Anda di halaman 1dari 14

 

PENGERTIAN RASA NYAMAN DAN NYERI


Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.


2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
REPORT THIS AD

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan,
hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo /
hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo / hipertermia merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan wang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif
karena perasaan nt-eri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Berikut adalah pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri:

1. Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi
seseorang yang keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
2. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
3. Artur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi
untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
4. Scr umum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis maupun emosional.
 2.2 SIFAT NYERI
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:

1. Nyeri bersifat individu


2. Nyeri tidak menyenangkan
3. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi
4. Bersifat tidak berkesudahan
 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA NYERI
1. Usia : anak – lansia
2. Jenis kelamin : laki2 – perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan, hukuman, tantangan
5. Perhatian : relaksasi, masase, guided imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial

2.4 KLARIFIKASI NYERI


1. Berdasarkan sumbernya
2. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya
bersifat burning (seperti terbakar). (ex: terkena ujung pisau atau gunting)
3. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh Darah,
tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada cutaneous. (ex: sprain sendi)
4. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
5. Berdasarkan penyebab:
6. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur)
7. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari
emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri
pada dadanya)
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut

3. Berdasarkan lama/durasinya
4. Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini
menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita
untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan
tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan
dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya
kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang
berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
5. Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan
sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak
mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena
biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak
berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.
6. Berdasarkan lokasi/letak
7. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac
pain)
8. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari
jaringan penyebab
9. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna)
10. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (ex: bagian tubuh
yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
REPORT THIS AD

 
2.5 TEORI NYERI
Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan bagaiman nyeri itu timbul dan terasa, yaitu :

1. Teori spesifik ( Teori Pemisahan)


Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk menerima suatu stimulus yang
spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan serabut C di perifer dan
traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat nyeri di thalamus. Teori ini tidak
mengemukakan komponen psikologis.. Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medula
spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik
ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris
tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

2. Teori pola (pattern)


Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi sensoris. Pola aksi
potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul pada tingkat saraf perifer dan stimulus
tertentu menimbulkan pola aksi potensial tertentu. Rangsangan nyeri masuk melalui akar
ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel. Hal ini mengakibatkan suatu
respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi
olch modalitas respons dari reaksi sel.tu. Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola
untuk rasa sentuhan.
3. Teori kontrol gerbang (gate control)
Pada teori ini bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan aktivitas
dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron
delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls
melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih
tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini
mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan
lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut
dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat
pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan
opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari
tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan
substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk
melepaskan endorphin.

 Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965


 Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
 Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung
dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism),
mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang
sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
 Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika pintu
gerbang tertutup
 Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
 Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien
 Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan
substansi
 Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri
4. Teori Transmisi dan Inhibisi.
REPORT THIS AD

Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi
impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik. Kemudian, inhibisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh impuls-impuls pada scrabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls
pada serabut lamban dan endogcn opiate sistem supresif.

 FISIOLOGI NYERI
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa nyeri merupakan sebuah
mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem saraf
sebagai reseptor rasa nyeri.

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh
yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu
pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya
yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu:


 Reseptor A delta — Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det)
yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri
dihilangkan.
 Serabut C — Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang,
pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya
komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral
seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi.

REPORT THIS AD

Proses Terjadinya Nyeri

Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan
dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf
bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan
korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan
kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas
atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.

Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai
stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf
pusat.

Tahapan Fisiologi Nyeri

1. Tahap Trasduksi
 Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan mediator kimia
(prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi P) yg mensensitisasi nosiseptor
 Mediator kimia akan berkonversi mjd impuls2 nyeri elektrik
2. Tahap Transmisi,Terdiri atas 3 bagian :
 Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke medula
spinalis
 Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras
spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi nyeri
 Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di persepsikan
3. Tahap Persepsi
 Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri
 Memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif utk mengurangi kompenen sensorik dan
afektif nyeri
4. Tahap Modulasi
 Disebut juga tahap desenden
 Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal2 kembali ke medula spinalis
 Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan norepinefrin) yg akan
menghambat impuls asenden yg membahayakan di bag dorsal medula spinalis
 
 STIMULUS NYERI
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus
nyeri, di antaranya:

1. Motorik disebabkan karena


 Gangguan dalam jaringan tubuh
 Tumor, spasme otot
 Sumbatan dalam saluran tubuh
 Trauma dalam jaringan tubuh
2. Thermal (suhu)
 Panas dingin yang ekstrim
3. Kimia
 Spasme otot dan iskemia jaringan
 

 SKALA NYERI
Intensitas Nyeri

 
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu,
pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam
intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang
berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan
tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).

Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

1) skala intensitas nyeri deskritif

2) Skala identitas nyeri numerik


3) Skala analog visual

4) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 :Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,
tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

Karakteristik paling subyektif pada nyeri adlah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut.
Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.
Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi
jenis ini juga sulit untuk dipastikan.

Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala
pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari
tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”.
Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri
trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien
memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical
rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini,
klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala
untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).

 
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis
lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap
ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.
VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka
(Potter, 2005).

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi
banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan memahami skala,
maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya
mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat
dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah
nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter, 2005).

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2.9 PENANGGANAN NYERI
1.Tindakan Farmakologis

Umumnya nyeri direduksi dengan cara pemberian terapi farmakologi. Nyeri ditanggulangi
dengan cara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan dengan
mengurangi respon kortikal terhadap nyeri

Adapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah :


 Analgesik Narkotik
Opiat merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi nyeri pada klien, untuk
nyeri sedang hingga nyeri yang sangat berat. Pengaruhnya sangat bervariasi tergantung fisiologi
klien itu sendiri. Klien yang sangat muda dan sangat tua adalah yang sensitive terhadap
pemberian analgesic ini dan hanya memerlukan dosisi yang sangat rendah untuk meringankan
nyeri (Long,1996).Narkotik dapat menurunkan tekanan darah dan menimbilkan depresi pada
fungsi – fungsi vital lainya, termasuk depresi respiratori, bradikardi dan mengantuk. Sebagian
dari reaksi ini menguntungkan contoh : hemoragi, sedikit penurunan tekanan darah sangan
dibutuhkan. Namun pada pasien hipotensi akan menimbulkan syok akibat dosis yang berlebihan.

 Analgesik Lokal
Analgesik bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan langsung ke serabut saraf.

 Analgesik yang dikontrol klien


Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari Infus yang diisi narkotik menurut resep,
dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena. Pengandalian analgesik oleh klien
adalah menekan sejumlah tombol agar masuk sejumlah narkotik. Cara ini memerlukan alat
khusus untuk mencegah masuknya obat pada waktu yang belum ditentukan. Analgesik yang
dikontrol klien ini penggunaanya lebih sedikit dibandingkan dengan cara yang standar, yaitu
secara intramuscular. Penggunaan narkotik yang dikendalikan klien dipakai pada klien dengan
nyeri pasca bedah, nyeri kanker, krisis sel.

 Obat – obat nonsteroid


Obat – obat nonsteroid antiinflamasi bekerja terutama terhadap penghambatan sintesa
prostaglandin. Pada dosis rendah obat – obat ini bersifat analgesic. Pada dosis tinggi, obat obat
ini bersifat antiinflamatori sebagai tambahan dari khasiat analgesik.

Prinsip kerja obat ini adalah untuk mengendalikan nyeri sedang dari dismenorea, arthritis dan
gangguan musculoskeletal yang lain, nyeri postoperative dan migraine. NSAID digunakan untuk
menyembuhkan nyeri ringan sampai sedang.

2.Tindakan Non Farmakologis


Menurut Tamsuri (2006), selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula
tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan
berdasarkan :

Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi :

 Stimulasi kulit
Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan masase
otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu
memblok atau menurunkan impuls nyeri

 Stimulasi electric (TENS)


Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa
melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massase,
mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/
transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan
menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.

 Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri.
Jarum – jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu,
tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.

 Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan zat tanpa kegiatan
farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan
injeksi dan sebagainya.

Intervensi perilaku kognitif meliputi :

 Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan
otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar
mencapai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.

 Umpan balik biologis


Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri
fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi ini efektif
untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda pada pelipis.

 Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
 Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual
(melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan
(massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)

 Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)


Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini
memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien
mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien
merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                           
 
BAB III
                               KESIMPULAN
Kenyamanan/rasa nyaman merupakan suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (terpenuhinya kebutuhan dasar), transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena
perasaan nyeri berbeda-beda setiap orang dalam skala atau tingkatannya, dan hanya orang orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
IV DAFTAR PUSTAKA
Referensi:

H.Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Salemba Medika, Jakarta.

http://barakuswinata.blogspot.com/2013/01/kebutuhan-rasa-aman-nyaman.html
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-i/nyeri/
http://dhikapriskia.blogspot.com/2011/02/makalah-mekanisme-nyeri-pada-manusia.html
http://dokter-23.blogspot.com/2013/06/klasifikasi-nyeri.html
http://ekapurwati.blogspot.com/2011/10/fisiologi-nyeri.html
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/20/klasifikasi-nyeri/
http://geagreen.blog.com/2011/12/31/nyeri/
http://kajianpustaka.com/2013/07/pengetian-klasifikasi-faktor-dan.html#.Ul0GCdIXG6M
http://makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2011/01/kebutuhan-rasa-nyaman-bebas-
nyeri.html
http://naynawhoshimeilie.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-gangguan-rasa-
nyaman.html
http://onlinesyariah.com/2012/04/definisi-nyeri-klasifikasi-nyeri.html
http://panmedical.wordpress.com/2010/06/29/nyeri/
http://poetrie-phebryana.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-nyaman-nyeri.html
http://psychologymania.com/2012/08/fisiologi-nyeri.html
http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html
http://robbysaputrasiakper.blogspot.com/2012/04/dokep-kebutuhan-rasa-aman-dan-nyaman.html
http://rony-wahyudi.blogspot.com/2012/05/patofisiologi-nyeri.html
http://ryanrezafalupi-kmb.blogspot.com/2012/08/konsep-nyeri.html
http://sehatku-hidupsehatku.blogspot.com/2009/05/askep-nyeri.html
http://silvana-nina.blogspot.com/2013/03/definisi-nyeri-dan-mekanisme-terjadinya.html
http://syawir-uimkeperawatan.blogspot.com/2011/01/teori-gate-control-inhibisi-dan.html
http://worldhealthmedia.blogspot.com/2011/02/nyeri.html
Tamsuri A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

CONTOH SOAL
1.Nyeri sebagai suatu keadaan yang memegaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui jika
orang tersebut pernah mengalaminnya merupakan pengertian nyeri menurut..
1. Kolcaba c) Mc.Coffery           
2. Wolf weifsel Feurst d) Artur C. Curton
 

2.Psycogenicmerupakan klasifikasi nyari berdasarkan

1. Lokasi c) Penyebab
2. Sumber d) Lama/durasi
 

3. Klarifikasi nyeri berdasarkan lokasi atau letak,kecuali..


 

1. Phantom Pain c) Radiating pain


2. Deep Somatic d) Reffered pain
3. Ada berapa teori yang berusaha menjelaskan bagaimana nyeri itu timbul dan terasa?
4. 4                                                 c) 5
5. 2 d) 3
6. Berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga
diri,seksualitas, dan makna kehidupan merupakan aspek…
7. Lingkungan c) Fisik
8. Sosial d) Psikospiritual
9. Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut,kecuali..
10. Bersifat tidak berkesudahan
11. Nyeri bersifat kelompok
12. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi
13. Nyeri tidak menyenangkan
14. Sensasi nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang hilang merupakan pengertian dari..
15. Phantom pain                         c) Referred pain
16. Radianting pain d) Intractable pain
17. Teori yang menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi sensoris
merupakan teori..
18. Teori kontrol gerbang c) Teori pola
19. Teori transmisi dan inhibisi d) Teori Spesifik
20. Fase dimana neuron dibatang otak mengirim sinyal sinyal kembali ke medula spinalis
termasuk pada tahap
21. Persepsi c) Trasduksi
22. Transmisi d) Modulasi
23. Tahap kesadaran individu akan adannya nyeri merupakan tahapan fisiologi nyeri pada..
24. Tahap trasduksi c) Tahap presepsi
25. Tahap Transmisi             d) Tahap modulasi
26. Tahap transmisi pada tahapan fisiologi terdiri atas…bagian
27. 4 c) 5
28. 3 d) 7
29. Sebutkan penyebab stimulus nyeri motorik..
30. Gangguan dalam jaringan tubuh
31. Sumbatan dalam saluran tubuh
32. Trauma dalam jaringan tubuh
33. Benar semua
34. Sebutkan beberapa jenis stimulus nyeri..?
35. Motorik c) Benar semua
36. Thermal (suhu) d) Kimia
14.Nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode merupakan pengertian
dari nyeri..

1. Nyeri kronik c) Nyeri Nosiseptif


2. Nyeri akut d) Nyeri Neuropatik
3. Sumbatan dalam saluran tubuh merupakan penyebab jenis stimulus nyeri?
4. Motorik c) Salah semua
5. Thermal d) Kimia

Anda mungkin juga menyukai