Anda di halaman 1dari 4

Isolasi dan Identifikasi… (Aprilita dkk.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA XANTON


DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG SULATRI
(Calophyllum soulattry Burn.f.)

Aprilita Rina Yanti, Harfia Mudahar, dan Ibnu Irawan


Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Abstract
Isolation and identification of xanthones substance from ethyl acetate fraction of C. soulattry
Burn.f. Guttiferae bark extract had been carried out. The extract was separated by column
chromatography with silica gel as stationary phase and combination of hexane and ethyl acetate
as mobile phase. Using organoleptic manner, colour reaction, thin layer chromatography, UV
spectrophotometer and FT IR spectrophotometer, the pure isolate was identified as isocowanole.

Keywords: C. soulattry Burn.f. bark Guttiferae, xanthones, isocowanole

PENDAHULUAN ALAT DAN BAHAN


Di bidang kesehatan telah banyak obat yang Alat
diketahui dengan jelas struktur molekulnya dan Alat sohxlet, kromatografi kolom,
digunakan secara global dalam pengobatan berbagai kromatografi lapis tipis, spektrofotometer UV,
penyakit. Tetapi mengingat lebih dari 250.000 spektrofotometer FT IR.
spesies tumbuhan tinggi terdapat di muka bumi ini, Bahan
sehingga logis untuk menduga bahwa masih banyak Kulit batang C. soulattry Burn.f. diperoleh
obat berguna yang akan ditemukan dari dunia dari Departemen Kehutanan RI, Jakarta Selatan.
tumbuhan. (1)
Di antara sekian banyak jenis tumbuhan METODOLOGI
obat tersebut terdapat genus Calophyllum yang terdiri Pengambilan kulit batang dilakukan dengan
dari 100 spesies, salah satu di antaranya adalah C. cara mengelupas atau menyayat kulit batang atau
soulattry Burn.f. Di Indonesia ditemukan lebih dari cabang tanaman yang tua.
25 jenis Calophyllum dan tumbuh tersebar di seluruh Setelah kulit batang atau cabang
hutan tropis Nusantara. Sulatri (C. soulattry Burn.f.) dikumpulkan kemudian dibersihkan dari kotoran dan
umumnya tumbuh liar di hutan dataran rendah dari dipotong-potong, lalu dicuci dengan air bersih dan
tepi pantai sampai dataran rendah yang lebih tinggi dikeringkan di tempat sejuk sampai bebas dari air
(300 – 700 meter di atas permukaan laut). Di bekas cucian. Potongan kulit cabang yang sudah
Indonesia bagian-bagian dari tumbuhan ini telah bersih dikerok membujur dari sisi yang berhadapan
digunakan sebagai obat tradisional seperti daun, kulit dengan menggunakan pisau yang tajam. Kemudian
batang, biji dan bunga. Seduhan daunnya untuk kulit dikelupas dari kayunya dengan menggunakan
mencuci mata yang meradang, rebusan kulit alat yang tumpul dan bukan terbuat dari logam. Kulit
batangnya untuk penyakit rematik, bijinya untuk obat batang dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
kudis dan borok (2,3,4,5). Famili tumbuhan sampai kering yang ditandai dengan kulit batang
Guttiferae ini umumnya mengandung resin, minyak mudah dipatahkan, setelah itu diserbukkan. Sebagian
atsiri, steroid, tannin dan saponin (2,4). Karena dari kulit batang yang telah dibersihkan, dilakukan
potensi tumbuhan genus Calophyllum ini sangat pemeriksaan skrining fitokimia yang mencakup
menonjol., maka perlu dilakukan penelitian terhadap pemeriksaan minyak atsiri, lemak, alkaloid, steroid
genus ini. Dalam hal ini dilakukan isolasi dan dan triterpenoid, flavonoid, saponin dan tannin
identifikasi senyawa kimia dari kulit batang C. berdasarkan metode baku (6,7).
soulattry Burn.f . Selanjutnya dilakukan isolasi simplisia
Pelaksanaan penelitian diawali dengan kering kulit batang sulatri. Isolasi dilakukan dengan
melakukan uji pendahuluan (Skrining fitokimia/ metode soxhletasi bertingkat menggunakan pelarut
pendahuluan) terhadap ekstrak etil asetat. n-heksan dan etil asetat. Ekstraksi dilakukan dengan
Berdasarkan hal tersebut maka dicoba untuk cara memasukkan simplisia kulit batang sebanyak 50
mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa xanton gram ke dalam alat soxhlet, basahi dengan pelarut n-
yang terdapat dalam sulatri khususnya pada ekstrak heksan 200 ml yang ditampung dalam labu alas bulat
etil asetat. 500 ml dan dipanaskan sampai pelarut n-heksan di
dalam alat soxhlet jernih. Ekstraksi dilakukan
158
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 1, Januari 2004

sebanyak empat kali dengan cara dan perlakuan yang Ekstrak etil asetat diidentifikasi dengan cara
sama. Sari n-heksan dipekatkan dengan KLT mendapatkan 3 bercak yang terpisah
menggunakan rotavapor sampai diperoleh ekstrak menggunakan eluen n–heksan : etil asetat (9:1). Dari
yang kental. hasil KLT menunjukkan masih banyaknya senyawa
Simplisia yang telah disari dengan n- yang terkandung dalam ekstrak etil asetat, dimana
heksan dikeringkan, setelah kering di soxhlet dengan bercak ungu menunjukkan steroid atau triterpenoid
pelarut etil asetat dengan cara yang sama seperti dan bercak berwarna kuning menunjukkan flavonoid
ekstraksi dengan pelarut n-heksan. Dari proses yang atau xanton (5,10,). Maka untuk memisahkannya
dilakukan diperoleh ekstrak etil asetat kental, dilakukan kromatografi kolom.
kemudian 1/3 ekstrak kental diambil dan diuapkan di Terhadap ekstrak etil asetat yang diperoleh
atas penangas air sampai seluruh pelarut yang tersisa kemudian dilakukan pemisahan dengan kromatografi
habis menguap dan terbentuk ekstrak kering untuk kolom menggunakan eluen n–heksan : etil asetat
digunakan pada proses selanjutnya. secara gradien dengan perbandingan 100 : 0 sampai 0
Ekstrak kental yang diperoleh dipisahkan : 100. Filtrat yang diperoleh ditampung dalam
dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak Erlenmeyer tiap 100 ml, filtrat-filtrat yang
n-heksan: etil asetat secara gradien dari perbandingan mempunyai hasil KLT sama digabung menjadi
100:0 sampai perbandingan 0:100 dengan fraksi.
menggunakan fase diam silika gel. Setelah diidentifikasi secara KLT, maka
Tetesan filtrat ditampung dengan diperoleh fraksi yang mempunyai 1 noda yaitu pada
Erlenmeyer masing-masing 100 ml dan filtrat fraksi b (filtrat 14-19) berwarna kuning yang
tersebut diperiksa dengan KLT menggunakan eluen menunjukkan senyawa xanton. Fraksi b berupa
n-heksan : etil asetat (7 : 3) dengan penampak bercak kristal berwarna kuning dilakukan KLT mendapatkan
H2SO4 10%. bercak berwarna kuning tua hasil isolasi belum
Identifikasi senyawa hasil isolasi merupakan senyawa murni, oleh karena itu dilakukan
dilakukan secara organoleptik dan fisika, pemurnian dengan melarutkan kristal dengan pelarut
kromatografi lapis tipis menggunakan plat silika gel n-heksan sampai diperoleh isolat yang murni dengan
GF 254 dengan perbandingan n-heksan : etil asetat (3 ditandai bercak pada plat KLT berwarna kuning
: 2), sebagai pendeteksi digunakan lampu UV lemah.
(Camag®) 254 nm dan penampak noda H2SO4 10 %. Identifikasi senyawa hasil isolasi secara
Pemeriksaan fisika kimia menggunakan organoleptik menunjukkan bahwa isolat merupakan
spektrofotometer infra merah dan Pemeriksaan kristal berwarna kuning, rasa pahit dan tidak berbau
elusidasi struktur menggunakan Spektrofotometer IR dengan titik lebur sebesar 93°C, merupakan satu
5300 Biorad Merlin menggunakan pereaksi geser karakteristik untuk senyawa xanton yaitu Isocowanol
yaitu: NaOH 2 N, larutan A1C13 5%, campuran (3,11).
larutan AlCl3 5 % dan HCl 50 %, Na asetat serta Identifikasi secara kimia terhadap senyawa
serbuk Na asetat dan asam borat. hasil isolasi menggunakan pereaksi FeCl3
menghasilkan warna hijau, ini menunjukkan reaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN warna untuk xanton.
Hasil pemeriksaan skrining fitokimia Hasil kromatografi lapis tipis ekstrak kering
diketahui bahwa kulit batang dari tanaman C. yang sudah di-kromatografi kolom, memiliki satu
soulattry Burn.f. ini mengandung senyawa steroid, noda berwarna merah kecoklatan yang dilihat dengan
triterpenoid, flavonoid, saponin, tanin. Berdasarkan sinar UV (Camag®) 254 nm, dengan menggunakan
pustaka dari beberapa jenis Calophyllum yang telah eluen n–heksan: etil asetat (7 : 3) dan n-heksan : etil
diteliti telah berhasil diisolasi senyawa golongan asetat (8 : 2). Setelah disemprotkan dengan
triterpenoid, flavonoid, xanton dan kumarin. (8,9) penampak noda H2SO4 10 % memberikan warna
Hasil ekstraksi dari 300 g simplisia kering kuning muda kehijauan yang dilihat dengan lampu
kulit batang C. soulattry Burn.f. dengan metode UV (Camag®) 254 nm menunjukkan adanya senyawa
soxhletasi dihasilkan ekstrak kental sebanyak 54,84 xanton..
gram dengan rendemen ekstrak sebesar 18,28%. Elusidasi struktur dengan spektrofotometer
Pemilihan metode ekstraksi dengan cara soxhletasi UV dengan menggunakan pelarut metanol diperoleh
karena memungkinkan dapat menarik senyawa spektrum dengan tiga puncak (256, 270, 330)
xanton dari kulit batang C. soulattry Burn.f. tersebut merupakan salah satu dari karakteristik dan
secara maksimal. Pelarut yang digunakan untuk spesifikasi untuk senyawa xanton. Kemudian
menarik senyawa xanton dari kulit batang C. dilanjutkan dengan penambahan pereaksi geser
soulattry Burn.f. adalah pelarut yang bersifat semi NaOH 2 N terjadi pergeseran batokromik pada
polar, seperti etil asetat. daerah 330 – 350 nm menunjukkan adanya gugus
OH, selanjutnya sampel yang dilarutkan dalam
159
Isolasi dan Identifikasi… (Aprilita RY, dkk.)

metanol (pro analisa) ditambahkan AlCl3 5% terjadi terjadi pergeseran. Dari semua data pergeseran yang
pergeseran batokromik pada daerah 330-360 nm diperoleh merupakan data murni dari senyawa
menunjukkan adanya gugus OH pada daerah C1, tunggal hasil isolasi.
terjadi perubahan. Kemudian campuran tersebut Data hasil spektrofotometer UV dari
ditambahkan HCl 50% terjadi pergeseran. Larutan senyawa tunggal yang diperoleh, dibandingkan
sampel dalam metanol ditambah serbuk Na asetat dengan data dari literatur senyawa xanton yang sudah
lalu diperiksa dengan spektrofotometer UV terjadi ada. Dari hasil perbandingan diperoleh adanya
pergeseran batokromik pada daerah 330-340 nm persamaan data dengan senyawa xanton yaitu
terjadi subtitusi gugus OH pada C3 dan C6 kemudian Isocowanol (3, 11).
dari campuran tersebut ditambahkan asam borat tidak

Tabel I. Perbandingan hasil spektrofotometer UV senyawa isolat dengan senyawa


xanton (isocowanol)

Absorbansi (nm)
Absorbansi (nm)
No Pereaksi Senyawa xanton
senyawa Isolat
(Isocowanol) (3,11)
1. Metanol 256, 270, 330 257,314, 354
2. Metanol + NaOH 242, 270, 350 240, 270, 372
3. Metanol + AlCl3 254, 268, 350 235, 267, 344, 409
4. Metanol + AlCl3 + HCL 252, 270, 332 267, 279, 338, 405
5. Metanol + Na. Asetat 242, 270, 340 240, 361
6. Metanol + Na. Asetat + AlCl3 252, 270, 340 257, 315, 358

Tabel II. Perbandingan hasil spektrofotometer FT IR senyawa isolat dengan


senyawa xanton (isocowanol)

Bilangan
Ikatan yang Bilangan gelombang
gelombang
menyebabkan Senyawa Xanton
Senyawa Isolat
absorpsi (Isocowanol) (cm-1) (3,11)
(cm-1)

OH 3450, 3175 3446, 3178


C–H 2962, 2920 2961, 2918
(CH - alifatik) 1645 1646
Aromatik 1578, 1468 1577, 1461
C-O 1379, 1243, 1115 1381, 1245, 1118

Hasil isolasi senyawa tunggal yang KESIMPULAN


diperoleh setelah dibersihkan dilakukan pengujian Dari data yang dihasilkan dari senyawa
dengan Spektrofotometer FT IR diperoleh hasil tunggal kulit batang C. soulattry Burn.f. dengan
absorpsi pada rentang daerah 3356 cm-1, 1578 cm-1, menggunakan pelarut etil asetat, meliputi percobaan
1448 cm-1, dan absorbansi pada regang daerah 1373 dan identifikasi secara organoleptik, kimia, KLT,
cm-1 – 1115 cm-1 berturut-turut merupakan tegangan Spektroskopi UV, dan Spektroskopi FT. IR, maka
absorbansi dari gugus – OH, C – H, C = O, C = C diduga senyawa yang terkandung dalam kulit batang
dan C – O. Dari percobaan, diperoleh hasil yang C. soulattry Burn.f. tersebut adalah senyawa xanton
sama dengan absorbansi regangan yang dihasilkan yaitu Isocowanol.
dari literatur xanton, memiliki kesamaan dengan data
dari senyawa xanton golongan Isocowanol (3,11).

160
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 1, Januari 2004

DAFTAR RUJUKAN 7. Linskens, H. L., & H. F. Jackson, Modern


1. Syamsul, A., Peranan Tumbuhan Hutan Tropis Methods of Plant Analysis, vol. 15, Springer
Dalam Pengembangan Obat-Obatan, Prosiding Verlaag, Budapest, 1994, 105.
Simposium Nasional I Tumbuhan Obat dan 8. Akpentina. S.S, Pemeriksaan Penggolongan
Aromatik, 1996 Senyawa Kimia dari Ekstrak Petroleum Eter,
2. Burkil, I.H, A dictionary of The Economic Kloroform dan Metanol Kulit Batang
Product of Malaya Peninsula, Government of Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Serta Uji
The Malay States by The Crown Agents for The Aktivitas Terhadap Beberapa Jenis Bakteri
Colonies Millbank, London, S.W., 1935, 406 – Gram Positif dan Gram Negatif, Skripsi,
411. Fakultas Farmasi UNTAG`45 Jakarta, 1988.
3. Govindachari.R.T, N. Viswanathan, B.R., Pai, 9. Graham. J. B. and Hiok Huang Lee, Xanton
R. Rao and Srinivasan, Triterpen of from Guttiferae, Review Article Number 43,
Calophyllum inophyllum, Tetrahedron, 1967, Department of Chemistry, National University
1901 –1910. of Singapore, 1988, 967-994.
4. Heyne. K, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 10. Stahl E., Analisis Obat Secara Kromatografi
III, Cetakan ke-1, Badan Litbang Kehutanan dan Mikroskopik, Diterjemakan oleh Kosasih
Jakarta, 1987, 1374 – 1380. Padmawinata dan Iwang Sudiro, ITB, Bandung,
5. Lemmens. R.H.M.J, I. Soerianegara, Plants 1985, 129- 194.
Resources of South – East Asia, Prosea, Bogor 11. Sultanbawa. M. U. S, Xantonods of Tropical
Indonesia, 1994, 114 – 119. Plants, Thetrahedron Report Number 84,
6. Harbone. J. B, Metode Fitokimia Penuntun Cara Departemen of chemistry, University of
Modern Menganalisis Tumbuhan, ITB, Peradeniya, Sri Langka, 1979, 1465-1501.
Bandung, 1988, 4-26.

161

Anda mungkin juga menyukai