Oleh :
NAMA : VIDA GRESIANA DACHI
NIM : 4193111085
2019
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Untuk mempertahankan jenis dan spesiesnya, semua makhluk hidup harus
melakukan reproduksi. Makhluk hidup memiliki umur terbatas, karena ada saatnya
kemapuan metabolisme, tumbuh, dan daya adaptasi tidak lagi memadai untuk
mempertahankan diri. Serangan predator, parasit, kelaparan, perubahan lingkungan
yang ekstrim atau karena proses menua (aging) juga mengakibatkan kematian.
Karena itu, agar spesies bisa bertahan hidup jauh lebih lama dari umur hidup
individu, setiap individu harus menghasilkan individu baru sebelum dia mati. Proses
pembentukan individu baru ini disebut dengan proses berbiak atau reproduksi.
Disamping mengganti individu mati, reprosuksi juga bertujuan untuk menambah
keturunan atau menghasilkan variasi.
Reproduksi pada ternak merupakan suatu barometer untuk menilai kehidupan
normal seekor ternak. Untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam usaha
peternakan, perlu diketahui prinsip-prinsip reproduksi, penyebab menurunnya
efisiensi reproduksi, serta cara-car untuk meningkatkannya. Untuk mengatasi
permasalahan ternak, diperlukan suatu upaya peningkatan produksi berupa inovasi
teknologi reproduksi. Hal ini untuk menjawab revolusi industri 4.0 yang menuntut
untuk dapat menghasilkan generasi yang dihasilkan mempunyai kualitas dan
kuantitas lebih baik dari sebelumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara berternak yang baik dan benar?
2. Bagaimana ciri-ciri hewan ternak yang sedang mengalami kebuntingan?
3. Bagaimana keuntungan dan kerugian dari beternak?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara berternak yang baik dan benar.
2. Mengetahui ciri-ciri hewan ternak yang sedang mengalami kebuntingan.
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari beternak.
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan tentang cara beternak.
2. Menjadikan sebuah inspirasi dalam membuat usaha peternakan.
3. Memberi informasi sebagai literature maupun referensi penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Inseminasi buatan adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau
semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan
kedalam saluran alat kelamin betina dengan menggunkan alat khusus. Tujuan adalah untuk
meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur. Inseminasi buatan dapat menggunakan
teknik-teknik peternakan, donasi sperma, dan teknologi reproduksi berbantuan. Teknik-teknik
inseminasi buatan yang tersedia meliputi inseminasi intraservikal (ICI) dan inseminasi intrauterin
(IUI). Inseminasi buatan utamanya diharapkan oleh para wanita yang ingin melahirkan anak
mereka sendiri. Mereka mungkin saja berada dalam hubungan heteroseksual namun pasangan
prianya mengalami infertilitas, dalam hubungan lesbian, atau adalah wanita lajang. ICI dianggap
sebagai teknik inseminasi paling mudah dan paling umum serta mungkin saja digunakan di
rumah untuk inseminasi diri sendiri tanpa bantuan praktisi medis. Dibandingkan dengan
inseminasi alami (yaitu inseminasi dengan hubungan seksual), inseminasi buatan dipandang
lebih mahal dan lebih berbahaya, serta memerlukan bantuan profesional.
Terdapat hukum di sejumlah negara yang membatasi serta mengatur siapa saja yang dapat
menyumbangkan sperma dan siapa saja yang dapat menerima inseminasi buatan, juga
konsekuensi-konsekuensi dari inseminasi tersebut.
Inseminasi buatan pada kasus pasangan heteroseksual di mana sang wanita merasa sulit
untuk hamil, sebelum inseminasi buatan dilakukan sebagai solusi untuk membuatnya hamil,
dokter mensyaratkan pemeriksaan sang wanita maupun pria yang terlibat untuk menghilangkan
semua hambatan fisik yang mungkin menghalangi mereka untuk memperoleh kehamilan.
Pasangan tersebut juga diberikan suatu tes fertilitas atau kesuburan untuk menentukan motilitas,
jumlah, dan viabilitas sperma sang pria serta keberhasilan ovulasi sang wanita. Hasil dari
pengujian itu, dokternya mungkin atau mungkin juga tidak merekomendasikan suatu bentuk
inseminasi buatan. Sperma yang digunakan dalam inseminasi buatan mungkin saja disediakan
oleh suami sang wanita (sperma pasangan) atau juga melalui donasi sperma seseorang yang
dikenal ataupun anonim (sperma donor). Sperma suami dapat digunakan jika keterbatasan
fisiknya menghalangi kemampuannya untuk membuat istrinya hamil melalui hubungan seksual,
ataupun sperma suami telah dibekukan dalam mengantisipasi sejumlah prosedur medis atau
apabila suaminya telah meninggal. Dalam kasus lain, sperma dari donor anonim atau yang
dikenal mungkin digunakan. Meskipun mungkin terdapat berbagai pandangan berbeda dari sisi
hukum, keagamaan, dan budaya dalam hal ini serta karakterisasi lainnya, cara penggunaan
sperma dalam AI dianggap sama. Jika prosedur ini berhasil, sang wanita akan mengandung serta
melahirkan bayi dengan jangka waktu dan cara normal. Dikatakan bahwa kehamilan yang
dihasilkan dari inseminasi buatan tidak berbeda dengan kehamilan yang diperoleh melalui
persetubuhan. Berdasarkan semua kasus, sang wanita akan menjadi ibu biologis dari anak produk
AI, dan sang pria yang spermanya digunakan akan menjadi ayah biologisnya.
Terdapat sejumlah alasan mengapa seorang wanita ingin menggunakan inseminasi buatan
untuk mendapatkan kehamilan. Sebagai contoh, sistem kekebalan tubuh seorang wanita mungkin
menolak sperma pasangannya karena dianggap molekul yang menyerang. Wanita yang memiliki
masalah dengan serviks atau leher rahim, seperti jaringan parut pada serviks, penyumbatan
serviks karena endometriosis, atau mukus tebal pada serviks, mungkin dapat menggunakan AI
karena sperma perlu melewati serviks untuk menghasilkan fertilisasi atau pembuahan.
METODE PENELITIAN
1. Pulpen 1 buah
2. Buku 1 buah
D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Mencari peternakan yang ada disekitar tempat tinggal
2. Melengkapi tabel pengamatan Register Induk dengan mengisi kolom pemilik, alamat
peternakan, asal ternak, jenis ternak, warna bulu, mendiagnosa kebuntingan dan
mengambil foto sebagai dokumentasi.
3. Mengamati dan mendiagnosa apakah ternak ternak mengalami kebuntingan.
4. Mendokumentasikan ternak yang diamati sebagai bukti hasil pengamatan
BAB IV
A. TABEL PENGAMATAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat data untuk Pengamatan Register Induk
sebagai berikut.
C. KESIMPULAN
1. Cara beternak yang baik dan benar adalah
a. Menyediakan kandang yang baik dan sehat
b. Memperhatikan pemberian makanan dengan cara teratur
c. Memberikan vitamin dan obat-obat yg dapat mendukung perkembangan
hewan ternak
d. Memelihara kambing dengan memberikan pakan, perawatan ternak seperti
memandikan, mencukur bulu secara berkala. dan menjaga kesehtan ternak