Di susun Oleh :
1. Devi Ariyani
2. Hasanudin
3. Leni Marliani
4. Mega Amelia
5. Saadah
Dosen Pengampu
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SATYAGAMA
JAKARTA
2018
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “ meningkatkan organisasi dalam rangka meningkatkan daya saing”.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan terima
kasih kepada Bapak Drs. Budi Supriyatno, MM., MSi selaku dosen Mata Kuliah
“perilaku organisasi internasional” yang telah memberikan waktu dan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran,
kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi
lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa
yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………. 2
C. TUJUAN……………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN…………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterlibatan orang pada proses yang baru dapat menyita waktu banyak,
mereka melupakan aspek yang lebih penting, terutama kebutuhan untuk fokus
pada manfaat dan hasil. Pada tahap awal, pemenuhan kualitas sangat menyita
kegiatan, terutama pengisian format-format dan dokumen-dokumen lainnya harus
sesuai dengan manual dokumen mutu. Sehingga fokus pada pengisian dokumen
1
itu sendiri, daripada proses-proses yang semestinya dipahami dan ditingkatkan.
Organisasi perlu untuk berfokus pada elemen-elemen penting kinerja. Meskipun
berbagai metoda pengukurannya berbeda (balanced Scorecard, Six sigma, dll),
yang penting adalah mencapai perbaikan dan perbaikan yang diharapkan,
peningkatan manfaat dan nilai yang harus dicapai.
Dari sudut pandang ekonomi, para ahli sejarah akan mendefinisikan abad
ini sebagai abad produktifitas. Salah satu penyebab terpenting adalah bangkitnya
Jepang sebagai Negara Adidaya Ekonomi, terutama diwarnai dengan terjadinya
refolusi mutu di Jepang. Konsumen amerika lebih menyukai prosduk Jepang, tapi
produsen Amerika tidak menyukainya orang amerika telah mengekspor jutaan
kesempatan kerja dan neraca perdaganganya timpang sehingga dipaksa untuk
melawan refolusi mutu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembangan organisasi ?
2. Bagaimana Sasaran pengembangan organisasi?
3. Bagaimana Tahap-tahap Penerapan pengembangan organisasi?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan organisasi dalam meningkatkan daya
saing
2. Untuk mengetahui sasaran pengembangan organisasi dalam meningkatkan
daya saing
3. Untuk mengetahui Tahap-tahap Penerapan pengembangan organisasi
dalam meningkatkan daya saing
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
keterbukaan , orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi,
sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.
Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok
dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok
tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada
tingkat manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif
daripada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.
5
dimaksudkan untuk merubah berbagai pandangan, sikap, nilai dan struktur
organisasi, agar organisasi dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan
teknologi, pasar dan tantangan-tantangan baru, serta tingkat kesulitan
perubahan itu sendiri.
B. Sasaran pengembangan organisasi
6
a. Fungsi utama tiap unit organisasi
b. Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran
organisasi Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan
dalammasing masing unit
c. Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar
kelompok dan antar individu dalam organisasi
Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas
pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam
organisasi dianalisis dan dievaluasi.
Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang
pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan
perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas
organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang
dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa
setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem
dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi
wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus
didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan
puncak.
Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan
pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang
telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa
penuh dengan staf manajemen dan para penyelia.
D. Teknik Pengembangan Organisasi
7
Sensitivity Training; merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertama
diperkenalkan dan yang paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-
groupatau training group, group disini berarti peserta terdiri atas 6-10 orang,
pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity)
terhadap orang lain.
Survey Feedback; dalam teknik survey ini tiap peserta diminta menjawab
kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya
persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka).
8
Konsep kinerja (Performance) sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
accomplishtment (Rue dan byars, 1981 dalam Keban 1995). Hal ini berarti bahwa,
kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Mengingat bahwa misi suatu organisasi itu adalah untuk mencapai
tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Informasi tentang kinerja
organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang
dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang
atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang kinerja
dalam organisasinya. Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan
indikator-indikator atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa
indikator dan kriteria yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk
menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara : alternatif alokasi sumber
daya yang berbeda; alternatif desain-desain organisasi yang berbeda; dan diantara
pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda (Bryson, 2002).
Sekarang permasalahannya adalah kriteria apa yang digunakan untuk menilai
organisasi. Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus
dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya,
untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa
besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan
keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya
adalah seberapa besar efficiency pemanfaatan input untuk meraih keuntungan itu
dan seberapa besar effectivity process yang dilakukan untuk meraih keuntungan
tersebut.
Sementara itu ada indikator yang sering kali digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi privat/publik seperti : work lood/demain, economy, efficiency,
effectiveness dan equity (Sclim dan Wood ward, 1992 dalam Keban, 1995)
9
productivity (Perry, 1990 dalam Dwiyanto, 1995). Dalam organisasi publik, sulit
untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai (Fynn, 1986, Jackson dan Palmer,
1992 dalam Bryson, 2002). Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran
organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan
publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun
tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum ditemukan
kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik. Berkaitan dengan kesulitan
yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik ini dikemukakan oleh
Dwiyanto (1995: 1), “kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi pelayanan
publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali bukan
hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik
memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi
swasta. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang
berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik
dimata para stakeholders juga menjadi berbeda-beda”. Namun ada beberapa
indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik
(Dwiyanto, 1995) yaitu sebagai berikut :
a) Produktivitas
b) Kualitas Layanan
c) Responsivitas
10
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
d) Responsibilitas
e) Akuntabilitas
a) Efisiensi
b) Efektivitas
c) Keadilan
11
d) Daya Tanggap
Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses
tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-
sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan
hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu organisasi. Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan
kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan
tujuan organisasi. Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan
administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang
pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.
Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja organisasi selain
dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat dipengaruhi oleh proses-proses
administrasi dan manajemen yang berlangsung. Sebagus apapun input yang
tersedia tidak akan menghasilkan suatu produk kinerja yang diharapkan secara
memuaskan, apabila dalam proses administrasi dan manajemennya tidak bisa
12
berjalan dengan baik. Antara input dan proses mempunyai keterkaitan yang erat
dan sangat menentukan dalam menghasilkan suatu output kinerja yang sesuai
harapan atau tidak. Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa proses manajemen
yang berlangsung tersebut, merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC) atau lebih detailnya
lagi adalah planning, organizing, staffing, directing, coordinating, regulating, dan
budgetting (POSDCoRB). Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat
dipengaruhi oleh faktor input dan proses-proses manajemen dalam organisasi,
maka upaya peningkatan kinerja organisasi juga terkait erat dengan peningkatan
kualitas faktor input dan kualitas proses manajemen dalam organisasi tersebut.
Manajemen Mutu
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan
karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan
produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan
13
dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya. Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau
pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi
tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain,
kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan,
keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya
adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi)
pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak
belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan
kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di
lapangan.
1. Manusia
14
2. Metode ( method )
Metode ini harus merupakan prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Walaupun seseorang dapat saja
menginterprestasikan
3. Mesin (machines)
4. Bahan (materials)
Misalnya, pembuatan tas dengan bahan kulit dan kain dapat menyebabkan proses
pembuatan tidak persis sama, artinya ada variasi perbedaan dengan tujuan agar
output yang dihasilkan sangat baik menurut atau sesuai bahan baku yang
digunakan. Bahkan bila bahannya sama-sama kulit, tetapi yang satu kulit buaya
sedang yang lain kulit kambing, mungkin proses pembuatan tas berbeda pula
sehingga hasilnya berbeda dalam mutu maupun bentuk.
5. Ukuran (measurement)
15
Dalam setiap tahap proses produksi harus ada ukuran sebagai standar
penilaian, agar setiap tahap proses produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan
drai standar ukuran tersebut merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja
seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan agar hasil (output) yang diperoleh
sesuai dengan rencana.
6. Lingkungan (environment)
2. Kepemimpinan
16
kenyataan. Pemimpin juga harus membuat tujuan perusahaan dengan menciptakan
dan memelihara lingkungan internal yang membuat semua personil terlibat dalam
pencapaian sasaran perusahaan.
3. Keterlibatan Personil
4. Pendekatan Proses
Dalam konteks ISO 9000:2000, pendekatan proses meliputi tiga hal yaitu :
Proses inti berfungsi sebagai increase in value pada organisasi yang dimulai dari
pelanggan eksternal dan kembali kepada pelanggan.
b. Proses pendukung
Proses ini berfungsi sebagai pendukung pada perusahaan, pada proses inti, dan
menghasilkan data, informasi, atau mengatur administrasi yang terprosedur.
Karateristik dari proses ini adalah untuk melakukan pengendalian dan pembuatan
keputusan.
17
5. Pendekatan Sistem untuk Pengelolaan
Pendekatan sistem untuk pengelolaan baru dapat dilakukan jika pendekatan proses
telah diterapkan. Dengan kata lain, pendekatan system untuk pengelolaan adalah
kumpulan dari pendekatan proses. Pendekatan system ke manajemen didefinisikan
sebagai pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan system dari proses yang
saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan dengan
efektif dan efisien.
6. Peningkatan berkesinambungan
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu
dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi
sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas
implementasi sistem manajemen mutu.
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam
menciptakan nilai tambah. ISO memperbaharui standarnya pada tahun 2000
menjadi lebih seperti sistem manajemen kualitas yang lebih terperinci dan disebut
ISO 9001:2000.
18
c) Peningkatan Standar Mutu
Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan
yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode,
proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula
berupa atau artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi.
Suatu standar primer biasanya berada dalam yurisdiksi suatu badan standarisasi
nasional. Standar sekunder, tersier, cek, serta bahan standar biasanya digunakan
sebagai rujukan dalam system metrology. Suatu kebiasaan, konvensi, produk
perusahaan, atau standar perusahaan yang telah diterima umum dan bersifat
dominan sering disebut sebagai “standar de facto” .
19
roti yang dibuat dari bahan baku yang kurang baik, mutu rotinya pun
kurang baik pula, sehingga harga rotinya pun harus murah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://dianprase.blogspot.com/2017/05/makalah-kualitas-sebagai-alternatif.html
http://kahfiehudson.wordpress.com/2011/12/18/pengembangan-organisasi/
diakses tanggal 09 Januari 2017
http://sutondoscript.blogspot.com/2011/07/perubahan-dan-pengembangan-
organisasi.html diakses tanggal 09 Januari 2017
21