Anda di halaman 1dari 1

Buku Fiksi

 Judul Buku: Anak Kost-Kostan


 Pengarang: Serena Tria
 Penerbit: Pustaka Remaja
 Tahun terbit: 2009
 Tebal halaman: 341 halaman

Ringkasan Buku
Buku fiksi berupa novel dengan genre komedi ini terinspirasi dari kisah pribadi penulis yang dibalut
dengan kisah fiksi. Beberapa kejadian penting jadi adegan-adegan ikonik yang bahkan sempat viral di
media sosial beberapa waktu lalu. Buku ini berkisah tentang kehidupan anak kost, dari tiga sudut
pandang tokoh yang berbeda, Rena, Asri, dan Yana.
Rena adalah mahasiswa jurusan psikolog, pendatang dari Jawa Timur, tokoh ini terkenal sebagai
tokoh yang punya logat daerah medok dan suka mengeluarkan celetukan-celetukan yang konyol. Asri,
seorang apoteker yang baru saja putus cinta karena ditinggal menikah sang kekasih, jadi salah satu
tokoh yang paling mellow dan sendu. Sedangkan Yana, seorang jurnalis televisi yang sibuk meniti
karier sambil membiayai adiknya sekolah.
Ketiganya sering menghabiskan waktu bersama di kost-kostan dan selalu ada saja kejadian lucu yang
terjadi di antara ketiganya. Tidak semua kisah lucu dalam buku ini diangkat dari kisah nyata, karena
nyatanya buku ini adalah karya fiksi dari Serena.

Kelebihan Buku
Buku komedi ini bisa menceritakan sisi menyenangkan dan seru dari kehidupan kost-kostan, khas
anak perkotaan. Lewat buku ini, pembaca yang hendak merantau pun diharapkan bisa mempersiapkan
diri karena kisah-kisah dalam buku ini pun terinspirasi dari kisah nyata. Karakter Rena yang polos
sangat menghibur, apalagi celetukannya yang terkesan tidak pandang situasi kondisi. Sementara
karakter Asri digambarkan sebagai tipikal wanita muda yang sedang patah hati dan karakter Yana
merupakan simbol dari feminisme masa kini, di mana seorang perempuan ikut bertanggung jawab
menanggung beban keluarga.

Kekurangan Buku
Sayangnya, masih banyak kesalahan penulisan, pengetikan, dan tanda baca dalam buku ini. Ada
beberapa adegan yang sebenarnya sangat lucu, tetapi karena penulis kurang bisa menyampaikan
dengan baik, adegan pun jadi terkesan biasa saja. Butuh waktu dua kali untuk memahami apa maksud
leluconnya.

Anda mungkin juga menyukai