Abstract
Isolation and identification of xanthones substance from ethyl acetate fraction of C. soulattry
Burn.f. Guttiferae bark extract had been carried out. The extract was separated by column
chromatography with silica gel as stationary phase and combination of hexane and ethyl acetate
as mobile phase. Using organoleptic manner, colour reaction, thin layer chromatography, UV
spectrophotometer and FT IR spectrophotometer, the pure isolate was identified as isocowanole.
sebanyak empat kali dengan cara dan perlakuan yang Ekstrak etil asetat diidentifikasi dengan cara
sama. Sari n-heksan dipekatkan dengan KLT mendapatkan 3 bercak yang terpisah
menggunakan rotavapor sampai diperoleh ekstrak menggunakan eluen n–heksan : etil asetat (9:1). Dari
yang kental. hasil KLT menunjukkan masih banyaknya senyawa
Simplisia yang telah disari dengan n- yang terkandung dalam ekstrak etil asetat, dimana
heksan dikeringkan, setelah kering di soxhlet dengan bercak ungu menunjukkan steroid atau triterpenoid
pelarut etil asetat dengan cara yang sama seperti dan bercak berwarna kuning menunjukkan flavonoid
ekstraksi dengan pelarut n-heksan. Dari proses yang atau xanton (5,10,). Maka untuk memisahkannya
dilakukan diperoleh ekstrak etil asetat kental, dilakukan kromatografi kolom.
kemudian 1/3 ekstrak kental diambil dan diuapkan di Terhadap ekstrak etil asetat yang diperoleh
atas penangas air sampai seluruh pelarut yang tersisa kemudian dilakukan pemisahan dengan kromatografi
habis menguap dan terbentuk ekstrak kering untuk kolom menggunakan eluen n–heksan : etil asetat
digunakan pada proses selanjutnya. secara gradien dengan perbandingan 100 : 0 sampai 0
Ekstrak kental yang diperoleh dipisahkan : 100. Filtrat yang diperoleh ditampung dalam
dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak Erlenmeyer tiap 100 ml, filtrat-filtrat yang
n-heksan: etil asetat secara gradien dari perbandingan mempunyai hasil KLT sama digabung menjadi
100:0 sampai perbandingan 0:100 dengan fraksi.
menggunakan fase diam silika gel. Setelah diidentifikasi secara KLT, maka
Tetesan filtrat ditampung dengan diperoleh fraksi yang mempunyai 1 noda yaitu pada
Erlenmeyer masing-masing 100 ml dan filtrat fraksi b (filtrat 14-19) berwarna kuning yang
tersebut diperiksa dengan KLT menggunakan eluen menunjukkan senyawa xanton. Fraksi b berupa
n-heksan : etil asetat (7 : 3) dengan penampak bercak kristal berwarna kuning dilakukan KLT mendapatkan
H2SO4 10%. bercak berwarna kuning tua hasil isolasi belum
Identifikasi senyawa hasil isolasi merupakan senyawa murni, oleh karena itu dilakukan
dilakukan secara organoleptik dan fisika, pemurnian dengan melarutkan kristal dengan pelarut
kromatografi lapis tipis menggunakan plat silika gel n-heksan sampai diperoleh isolat yang murni dengan
GF 254 dengan perbandingan n-heksan : etil asetat (3 ditandai bercak pada plat KLT berwarna kuning
: 2), sebagai pendeteksi digunakan lampu UV lemah.
(Camag®) 254 nm dan penampak noda H2SO4 10 %. Identifikasi senyawa hasil isolasi secara
Pemeriksaan fisika kimia menggunakan organoleptik menunjukkan bahwa isolat merupakan
spektrofotometer infra merah dan Pemeriksaan kristal berwarna kuning, rasa pahit dan tidak berbau
elusidasi struktur menggunakan Spektrofotometer IR dengan titik lebur sebesar 93°C, merupakan satu
5300 Biorad Merlin menggunakan pereaksi geser karakteristik untuk senyawa xanton yaitu Isocowanol
yaitu: NaOH 2 N, larutan A1C13 5%, campuran (3,11).
larutan AlCl3 5 % dan HCl 50 %, Na asetat serta Identifikasi secara kimia terhadap senyawa
serbuk Na asetat dan asam borat. hasil isolasi menggunakan pereaksi FeCl3
menghasilkan warna hijau, ini menunjukkan reaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN warna untuk xanton.
Hasil pemeriksaan skrining fitokimia Hasil kromatografi lapis tipis ekstrak kering
diketahui bahwa kulit batang dari tanaman C. yang sudah di-kromatografi kolom, memiliki satu
soulattry Burn.f. ini mengandung senyawa steroid, noda berwarna merah kecoklatan yang dilihat dengan
triterpenoid, flavonoid, saponin, tanin. Berdasarkan sinar UV (Camag®) 254 nm, dengan menggunakan
pustaka dari beberapa jenis Calophyllum yang telah eluen n–heksan: etil asetat (7 : 3) dan n-heksan : etil
diteliti telah berhasil diisolasi senyawa golongan asetat (8 : 2). Setelah disemprotkan dengan
triterpenoid, flavonoid, xanton dan kumarin. (8,9) penampak noda H2SO4 10 % memberikan warna
Hasil ekstraksi dari 300 g simplisia kering kuning muda kehijauan yang dilihat dengan lampu
kulit batang C. soulattry Burn.f. dengan metode UV (Camag®) 254 nm menunjukkan adanya senyawa
soxhletasi dihasilkan ekstrak kental sebanyak 54,84 xanton..
gram dengan rendemen ekstrak sebesar 18,28%. Elusidasi struktur dengan spektrofotometer
Pemilihan metode ekstraksi dengan cara soxhletasi UV dengan menggunakan pelarut metanol diperoleh
karena memungkinkan dapat menarik senyawa spektrum dengan tiga puncak (256, 270, 330)
xanton dari kulit batang C. soulattry Burn.f. tersebut merupakan salah satu dari karakteristik dan
secara maksimal. Pelarut yang digunakan untuk spesifikasi untuk senyawa xanton. Kemudian
menarik senyawa xanton dari kulit batang C. dilanjutkan dengan penambahan pereaksi geser
soulattry Burn.f. adalah pelarut yang bersifat semi NaOH 2 N terjadi pergeseran batokromik pada
polar, seperti etil asetat. daerah 330 – 350 nm menunjukkan adanya gugus
OH, selanjutnya sampel yang dilarutkan dalam
159
Isolasi dan Identifikasi… (Aprilita RY, dkk.)
metanol (pro analisa) ditambahkan AlCl3 5% terjadi terjadi pergeseran. Dari semua data pergeseran yang
pergeseran batokromik pada daerah 330-360 nm diperoleh merupakan data murni dari senyawa
menunjukkan adanya gugus OH pada daerah C1, tunggal hasil isolasi.
terjadi perubahan. Kemudian campuran tersebut Data hasil spektrofotometer UV dari
ditambahkan HCl 50% terjadi pergeseran. Larutan senyawa tunggal yang diperoleh, dibandingkan
sampel dalam metanol ditambah serbuk Na asetat dengan data dari literatur senyawa xanton yang sudah
lalu diperiksa dengan spektrofotometer UV terjadi ada. Dari hasil perbandingan diperoleh adanya
pergeseran batokromik pada daerah 330-340 nm persamaan data dengan senyawa xanton yaitu
terjadi subtitusi gugus OH pada C3 dan C6 kemudian Isocowanol (3, 11).
dari campuran tersebut ditambahkan asam borat tidak
Absorbansi (nm)
Absorbansi (nm)
No Pereaksi Senyawa xanton
senyawa Isolat
(Isocowanol) (3,11)
1. Metanol 256, 270, 330 257,314, 354
2. Metanol + NaOH 242, 270, 350 240, 270, 372
3. Metanol + AlCl3 254, 268, 350 235, 267, 344, 409
4. Metanol + AlCl3 + HCL 252, 270, 332 267, 279, 338, 405
5. Metanol + Na. Asetat 242, 270, 340 240, 361
6. Metanol + Na. Asetat + AlCl3 252, 270, 340 257, 315, 358
Bilangan
Ikatan yang Bilangan gelombang
gelombang
menyebabkan Senyawa Xanton
Senyawa Isolat
absorpsi (Isocowanol) (cm-1) (3,11)
(cm-1)
160
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 1, Januari 2004
161