Anda di halaman 1dari 25

IMBALAN KERJA

PELAPORAN KORPORAT

Oleh :
KELOMPOK 4

L. K. Inten Pratiwi Sucandra (1607611002)


A.A. Ayu Ganitri Putri (1607611009)
Ida Ayu Eka Purnama Yuni (1607611016)

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI (PPAk)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017

IMBALAN KERJA

PSAK 24 Imbalan Kerja mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dalam laporan
keuangan.

PSAK yang berlaku mulai 1 Januari 2015 adalah PSAK 24 (revisi 2013) yang menggantikan
PSAK 24 (REVISI 2010). Perbedaan antara PSAK 24 (revisi 2013) dengan PSAK 24 (revisi
2010):

1. Perubahan yang sigifikan


a) Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
b) Perubahan komponen imbalan pasti dan asset program
c) Persyaratan pengungkapan
2. Perubahan lainnya
a) Imbalan jangka pendek
b) Pesangon
c) Perubahan penting lainnya

Dengan penjelasan sebagai berikut:


PSAK 24 (REVISI 2013) PSAK 24 (REVISI 2010)
Pengakuan Keuntungan dan Kerugian Aktuaria
Keuntungan dan kerugian aktuaria tidak lagi Pilihan pengakuan keuntungan dan kerugian
diakui dengan metode koridor namun actuarial:
langsung diakui melalui penghasilan  Pendekatan koridor
komprehensif lain (OCI) sebagai bagian dari  Pendekatan nonkoridor
komponen (remeasurement)
Perubahan Komponen Imbalan Pasti dan Aset Program
Pada laporan laba rugi: Pada laporan laba rugi:
 Biaya jasa kini, biaya jasa lalu  Biaya jasa lalu
 Keuntungan / kerugian atas penyelesaian  Amortsasi keuntungan & kerugian
 Bunga neto actuarial pendekatan koridor
 Biaya bunga
 Imbal hasil yang diharapkan atas asset
program
 Kurtailmen dan penyelesaian
Pada penghasilan komperhensif lain (OCI): Pada penghasilan komperhensif lain (OCI):
 Keuntungan dan kerugian aktuarial  Keuntungan & kerugian actuarial-
 Imbal hasil asset program yang belum langsung melalui OCI
diakui dalam bunga neto
 Bunga atas dampak batas atas asset yang
belum diakui dalam bungan neto

Pada laporan posisi keuangan: Pada laporan posisi keuangan:


Nilai kini kewajiban imbalan pasti – asset Nilai kini kewajiban imbalan pasti – asset
program = liabilitas program ≠ liabilitas
(-) biaya jasa lalu yang belum diakui
(-) keuntungan/kerugian aktuarial

PSAK 24 membagi imbalan kerja menjadi beberapa kelompok:

 Imbalan kerja jangka pendek


 Imbalan pascakerja
 Pesangon

1. Imbalan Kerja Jangka Pendek

1
PSAK 24 mendefinisikan imbalan kerja jangka pendek sebagai imbalan kerja (selain dari
pesangon) yang diperkirakan akan diselesaikan seluruhnya dalam waktu dua belas setelah akhir
periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa terkait.

Berdasarkan PSAK 24, imbalan kerja jangka pendek meliputi:

1. Upah, gaji, dan iuran jaminan social


2. Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar
3. Program bagi laba dan bonus
4. Imbalan nonmoneter

Akuntansi untuk imbalan kerja jangka pendek biasanya cukup jelas karena tidak ada asumsi
actuarial dan perhitungannya tidak dilakukan dengan dasar diskonto. Imbalan kerja jangka
pendek diakui sebagai beban ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas, dan;

 Apabila ada bagian yang belum dibayarkan maka akan diakui sebagai Liabilitas (beban
terakru; atau
 Apabila jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah imbalan, maka kelebihan tersebut
akan diakui sebagai asset (biaya dibayar dimuku)

Entitas tidak perlu melakukan identifikasi ulang terhadap imbalan kerja jangka pendek yang
jatuh temponya mengalami perubahan sementara. Namun jika perubahan jatuh temponya bersifat
permanen atau karakteristik imbalan berubah, entitas harus mengidentifikasi ulang apakah
imbalan tersebut masih termasuk imbalan kerja jangka pendek atau tidak.

1.1 Cuti Berbayar

Cuti berbayar adalah kompensasi yang diberikan entitas kepada karyawan; dan terbagi menjadi
dua kategori;
 Cuti berbayar diakumulasi, yaitu hak cuti periode berjlan yang belum digunakan dapat
diakumulasikan dan digunakan di periode mendatang.
 Cuti berbayar tidak diakumulasi, yaitu apabila hak cuti periode berjalan akan hangus
apabila tidak digunakan di periode berjalan

Entitas mengakui biaya ekspektasian atas cuti berimbalan jangka pendek sebagai berikut :
 Atas cuti berbayar diakumulasi: beban dan liabilitas diakui pada saat pekerja memberikan
jasa yang menambah hak cuti berbayar di masa yang akan dating. Entitas mengukur biaya
ekspektasian atas cuti berbayar diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diperkirakan
akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada
akhir periode pelaporan.

2
 Atas cuti berbayar tidak diakumulasi; beban langsung diakui dan dibayrkan pada saat
terjadinya cuti.

1.2 Program Bagi Laba dan Bonus

Entitas mengakui biaya ekspektasian atas pembayaran bagi laba dan bonus jika, dan hanya jika:
 Terdapat kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atas pembayaran tersebut
 Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal

Terkadang entitas tidak menyatakan dalam kontrak kerja dengan pekerja bahwa aka nada
pembayaran bonus atau gaji ke- 13. Namun setiap tahunnya entitas selalu membayarkannya. Hal
ini menyebabkan timbulny kewajiban konstruktif karena tidak ada hal realistis lain yang dapat
dilakukan selain membayarkan bonus atau gaji ke-13 tersebut.

Pengakuan Dan Pengukuran


Entitas harus mengakui biaya atas seluruh imbalan kerja jangka pendek yang jatuh tempo karena
merupakan hak pekerja sebagai akibat dari jasa yang diberikan kepada entitas selama periode
pelaporan sebagai:
1. Liabilitas, ketika hak pekerja belum sepenuhnya diberikan oleh entitas

2. Beban dibayar dimuka, ketika entitas memberikan imbalan melebihi hak pekerja yang
memungkinkan terjadinya pengurangan pembayar di masa yang akan datang atau
pengembalian kas

3. Beban, ketika imbalan tersebut sudah menjadi hak pekerja, kecuali jika beban tersebut
termasuk dalam biaya perolehan asset (PSAK 14 : Persediaan dan PSAK 16: Aset Tetap)

Entitas harus mengakui perkiraan imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar
dalam dua kategori:
1. Diakumulasi, yaitu ketika cuti berbayar yang tidak sepenuhnya digunakan pada periode
berjalan dapat ditambahkan dan digunakan pada periode selanjutnya. Cuti berbayar yang
diakumulasi diakui pada saat pekerja memberikan jasa dan dapat bersifat :
a. Vesting, yaitu ketika pekerja berhak mendapatkan sejumlah kas disaat meninggalkan
entitas sebagai akibat dari tidak digunakannya hak pekerja
b. Non-vesting, yaitu ketika pekerja tidak berhak mendapatkan sejumlah kas disaat
meninggalkan entitas meskipun memiliki hak yang tidak digunakan.
Entitas harus mengukur jumlah perkiraan cuti berbayar pada periode berjalan yang
diakumulasikan dari jumlah cuti berbayar yang tidak digunakan pada periode sebelumnya
sebagai tambahan yang diharapkan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum digunakan.
Meskipun sifat dari cuti berbayar adalah non-vesting, entitas tetap harus mengukur dan mengakui
jumlah perkiraan cuti berbayar pada periode berjalan. Contoh cuti berbayar yang diakumulasi
adalah cuti tahunan dan cuti sakit (yang dapat menambah hak cuti sakit di periode selanjutnya).
3
2. Tidak diakumulasi, yaitu ketika cuti berbayar yang tidak sepenuhnya digunakan pada periode
berjalan tidak dapat ditambahkan maupun digunakan pada periode selanjutnya. Cuti berbayar
tersebut akan hangus jika tidak digunakan pada periode berjalan, serta tidak dapat
dikonversikan menjadi sejumlah kas ketika pekerja meninggalkan entitas meskipun memiliki
hak yang tidak digunakan. Contoh dari cuti berbayar yang tidak diakumulasi adalah cuti sakit
(yang tidak dapat menambah hak cuti sakit di periode selanjutnya), cuti melahirkan, dan cuti
suami yang mendampingi istri melahirkan.
Entitas harus mengukur dan mengakui jumlah perkiraan cuti berbayar yang tidak
diakumulasi hanya pada saat terjadinya cuti. Hal ini karena jasa pekerja yang diberikan kepada
entitas tidak akan mempengaruhi jumlah cuti berbayar yang tidak diakumulasi.

Entitas harus mengakui perkiraan imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk bagi laba dan
bonus hanya jika entitas :
1. Memiliki kewajiban hukum (konstruktif) untuk melakukan sejumlah pembayaran pada
periode pelaporan sebagai akibat dari peritiwa masa lalu
2. Tidak memiliki alternatif realisitis lain selain membayar kewajiban, dan jumlah kewajiban
tersebut dapat diestimasi secara andal hanya jika meliputi :
a. Persyaratan formal program bagi laba dan bonus memuat formula penentuan jumlah
imbalan
b. Entitas telah menentukan jumlah imbalan yang harus dibayar sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk diterbitkan
c. Memiliki bukti yang jelas dari kebijakan di periode sebelumnya tentang jumlah
kewajiban konstruktif yang harus dibayar entitas

Imbalan yang diberikan entitas sebagai akibat dari kebijakan adanya program bagi laba dan
bonus merupakan akibat dari jasa pekerja yang diberikan kepada entitas memenuhi atau melebihi
harapan dari entitas, bukan merupakan sebuah transaksi pemberian laba oleh entitas kepada
pekerja. Oleh karena itu entitas mengakui imbalan bagi laba dan bonus sebagai beban bukan
sebagai distribusi laba.

Pengungkapan
PSAK 24 tidak memberikan syarat pengungkapan secara spesifik mengenai imbalan kerja jangka
pendek. SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan tersebut, sebagai contoh adalah PSAK 7:
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi mensyaratkan pengungkapan mengenai imbalan kerja untuk
personel manajemen kunci. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan pengungkapan
beban imbalan kerja.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Imbalan Pascakerja

4
PSAK 24 mendefinisikan imbalan psacakerja sebagi imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan
kerja jangka pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya. Contoh
imbalan psacakerja adalah tunjangan punakarya seperti pension dan imbalan pascakerja lain,
seperti asuransi jiwa dan tujangan kesehatan pascakerja. Imbalan pascakerja termasuk
didalamnya:
a) Imbalan purnakarya, contohnya pensiun dan pembayaran lump sum, pada saat purnakarya, dan
b) Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan kesehatan
pascakerja

Dari sisi pembayaran iuran, imbalan pascakerja dikelompokan menjadi:


1. Program iuran, terjadi saat pemberi kerja dan pekerja sama-sama memberikan kontribusi
iuran kepada dana pension
2. Program noniuran. Program noniuran terjadi pada saat hanya pemberi kerja yang
memberikan kontribusi iuran kepada dana pension

Secara umum, berdasarkan manfaat yang akan diterima pekerja, imbalan pascakerja
diklasifikasikan menjadi:
1) Program iuran pasti
2) Program imbalan pasti

Adapun klasifikasi suatu program sebagai iuran past atau imbalan pasti ditentukan dari substansi
ekonomi dari syarat dan ketentuan pokok program.

Untuk memudahkan pendefinisian dari program pascakerja, dapat dilihat Gambar berikut ini:

Tabel 8.1 Definisi Program Pascakerja

Program Imbalan Pasca Kerja

Program Iuran Past Program Manfaat Past

Didanai Tidak Didanai

5
2.1 Program Iuran Pasti

Program iuran pasti didefinisikan sebagai imbalan pascekerja dimana pemberi kerja membayar
iuran tetap kepada suatu entitas terpisah dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif
untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tidak memiliki asset yang cukup untuk membayar
seluruh imbalan terkait jasa yang diberikan pekerja.

Penggunaan program iuran pasti mengakibatkan kewajiban hukum dan konstruktif yang dimiliki
oleh pemberi kerja hanya terbatas pada jumlah iuran yang disepakati. Pemberi kerja tidak
menentukan manfaat pension yang akan diterima oleh pekerja. Sehingga nantnya jumlah imbalan
pascakerja yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah jumlah dari akumulasi iuran dan hasil
pengembangan iuran. Hal ini mengakibatkan risiko actuarial dan risiko investasi ditanggung oleh
pekerja.

Risiko akturial didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya imbalan yang akan diperoleh
jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang diperkirakan sebelumnya. Sementara risiko investasi
didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya jumlah aset investasi yang jumlahnya tidak cukup
untuk memenuhi imbalan yang diperkirakan.

Akuntansi untuk program iuran pasti adalah sederhana. Entitas mengakui terjadinya beban pada
saat terjadinya dan mencatatnya adanya liabilitas atau pengeluaran kas sesuai dengan
kejadiannya. Besarnya liabilitas imbalan pascasarjanan adalah sebesar iuran yang terutang
kepada entitas program dana pensiun. Jika diperkirakan iuran kepada program akan diselesaikan
lebih dari 12 bulan, maka liabilitas diukur sebesar nilai kininya.

2.2 Program Imbalan/Manfaat Pasti

Program imbalan pasti didefinisikan sebagai program imbalan pascakerja selain program iuran
pasti. Penggunaan program ini memberikan jaminan kepada pekerja terkait jumlah manfaat yang
akan diterima ai akhir masa kerja. Biasanya jumlah manfaat yang nantinya akan diterima oleh
pekerja biasanya berkaitan dengan besaran gaji pekerja dan lamanya masa kerja. Hal ini
mengakibatkan risiko akturial dan risiko investasi ditanggung oleh pemberi kerja.

Program imbalan pasti mungkin didanai sepenuhnya atau sebagian, dan mungkin juga tidak
didanai, oleh iuran entitas. Pendanaan adalah penyerahan aset kepada entitas yang disebut dana
pensiun, yang terpisah dari entitas untuk tujuan memenuhi kewajiban yang timbul dari program
manfaay pensiun.
 Program didefinisikan sebagai didanai jika entitas menyisihkan dana untuk manfaat pensiun
masa depan dengan melakukan pembayaran kepada agen pendanaan, seperti wali amanat,
bank atau entitas asuransi. Program yang didanai akan menciptakan adanya liabilitas
imbalan pasti dan aset program.

6
 Program didefinisikan sebagai tidak didanai jika entitas mempertahankan kewajiban
pembayaran manfaat pensiun tanpa memebentuk dana terpisah.

Program Iuran Pasti Program Imbalan Pasti


Kewajiban Terbatas pada jumlah yang Menyediakan imbalan yang
hukum/konstruktif entitasdisepakati sebagai iuran dijanjikan kepada pekerja
kepada dana ataupun mantan pekerja
Penanggung risiko aktual Pekerja Entitas
dan risiko investasi

Berikut adalah program yang termasuk iuran pasti atau imbalan pasti:

Program multi pemberi kerja


Program multi pemberi kerja adalah program entitas pengelola dana yang menerima
pengelolaan dari entitas lain. Program multi pemberi kerja dan program pemerintah
diklasifikasikan sebagai iuran pasti atau imbalan pasti berdasarkan persyaratan dari program
tersebut, termasuk setiap kewajiban konstruktif di luar persyaratan formal. Namun, jika
informasi yang memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan pasti atas
program multi pemberi pekerja yang ditetapkan sebagai program imbalan pasti, maka entitas
harus mencatat program tersebut seolah-olah program tersebut ditetapkan sebagai program iuran
pasti dan membuat pengungkapan.
Imbalan yang dijamin entitas mungkin membayar premi asuransi untuk program imbalan
pascakerja. Entitas harus memperlakukan program seperti ini sebagai program iuran pasti,
kecuali entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif:

a. Untuk membayar imbalan kerja secara langsung ketika jatuh tempo, atau
b. Untuk membayar jumlah tambahan jika perusahaan asuransi tidak membayar seluruh
imbalan kerja masa mendatang terkait dengan jasa pekerja periode sekarang dan periode
sebelumnya.
Kewajiban konstruktif dapat muncul secara tidak langsung melalui program, mekanisme
untuk penentuan premi masa mendatang, atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang
memiliki hubungan dengan perusahaan asuransi. Jika entitas memiliki kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif tersebut, maka entitas harus memperlakukan program tersebut sebagai
program imbalan pasti.

Program imbalan pasti yang berbagi resiko antara entitas sepengendali


Program imbalan pasti yang berbagi resiko antara entitas sepengendali, contohnya adalah entitas
induk dan entitas anaknya. Entitas yang berpartisipasi dalam program tersebut memperoleh
informasi mengenai program secara keseluruhan yang diukur sesuai pernyataan ini berrdasarkan
asumsi yang berlaku untuk program secara keseluruhan. Jika ada perjanjian kontaktual atau
kebijakan tertulis untuk membebankan kepada entitas individual dalam kelompok usaha atas

7
baiya imbalan pasti neto makan entitas harus mengakuai biaya imbalan pasti neto yang
dibebankan dalam paoran keuangan sendiri. Jika tidak ada perjanjian seperti itu maka biaya
imbalan pasti neto diakui dalam laporan keungan entitas yang mendukung program tersebut
entitas itu mengakui biaya setara iuran yang terutang untuk periode tersebut.

Program jaminan sosial


Entitas mencatat program jaminan sosial dengn cara yang sama seperti program multi pemberi
kerja, yang artinya program jaminan sosial dapat berupa iuran pasti atau imbalan pasti
bergantung pada kewajiban entitas dalam program.

Imbalan yang dijamin


Entitas dapat membayar premi asuransi untuk mendanai imbalan pasca kerja, entitas
memperlakukan program tersebut sebagai program iuran pasti kecuali jika entitas memiliki
kewajiban hukum atau konstruktif: (a) untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat
jatuh tempo atau; (b) untuk membayar tambahan jika asuradur tidak membayar seluruh imbalan
kerja masa depan yang timbul dari jasa pekerja periode berjalan dan periode sebelumnya. Jika
entitas masih memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif maka entitas
memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan pasti.

Pengakuan dan Pengukuran Iuran Pasti


a. Pengakuan dan pengukuran entitas harus mengakui iuran yang terutang untuk periode
berjalan, sebagai kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar. Jika
pembayaran iuran melebihi iuran yang terutang sebelum tanggal pelaporan, maka entitas
harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset.
b. Sebagai beban, kecuali kecuali Bab lain mensyaratkan biaya tersebut diakui sebagai
bagian biaya perolehan suatu aset seperti persediaan atau aset tetap.
2.3 Kondisi di Indonesia

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengatur hubungan antara


pemberi kerja dan pekerja yang diantaranya menjadi ruang lingkup PSAK 24, yaitu:
 Perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan tenaga kerja
 Pemutusan hubungan kerja

UU 13/2003 Pasal 156 mengatur besarnya pesangon, penghargaan, dan penggantian hak yang
wajib dibayarkan pemberi kerja kepada pekerja untuk berbagai jenis pemutusan hubungan kerja
(PHK).

Besarnya pesangon, penghargaan, penggantian hak, dan uang pisah untuk berbagai jenis PHK
adalah sebagai berikut:

Jenis PHK Pesangon Penghargaa Penggantian Uang


n Hak Pisah
Mengundurkan diri 1 kali 1 kali

8
Meninggal 2 kali 1 kali 1 kali
Pensiun normal 2 kali 1 kali 1 kali
Sakit berkepanjangan 2 kali 1 kali 1 kali
Kesalahan berat 1 kali 1 kali
Entitas tutup 1 kali 1 kali 1 kali
pailit 1 kali 1 kali 1 kali

Besarnya uang pesangon dan penghargaan yang menjadi dasar perhitungan diatas sesuai dengan
pasal 156 ayat 2 dan 3 UU No. 13/2003, adalah sebgai berikut:

Masa Kerja – MK Pesangon Masa Kerja – MK Penghargaan


(Tahun) (Belum (Tahun) (Bulan Upah)
Upah)
MK < 1 1 kali 3<= MK < 6 2 kali
1<= MK < 2 2 kali 6<= MK < 9 3 kali
2<= MK < 3 3 kali 9<= MK < 12 4 kali
3<= MK < 4 4 kali 12<= MK < 15 5 kali
4<= MK < 5 5 kali 15<= MK < 18 6 kali
5<= MK < 6 6 kali 18<= MK < 21 7 kali
6<= MK < 7 7 kali 21<= MK < 24 8 kali
7<= MK < 8 8 kali MK> 24 10 kali
MK > 8 9 kali

Sementara penggantian hak, sesuai dengan pasal 156 ayat 4 UU No. 13/2003 meliputi sebgai
berikut:
1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum hangus.
2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan keluarganya ketempat dimana pekerja
menerima bekerja.
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari utang
pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat.
4. Hal-hal yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan entitas, atau perjanjian kerja
bersama.
2.4 Akuntansi Untuk Program Imbalan Pasti

Akuntansi untuk program imbalan pasti memang memiliki kompleksitas yang jauh lebih tinggi
dari pada akuntansi untuk program iuran pasti. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
 Penghitungan estimasi manfaat yang akan diterima sesuai dengan UU No.13 Tahun 2003
 Penggunaan teknik dan diskonto akturial, khususnya metode PUC.
 Penggunaan asumsi demografis
 Penggunaan asumsi keuangan

9
Berikut ini adalah akuntansi untuk program iuran pasti: (a) menentukan defisit atau surplus;
(b) menentukan jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebagai jumalh defosot atau surplus yang
ditentukan huruf a; (c) menentukan jumlah yang diakui dalam laba rugi; (d) menentukan
pengukuran kembali atas liabilitas aset i,balan pasti neto yang akaun dakui sebagi imbalan
komprehensif lain.
Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti pada nilai kini yang terdiskonto. Entitas
harus menentukan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan pembayaran masa
datang berdasarkan referensi suku bunga pasar obligasi perusahaan berkualitas tinggi pada
tanggal pelaporan. Jika tidak terdapat pasar untuk obligasi tersebut, maka entitas harus
menggunakan suku bunga pasar obligasi pemerintah pada tanggal pelaporan. Mata uang dan
persyaratan obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah harus konsisten dengan mata uang dan
estimasi periode pembayaran mendatang.
Jika entitas tidak mampu (tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya) untuk menggunakan
metode projected unit credit untuk mengukur kewajiban dan biaya program imbalan pasti, maka
entitas diperkenankan untuk membuat penyederhanaan berikut dalam pengukuran kewajiban
imbalan pasti untuk pekerja kini:
a. Mengabaikan estimasi kenaikan gaji akan datang (diasumsikan gaji kini akan sama ketika
pekerja kini diekspektasikan mulai menerima manfaat imbalan pascakerja
b. Mengabaikan jasa akan datang dari pekerja kini (diasumsikan penutupan program untuk
pekerja yang ada saat ini dan pekerja baru); dan
c. Mengabaikan kemungkinan mortalitas pekerja kini selama masa jasa antara tanggal
pelaporan dan tanggal pekerja diekspektasikan mulai menerima manfaat imbalan
pascakerja (yaitu diasumsikan semua pekerja kini akan menerima manfaat pascakerja).
Entitas disyaratkan untuk mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial pada periode
terjadinya. Entitas harus:
a. Mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam laporan laba rugi; atau
b. Mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam ekuitas sebagai pilihan
kebijakan akuntansi.

Entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara konsisten untuk semua
program imbalan pasti dan semua keuntungan dan kerugian aktuarial. Perubahan neto dalam
kewajiban imbalan pasti yang diakui sebagai biaya program imbalan pasti meliputi:
a. Perubahan dalam kewajiban imbalan pasti yang muncul dari jasa yang diberikan pekerja
selama periode pelaporan.
b. Bunga atas kewajiban imbalan pasti selama periode pelaporan.
c. Pendapatan atas setiap aset program dan perubahan neto dalam nilai wajar atas hak
penggantian yang diakui selama periode pelaporan.
d. Keuntungan dan kerugian aktuarial selama periode pelaporan.
e. Kenaikan atau penurunan dalam kewajiban imbalan pasti akibat dari pengenalan program
baru atau mengubah program yang telah ada selama periode pelaporan.

10
f. Penurunan dalam kewajiban imbalan pasti akibat dari pengurangan atau penyelesaian
program yang telah ada selama periode pelaporan.

Dari sisi pencatatan akuntansinya, beberapa akun dalam komponen laporan keuangan berikut ini
akan terpengaruh dalam transakski program imbalan pasti:
1. Laporan posisi keuangan Aset/Liabilitas, imbalan pasti, yang dihitung sebagai selisih dari:
a. Nilai kini kewajiban imbalan pasti (present value of defined benefit obigation =
PVDBO) dengan
b. Nilai wajar aset program (Fair value of plan Asset = FVPA)
Setelah disesuaikan dengan dampak batas atas aset.

2. Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehesif lain


a. Diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan :
i. Biaya jasa, yaitu biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan keuntungan atau kerugian
atas penyelesaian
ii. Bunga neto liabilitas (aset) imbalan pasti
b. Diakui sebagai penghasilan komprehensif lain(OCI) adalah komponen pengukuran
kembali liabilitas (aset) imbalan pasti yang terdiri dari :
i. Keuntungan dan kerugian aktuarial
ii. Imbal hasil aset program yang belum diakui dalam bunga neto
iii. Perubahan atas dampak batas atas aset yang belum diakui dalam bunga neto

Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan akan menyajikan nilai aset imbalan pasti atau liabilitas imbalan pasti,
yaitu selisih dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan nilai wajar aset program, setelah
disesuaikan dengan dampak batas atas aset.

Batas Atas Aset


Batas atas aset adalah nilai kini manfaat ekonomis dalam bentuk pengembalian dana atau
pengurangan iuran masa depan.
Batas atas aset digunakan apabila selilisih antara nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan nilai
wajar aset program menghasilkan angka surplus atau aset. Dalam kondisi surplus, aset imbalan
pasti yang diakui adalah mana yang lebih rendah antara:
 Nilai wajar hasil program dan
 Batas atas aset

Perhitungan nilai aset atau liabilitas imbalan pasti yang disajikan laporan posisi secara riingkas
ditampilkan dalam gambar berikut ini:

Nlai Kewajiban Imbalan Nlai Kewajiban Imbalan


Pasti Pasti
Liabilitas Imbalan Pasti Aset Imbalan Pasti Sebesar
LEBIHSebesar
TINGGI dari 11 Mana
LEBIHYang Lebih Rendah
RENDAH dari
Antara NKKIP-NWAP
NilaiNKKIP - NWAP
Wajar Aset Program Nilai Wajar Aset Program
VS
Difisit
Surplus
Nilai Kini Kwajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti merupakan nilai dari estimasi pembayaran masa depan yang
ditunjukkan untuk menyelesaikan kewajiban atas jasa pekerja di periode berjalan dan di periode-
periode telah berlalu.
Estimasi atas pemabyaran masa depan harus memenuhi aturan yang berlaku di Indonesia,
khususnya UU No. 13 Tahun 2003.

Besaram Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (t=0) akan muncul pertama kali dalam laporan
keuangan saat entitas pemberi kerja menyatakan berlakunya suatu program imbaan pasti. Pada
saat perhitungan pertama, maka pemberi kerja akan melakukan estimasi awal sesuai dengan
jumlah pekerja, hak pekerja, asumsi demografi, dan asumsi actuarial tertentu.
Besaran Nilai Kini Kwajiban Imbalan Pasti (t=1 dan seterusnya) akan dipengaruhi oleh beberapa
komponen di bawah ini :
1. Biaya Jasa (BJ) yaitu : Biaya Jasa Kini dan Biaya Jasa Lalu
2. Biaya Bunga (BB)
3. Keuntungan/Kerugian atas Penyelesaian (KKP)
4. Keuntungan dan kerugian Aktuarial (KKA)
5. Pembayaran manfaat (hanya jika jenisnya tidak didanai) (PMu)
NKKIP (t=1) = NKKIP (t=0) + BJ + BB +/- KKP +/- KKA – Pmu

Nilai Wajar Aset Program


Aset program terdiri dari :
- Aset yang dimiliki oleh dana pensiun jangka panjang
- Polis asuransi yang memenuhi syarat
Apabila tidak ada harga pasar untuk aset tersebut, maka nilai wajar aset program ditentukan,
misalnya, dengan mengukur nilai kini dari ekspektasi arus kas masa depan dengan suatu tingkat
diskonto yang merefleksikan risiko terkait aset program tersebut dan jangka waktu jatuh tempo
dari aset.

12
Nilai Wajar Aset Program (t=0) akan muncul pertama kali dalam laporan keuangan saat entitas
pemberi kerja menyatakan berlakunya suatu program imbalan pasti yang didanai. Pada saat
perhitungan pertama, maka pemberi kerja akan melakukan estimasi awal sesuai dengan jumlah
kerja, hak kerja, asumsi demografi, dan asumsi actuarial tertentu.

Besaran Nilai Aset Program (t=1 dan seterusnya) akan dipengaruhi oleh beberapa komponen di
bawah ini :
1. Imbal Hasil Aset Program (pada tingkat diskonto) (IHAP)\
2. Kontribusi yang dibayarkan (K)
3. Pembayaran Manfaat (pada program yang didanai) (PMd)
NPWAP (t=1) = NPWAP (t=0) + IHAP + K-PMd

Biaya Jasa
Biaya Jasa Kini (Current Service Cost)
Biaya Jasa Kini adalah perubahan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti yang berasal dari jasa
pekerja pada periode berjalan.

Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost)


Biaya Jasa Lalu adalah perubahan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti akibat penerap an awal
atau membatalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terutang dalam suatu program
imbalan pasti yang ada saat ini karena terjadi kurtailmen (curtailment)

Kurtailmen didefinisikan sebagai pemenuhan sakah satu dari dua kondisi berikut ini :
- Entitas pemberi kerja menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan
jumlah pekerja yang ditanggung oleh program, atau
- Entitas pemberi kerja mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang
menyebabkan bagian yang material dari jasa asa depan pekerja tidak lagi memberikan
imbalan atau memberikan imbalan lebih rendah.

Biaya Jasa Lalu diakui sebagai beban saat terjadinya, baik yang sudah vested maupun atas yang
belum vested.
- Imbalan bersifat vesting jika pekerja berhak menerima pembayaran atas hak yang tidak
digunakan selama masa kerja ketika hubungan kerja putus.
- Imbalan bersifat non-vesting jika pekerja tidak berhak menerima pembayaran atas hak
yang tidak dapat digunakan selama masa kerja ketika hubungan kerja putus.

Biaya Jasa Lalu dapat bernilai positif maupun negative, dengan penjelasan sebagai berikut:
- Bernilai positif jika imbalan diadakan atau jika perubahan yang ada menyebabkan Nilai
Jika Kini Kewajiban Imbalan Pasti meningkat.

13
- Bernilai negative jika perubahan yang ada menyebabkan Nilai Jika Kini Kewajiban
Imbalan Pasti menurun.

Keuntungan/Kerugian atas Penyelesauan (Settlement Gains/Losses)


Keuntungan/Kerugian atas Penyelesaian diakui saat penyelesaian tejadi. Keuntungan/ kerugian
tersebut diperoleh dari selisih antara “Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti yang sedang
diselesaikan” dan “harga penyelesaiannya, termasuk aset program yang dialihkan dan setiap
pembayaran yang dilakukan”.

Keuntungan/K Nilai Kini Kewajiban Harga Penyelesaian, Termasuk Setiap


erugian atas
= Imbalan Pasti yang x Aset Program Yang Dialihkan Dan
penyelesaian sedang diselesaikan Setiap Pembayaran yang dilakukan

Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti


Bunga Neto Tingkat Diskonto Liabilitas (Aset) Imbalan
Liabilitas (Aset) = (di awal periode) x Pasti Neto (di awal periode)
Imbalan Pasti

Tingkat diskonto ditentukan di awal periode dan diambil dari bunga obligasi berkualitas tinggi
(atau obligasi pemerintah) di pasar aktif pada akhir periode pelaporan sebelumnya. Penggunaan
mata uang, periode pelaporan dan obligasi yang menjadi rujukan harus dilakukan secara
konsisten.

Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti terdiri dari :


- Biaya Bunga = tingkat diskonto x Nilai Kewajiban Imbalan Pasti
- Pendapatan Bunga = tingkat diskonto x Nilai Wajar Aset Program
- Bung atas dampak Batas Atas Aset = tingkat diskonto x Dampak Batas Atas Aset
Seluruhnya dihitung berdasarkan data di awal periode

Ilustrasi perhitungan Bunga neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti


Asumsi di awal periode :
Nilai wajar Aset Program : Rp. 500.000.000
NIli Kini Imbalan Pasti : Rp. 650.000.000
Liabilitas Imbalan Pasti Neto : Rp. 150.000.000

Imbalan Hasil yang diharapkan atas Aset Program 8%


Tingkat diskonto 5%

Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti = 5% x Rp. 150.000.000 = Rp. 7.500.000

14
Nilai Bunga Neto sebesar Rp. 7.500.000 dapat juga dihitung dengan:
Biaya Bunga = 5% x Rp 650.000.000 Rp. 32.500.000
Pendapatan Bunga = 5% x Rp. 500.000.000 Rp. 25.000.000
Bunga atas dampak Batas Atas Aset Rp. -
Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti Rp. 7.500.000

Biaya Bunga sebesar Rp. 32.500.000 akan meningkatkan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti,
sementara Pendapatan Bunga sebesar Rp. 25.000.000 akan meningkatkan Nilai Wajar Aset
Program.

Keuntungan atau Kerugian Aktuarial (Actuarial Gains or Losses)


Keuntungan atau kerugian actuarial terdiri atas:
- Penyesuaian akibat adanya perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan, dan
- Pengaruh perubahan asumsi actuarial
Keuntungan atau kerugian actuarial tidak lagi menyertakan perubahan akibat penerapan awal,
perubahan kurtailmen, atau penyelesaian atas program imbalan pasti , atau perubahan atas
manfaat yang tercatat dalam program imbalan pasti
Keuntungan atau kerugian actuarial dapat timbul dari kenaikan atau penurunan Nilai Kini
Kewajiban Imbalan Pasti atau NIlai Wajar Aset Program. Keuntungan atau Kerugian Aktuarial
merupakan komponen Pengukuran Kembali Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti dan diakui dalam
OCI.

Imbalan Hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bunga Neto
Imbal Hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bunga Neto merupakan Komponen
Pengukuran Kembali Liabiitas (Aset) Imbalan Pasti dan diakui dalam OCI.
Imbal hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bungan ETO adalah selisih antara realisasi
imbal hasil aset program dengan Pendapatan Bunga telah diakui dalam Bunga Neto.

Berdasarkan Ilustrasi Bunga Neto di atas, jika diasumsikan realisasi imbal hasil aset
program adalah 8% maka :
Imbal Hasil Program = 8% x Rp 500.000.000 Rp. 40.000.000
Pendapatan Bunga yang telah diakui dalam bunga Neto Rp. 25.000.000
Imbal Hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bunga Neto Rp. 15.000.000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain
Imbalan Kerja Jangka Panjang lain didefinisikan sebagai seluruh imbalan kerja selain imbalan
kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon. Contoh imbalan kerja yang
diklasifikasikan sebagai Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain adalah: Bagi Laba dan Bonus,
Imbalan Cacat Permanen, Cuti Besar, Penghargaan Masa Kerjam dan Remunerasi Tanggguhan.

15
Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka panjang lainnya, meliputi misalnya:
a. Kompensasi cuti jangka panjang seperti cuti pengabdian atau cuti hari raya.
b. Imbalan pengabdian.
c. mbalan cacat jangka panjang.
d. Bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau lebih setelah akhir periode di mana
pekerja memberikan jasa terkait.
e. Kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 bulan atau lebih setelah akhir periode
kompensasi tersebut diperoleh.

Entitas harus mengakui kewajiban untuk imbalankerja jangka panjang lainnya yang diukur pada
nilai neto dari total jumlah berikut:
a. Nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal pelaporan, dikurang

b. Nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) di luar kewajiban yang akan
diselesaikan secara langsung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Pesangon
Pesangon didefinisikan sebagai imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas penghentian
perjanjiann kerja sebagai akibat pemberhentian pekerja sebelum usia purna karya normal
keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran penghentian perjanjian kerja.
Pesangon diakui pada tanggal lebih awal antara :
- Ketika tidak dapat lagi menarik tersebut (pekerja telah menerima, atau berlaku
pembatasan hukum atas penarikan tawaran) atau
- Pengakuan biaya restrukturisasi sesuai PSA 57
Kondisi ‘ketika tidak dapat lagi menarik tawaran enghentian perjanjian kerja” adalah saat telah
dikomunikasikan ke pekerja yang terkena dampak, dan memenuhi kriteria:
1. Kecil kemungkinan perubahan signifikan atas program tersebut.
2. Program mengidentifikasi jumlah pekerja yang akan dihentikan, klasifikasi
pekerjaan/fungsi, dan lokasinya serta tanggal penyesuaian, dan
3. Program membuat detail yang memadai sehingga pekerja dpaat menentukan jenis dan
jumlah imbalan yang akan diterima.
Pesangon diukur pada nilai nominal jika akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas)
bulan dan akan diukur pada nilai kini jika akan dislesaikan lebih dari dua belas bulan.
Pernyataan ini membahas pesangon secara terpisah dari imbalan kerja lain karena kejadian yang
menimbulkan kewajiban ini adalah terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan
pekerja. Pesangon dihasilkan baik dari keputusan suatu entitas untuk memutuskan hubungan
kerja atau keputusan pekerja untuk menerima IMBALAN KERJA ED PSAK 24 tawaran imbalan
dari entitas atas pemutusan kontrak kerja.
Pesangon tidak termasuk imbalan kerja yang dihasilkan dari terminasi kontrak kerja atas
permintaan pekerja tanpa tawaran entitas, atau sebagai akibat dari persyaratan purnakarya wajib,

16
karena merupakan imbalan pasca-kerja. Beberapa entitas memberikan tingkat yang lebih rendah
dari imbalan bagi pemutusan kontrak kerja atas permintaan pekerja (secara substansi, imbalan
pasca-kerja) daripada untuk pemutusan kontrak kerja atas permintaan entitas. Perbedaan antara
imbalan yang disediakan untuk pemutusan kontrak kerja atas permintaan pekerja dan imbalan
yang lebih tinggi disediakan atas permintaan entitas adalah imbalan pemutusan.
Bentuk imbalan kerja tidak menentukan apakah itu disediakan dalam pertukaran atas jasa atau
dalam pertukaran atas terminasi kontrak kerja. Pesangon biasanya pembayaran sekaligus, tapi
kadang-kadang juga meliputi:
- Peningkatan imbalan pascakerja, baik secara tidak langsung melalui program imbalan
kerja atau secara langsung.
- Gaji sampai akhir periode ditentukan jika pekerja tidak memberikan jasa lebih lanjut
yang memberikan manfaat ekonomi bagi entitas.

Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di
antara:
- Tanggal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan tersebut, dan
- Tanggal ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang
lingkup PSAK 57: Provisi, LiabilitasKontinjensi dan Aset Kontinjensi dan melibatkan
pembayaran pesangon.

Waktu ketika suatu entitas tidak dapat lagi menarik tawaran pesangon, untuk pesangon yang
terutang sebagai akibat dari keputusan pekerja untuk menerima tawaran imbalan sebagai
pertukaran atas terminasi kontrak kerja adalah waktu yang lebih awal antara:
1. Ketika pekerja menerima tawaran, dan
2. Ketika pembatasan (contohnya persyaratan hukum, peraturan atau kontrakual atau
pembatasan lainnya) atas kemampuan entitas untuk menarik tawaran berlaku. Waktu ini
adalah ketika penawaran tersebut dibuat, jika pembatasan ada pada saat penawaran ini
diberikan
Untuk pesangon terutang sebagai akibat dari keputusan suatu entitas untuk melakukan terminasi,
entitas tidak dapat lagi menarik tawaran saat entitas telah mengkomunikasikan kepada pekerja
yang terkena dampak program pemutusan hubungan kerja memenuhi semua kriteria berikut:

Entitas harus mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan harus mengukur dan mengakui
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan ketentuan bahwa jika pesangon
merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pasca kerja, entitas menerapkan persyaratan
imbalan pasca kerja. Jika tidak:

17
- Jika pesangon diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah
akhir periode pelaporan tahunan di mana pesangon diakui, entitas harus menerapkan
persyaratan untuk imbalan kerja jangka pendek.
- jika pesangon tidak diharapkan untuk dapat diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas
bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan, entitas harus menerapkan persyaratan
untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR REFERENSI
…………………………………………………………………..
IAI. 2015. Modul Chartered Accountant PELAPORAN KORPORAT. Jakarta: IKATAN
AKUNTAN INDONESIA.

Contoh Latihan dan Soal Imbalan Kerja


Soal 1
PT. Royal memiliki kebiasaan untuk membagi bonus kepada karyawan tiap tahun. Bonus
tersebut biasanya dihitung sebesar 3% dari laba bersih. Bonus atas suatu tahun ditetapkan pada
RUPS dalam rangka Pengesahan Laporan Keuangan Tahunan tersebut. RUPS biasanya
dilakukan 5 bulan setelah tanggal pelaporan, yaitu bulan Mei tahun berikutnya. Prakiraan laba
bersih tahun 2015 adala Rp200.000.000.000. Hitunglah beban dan liabilitas atas bonus yang
diakui PT Royal tahun 2015.
Jawab:
Laba Bersih PT Royal Tahun 2015 = Rp 200.000.000.000
Bonus = Rp 200.000.000.000 x 3% = Rp 6.000.000.000
Jadi jumlah beban dan liabilitas tahun 2015 adalah Rp 6.000.000.000
Karena bonus dibayar bulan Mei 2016, maka jurnalnya
# Beban Bonus Rp 6.000.000.000
Hutang Bonus Rp 6.000.000.000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal 2
PT Lazy memiliki 50 orang karyawan. Pada tahun 2015 mulai memberikan program cuti
berimbalan untuk karyawannya. Setiap karyawan berhak atas 5 hari cuti berimbalan dalam 1
tahun dan dapat diakumulasikan pada tahun-tahun berikutnya. Setiap karyawan yang cuti akan
mendapatkan imbalan sebesar Rp800.000.000 perhari. Pada tahun 2015, ada 35 karyawan sudah
mengambil penuh hak cuti berimbalan, sedangkan 15 karyawan sudah mengambil 3 hari.
Hitunglah beban dan liabilitas atas cuti berimbalan yang diakui PT Lazy tahun 2015.

18
Jawab:
Diketahui
35 karyawan x 5 hari = 175 hari
15 karyawan x 3 hari = 45 hari
Jumlah = 220 hari
220 hari x Rp 800.000 = Rp 176.000.000
15 karyawan x 2 hari x Rp 800.000 = Rp 24.000.000
(Rp 176.000.000 + Rp 24.000.000 = Rp 200.000.000)
PT Lazy akan mengakui beban dan liabilitas atas cuti sebesar Rp 176.000.000
Jurnal yang akan dicatat PT Lazy tahun 2015 adalah
# Beban Imbalan kerja cuti berimbalan Rp 176.000.000
Kas Rp 176.000.000
Jika cuti berimbalan tersebut dapat diakumulasikan maka pada tahun 2015 PT Lazy akan
mengakui tambahan beban dan liabilitas sebesar Rp 24.000.000
Sehingga beban yang diakui tahun 2015 menjadi Rp 200.000.000.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal 3
Pada tahun 2015 PT Pensiun berkomitmen melakukan PKK atas 20 orang karyawan dengan
jumlah pesangon keseluruhan senilai Rp1.500.000.000. selain itu, PT Pensiun juga menawarkan
kepada 15 orang karyawan lainnya untuk berhenti secara sukarela. Setiap karyawan akan
menerima pesangon masing-masing Rp80.000.000 juka menerima tawaran tersebut. PKK
direncanakan efektif dilakukan awal tahun 2016. Dalam kasus ini PT Pensiun sudah memiliki
komitmen yang jelas untuk melakukan PKK dan biaya terkait restrukturisasi telah diakui. Untuk
PKK secara sukarela, PT Pensiun mengestimasi 2/3 karyawan akan menerima tawaran PKK
tersebut. Berpakah beban pesangon PKK yang diakui PT Pensiun tahun 2015.
Jawab:
Jumlah beban yang harus diakui oleh PT Pensiun 2015 adalah
Pesangon PKK (20 Karyawan Rp 1.500.000.000 = Rp 75.000.000/orang)
Penawaran berhenti secara sukarela 15 karyawan x Rp 80.000.000 = Rp 1.200.000.000
Beban yang harus diakui PT Pensiun 2015 adalah
Pesangon 20 karyawan = Rp 1.500.000.000
Pesangon 2/3 dari penawan berhenti sukarela
10 x Rp 80.000.000 = Rp 800.000.000
Jumlah = Rp 2.300.000.000
Oleh karena realisasi dari PKK seluruhnya baru terjadi pada tahun 2016 sedangkan keputusan
sudah dibuat pada tahun 2015 maka PT Pensiun harus mengakui seluruh beban tersebut sebagai
liabilitas dilaporan Posisi Keuangan 2015 dengan jurnal
# Beban Imbalan kerja Pesangon Rp 2.300.000.000
Provisi Rp 2.300.000.000
Soal 4
Berikut adalah data yang berhubungan dengan program imbalan pasti bagi karyawan PT Jompo:

19
1 Januari 2015 31 Desember 2015
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti 3.100.000.000 3.400.000.000
Nilai Wajar Aset Program 2.900.000.000 3.100.000.000
Penghasilan Komprehensif Lain (kredit) 352.000.000 394.000.000

Berdasarkan kasus pada PT Jompo, berapakah nilai liabilitas yang timbul di Laporan Posisi
Keuangan (Neraca) PT Jompo per 31 Desember 2015?, Berapakah imbalan pasca kerja yang
harus diakui dalam Laporan Laba Rugi PT Jompo tahun 2015, jika iuran yang dibayarkan tahun
2015 sebesar Rp50.000.000? Berapakah keuntungan (kerugian) aktuarial yang diakui PT Jompo
melalui penghasilan Komprehensif lain tahun 2015?
Jawaban
Kertas Kerja

20
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

21
Soal 5
PT Purnabakti memiliki program iuran pasti dengan iuran jatuh tempo tiap akhir bulan sebesar
Rp 4.000.000. Iuran bulan November 2015 telah dibayar sejumlah Rp 3.000.000 pada
pertengahan Desember 2015, sedangkan iuran bulan Desember telah dibayar seluruhnya pada
awal Januari 2016. Hitung liabilitas yang diakui PT Purnabakti pada 31 Desember 2015 terkait
program iuran pasti.
Jawab :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Soal 6

Pada tahun 2015, PT Haritua memiliki saldo terkait program Imbalan Pasti adalah sebagai
berikut:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti – awal tahun 2015 225.000.000
Nilai Wajar Aset Program – Awal tahun 2015 175.000.000
Penghasilan komprehensif lain (kredit) – awal tahun 2015 10.070.000
Biaya Jasa Kini 18.000.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran yang dibayarkan perusahaan pada Dana Pensiun 25.000.000
Imbalan pension yang dibayarkan oleh Dana Pensiun 12.000.000
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti – Akhir tahun 2015 260.000.000
Nilai Wajar Aset Program – Akhir tahun 2015 205.000.000

Diminta:
1. Hitung beban imbalan pasti tahun 2015 dan liabilitas di Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) PT Haritua per 31 Desember 2015.
2. Buat ayat jurnal yang diperlukan PT Haritua terkait Program Imbalan Pasti tahun 2015.

22
Jawab :

23
Kertas Kerja

24

Anda mungkin juga menyukai