Disusun oleh :
YESHE ANGGRAINI
(1815011101)
Membandingkan UU jasa konstruksi No.18 Tahun 1999 dan Mencari UU terbaru No.2 Tahun
2017 tentang jasa konstruksi bangunan :
Jawabannya :
Peraturan Perundang-undangan yang diubah tersebut lebih baik dicabut dandisusun kembali
dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru mengenai masalah tersebut.
Mempertimbangkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tersebut maka dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Bab XVI Ketentuan Penutup Pasal 104 huruf b
disebutkan bahwa pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833) dicabut dan
dinyatakantidak berlaku.
B. PERMASALAHAN
Dengan diubahnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi maka terjadi banyak banyak perubahan baik dari segi sistematika dan
materi peraturan perundangan tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan hukum ini yaitu bagaimana
perbandingan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
C. PEMBAHASAN
Konstruksi secara umum dipahami sebagai segala bentuk
pembuatan/pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, bendung, jaringan irigasi,
gedung, bandara, pelabuhan, instalasi telekomunikasi, industri proses, dan
sebagainya) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur. Namun
demikian, konstruksi dapat juga dipahami berdasarkan kerangkaperspektif dalam
konteks jasa, industri, sektor atau kluster. Sektor konstruksi dikonsepsikan sebagai
salah satu sektor ekonomi yang meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, dan operasional berupa transformasi
dari berbagai input material menjadi suatu bentuk konstruksi. Industri konstruksisangat
esensial dalam kontribusinya pada proses pembangunan, dimana hasil produk industri
konstruksi seperti berbagai sarana, dan prasarana merupakan kebutuhan mutlak pada
proses pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Konstruksi secara luas
yang terdiri dari pelaksanaan kegiatan di lapangan beserta pihak stake holder seperti
kontraktor, konsultan, material supplier, plant supplier, transport supplier, tenaga kerja,
asuransi, danperbankan dalam suatu transformasi input menjadi suatu produk akhir
yang mana dipergunakan untuk mengakomodasi kegiatan sosial maupun bisnis dari
society.
Berdasarkan Peraturan Perundangan Jasa Konstruksi adalah layanan jasa
konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi. Konsultansi Konstruksi diartikan
sebagai layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputipengkajian,
perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi
suatu bangunan. Sedangkan Pekerjaan Konstruksi diartikan sebagai keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputipembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.4
Dengan perubahan peundang-undangan tentang Jasa Konstruksi maka pengertian
Jasa Konstruksi mengalami perubahan yang awalnya Jasa Konstruksi meliputi layanan
jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasanpekerjaan konstruksi saat ini Jasa
Konstruksi hanya meliputi layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
konstruksi.
Dengan diubahnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang JasaKonstruksi
maka terjadi banyak banyak perubahan baik dari segi sistematika dan materi peraturan
perundangan tersebut yaitu sebagai berikut.
I. Sistematika Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 terdiri dari 12 bab dan 46 pasal
sedangkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 terdiri dari 14 bab dan 106 pasal.
Hal tersebut karena terjadi penambahan bab yang tidak diatur secara rinci sebelumnya dalam
peraturan yang lama yaitu bab yang mengatur tentang tanggung jawab dan kewenangan, bab
yang mengatur tentang keamanan, kesehatan dan keberlanjutan konstruksi, bab yang mengatur
tentang tenaga kerja konstruksi dan bab yang mengatur tentang sistem informasi jasa
konstruksi.
Perbandingan dari segi sistematika dapat dilihat pada tabel berikut.
dilaksanakan oleh menteri yang berkoordinasi dengan menteri teknis terkait. Bagian
Kedua Kewenangan Paragraf 1 Pasal 5 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6),
(7) dan (8) mengatur mengenai kewenangan Pemerintah Pusat.
Paragraf kedua Pasal 7 menyebutkan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi pada
sub-urusan jasa konstruksi meliputi penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi dan
penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan daerah provinsi. Paragraf
ketiga Pasal 8 menyebutkan kewenangan Pemerintah Dearah Kabupaten/Kota pada sub-
urusan jasa konstruksi meliputi penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi,
penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan daerah kabupaten/kota,
penerbitan izin usaha nasional kualifikasi kecil, menengah dan besar dan pengawasan
tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan Jasa Konstruksi.
Soal 2 :
Mencari kualitas dan mutu menurut ISO terbaru :
Jawabannya:
ISO 9000 series merupakan standar Internasional mengenai sistem manajemen mutu.
Standar ini juga berisi unsur-unsur legal wajib yang bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman
bagi perusahaan. ISO 9000 series mencakup beberapa standar diantaranya ISO 9001, ISO
9004, dan ISO 19011.Satu-satunya standar yang dapat disertifikasi adalah standar ISO 9001,
sedangkan untuk yang lainnya tidak ditujukan untuk mendapat sertifikat atau kontrak.
Organisasi atau perusahaan yang merancang, memproduksi, dan memberikan produk dalam
bentuk barang atau jasa yang telah bersertifikat ISO 9001 tetap harus mengimplemenstasikan
ISO 9004 dan ISO 19011 sebagai dasar strategi manajemennya.Sejak diterbitkan pertama kali
pada tahun 1987, ISO 9001 telah mengalami empat kali perubahan, yaitu pada tahun 1994,
tahun 2000, tahun 2008, dan terakhir tahun 2015 yang berlaku sampai saat ini. ISO 9001
merupakan standar yang berisi persyaratan untuk sistem manajemen mutu yang membantu
perusahaan atau organisasi agar lebih efisien dan kepuasan konsumen meningkat (International
Organization for Standarization, 2015).
Perusahaan harus memahami persyaratan yang terdapat di dalam ISO 9001 dan
mengetahui cara menerapkannya, serta mampu bertahan pada sistem yang telah diterapkan
agar persyaratan tersebut dapat terus menerus terpenuhi. Standar ini digunakan untuk
memastikan bahwa perusahaan telah melakukan pengawasan dan penjaminan pada
semua kegiatan operasinya yang akan mempengaruhi kualitas produk yang
diberikan Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dalam perusahaan jasa
merupakan suatu langkah yang tepat untuk memenangkan persaingan.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah bersertifikat ISO 9001:2015 adalah PT
Tritama Bina Karya. Perusahaan ini bergerak di bidang penyedia jasa tenaga kerja ke luar
negeri. PT Tritama Bina Karya menerapkan standar tersebut sejak 14 Desember 2016. Hal ini
dilakukan sebagai bukti bahwa perusahaan telah berusaha menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas.
Penerapan ISO 9001:2015 berpengaruh baik internal maupun eksternal perusahaan.
Pengaruh internal seperti adanya standarisasi prosedur kerja dan pengaruh eksternal yaitu
meningkatnya persepsi konsumen terhadap kualitas tenaga kerja dari PT Tritama Bina Karya.
Penerapan standar dan persyaratan dalam ISO 9001:2015 akan mempengaruhi kegiatan
promosiperusahaan.
Keberhasilan kegiatan promosi tersebut akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas
konsumen terhadap PT Tritama Bina Karya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dalam Menunjang Pemasaran (Studi pada PT Tritama Bina
Karya)”.
Tujuan dari sistem manajemen mutu adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa
produk yang dihasilkan perusahaan mampu memenuhi persyaratan dari pembeli.
Menurut International Organization for Standarization, sistem manajemen mutu adalah cara
suatu perusahaan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan (baik
langsung maupun tidak langsung) untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Hadiwiardjo dan Wibisono (1996:18) menyebutkan, perusahaan yang menjalankan sistem
manajemen mutu cenderung menunjukkan sifat-sifat berikut:
1. Adanya suatu filosofi bahwa mencegah lebih baik daripada mendeteksi, koreksi, dan hasilnya;
2. Komunikasi yang konsisten di dalam proses dan antara produksi, pemasok, dan pembeli;
3. Pemeliharaan dokumen-dokumen yang cermat dan pengendaliannya kritis secara efisien
4. Kesadaran mutu dari semua karyawan; Kepercayaan manajemen yang sangat tinggi.
Soal 3 :
Perbedaan antara efektif dan efisien :
Jawabannya:
- Kaitannya dengan Sumber Daya dan Biaya
Seperti telah disebut di atas, suatu pekerjaan dianggap efektif ketika kamu
melakukan beberapa tindakan untuk memenuhi target yang diharapkan. Di sini kamu
tidak perlu pusing atas sumber daya atau biaya yang harus tersedia.
- Perbedaan Proses
- Perbedaan Upaya
Tindakan penghematan biaya, waktu, atau tenaga tidak berlaku saat kamu
berbicara soal efektivitas. Apapun bisa kamu lakukan asal bisa mencapai hasil menurut
targetnya. Sementara, efisiensi mengharuskan kamu menimbang soal biaya, tenaga, dan
waktu. Kamu perlu mengelolanya dengan baik agar bisa mencapai hasil tanpa perlu
melakukan tindakan boros.