Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh terpajanya kulit dengan api,
suhu tinggi, listrik, radiasi, maupun bahan kimia sehingga membuat integritas kulit
menjadi terganggu atau rusak.
Luka bakar yang tidak menyebabkan kematian merupakan penyebab utama
terjadinya morbiditas, rawat inap di rumah sakit yang lama, dan disabilitas sehingga
mempengaruhi efek pada psikologis, sosial dan ekonomi. Pada tahun 2004, hampir 11
juta orang di dunia mengalami luka bakar yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit. Sekitar 80% kasus luka bakar terjadi di rumah. Frekuensi kematian akibat luka
bakar di negara dengan pendapatan rendah dan menengah sebelas kali lebih tinggi
dibandingkan negara dengan pendapatan tinggi. Di Indonesia sekitar 195.000 orang
meninggal akibat kejadian ini setiap tahunnya. Prevalensi 2 luka bakar di Indonesia
sebesar 0,7%. Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 1 tahun hingga 4 tahun sebesar
1,5%. (Suriadi dan Rita, 2009)
Sedangkan angka kejadian dengan kasus combustion diruang Anggrek RSUD
Kota Madiun, pada bulan Agustus sebanyak 1 pasien sehingga memerlukan perawatan
kusus.
Sepsis dapat terjadi pada setiap pasien luka bakar dengan infeksi. Pasien dengan
risiko tinggi terjadinya sepsis adalah pada anak-anak dan dewasa. Pasien dengan
sistem imun yang lemah dan menderita penyakit kronik seperti diabetes, ginjal, atau
penyakit pada liver memiliki risiko tinggi terjadinya sepsis. Pasien luka bakar sangat
rentan untuk terjadinya sepsis yang disebabkan oleh peningkatan peluang terjadinya
infeksi menjadi lebih parah . Peningkatan resistensi antibiotik adalah faktor lain untuk
terjadinya sepsis. Studi menunjukkan bahwa terjadinya sepsis pada pasien luka bakar
disebabkan oleh penurunan sistem imun (selular dan humoral) dan respon inflamasi
sistemik yang masif. Faktor lain yang turut berkontribusi dalam hal ini adalah
cutaneous bacterial load yang tinggi, kemungkinan translokasi bakteri gastrointestinal,
perawatan di rumah sakit yang lama, dan prosedur diagnostik atau terapeutik yang
invasif. Kultur darah masih menjadi baku emas untuk identifikasi sepsis secara
definitif tetapi hal ini membutuhkan waktu sekitar 48-72 jam. Selain itu karna
penggunaan antibiotik yang lebih awal akan menyebabkan tingkat keakuratan hasil
positifnya menjadi sangat rendah yang akan menyebabkan tertundanya atau terlambat
diagnosis dan kultur darah rentan untuk terjadinya kontaminasi bakteri lain yang akan
menyebabkan salah diagnosis. Pada saat ini terdapat beberapa indeks untuk diagnosis
klinis sepsis pada pasien luka bakar seperti demam, leukosit, peningkatan persentase
neutrofil, trombositopenia, albumin, takikardi dan takipneu. Para peneliti yang
meneliti mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada
luka bakar, ditemukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan
pertama pada luka bakar berdasarkan lebih tinggi pada pendidikan perguruan tinggi
dibandingkan pendidikan yang lain dan tingkat sosial ekonomi menengah atas lebih
baik dibandingkan dengan tingkat sosial ekonomi bawah.
Namun pada umunya dari beberapa penelitian, luka bakar dan dampaknya dapat
ditangani dengan cara segera memberi pertolongan pertama, menyiram dengan air
yang mengalir, dan pemberian analgetik jika luka sangat parah dan diperlukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan asuhan
mengenai combustio pada salah satu RSUD di Indoesia. (Aryono, 2011)

B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Tn. “P” dengan diagnosa combustio di Ruang
Anggrek RSUD Kota Madiun ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Tn. “P” dengan
diagnosa medis Combustio, menggunakan pendekatan menejemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang dicapai mahasiswa dengan 7 langkah Varney adalah sebagai
berikut:
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada Tn. “P”
dengandiagnosaCombustio
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada Tn. “P” dengan
diagnose Combustio
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada Tn. “P” dengan
diagnose Combustio
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan
segerapada Tn. “P” dengan diagnosa Combustio
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Tn. “P”
dengan diagnose Combustio
f. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada Tn. “P” dengan diagnose
Combustio
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan kebidanan yang telah
dilakukan pada Tn. “P” dengan diagnosa Combustio

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaatnya yaitu bagi :
1. Rumah Sakit Umum Kota Madiun
Sebagai bahan masukan, acuan dan evaluasi yang diperlukan dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada pasien Combustio
2. Institusi Pendidikan
Memberikan referensi tentang asuhan kebidanan bedah, serta dapat digunakan
sebagai pengetahuan dan wacana tentang perkembangan ilmu kebidanan bedah.
3. Pasien dan keluarga
Sebagai tambahan sumber pengetahuan tentang gambaran umum
Combustiobeserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat
perawatan yang tepat dari pihak keluarga.
4. Penulis
Bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, pemahaman, mengevaluasi
tindakan kebidanan yang telah diberikan pada pasien Combustio dan sebagai
referensi atau catatan tambahan/masukan dari penulis selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus Tn. “P” diagnosa medis yang muncul adalah combustio yang
mengalami gangguan kebutuhan mobilisasi dan pasien mengalami keterbatasan
aktivitas pada bagian ektremitas atas kanan kiri, bahu, dan sedikit dibagian
dada.Terdapat luka lepuhanyang berisiko terjadinya infeksi.
Implementasi yang dilakukan pada kasus Tn. “P” sebagai berikut : melakukan
latihan perubahan posisi tidur ditempat tidur dengan menggunakan teknik yang telah
di intruksikan, bertujuan untuk melatih keaktivan agar dapat beraktivitas dengan
leluasa dan tidak terbatas.
Dari diagnosa yang muncul, semuanya dapat teratasi dan tidak ada hambatan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan rencana pemecahan masalah pada pasien
dengan combustio karena implementasi penulis dilakukan sesuai dengan intervensi
kebidanan yang ditetapkan sebelumnya dan juga didukung pasien dan keluarga.
Dari hasil evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan terhadap pasien Tn. “P” dengan
diagnosa combustion dengan gangguan kebutuhan mobilisasi dapat dilihat perubahan
bagaimana pasien bebas beraktivitas.
Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 1x24 jam, penulis mengevaluasi
catatan perkembangan pasien, dimana pada hari setelah kecelakaan dan terdapat
lepuhan di bagian luka menimbulkan rasa tidak nyaman, dan nyeri. Oleh karena itu
pemberian Asuhan Kebidanan dengan Diagnosa Medis Combustio dengan kebutuhan
dapat diaplikasikan dengan benar dan tepat.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Mengusahakan ketrampilanya yang telah didapat diterapkan dengan sebaik-
bainya karena berhubungan dengan keselamatan pasien.
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Kepada mahasiswa atau pembaca disarankan agar dapat mengambil pembelajaran
sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit combustio dapat melakukan
tindakan yang tepat agar tidak semakin parah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, https://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35:artikel_lukabakar&
id=48:tipspengobatan&option=com_content&itemid=29.

Aryono, 2011, Pengetahuan Klinis Combustio, Edisi : 7, Surabaya : EGC

Burninjury, A, 2013, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC.

Elizabeth, J, Corwin, 2009, Luka Bakar dan Panduan Perawatanya, Edisi 6, Jakarta :
EGC.

Hidajat, A, 2008,Pengantar Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Kozier, 2010,Upaya Peningkatan Kebutuhan Dasar Asuhan Keperawatan, Jurnal


Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Marylin, T, 2009,Luka Bakar : Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Sjamsuhidajat, 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC.

Smeltzer, S, 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawat pasien, Edisi 3, Jakarta : EGC.

Sunita, K, 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Suriadi dan Rita, 2009, Asuhan Keperawatan Luka Bakar, Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai