Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 191217331
TUGAS 3 PENGANTAR AKUNTANSI
Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–
transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan
dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu
lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban
keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang
usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban
pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi
pembelian dari para pembeli.
Karakteristik utang :
1. Kewajiban itu ada dan merupakan transaksi di masa lalu
2. Ada kewajiban untuk menyertakan aktiva yang dapat diterima oleh yang bersangkutan di
masa yang akan datang
3. Kewajiban itu dapat diukur / dinyatakan dalam satuan mata uang dengan jumlah yang
pasti atau dapat ditaksir jumlahnya
4. Kreditur dan tanggal jatuh tempo dapat diketahui atau ditentukan
5. Tidak ada hak untuk membatalkan atau melepaskan diri dari hutang tersebut
Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat dibagi menjadi dua
kelompok:
1. Kelompok hutang jangka pendek (hutang lancar)
2. Kelompok hutang jangka panjang (hutang tidak lancar).
Hutang Dagang
Yaitu hutang yang timbul dari kegiatan ekonomi perusahaan yang berulang-ulang.
Hutang dagang terjadi karena perbedaan waktu yang timbul antara penyerahan barang
dan jasa dengan pembayarannya(disebut dengan jangka waktu kredit) yang biasanya
dinyatakan dengan syarat pembayaran seperti 2/10, n/30.
Pada dasarnya hutang dicatat pada saat terjadi penyerahan hak milik dari penjual kepada
pembeli. Tetapi dalam praktek, hutang dicatat pada saat faktur diterima atau barang-
barang diserahkan dengan alasan kepraktisan.
Wesel Bayar
Adalah hutang yang didukung dengan surat pengakuan hutang atau surat pernyataan
kesanggupan membayar. Yang termasuk dalam hutang wesel :
Hutang Deviden
Hutang deviden adalah jumlah uang yang harus dibayar perusahaan kepada pemegang
saham akibat adanya pengumuman pembagian deviden. Pada umumnya, pembayaran atas
deviden yang telah diumumkan akan dilakukan segera setelah tanggal pengumumannya. Oleh
karena itu, hutang deviden termasuk dalam hutang lancar.
3. HUTANG BERSYARAT
Adalah kewajiban-kewajiban yang kepastian akan jumlah atau pihak kepada siapa
kewajiban itu harus dibayar atau tanggal jatuh tempo pembayaran atau eksistensinya tergantung
pada terjadi atau tidaknya salah satu atau lebih peristiwa yang akan datang. Sebenarnya, hutang
bersyarat bukan merupakan hutang yang sah pada tanggal neraca sehingga dari segi akuntansi
hutang bersyarat bukan merupakan hutang yang sesungguhnya dan tidak seharusnya dilaporkan
dalam laporan keuangan. Namun sebagai kewajiban yang kemungkinan akan terjadi hutang
bersyarat disajikan dalam catatan, footnote dalam neraca, contoh hutang bersyarat :
a) Piutang Dagang yang digadaikan
b) Piutang wesel yang didiskontokan
c) Endosement atas wesel
d) Adanya sengketa hukum
e) Adanya kemungkinan, perusahaan diwajibkan untuk menyetor tambahan atas beban pajak
atau denda
f) Adanya keterikatan dengan kontrak/perjanjian
g) Pembelian aktiva tetap dan atau pembangunan aktiva tetap berdasarkan kontrak
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi
dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan
neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset
tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah
dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang
jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian
untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka
pendek.
1. Obligasi terjamin, adalah obligasi terjamin yang masih dibedakan menurut jenis kekayaan
yang dijadikan jaminan seperti misalnya :
a. Dijamin Harta Tak Bergerak Tanah Atau Gedung
b. Dijamin Harta Bergerak Seperti Mesin, Perlengkapan Dan Kekayaan Lainnya.
Apabila obligasi terjamin tidak dapat dilunasi pada tanggal jatuh temponya maka kekayaan yang
menjadi jaminan harus dijual untuk melunasi obligasi tersebut.
2. Obligasi tak terjamin, obligasi semacam ini tidak dijamin dengan harta kekayaan tertentu
sehingga laku tidaknya obligasi ini di pasaran surat berharga sangat tergantung pada
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang mengeluarkannya. Obligasi terjamin kadang-
kadang dibedakan lagi menjadi beberapa tingkatan seperti obligasi pertama, kedua, atau bahkan
ketiga. Hal ini berarti bahwa jika obligasitidak dapat dilunasi pada saat jatuh temponya maka
kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual atau dilelang. Hasil penjua1lan kekayaan tersebut
pertama-tama akan dipakai melunasi obligasi-obligasi terjamin pertama, jika masih ada sisanya
barulah digunakan untuk melunasi obligasi terjamin berikutnya.