Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan istilah
dalam proposal ini untuk menghindari adanya kekeliruan bagi pembaca. Adapun judul skripsi ini adalah
”Efektivitas Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik
Pada Siswa Kelas III di MIN 2 Bandar Lampung”. Untuk menghindari adanya pemahaman yang tidak
sama dengan proposal ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam proposal
ini yakni sebagai berikut:
1. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indosenia berasal dari kata efektif yang diartikan dengan : a) ada
efeknya (ada akibatnya, pengaruh, ada kesannya), b) manjur atau mujarab, c) dapat membawa hasil,
berhasil guna (usaha, tindakan)1
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dan dikembangkan agar dapat melakukan
pendekatan kepada peserta didik yang telah diseleksi berdasarkan karakteristik-karakteristik yang sesuai
dengan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai dalam setiap pendekatan.2
3. Problem Solving
Merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai
upaya untuk memecahkan masalah.3
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. 4
5. Tematik
Tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna pada siswa.5

B. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai
suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, dalam pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang
berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem
pendidikan yang integral. Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pengalaman atau informasi
diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. 6
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang
hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016), H 284.
2
Indra Mardi, “Peningkatan Kegiatan Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Di
Kelas IV SD,” Jurnal Pelangi 8, no. 1 (2017).
3
Resti Rima Safitri, Atrup Atrup, and Guruh Sukma Hanggara, “Problem Solving Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMK,” Nusantara of Research: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri 5, no. 2
(2018): h 83–88.
4
Agus Dudung, “Penilaian Psikomotor,” (Karima: Bojongsari, Depok, 2018), h 35.
5
Hermin Tri Wahyuni, Punaji Setyosari, and Dedi Kuswandi, “Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD,”
Edcomtech Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan 1, no. 2 (2017): h 129–36.
6
Arinda Firdianti, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Gre
Publishing, 2018). h 45.
1
2

dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia. Salah satu naluri manusia yang terbentuk
dalam jiwanya secara individual adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sebagai
instink greogorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup bermasyarakat. Dan dengan naluri ini,
tiap manusia secara individual ditinjau dari segi antropologi sosial disebut homo socius artinya makhluk
yang bermasyarakat, saling tolong menolong dalam rangka mengembangkan kehidupan disegala bidang.
Tujuan pendidikan tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum sekolah. Kurikulum digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013.7
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi, karena pendidikan bagi kehidupan
manusia untuk membekali dirinya agar ia berkembang secara maksimal. Dalam islam terdapat ayat Al-
Qur’an yang menjelaskan pentingnya pendidikan pada anak, yaitu dalam surat An-Nahl ayat 78 :

َ ٰ ‫ون أُ َّم ٰهَتِ ُكمۡ اَل ت َۡعلَ ُمونَ َش ٗۡ‍ٔيا َو َج َع َل لَ ُك ُم ٱلسَّمۡ َع َوٱأۡل َ ۡب‬
)٧٨( َ‫ َدةَ لَ َعلَّ ُكمۡ ت َۡش ُكرُون‬RS‫ص َر َوٱأۡل َ ِۡٔٔ‍ف‬ ِ ُ‫وَٱهَّلل ُ أَ ۡخ َر َج ُكم ِّم ۢن بُط‬
Artinya :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An Nahl :
78)
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang memicu dan
menantang peserta didik belajar. Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemapuan yang
dimiliki oleh peserta didik setelah memperoleh pengalaman belajar. Penguasaan kemampuan tersebut
tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan. Pendidikan yang diberikan di Madrasah Ibtida’iyah (MI)
meliputi 14 mata pelajaran, salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum tersebut adalah
matematika. Tematik merupakan salah satu bidang studi yang ada pada sekolah dasar. 8
Keterlibatan siswa yang aktif sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena jika siswa aktif
maka kegiatan pembelajaran akan terlaksana dengan baik, dan siswa mudah menerima materi yang
diajarkan oleh pendidik. Tematik juga berkaitan dengan apa dan bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. 9 Pendekatan ini berangkat dari teori
pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan
struktur intelektual anak.
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang di rancang berdasarkan tema-tema
tertentu. Dalam pembahasannya tema itu di tinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, “air”
dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat di
tinjau dari bidang studi lain, seperti ips, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan
dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk
memunculkan dinamika dalam pendidikan.10
Pembelajaran tematik yang telah diterapkan di SD/MI memberikan warna baru dalam
pembelajaran, peserta didik yang biasanya mempelajari mata pelajaran secara bergantian, kini bisa
7
Siti Julaeha, “Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter,” Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,
[SL] 7, no. 2 (2019): h 157–82.
8
Moh Suardi," Belajar & Pembelajaran", (Deepublish, 2018) h 76.
9
Ichsan Anshory AM, Setiya Yunus Saputra, and Delora Jantung Amelia, “Pembelajaran Tematik Integratif Pada
Kurikulum 2013 Di Kelas Rendah SD Muhammadiyah 07 Wajak,” JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) 4, no. 1 (2018): 35–46.
10
Andi Prastowo, "Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu", (Prenada Media, 2019) h 123.
3

digabungkan, dan kadang ada peserta didik yang belum mengerti yang dimaksud pembelajaran tematik
apalagi kelas bawah.
Tercapainya tujuan belajar Tematik tersebut salah satunya dilihat dari hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar peserta didik
dapat dinyatakan dengan nilai atau raport sesuai dengan pendapat Suryadibrata yang menyatakan bahawa
nilai raport merupakan rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil belajar peserta didik
dalam masa tertentu.11
Pemecahan masalah dapat digunakan sebagai persoalan atau tantangan seorang siswa yang tidak
dapat diketahui secara langsung cara atau prosedur penyelesaian masalah tersebut. Kemampuan
memecahkan masalah merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa karena dengan
kemampuan memecahkan masalah siswa dapat menyelesaikan masalah dengan tepat. Saat ini
kemampuan pemecahan masalah di Indonesia sangat memprihatinkan. 12
Guru mengahadapi kesulitan dalam mengerjakan bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan
baik, dilain pihak siswa menghadapi kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan guru. 13
Berbagai kesulitan ini muncul antara lain mencari jawaban dipandang sebagai satu-satunya tujuan yang
ingin dicapai. Karena hanya berfokus pada jawaban, anak seringkali salah dalam memilih tekhnik
penyelesaian yang sesuai. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya. Juga suatu masalah diberikan kepada seorang siswa dan langsung mengetahui cara
penyelesaiannya dengan benar maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. 14
Proses pembelajaran kebanyakan guru di sekolah dasar masih menggunakan cara mengajar yang
belum modern yaitu pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran
tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah,. Proses pembelajaran menggunakan metode
ceramah akan selalu terpusat pada guru, hal ini menimbulkan kurang tumbuh berkembangnya sikap
kemandirian belajar pada anak, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran. 15Metode ceramah sering digunakan dalam mengajar karena mudah
dilakukan dan cepat. Proses pembelajaran menggunakan metode ceramah akan selalu terpusat pada guru,
hal ini menimbulkan kurang tumbuh berkembangnya sikap kemandirian belajar pada anak, sehingga akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. 16
Dilihat hasil pra penelitian yang dilakukan di MIN 2 Bandar Lampung siswa kelas III diperoleh
keterangan bahwa, dalam pembelajaran matematika guru sudah menggunakan metode yang beragam
antara lain ceramah, diskusi, latihan. Namun metode tersebut belum dikembangkan secara optimal
sehingga siswa merasa jenuh dan bosan sehingga hasil belajar siswa belum maksimal. Hal tersebut dapat
dilihat dari data nilai ulangan harian pada mata pelajaran matematika kelas IIIA dan IIIB yaitu :

11
Ariska Destia Putri, “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Jam Sudut Pada
Peserta Didik Kelas Iv Sdn 2 Sunur Sumatera Selatan,” 2017.
12
Febria Ningsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Kelas Viii Mtsn Kabupaten Kerinci,” Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika 3, no. 2 (2019): 351–62.
13
LAILATUL ISNAINI, Iskandar Iskandar, and Tuti Indriyani, “Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Alqur’an Pada Siswa Kelas X Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi,” 2020.
14
Annisa Sulistyaningsih and Ellya Rakhmawati, “Analisis Kesalahan Siswa Menurut Kastolan Dalam Pemecahan
Masalah Matematika,” Matematika 19, no. 2 (2017): 123–30.
15
Saifudin Mahmud and Muhammad Idham, Strategi Belajar-Mengajar (Syiah Kuala University Press, 2017), h 85.
16
Suardi, Belajar & Pembelajaran.
4

Tabel 1.1
Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Kelas III Pada Mata Pelajaran Tematik
Kelas
Nilai Jumlah Peserta KKM Keterangan
IIIA IIIB
Didik
80-89 6 3 9 70 Tuntas
70-79 5 4 9 70 Tuntas
60-69 8 10 18 70 Belum Tuntas
50-59 4 8 12 70 Belum Tuntas
40-49 3 1 4 70 Belum Tuntas
Jumlah 26 26 52 70

Berdasarkan permasalahan di atas, guru harus mampu merancang metode pembelajaran yang
membuat siswa aktif melatih kemampuan berpikirnya dan memecahkan masalah tematik secara realistis.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan metode
problem solving. Metode problem solving merupakan penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Metode problem solving merangsang
pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya
siswa banyak melakukan proses runtut dengan melihat permasalahan dari berbagai segi dalam rangka
mencapai pemecahannya.17
Metode problem solving memiliki kelebihan antara lain: dapat membuat pendidikan di sekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secar terampil, metode ini merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses
belajarannya siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam
rangka mencari pemecahan. 18 Penerapan metode problem solving diharapkan membuat siswa lebih
terampil dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan soal matematika. Metode problem solving
juga akan membantu pemahaman siswa karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa juga dapat
melatih kemampuan membaca dan menghitung berdasarkan konsep yang benar ketika menyelesaikan
soal karena siswa belajar berdasarkan proses yang sistematis. Selain itu, siswa difasilitasi untuk bekerja
sama dalam kelompok serta menghargai pendapat orang lain pada saat pemecahan masalah, serta
menumbuhkan motivasi/minat untuk belajar. Jika hal-hal tersebut dapat terwujud, maka diharapkan
metode problem solving dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar tematik
siswa.19
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian “Efektivitas
Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Pada Siswa Kelas III
di MIN 2 Bandar Lampung”.

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dari itu dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan yang djelaskan sebagai berikut :
1. Guru kelas III sudah menggunakan metode pembelajaran seperti ceramah, latihan dan diskusi
namun belum optimal.
17
Nur Hamiyah Dan Muhammad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2017), h 92 .
18
Kadek Hengki Primayana, “Menciptakan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah Dengan Berorientasi
Pembentukan Karakter Untuk Mencapai Tujuan Higher Order Thingking Skilss (Hots) Pada Anak Sekolah Dasar,” Purwadita:
Jurnal Agama Dan Budaya 3, No. 2 (2020): H 85–92.
19
Anna Fauziah, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Smp Melalui
Strategi React,” Vol. 30, 2018, H 1–13.
5

2. Siswa belum semua terlihat aktif dalam proses pembelajaran.


3. Pembelajaran masih terpaku pada buku pelajaran dan kurang terkait dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
4. Rendahnya hasil belajar siswa
5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap langkah penyelesaian soal soal
6. Melalui metode problem solving, siswa dapat berpikir kritis dan bertindak kreatif untuk
memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
Agar proses penelitian yang dikaji lebih fokus dan terarah, maka peneliti membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas III di MIN 2 Bandar Lampung.
2. Penerapan metode dalam pembelajaran ini yaitu hanya menerapkan metode Problem Solving pada
penelitian.

D. Rumusan Masalah
Apa Penyebab Efektivitas Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Tematik Pada Siswa Kelas III di MIN 2 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Efektivitas Metode
Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Pada Siswa Kelas III di MIN
2 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian, diharapkan dapat menjadi manfaat bagi peneliti khususnya serta bagi
orang yang membaca pula pada umumnya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh diantaranya :
1. Manfaat teorotis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini akan berkontribusi pada penelitian dan memberikan
informasi bagi pendidik untuk menamnbah pengetahuan ilmiah mereka untuk melaksankan kewajiban
untuk meningkatkan dan mengaktifkan dengan menyediakan pendidikan yang lebih baik.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peserta Didik
Melalui metode problem solving diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan
memecahkan masalah.
b. Bagi Pendidik
Diharapkan bawa hasil penelitian akan digunakan sebagai salah satu bahan pemikiran dan
pertimbangan untuk staf pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan,
peningkatan, penyempurnaan.
c. Bagi Dunia Akademik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi ilmiah di bidang akademik,
serta untuk memperbaiki dan melengkapi penelitian tentang evektifitas metode pembelajaran dalam
pendidikan sebelumnya untuk menjadi dasar dan landasan untuk penelitian lebih lanjut di bidang
karakter siswa.
d. Bagi Peneliti
Diharapkan sebagai sumber informasi, khususnya dalam mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan kompetensi siswa, kemampuan akademik dalam
bidang pengembangan kurikulum.
6

G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Fitri Istiqoma dan Amir Rusdi tentang “pengaruh penerapan metode problem solving pada mata
pelajaran matematika materi pecahan terhadap hasil belajar siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah
Muhajirin Palembang”, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan
metode problem solving terhadap hasil belajar siswa.20
2. Tamsik Udin, dan Nurul Hikmah tentang “Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving
Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Logok 1 Kabupaten Indramayu”, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ada pengaruh penerapan metode problem solving terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika materi pecahan.21
3. Sisnanto, Wahyudi, dan Endang Indarini tentang Efektivitas Model Pembelajaran Problem
Solving Dan Group Investigation Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
4 Sd Dalam Pelajaran Matematika. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada
pengaruh dari Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Dan Group Investigation
Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 Sd Dalam Pelajaran
Matematika.22
4. Sari Nayuwati tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Pembelajaran
Tematik Dengan Metode Inquiry di MI Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren. Dari Hasil penelitian
tersebut meunjukkan bahwa hasil penelitian di MI Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren telah
tercapai dengan baik.23
5. Matius Juni Untoro Tentang Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri
Terbansari 1 Pada Pembelajaran Tematik Menggunakan Model Pembelajaran Poblem Based
Learning (PBL), dari hasil peneletian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik.24

20
Fitri Istiqoma Dan Amir Rusdi, “Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika
Materi Pecahan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Di Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang”. Radiasi Volume 2 Juli
2018.
21
Tamsik Udin And Nurul Hikmah, “Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Legok 1 Kabupaten Indramayu,” Al Ibtida:
Jurnal Pendidikan Guru Mi 1, No. 1 (2019).
22
Sisnanto Sisnanto, Wahyudi Wahyudi, And Endang Indarini, “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Dan
Group Investigation Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 Sd Dalam Pelajaran Matematika,” Jurnal
Pajar (Pendidikan Dan Pengajaran) 3, No. 4 (2019): 830–39.
23
Sari Nayuwati, Zawaqi Afdhal Jamil, And Aris Dwi Nugroho, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii
Pada Pembelajaran Tematik Dengan Metode Inquiry Di Madrasahibtidaiyah Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren,” 2019.
24
Matius Juni Untoro, “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Terbansari 1 Pada
Pembelajaran Tematik Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),” Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma, 2018.

Anda mungkin juga menyukai