Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

‘’pencatatan dan pelaporan dikomunitas ( kohor dan


PWS KIA )’’

DOSEN PEMBIMBING :ROSA RIYA SKM.M.KES

DISUSUN OLEH

RITA MARTINI 2010.15201.013


YESI BUSTINA 2010.15201.028
RAHAYU 2010.15201.015
SURYA MASRUROH2010.15201.020

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI 2020
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul “pencatatan dan pelaporan dikomunitas
kohor dan PWS KIA’’
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ‘’pencatatan dan pelaporan
dikomunitas kohor dan PWS KIA’’
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang-orang yang membacanya. Sebelumnya penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.Wassalammu’alaikum Wr.Wb

Jambi 8 Desember 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... .. 4

A. Latar Belakang.................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 6

A. Pengumpulan Data…………............................................................. 6

B. Kohor ……………………………………………………………… 6

C. Pencatatan data…………………………………………………….. 7

D. Pengelolaan dan pelaporan data……………………………………. 10

E. Pembuatan Grafik Pws Kia………………………………………… 11

BAB III PENUTUP................................................................................ 13


Kesimpulan ……………………………………………………………. 13
Saran ………………………………………………………………….. 13
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang diketahui bersama, Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millennium Development
Goals (MDGs). Menurut Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun
2012, saat ini di Indonesia AKI mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB mencapai angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
menempatkan Indonesia menjadi peringkat yang tertinggi di ASEAN. Banyak
faktor yang memengaruhi AKI dan AKB Indonesia yang tinggi sehingga
tanpa dilakukan percepatan, tujuan MDGs tidak akan tercapai. Salah satu
usaha percepatan penurunan AKI dan AKB adalah dengan meningkatkan
kualitas tenaga bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA).
Program KIA berdasar pada continuum of care sehingga perlu
dilakukan penanganan yang tepat sepanjang siklus hidup manusia, penyediaan
layanan, komponen upaya, continuum of care dalam program dan keterkaitan
dan continuum of care di luar sektor kesehatan. Agar pelaksanaan pelayanan
KIA dapat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu
melalui penyiapan sumber daya manusia sejak dini yaitu sejak dalam proses
pendidikan. Faktor-faktor yang mendasari tingginya AKI dan AKB serta
peran tenaga kesehatan diuraikan dalam bagian pendahuluan untuk
memberikan gambaran atas keadaan saat ini terkait AKI dan AKB sehingga
mahasiswa mendapatkan gambaran akan pentingnya pelayanan KIA.: ).
Upaya Pemerintah untuk menurunkan angka kematian Ibu, angka
kematian bayi & balita, dan menurunkan stunting, gizi kurang dan gizi buruk
serta peningkatan cakupan imunisasi hanya dapat terwujud bilamana terdapat
peran dari berbagai stakeholder terkait tidak terkecuali peran dari keluarga.
Tidak kalah pentingnya peran dari tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan secara “continuum of care the life cycle” serta pelayanan tersebut
dilaksanakan berdasarkan “continuum of pathway” sesuai kebutuhan medis.
Intervensi untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan
kelangsungan dan kualitas ibu dan anak, antara lain 1) pada 1.000 hari
kehidupan (Scaling up Nutrition), sejak anak dalam kandungan sampai
berusia 2 tahun yang mencakup pemenuhan kebutuhan gizi, pelayanan
kesehatan ibu dan anak yang berkualitas, dan stimulasi pertumbuhan
perkembangan anak; 2) persalinan di fasilitas kesehatan; 3) penguatan
keluarga pada pola asih, asah, dan asuh, peningkatan pengetahuan dan
keterampilan deteksi dini anak sakit dan bermasalah, dan pencaharian
pertolongan pelayanan kesehatan serta menghindari perkawinan dan
kehamilan di usia remaja, dan 4) memperkuat peran keluarga, masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta pendidik dalam kesehatan
ibu anak, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Salah satu upaya management pada program kesehatan pada program
kesehatan ibu diantaranya adalah PWSKIA (pemantauan wilayah setempat
kesehatan ibu dan anak) adapun pengertian dari pemantauan wilayah setempat
itu sendiri adalah alat manajement untuk melakukan pemantauan program
KIA dusuatu wilayah kerja secara terus menerus kegiatan pemantauan dalam
PWS KIA terdiri dari , pengumpulan, pengelolaan, analisis dan interprestasi
data serta penyebarluasan informs ke penyelenggara program dan pihak
instasi terkait dan tindak lanjut (DEPKES R.I.2009)
Dalam pelaksanan pelayanan kesehatan ibu dan PWS diperlukan
sebuah indikator untuk mempermudah penilaian perkembangan dan kinerja
pelayanan adapun kegunaan dari indictor yang adekuat adalah menghasilkan
gambaran situasi kesehatan yang mencerminkan keadaan sesungguhnya
(devidence) di masyarakat.
Pada kegiatanannya pelayanan kesehata ibu memiliki beberapa
indikator yang digunakan untuk menggambarkan situasi kesehatan ibu dan
anak pelayanan yaitu cakupan pelayanan K1, k1 murni,
K4,TT1,TT2,FE1,FE3, KN1,KN2,KN3 persalinan oleh tenaga
kesehatan,deteksi resiko oleh masyarakat, kasus resiko yang dirujuk,
komplikasi obstetric,serta ibu nifas yang mendapatkan vitamin A.
Kebanyakan saat ini sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan ibu dan anak belum dapat menghasilkan perhitungan indukator
yang baik. Hal tersebut dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
terkendala kekurangan dalam kelengkapan dan ketepatan dalam pencatatan
dan pelaporan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di simpulkan bahwa masih
banyaknya kematian ibu dan anak serta sistem pelaporan dan pencatatan
PWSKIA yang belum menghasilkan indikator yang baik.

C. Tujuan penelitian
1. menjelaskan tentang pencatatan dan pelaporan
2. Mengetahui kohor dan PWS KIA
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok dari
PWS KIA. Data yang dicatat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpulkan
di tingkat puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi. Data yang
diperlukan dalam PWS KIA adalah Data Sasaran dan Data Pelayanan. Proses
pengumpulan data sasaran sebagai berikut :
1. Jenis data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah
Data sasaran :
1. Jumlah seluruh ibu hamil
2. Jumlah seluruh ibu bersalin
3. Jumlah ibu nifas
4. Jumlah seluruh bayi
5. Jumlah seluruh anak balita
6. Jumlah seluruh PUS

Data pelayanan :
1. Jumlah K1
2. Jumlah K4
3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
4. Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga kesehatan
5. Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6
– 48 jam
6. Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap
pada umur 0-28 hari (KN 1, KN 2, KN 3)
7. Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan factor risiko/komplikasi
yang dideteksi oleh masyarakat
8. Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
9. Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
10. Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 29
hari – 11 bulan sedikitnya 4 kali
11. Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sedikitnya 8 kali 
12. Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
13. Jumlah peserta KB aktif

2. Sumber data Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi)
yang dihitung berdasarkan rumus Berdasarkan data tersebut, Bidan di
Desa bersama dukun bersalin/bayi dan kader melakukan pendataan dan
pencatatan sasaran di wilayah kerjanya. Data pelayanan pada umumnya
berasal dari :
1. Register kohort ibu
2. Register kohort bayi
3. Register kohort anak balita
4. Register kohort KB

B. Kohor ibu dan balita


Kohort berasal dari kata cohort yang berarti suatu proses pengamatan
prospektif, survei prospektif terhadap suatu subjek ataupun objek. Register
kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita. 1. Register kohort ibu Register kohort ibu merupakan sumber data
pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu
yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader
dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini
lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya
duplikasi informasi.
Register kohort bayi Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi,
termasuk neonatal. 3. Register kohort balita Merupakan sumber data
pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5tahun,Pendataan
suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena
merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari
masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun
bayi serta Tokoh masyarakat.
1. Cara Pengisian Register Kohort
 Diisi nomer urut
 Diisi nomer indeks dari famili folder
 Diisi nama ibu hamil
 Diisi nama suami ibu hamil Diisi alamat ibu hamil
 Diisi umur ibu hamil
 Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam
minggu/tanggal HPLFaktor resiko :
 diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun Paritas
 diisi Gravidanya
 Diisi bila jarak kahamilan < 2 tahun 11
2. Cara Pengisian Register Kohort Bayi
 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan
nornor urut ibu pada register kohort ibu.
 Disi nomor indeks dari Family Folder jelas
 Diisi angka berat bayi lahir dalam gram sd
 diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan
 Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatans
 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N =
naik, T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM =
Bawah garis merah. sd
 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi
 Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal..
 Diisi penyebab kematian bayi tersebut
 Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.
3. Cara Pengisian Register Kohort Balita
 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disestiaikan dengan
nomor urut iblu pada register kohort ibu
 Disi nomor indeks dari Family Folder
 diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi
 diisi tanggal pcmberian vit A bulan februari dan Agustus.
 Diisi tanggal bila ditemkan sakit
 Diisi penyebab sakit
 Diisi tanngal meninggal
 Diisi sebab meninggal
 Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang
 Diisi jenis kelainan tumbuh kembang
 Diisi bila ada keterangan penting tentang balita tersebut
4. Cara pengisian kohor kb
C. Pencatatan Data
1. Data Sasaran Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan
di desa/kelurahan. Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para kader
dan dukun bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup
denah jalan, rumah serta setiap waktu memperbaiki peta tersebut dengan
data baru tentang adanya ibu yang hamil, neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun
bayi yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
bayi dan anak balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi
ibu hamil dipasang stiker P4K di depan rumahnya. Selain itu data sasaran
juga dapat diperoleh dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari
lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.

2. Data Pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA di
dalam kartu ibu, kohort Ibu, formulir MTBM, formulir MTBS, kartu bayi,
kohort bayi, kohort anak balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan
harus dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan. Pencatatan
tersebut diperlukan untuk memantau secara intensif dan terus menerus
kondisi dan permasalahan yang ditemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain nama dan alamat ibu yang tidak
datang memeriksakan dirinya pada jadwal yang seharusnya, imunisasi
yang belum diterima para ibu, penimbangan anak dan lain lain. Selain hal
tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang berasal
dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.

D. Pengolahan dan pelapoan data


Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku
kohort dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator
di Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari semua BdD dan
mengolahnya menjadi laporan dan informasi kemajuan pelayanan KIA
bulanan yang disebut PWS KIA. Informasi per desa/kelurahan dan per
kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA yang harus
dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah : Pembersihan data, Validasi dan
Pengelompokan.
1. Pembersihan data : melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir
yang tersedia.
2. Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data.
3. Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan.
Contoh :
A. Pembersihan data : Melakukan koreksi terhadap laporan yang masuk dari
Bidan di desa/kelurahan mengenai duplikasi nama, duplikasi alamat,
catatan ibu langsung di K4 tanpa melewati K1.
B. Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1 lebih besar daripada
jumlah ibu hamil, jumlah ibu bersalin lebih besar daripada ibu hamil.
C. Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil anemi berdasarkan
desa/kelurahan untuk persiapan intervensi,ibu hamil dengan KEK untuk
persiapan intervensi.

Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk : Narasi, Tabulasi,


Grafik dan Peta.
1. Narasi : dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah
kerja, misalnya dalam Laporan PWS KIA yang diserahkan kepada
instansi terkait.
2. Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk
lampiran.
3. Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam membandingkan keadaan
antar waktu, antar tempat dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS
disajikan dalam bentuk grafik.
4. Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan
gambaran geografis.
Puskesmas yang sudah menggunakan komputer untuk
mengolah data KIA maka data dari kartu-kartu pelayanan bidan di
desa/kelurahan, dimasukkan ke dalam komputer sehingga proses
pengolahan data oleh bidan di desa/kelurahan dan bidan koordinator
Puskesmas akan terbantu dan lebih cepat.

E. Pembuatan Grafik PWS KIA


PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang
dipakai, yang juga menggambarkan pencapaian tiap desa/kelurahan dalam tiap
bulan. Dengan demikian tiap bulannya dibuat 13 grafik, yaitu :
1. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).
2. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
4. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
5. Grafik deteksi faktor risiko/komplikasi oleh masyarakat.
6. Grafik penanganan komplikasi obsetrik (PK).
7. Grafik cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).
8. Grafik cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL).
9. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
10. Grafik cakupan kunjungan bayi (KBy).
11. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
12. Grafik cakupan pelayanan anak balita sakit (BS).
13. Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).
Semuanya itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA, sedangkan
grafik cakupan K4, PN, KF/KN, PK, NK, KBy, KBal dan grafik cakupan
pelayanan KB (CPR) seperti telah diuraikan dalam Bab III, dapat
dimanfaatkan juga untuk alat advokasi dan komunikasi lintas sektor. Di
bawah ini dijabarkan cara membuat grafik PWS KIA untuk tingkat
puskesmas, yang dilakukan tiap bulan, untuk semua desa/kelurahan. Bagi
bidan di desa akan sangat penting apabila dapat membuat grafik cakupan dari
PWS KIA diatas di tingkat Poskesdes/Polindes yang diupdate setiap bulannya.
Sedangkan untuk puskesmas, penyajian ke 13 cakupan dalam bentuk grafik
maupun angka akan sangat berguna untuk keperluan analisa PWS lebih lanjut.

Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS KIA :

1. Penyiapan data Data yang diperlukan untuk membuat grafik dari tiap
indikator diperoleh dari catatan kartu ibu, buku KIA, register kohort ibu,
kartu bayi, kohort bayi serta kohort anak balita per desa/kelurahan, catatan
posyandu, laporan dari perawat/bidan/dokter praktik swasta, rumah sakit
bersalin dan sebagainya.

a. Untuk grafik antar wilayah, data yang diperlukan adalah : Data cakupan
per desa/kelurahan dalam kurun waktu yang sama Misalnya : untuk
membuat grafik cakupan K4 bulan Juni di wilayah kerja Puskesmas X,
maka diperlukan data cakupan K4 desa/kelurahan A, desa/kelurahan B,
desa/kelurahan C, dst pada bulan Juni.

b. Untuk grafik antar waktu, data yang perlu disiapkan adalah : Data
cakupan per bulan.

c. Untuk grafik antar variabel diperlukan data variabel yang mempunyai


korelasi misalnya : K1, K4 dan Pn

2. Penggambaran Grafik.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam menggambarkan grafik PWS
KIA (dengan menggunakan contoh indikator cakupan K1) adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan target rata – rata per bulan untuk menggambarkan skala
pada garis vertikal (sumbu Y).
Misalnya : target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam 1 tahun
ditentukan 90 % (garis a), maka sasaran rata – rata setiap bulan adalah

90%...... X 100
12 bulan
Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan
bulan Juni adalah (6 x 7,5 %) = 45,0% (garis b).
b. Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 per
desa/kelurahan sampai dengan bulan Juni dimasukkan ke dalam jalur
% kumulatif secara berurutan sesuai peringkat. Pencapaian tertinggi di
sebelah kiri dan terendah di sebelah kanan, sedangkan pencapaian
untuk puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir (lihat contoh
grafik).
c. Nama desa/kelurahan bersangkutan dituliskan pada lajur
desa/kelurahan (sumbu X), sesuai dengan cakupan kumulatif masing-
masing desa/kelurahan yang dituliskan pada butir b diatas. d. Hasil
perhitungan pencapaian pada bulan ini (Juni) dan bulan lalu (Mei)
untuk tiap desa/kelurahan dimasukkan ke dalam lajur masing-masing.
d. Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur tren. Bila
pencapaian cakupan bulan ini lebih besar dari bulan lalu, maka
digambar anak panah yang menunjuk ke atas. Sebaliknya, untuk
cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan bulan lalu,
digambarkan anak panah yang menunjukkan kebawah, sedangkan
untuk cakupan yang tetap / sama gambarkan dengan tanda (-).
Berikut ini adalah contoh grafik PWS KIA hasil perhitungan tersebut
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu upaya management pada program kesehatan pada program
kesehatan ibu diantaranya adalah PWSKIA (pemantauan wilayah setempat
kesehatan ibu dan anak) adapun pengertian dari pemantauan wilayah setempat
itu sendiri adalah alat manajement untuk melakukan pemantauan program
KIA dusuatu wilayah kerja secara terus menerus kegiatan pemantauan dalam
PWS KIA terdiri dari , pengumpulan, pengelolaan, analisis dan interprestasi
data serta penyebarluasan informs ke penyelenggara program dan pihak
instasi terkait dan tindak lanjut.
Dalam pelaksanan pelayanan kesehatan ibu dan PWS diperlukan
sebuah indikator untuk mempermudah penilaian perkembangan dan kinerja
pelayanan adapun kegunaan dari indictor yang adekuat adalah menghasilkan
gambaran situasi kesehatan yang mencerminkan keadaan sesungguhnya
(devidence) di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/pencatatan%20pelaporan%20pws
%20kia/79312-ID-pencatatan-dan-pelaporan-sistem-pemantau.pdf( diakses 8
desember 2020)
file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/pencatatan%20pelaporan%20pws%20kia/buku-
pws-bab-iv.pdf( diakses 8 desember 2020)
file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/pencatatan%20pelaporan%20pws
%20kia/02Buku-KIA-06-10-2015-small.pdf ( diakses 8 desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai