlak yang mulia atau akhlak yang
shalih sebagai tujuan diutusnya nabi dan tujuan rishalahnya. Ini merupakan penghargaan
dan penghormatan bagi nilai akhlak dalam dakwa nabi.
Para ulama berkata bahwa akhlak yang mulia atau akhlak yang shalih adalah
setiap tindak perilaku yang membawa kebaikan bagi agama, dunia dan akhirat, yaitu yang
terakumulasikan dalam doa nabi: “ya Allah! Baikkanlah bagiku agamaku yang
merupakan tameng urusanku dan baikkanlah duniaku yang merupakn tempat hidupku dan
baikkanlah akhiratku yang kepadanya kami kembali dan jadikanlah kehidupan ini
penambah setiap kebaikan bagiku dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagiku
dari segala kejelekan.”
Adalah satu keuntungan bagi kaum muslimin karena allah telah menjadikan bagi
mereka sesorang suri tauladan untuk mereka teladani, yang pada dirinya terefleksi semua
akhlak mulia secara sempurna, akhlak yang merupakan panduan antara akhlak warisan
seluruh rasul sebelumnya dengan penambahan dari dirinya.
Pribadi panutan itu tidak lain adalah rasullullah SAW. Yang kepadanya allah
memuji dalam firmannya: “dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.” (Q.S. Al-Qalam:4).“sesungguhnya telah ada pada diri rasullulah itu suri tauladan
yang baik bagimu(yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan dia banyak menyebut allah.”(Q.S. Al-Ahzab:21).
Aisyah pernah ditanya tentang akhlak suaminya. Ia menjawab dengan jawaban
yang sangat indah dan simpel:”akhlaknya adalah Al-Qur’an”. Maksud aisyah adalah
perilaku Nabi merupakan penjelmaan nyata dari Al-Qur’an. Seperti halnya Nabi
menjelaskan Al-Qur;an kepada manusia dengan lisannya, ia juga menjelaskan dengan
tindakan dan perilakunya.
Adalah suatu karunia besar Allah bagi kita semua bahwa sirah Nabi itu tidak
hilang, tidak seperti sirah sirah pada rasul terdahulu. Sirah Nabi kita senantiasa terjaga
dan terekam dalam kitab-kitab sirah secara detail, sejak dari kelahirannya hingga
wafatnya, terkhusus fase masa pengangkatanya, dan terkhusus lagi fase pasca hijrah.
Sirah itu telah ditulis oleh para ulama, dalam setiap zaman selalu saja dikarang
buku- buku tentang sirahnya, sehingga kini kita mempunyai banyak khazanah kitab sirah.
Selalu saja para ulama hingga kini melakukuan upaya taqarrup kepada Allah dengan
menulis catatan sirah yang luhur ini, menjelaskan sisi-sisi keagungannya dan sisi-sisi
pelajaran dan anutan darinya. Tidak ada seornag manusiapun kecuali ia akan menemukan
dalam sirah yang komplit dan komprehesif ini ini teladan dan petunjuk yang paling
sempurna; baik dia seorang pemuda, orang tua, bujangan, yang berkeluarga, kaya,
miskin, penguasa, rakyat, prajurit, sipil dan lain-lain. Semuanya akan sepakat bahwa
tidak ada orang yang memiliki sifat-sifat akhlak mulia dan terpuji yang menjadi teladan
dan anutan selain sorang bernama Muhammad SAW. Kekomplitan sirahnya sebanding
dengan kekomprehensif-an risalahnya.
Termasuk kedalam kategori akhlak yang mulia adalah baik budi pekerti dan
pergaulan, sebagai mana di serukan sunnah dalam berbagai hadits Nabi SAW, seperti
hadits-hadits berikut ini.
“sesempurna sempurnanya keimanan orang-orang mukmin adalah orang yang
paling baik akhlaknya.” “orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
mereka yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya orang diantara kamu adalah
mereka yang paling baik perlakuannya terhadap istri-istrinya.”
“ orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang
paling baik akhlaknya, paling banyak pertolongnnya, mereka yang hidup dengan penuh
kasih sayang dan kaakuran serta yang suka mengakurkan (mendamaikan) orang lain.”
“suatu kebaikan yang paling berat timbangannya dalam timbangan seorang
mukmin (pada hari kiamat nanti) adalah akhlak yang baik, sesungguhnya Allah
membenci kekejian dan orang yang keji lagi jahat.” “ bertaqwalah kepada allah
dimanapun kamu berada, ikutilah kejelkan dengan kebaikan maka ia (kebaikan akan
menghapusnya) dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
Nilai Akhlak yang Baik dalam keluarga
Penting bagi para orang tua untuk memperhatikan beberapa hal yang berulang
kali ditekan kan dalam Al-Qur’an demi kepentingan diri dan anak-anak mereka sendiri.
Sejatinya, tidaklah sukar untuk mempunyai akhlak yang baik dan menghindari perbuatan
jahat. Adalah mudah untuk menempatkan akhlak kedalam perbuatan dan menghindari
tindakan yang tidak pantas dalam suatu jangka waktu yang pendek. Pasalnya, hal ini
tidak hanya mempermudah kemjuan kita dijalan menuju Allah, melainkan juga akan
memperkuat pernikahan kita, meningkatkan cinta kita, dan berbuat sebagai contoh bagi
orang lain, terutama bagi anak-anak kita.
Kesetiaan kepada akhlak yang baik akan menciptakan suasana kasih sayang dan cinta,
kemanan dan kedamaian, kemurnian dan kesehatan serta akan membuat semua aspek
kehidupan menjadi menyenangkan.dalam beberapa ayat, Al-Qur’an telah memuji Nabi
SAW karena berakhlak baik dan mempertahankan sifat ini.
“ maka di sebabkan Rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. ...”
[QS. Ali imran (3):159]
“ dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” [QS.Al-
Qalam (68): 4]
Nabi SAW bersabda, “ islam bermakna berakhlak baik. “
Imam Mujtaba as besabda, “kebaikan yang paling baik adalah akhlak yang baik. “
Nabi SAW bersabda, “ akhlak yang baik ditemani oleh kebaikan dunia dan
akhirat.”
Imam ali as berkata, “ suatu akhlak yang baik adalah kepala semua kebaikan.”
Imam yang keenam as berkata, “ tidak ada hidup yang lebih baik dari pada hidup seorang
dengan akhlak yang baik.”
Nabi SAW bersabda, “ allah akan meninggikan derajat orang yang berakhlak baik
dari orang yang berpuasa dan bangun malam hari untuk mendirikan salat.” Di
sabdakannya pula, “ yang mula-mula dihitung pada hari penghakiman adalah akhlak
seseorang.” Selain itu, di katakannya, “orang yang paling aku sayangi dan paling dekat
dengan ku di antara kalian di akhirat adalah orang dengan akhlak yang paling baik, dan
paling rendah hati.”

Kemuliaan dan akhlak yang baik menjadi sangat berharga sehingga nabi islam
yang mulia SAW telah menyatakan bahwa hal itu menjadi alasan mengapa ia terpilih
menjadi nabi. “ sesungguhnya,aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,dan
tidak ada yang lain.” “ Aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Berakhlak baik dan memiliki akhlak yang baik adalah cahaya sifat-sifat allah,
jalan para nabi dan imam, dan penyebab berkah dan kebaikan bagi orang-orang dengan
sifat-sifat tersebut.
Suatu akhlak yang buruk dan perilaku yang salah merupakan sifat setan dan
penyebab gangguan terhadap kehidupan, kegelisahan, perceraian, dan kebencian orang.
Disamping itu, merusak kehidupan disini dan diakhirat.
Adapun nilai akhlak yang mulia dalam kehidupan
5. Akhlak kepada Allah
Perwujudan akhlak kepada allah antara lain :
Menauhidkan yaitu mengesakan bahwa allah adalah pencipta bahwa allah yang wajib
di sembah oleh kita.
 Beribadah
 Bersyukur
 Berdoa
 Berzikir
Tawakal yaitu sikap pasrah kepada allah atas ketentuannya sambil berusaha
Mahabbah ( cinta ) yaitu merasa dekat dan ingat terus kepada allah yang diwujudkan
dengan ketaatan kepada-nya dan menjauhi larangan-nya.
6. Akhal kepada diri sendiri
Perwujudannya yaitu :
 Kreatif dan dinamis
 Sabar
 Benar
 Amanah atau jujur
 Iffah yaitu menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh allah
 Tawadu’ yaitu sikap rendah hati dan tidak sombong
7. Akhlak kepada ibu, bapak dan keluarga
Perwujudannya yaitu :
 Berbakti kepada kedua orang tua
 Mendoakan kedua orang tua
 Adil terhadap saudara
 Membina dan mendidik keluarga
 Memelihara keturunan
8. Akhlak terhadap orang atau masyarakat
Untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain harus disertai dengan
akhlak, antara lain :
 Membangun sikap ukhuwah atau persaudaraan
 Melakukan silaturahmi
 Ta’awun yaitu saling tolong menolong dalam hal kebajikan
 Bersikap adil
 Bersikap pemaaf dan penyayang
 Berikap dermawan
 Menahan amarah dan berkata yang baik ( lemah lembut )
9. Sikap musawah dalam arti persamaan dalam hidup bermasyarakat maupun
dalam persamaan dalam hukum
 Tasamuh yaitu saling menghormati
 Bermusyawarah
 Menjalin perdamaian
 5.Akhlak kepada alam
 Perwujudannya yaitu
 Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
 Memanfaatkan alam.

Anda mungkin juga menyukai