Oleh
Seger Priantono, S.E., M.M.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2020
Tujuan Belajar:
Kemampuan Akhir Yang
Indikator
Direncanakan
Mahasiswa mampu menjelaskan Mahasiswa mampu:
dan menganalisis Manajemen 5.1 Memahami dan menjelaskan tentang
Piutang Piutang
5.2 Menjelaskan dan menghitung Anggaran
Piutang
A. Piutang
1. Pengertian Piutang
Piutang Dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat
penjualan secara kredit. Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta
dari kreditor (pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang
bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi piutang itu ada karena
terdapat dua pihak, yaitu kreditor dan debitor, ada kesediaan debitor untuk
melunasi kewajibannya kepada kreditor, ada jarak waktu mulai timbul piutang
sampai saat pelunasannya, ada hak menagih yang dimiliki kreditor.
Pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit
kemudian melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas
Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:
Persediaan Barang
Piutang
Jadi (Barang
Dagangan)
KAS KAS
Contoh Kasus 1
PT Dhifa Steel memiliki informasi mengenai penjualan tahun 2019 sebesar Rp
200.000 dan tahun 2020 sebesar Rp 180.000; piutang awal tahun 2019 Rp
40.000 dan akhir tahun Rp 60.000, sedangkan piutang awal tahun 2020 Rp
50.000 dan akhir tahun Rp 30.000. Perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang dapat disajikan dalam tabel 11.1.
Contoh Kasus 2
PT Dheni Style memiliki nilai penjualan per tahun Rp 1.800,-, seluruhnya dijual
kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10
sejak tanggal penjualan diberikan potongan tunai 2% (syarat 2/10, net 30). Dari
jumlah tersebut 60% dibayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30
hari. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung:
1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau Periode
Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau ACP) adalah:
(0,60 x 10) + (0,40 x 30) = 18 hari.
2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi
satu tahun 360 hari kerja: (Rp 1.800 / 360) = Rp 5,-
3) Piutang PT Dheni Style sepanjang tahun setiap saat sebesar:
Piutang Usaha Rp 90
= = 18 hari
Penjualan / 360 hari Rp 1.800 / 360 hari
Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara kredit dan
jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat. Dengan mengetahui kedua
unsur tersebut, ia dapat mengatur arus kas masuk dari tagihan piutang.
3. Pengendalian Piutang
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur
piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat
diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih, dan
dapat diketahui pengutang atau debitur yang baik dan yang buruk.
Mengelola arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas pokok bagian
keuangan karena semua transaksi bisnis bermuara ke dalam kas. Manajer keuangan
pada umumnya mengharapkan penjualan dapat dilakukan dengan tunai, atau
kredit dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, agar supaya arus kas masuk cepat.
Untuk mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keuangan harus
menyusun anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan untuk
mengendalikan piutang. Makin panjang umur piutangnya, makin buruk kondisi
perusahaan karena makin lama piutang tersebut menjadi uang tunai (kas).
Contoh skedul umur piutang dapat disajikan pada tabel 5.2, yang terdiri PT ABC
dan PT KLM. Syarat kredit kedua perusahaan tersebut adalah 2/10/net 30.
B. Anggaran Piutang
Contoh Kasus 2
PT DHENI STYLE mempunyai data penjualan bulan Januari Rp 100.000, Pebruari
Rp 200.000, dan Maret Rp 300.000. Syarat pembayaran ditetapkan 3/20, net 30.
Informasi 70% pelanggan membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20%
Contoh Kasus 3
PT Andromeda berupaya meningkatkn labanya dengan rencana merubah
kebijakan penjualam yang selama ini dilakukan
1) Kebijkan lama: potongan tunai 3% untuk pembayaran sampai dengan 7 hari
(3/7). Rata-rata Pengumpulan piutang 30 hari, pembeli yang memanfaatkan
potongan tunai 15%, piutang tak tertagih (bad debt) 2% dari penjualan
kredit (credit sales). Penjualan selama satu tahun 1.500 @ Rp 5.000, Variabel
cost Rp Rp 2.300, biaya modal diperhitungkan 22% per tahun.
2) Kebijakan baru: perjanjian kredit penjualan (term of sales) adalah 4/15,
potongan tunai 4% bagi yang melakukan pembayaran sampai dengan 15 hari.
Pembahasan
1) Marjin kontribusi = [1 – (2.300 / 5.000)] = 54%
2) Perhitungan Laba (rugi) atas kebijakan baru:
Tambahan marjin kontribusi = (Rp 4.860.000 – Rp 4.050.000) = Rp 810.000
Tambahan biaya modal = (Rp 75.900 – Rp 53,763) = (Rp 22.137)
Tambahan piutang tak tertagih = (Rp 202.500 – Rp 127.500) = (Rp 75.000)
Tambahan potongan tunai = (Rp 90.000 – Rp 33.750) = (Rp 56.250)
Gaji tenaga penjual = (Rp 61.200)
Tambahan Laba = Rp 595.413
Kesimpulan:
Kebijakan baru PT Andromeda adalah layak dijalankan karena ada tambahan
laba sebesar Rp 595.413.