Anda di halaman 1dari 8

BAB III

SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA


NETWORK
3.1 Tujuan

a. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya.


b. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM.
c. Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network

3.2 Materi

a. subnetting
b. IP Address
c. CIDR/VLSMl

3.3 Alat dan Bahan

a. Kabel
b. PC
c. Card Land
d. Hub

3.4 Prosedur Praktikum

a. Peserta membaca dan mempelajari materi praktikum


b. Instruktur menerangkan dan menjelaskan teori dan cara kerja
c. Peserta mempraktikan materi percobaan
d. Peserta membuat penyelesaian terhadap soal latihan

3.5 Teori

PENDAHULUAN

Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host
harus mempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan
adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte).

IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan
node/host address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan
untuk multicasting, sedangkan kelas E untuk riset.
Modul Praktikum Jaringan Komputer 2

Gambar Contoh Penggunaan IP Address

Berikut adalah alokasi bit untuk alamat IPv4 :

Kelas A :

Kelas B :

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 3

Kelas C :

Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas :

Subnetting :

Mengapa dilakukan subnetting ?


1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/ memperkecil
broadcast domain)
2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan
3. Pengelolaan secara disederhanakan, yang dapat memudahkan dalam hal
pengelolaan, dan pengidentifikasian masalah.
4. Penghematan alamat IP

Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah
alamat IP danme-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.
Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak
jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.

Contoh Subneting

Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 → “ berarti kelas C ”. (Lihat


tabel di atas) Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kita
lakukan adalah membagi alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang
digunakan adalah 2^n >= jumlah subnet. Variabel n menunjukkan jumlah bit yang
dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet.

Perhitungan:

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 4

2^n >= 6 => 2^3 >= 6 ,sehingga n = 3

1.1 Perhitungan dengan metode binary :

- subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000


- tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang :
11111111.11111111.11111111.11100000
- konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224
(Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet)

Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiap subnet,
lakukan operasi berikut :

256 jumlah rentang dari 0 – 255

224 - nilai ruas terakhir dari subnet yang baru

32 digunakan sebagai range buat subnetnya

Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru. Berikut ini
adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224
:
Subnet ke 0 : 192.168.1.0 – 192.168. 1. 31
Subnet ke 1 : 192.168.1.32 - 192.168.1. 63
Subnet ke 2 : 192.168.1.64 - 192.168.1. 95
Subnet ke 3 : 192.168.1.96 - 192.168.1.127
……………….
Subnet ke 7 : 192.168.1.224 – 192.168.1.255

1.2 Contoh menghitung broadcast address

Coba hitung broadcast address dan network address untuk IP 192.168.1.4 /29
Jawab : /29 berarti netmask = 255.255.255.248
IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100
netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000
Network Addr: (AND) 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000

Broadcast Addr: 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000111


(invers)

1.3 CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)

Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai


IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ),

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 5

namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting


menggunakan CIDR.

Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP


Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),
metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network
prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan
sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua
kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode
CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya
tergantung dari kebutuhan pemakai.

Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR


berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan :

Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana
:

- untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat
terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah
255.255.255.0

- untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat
terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah
255.255.0.0

- untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat
terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0

1.4 VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 6

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang


berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja,
perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian
blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah
diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini
tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address
berkelas.

Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi
kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi
kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga
IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah,
swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik
Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat


berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat
memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa
informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP,
IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode
VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan
menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya
baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :

130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 =
16 Maka blok tiap subnetnya
adalah : Blok subnet ke 1 =
130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :

- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini
kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi
16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24, dst..sampai ke 16

- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat
ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 7

- sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27, dst

1.5 IPv6 Addresses (TAMBAHAN)

IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8 bilangan
16 bit hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038). Bandingkan
dengan IPv4 dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232 (sekitar
4.3x109).

Format penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan


dipisahkan dengan tanda titik dua (:) Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa
macam

- Model x: x: x: x: x: x: x: x
X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsi alamat. Karena terdapat 8 buah
‘x’,
jumlah total = 816 = 128 bit.
Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210

-Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka
direpresentasikan dengan “::”.
Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi
3FFE::FE56:3210

-Model x: x: x: x: x: d: d: d
d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3 direpresentasikan
menjadi ::FFFF:13.1.68.3

1.6 Tugas Tambahan

1. Untuk mengelola manajemen pembagian kerja yang baik sebuah perusahaan


akan melakukan pembagian area kerja berdasarkan divisi atau unit kerja yang
spesifik dengan mengalokasikan sejumlah perangkat komputer (host) sesuai
kebutuhan. Sebagai contoh: Perusahaan “Kreatip Corp” membagi
perusahaannya ke dalam 5 divisi dengan distribusi alokasi kebutuhan hostnya
masing-masing

Network 1 :
Network 2:
Network 3:
Network 4 :
Network 5:

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Modul Praktikum Jaringan Komputer 8

Dengan Metode VLSM tentukan Network Address, First Usable Address, Last
Usable Address, dan Broadcast Address, jika diberikan IP License
………………..

2. Berdasarkan gambar Topologi Jaringan berikut ini, tentukan pembagian


subnetwork dengan metode VLSM, default gateway, dan host pada
masingmasing bagian.

Laboratorium Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Anda mungkin juga menyukai