Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PROSEDUR PENCUCIAN SERTA STERILISASI ALAT DAN KEMASAN (P2)

Disusun Oleh :

Nama : Aprilia Pratiwi


NIM : 182210101151
Shift : B2

Dosen
Apt. Dwi Nurrahman, S. Farm., M.Sc

BAGIAN FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER

2021
Hari,Tanggal : Rabu, 17 Maret 2021
Materi Praktikum : Materi P2 (Pencucian dan Sterilisasi Alat dan Kemasan

A. Tujuan Praktikum
a. Melakukan pencucian dan sterilisasi alat dan kemasan dengan metode yang sesuai.
B. Latar Belakang
Steril merupakan keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang pathogen
(menimbulkan penyakit) maupun apatogen/non pathogen (tidak menimbulkan penyakit), baik
dalam bentuk vegetatif (siap berkembang biak) maupun dalam bentuk spora, sedangkan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua
bentuk mikroorganisme hidup baik yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif
(spora) dari suatu obyek atau bahan. Dengan sterilisasi, maka akan diperoleh bahan yang steril.
Pada umumnya suatu proses yang dapat menghancurkan zat hidup juga mampu menyebabkan
beberapa kerusakan pada sediaan yang disterilkan.
Sediaan steril adalah sediaan yang bebas dari pencemaran mikroba baik pathogen maupun
non-patogen. Vegetatif maupun non-vegetatif dari suatu objek atau material. Sterilisasi adalah
proses fisik atau kimia yang menghancurkan atau menghilangkan mikroorganisme, atau
keduanya. Metode tradisional untuk sterilisasi termasuk autoklaf, oven, bahan kimia, seperti
etilen oksida dan radiasi (sinar gamma). (Lee K.Y., DKK, 2005)
Sterilisasi sangat peranan penting dalam keberhasilan teknik kultur jaringan. Guna
mencegah terjadinya kontaminasi dalam melaksanakan suatu penelitian, maka perlu dirancang
suatu laboratorium/ ruang kerja kerja yang khusus, terpisah antara bagian persiapan, pembuatan
media dan ruang penanaman. (Ganam, Lucky & Mp. 2015).
Dalam proses sterilisasi alat dan kemasan dalam kegiatan praktikum atau penanganan
sampel mikroba sangat dibutuhkan Apabila teknik sterilisasi tidak diterapkan maka hasil yang
akan dicapai tidak maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat maupun
media tumbuh mikroba. Sterilisasi membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang
ada dalam sampel, alat-alat, atau lingkungan tertentu.
Wadah/tempat yang digunakan berhubungan erat dengan produk yang akan dibuat. Tidak
ada wadah yang tersedia untuk saat ini yang benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan
air. Sifat fisika dan kimia dapat mempengaruhi kestabilan produk ini, tetapi sifat fisika diberikan
pertimbangan utama dalam pemilihan wadah pelindung. Oleh karena itu praktikum ini sangat
penting dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui, dan melakukan sterilisasi alat dengan baik
dan benar serta dapat mengetahui fungsi dari masing-masing bahan yang digunakan.
C. Dasar Teori
1. Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupanmikroba,
termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupapemanasan, pemberian zat
kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner,2006). Sterilisasi dalam pengertian
medis merupakan suatu proses dengan metodetertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu
bentuk keadaan yang tidak dapatditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup (Darmadi,
2008).
2. Macam-Macam Sterilisasi
Cara sterilisasi yang tepat tergantung pada jenis alat dan sifat bahan yang diterilkan.
Macam-macam sterilisasi yaitu :
1. Sterilisasi Radiasi
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-
400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya berasal dari lampu uap
merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. Ultraviolet digunakan untuk jenis
terilisasi ruangan pada penggunaan aseptic. (Lukas, 2006)
b. Ion
Mekanisme sterilisasi radiasi menggunakan ion mengikuti teori tumbuhan yaitu sinar
langsung menghantam pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak
langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya
menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian
molekul DNA mikroba (Lukas, 2006).
c. Gamma
Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie
serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,3 MRad.
Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta
bahan sintesis seperti polietilen. (Lukas, 2006).
2. Sterilisasi Mekani/Filtrasi
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang termolabil, misalnya larutan
enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara mekanik digunakan untuk beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan. Contoh alat:
saringan/filter, ventilator. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan
seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).
3. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
 Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering : Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan
bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, misalnya petrolatum jelly, minyak
mineral, lilin, wax, serbuk talk. Metode ini kurang efisien dibanding panas lembab
karena pemaparan lama dan dibutuhkan temperatur tinggi Pada metode ini dapat
digunakan untuk alat-alat gelas dan peralatan yang terbuat dari logam atau bahan
lain yang tidak rusak dalam temperatur tinggi. Alat-alat yang berisi kapan, kertas,
atau plastic tidak dapat disterilisasi dengan metode ini. Pisau skapel dan pinset
juga tidak dapat disterilisasi menggunakan cara ini karena akan membuat benda
tersebut menjadi tumpul. Untuk metode sterilisasi ini digunakannya alat oven
pengering.
 Penyinaran dengan UV
Untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV, contoh alat: lemari UV-C.
3. Metode Sterilisasi
a. Kimia (Destruksi)
Dengan menggunakan antibiotika, phenol, senyawa ammonium quartener,
alkohol, dan gas (ethylene oxide, formaldehyde).
b. RADIASI (Destruksi)
Dengan menggunakan sinar UV (253,7 nm), sinar laser, dan sinar gamma.
c. Panas (Destruksi)
Dengan panas kering yaitu dengan menggunakan oven, dan panas basah (uap)
dengan menggunakan autoclave.
d. Filatrasi
Sterilisasi dengan panas kering mampu membunuh mikroorganisme dengan
oksidasi, sedangkan sterilisasi dengan panas basah membunuh mikroorganisme dengan
koagulasi protein sel. Meskipun metode panas kering terbatas dalam penggunaannya
tetapi metode ini umum dipakai untuk sterilisasi alat-alat gelas, porselin, wadah, dan
alat dari logam.
Sebelum dilakukan sterilisasi, alat dan wadah harus bersih dari bahan-bahan
organik. Penting untuk diperhatikan mengenai susunan alat-alat pada sterilisasi dengan
panas kering. Alat gelas tidak seharusnya disusun atau dikemas rapat dalam suatu oven
tetapi harus disusun agak renggang sehingga aliran udara dapat menembus dan
terdispersi dengan merata. Juga perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan seperti gliserin,
propilen glikol, parafin cair, dan minyak tumbuhan hanya dapat dipanaskan hingga
seluruh kandungan dari masing-masing wadah mencapai suhu 170C dan dipertahankan
selama waktu yang telah ditetapkan. Obat-obat dalam bentuk serbuk biasanya
ditaburkan dengan ketebalan lapisan ¼ inci untuk mempermudah distribusi panas yang
homogen.
4. Fungsi bahan-bahan yang digunakan
 Naitrium Carbonat : Dapat digunakan untuk membersihkan kotoran berlemak,
berfungsi sebagai detergen dan buffer pada pH diatas 8,4
 Tepol : 1% tepol dapat berfungsi sebagai detergen yang bebas asam stearat. Tepol
merupakan surfaktan yang mempunyai gugus lipofil dan gugus hidrofil. Pada
gugus lipofil dapat mengikat lemak sedangkan pada hidrofil akan tertarik aquadest
pada proses pencucian.
 Aquadest : dapat digunakan untuk melarutkan bahan. Aquadest juga merupakan
sumber air yang nantinya dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk bisa hidup.
 Alkohol : Dapat digunakan untuk membersihkan karet karena karet mempunyai
pori-pori yang terdapat pada partikel asing.
 HCL encer : Dapat digunakan untuk melarutkan endapan pada kotoran dinding
gelas seperti kotoran garam buka kotoran lemak, protein, karbohidrat. Bahan jenis
HCL tidak dapat digunakan pada pencucian alumunium karena memiliki sifat
asam sehingga dapat merusak logam alumunium yang akibatnya timbul nya
korosif.
5. Bahan Kemasan Primer
Bahan kemasan primer adalah
Ada beberapa bentuk kemasan steril antara lain:
1. Ampul
Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yangmemiliki ujung
runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran nominalnyaadalah 1, 2, 5, 10, 20.
Kadang – kadang juga hanya 25 atau 30 mL. Ampuladalah wadah takaran tinggi, oleh
karena total jumlah cairannya ditentukandalam satu kali pemakaian untuk satu kali
injeksi. Ampul dibuat dari bahangelas tidak berwarna, akan tetapi untuk bahan obat
peka cahaya dapat dibuatdari bahan gelas berwarna coklat tua (Voigt, 1994). Ampul
dimaksudkan untuk penggunaan parental sebagai dosis tunggaldan yang bila dibuka,
tidak daoat ditutup rapat kembali denga jaminan tetap steril (lukas, 2011).
2. Vial
Vial adalah jenis sediaan berwadah kecil mutidosis yang berisi cairan serbuk, serum,
dan berbagai obat lainnya sesuai dengan jenis obatnya. Vial biasanya terbungkus
dengan menggunakan kaca dan tidak tersegel. Vial mempunyai tutup berupa karet.
3. Botol Infus
Botol infus merupakan sediaan steril berupa larutan atau emulsi dengan jenis sediaan
takaran tunggal ataupun takaran ganda.
4. Disposable syringe
Ampul-ampul ditutup dengan melelehkan gelas pada bagian leher ampul dengan
lidah ampul. Ampul memiliki dua cara dalam menutup kemasan antara lain :
 Teknik ”Tarik-Putus” dimana leher ampul bagian ujung dipanaskan sampai leleh
dan bisa dibentuk, kemudian bagian atas leher ditarik dari badan ampul.
 Teknik ”Tutup ujung” dimana leher ampul diputar dan bagian puncak dari leher
dipanaskan sampai leher menutup ampul pada pendinginan. CPOB menganjurkan
untuk menggunakan teknik ”Tarik_Putus”. Namun cara apapun yang digunakan
untuk proses.
Bahan bahan yang digunakan sebagai bahan kemasan :
1. Gelas
Gelas merupakan kemasan parenteral yang sudah lama dikenal penggunaannya.
Bahan ini dapat memberikan beberapa keuntungan antara lain:
 Bersifat impermeable
 Cukup keras dan mempunyai bentuk stabil
 Transparan, mudah untuk melihat isinya
 Dapat disterilisasi dengan panas kering (260C) atau uap bertekanan tanpa
mengalami perubahan fisika-kimia v Mudah dipasang dengan alat
pemakai sediaan parenteral
2. Plastik
Plastik Selain gelas, dikenal juga bahan pengemas dari plastik. Plastik merupakan
polimer dengan BM tinggi dan berbentuk padat. Beberapa keuntungan dari bahan
kemasan plastik, yaitu: Relatif murah, Ringan, Tahan terhadap benturan mekanis,
Fleksibel, Beberapa jenis plastik bersifat transparan
3. Karet
Karet Penutup untuk wadah sediaan steril pada umumnya menggunakan karet.
Penutup karet ini memberikan kemudahan untuk pengambilan isinya serta tetap
dapat memberikan perlindungan isinya dari pengaruh luar. Persyaratan karet
sebagai penutup:
 Fisika: elastis dan tidak melepaskan partikel
 Kimia: tidak melepaskan zat kimia ke dalam isi atau larutan Dikenal dua
macam karet, yaitu karet alam dan karet sintesis.
D. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Oven
- Natrium Karbonat
- Aoutoklaf - Tepol
- Kertas Pembungkus - Aquadest
- Alkohol
- Tali
- HCL Encer
E. Objek Sterilisasi
No Nama Objek Cara Sterilisasi
1. Kaca Arloji Oven (180 , 30 menit)
2. Beaker glass Oven (180 , 30 menit)
3. Erlenmeyer Oven (180 , 30 menit)
4. Batang Pengaduk Oven (180 , 30 menit)
5. Pinset Oven (180 , 30 menit)
6. Spatula Oven (180 , 30 menit)
7. Pipet Tetes Autoklaf (121 , 30 menit)
8. Gelas Ukur Autoklaf (121 , 30 menit)
9. Botol Infus Autoklaf (121 , 30 menit)
10. Corong Autoklaf (121 , 30 menit)
11. Sendok Porselen Oven (180 , 30 menit)
12. Botol Tetes Mata Autoklaf (121 , 30 menit)
13. Vial Oven (180 , 30 menit)

F. Metode dan Pelaksanaan


1) Pencucian dan Pembukusan Objek
a) Pencucian alat-alat Gelas

Alat-alat gelas dicuci dengan air dan HCL encer.

Direndam dalam larutan tepol 1% dan Natrium karbonat 0,5% dan didihkan selama 1 hari

Diulangi prosedur perendaman dalam larutan tepol dan natrium karbonat hingga tetap
jernih (maksimal 3x)

Alat-alat gelas dibilas dengan aquadest

b) Pencucian alat berbahan karet


Alat-alat berbahan karet direndam dalam HCL 2% selama 2 hari

Direndam dalam larutan Tepol 1% dan Na2CO3 0,5% dan di didihkan selama 1 hari

Diulangi prosedur perendaman dalam tepol dan Na2CO2 ad larut tetap jernih (3x)

Diredam dalam aquadest dan di didihkan selama 30 menit.

Direndalam dalam etanol 70%, dibilas dan diulangi hingga larutan tetap jernih.

c) Pencucian alat berbahan logam

Disiapkan alat berbahan logam yang sebelumnya telah disikat dan dicuci dengan sabun lalu
dikeringkan

Direndalam dalam etanol 70%, dibilas dan diulangi hingga larutan tetap jernih.

Direndalam dalam etanol 70%, dibilas dan diulangi hingga larutan tetap jernih.

Direndalam dalam etanol 70%, dibilas dan diulangi hingga larutan tetap jernih.

d) Pembungkusan Alat

Alat-alat yang telah dicuci dan dikeringkan dibungkus dengan kertas perkamen/alumunium
foil (lapisan1)

Alat yang telah dibungkus dengan lapisan 1 dibungkus lagi dengan perkamen/alumunium
foil lapisan kedua, kemudian ditali
Pembungkus alat tidak boleh teralu rapat agar up air/udara dapat terpenetrasi

2) Sterilisasi Objek
a) Sterilisasi dengan oven

Disisipkan peralatan (alat-alat, logam, gelas/kaca, porselen) yang telah dibungkus dengan
alumunium foil.

Alat dimasukkan ke dalam over dan dipastikan tersusun agak renggang

Oven ditutup rapat dan dihidupkan, suhu oven di set 170 , selama 1 jam

Jika sterilisasi telah selesai, oven dimatikan dan aliran listrik dicabut.

Oven ditunggu hingga dingin dan peralatan baru boleh diambil.

Alat-alat yang sudah disterilisasi diberi label “bersih” dan “Telah disterilisasi”

b) Sterilisasi dengan autoklaf

Disiapkan peralatan (alat berbahan plastic/karet, alat yang mudah memulai) yang telah
dibungkus dengan kertas coklat.

Dihitung aquadest hingga batas yang telah ditetapkan dalam autoklaf.

Ditata peralatan sedemikian rupa hingga tidak ada ruang yang kosong namun masih
memungkinkan terjadinya pergerakan uap air.
Autoklaf ditutup, baut dikencangkan, dibuka pengatur klep pengaman dan disambungkan
dengan aliran listrik untuk memulai pemanasan (15menit)

Waktu pengeluaran udah (15menit), adanya suara yang keluar dari autoklaf menunjukkan
udara telah dikeluarkan seluruhnya.

Waktu pembinasaan (15-20 menit) dihitung mulai suhu autoklaf mencapai 121 dan
tekanan 2 atm/202 Kpa

Suhu autoklaf diturunkan jika sterilisasi telah selesai dan ditunggu hingga tekanan dalam
autoklaf sama dengan tekanan atmosfer

Peralatan yang telah disterilisasi dari autoklaf diberi label “bersih” dan “telah disterilisasi”.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes ., G 2009. Sediaan Farmasi Steril. Bandung : Penerbit ITB


Biosafety Cabinet. 2020. Laminar Air Flow. Tersedia online di
https://www.biosafetycabinet.co.id/laminar-air-flow/ [Diakses pada 15 September 2020]
Edward Joseph Listen Lowburry, G.A.J., Ayliffe, Andrew M. Geddes, J.D. Williams. 2013
Control of Hospital Infection: A practical Handbook : USA Springer Science Business Media.
Lachman, L., Lieberman, H. A, dan Avis, K. E. Pharmaceutical Dosage Forms Vol. 2 :
Parenteral Medication. New York: Marcel Dekker
Machmud M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor. Agrobio, 4(1):24-32.
Pratiwi, S.T 2008. Mikrobiologi Farmasi: Jakarta : Erlangga
The International Pharmacopeia-Word Health Organization. 2019.Methods od Sterilization Ninth
Edition.

Anda mungkin juga menyukai