Disusun oleh :
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Berkat dan limpahan
RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami ‘’faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan’’
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak sekali kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan para pembaca untuk masukan- masukan yang
bersifat mambangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................5
1.1 . Latar Belakang...............................................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................................7
3.1. Faktor Fisik...............................................................................................................................7
3.2. Faktor Psikologis....................................................................................................................16
3.3. Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.....................................................................22
BAB III..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................25
4.2 SARAN..............................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya
terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya janin,
dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40
minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada
tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil
mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim
maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup
sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa
kehamilan (Johnson, 2016).
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat
berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan merupakan
suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil (Sukarni &
Wahyu, 2013) Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu
kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu 2 bahkan setelah
persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah
kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan
pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar.
3. Apa saja Faktor lingkungan, sosial Budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi Kehamilan?
1. 3 Tujuan
PEMBAHASAN
3.1. Faktor Fisik
Ada tiga faktor yang mempengaruhi Kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan
faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor fisik ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi dan gaya hidup ibu
tersebut.
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu preoses yang butuh perawatan khusus
agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung unsur kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil
buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirka beresiko lahir dengan berat
badan rendah, bayi dengan BBLR ini memilki resiko kesakitan seperti infeksi saluran
nafas bagian bawah dan kematian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan
dengan berat badan normal. Bagi ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan
pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian
(kusmiyati, 2009) Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat
selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir, menghindari
merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk
mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan
(Gulardi H, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil Beberapa faktor yang
mempengaruhi status kesehatan ibu hamil adalah :
1. Umur
Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka
kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan
dengan umur dan juga biasanya semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuan
akan status kesehatan ibu hamil akan luas (Notoatmodjo, 2003).
a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.
b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah
menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun)
c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia lebih
dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh
kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya. Seseorang yang berpendidikan
akan berbeda tingkah lakunya dengan orang yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya
tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap
peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat terbuka dengan hal-hal atau
motivasi baru (Notoatmodjo, 2003).
3. Psikologis
Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak hanya
terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang memerlukan
penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang berlanjut hingga lahir bayi.
Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus dipandang sebagai proses panjang yang
mempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan
tidak hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa (Kusmiyati, 2008).
4. Pengetahuan
pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang (Notoatmodjo, 2003)
5. Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena
faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil selama hamil serta
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dengan
faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil
dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan fisik untuk masa persalinan.
Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi (Fe),
kalsium, pemberian supleman vitamin D terutam pada kelompok beresiko penyakit
seksual (IMS) dan dinegara dengan musim dinggin yang panjang dan pemberian yodium
pada daerah yang endemik kretinisme (Kusmiyati, 2008).
6. Aktivitas
Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal tersebut tidak
memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk kantor
sampai menjelang partus. Menurut analisa profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas
bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga
pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-
hari didalam rumah dan juga mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi
aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.
7. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai contoh
penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
3. Diabetes Mellitus
4. Anemia
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya kondisi ibu
lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan
nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa
penyulit pada proses persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih
dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan
multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat adanya
kemungkinan terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga
harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi
karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya keunikan-
keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat rentan terhadap
penularan selama proses kehamilannya. Virus HIV kemungkina besar akan ditransfer melalui
plasenta ke dalam tubuh bayi.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum
dan selama hamil.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori
selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih
300 kalori setiap hari selama hamil.
Gizi Kurang pada Ibu Hamil Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang mengharuskan ibu hamil untuk lebih banyak
beristirahat:
Preeklamsia adalah sebuah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi, adanya protein di dalam urine, dan pembengkakan pada bagian tubuh ibu
hamil, terutama tungkai. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, bisa berkembang
menjadi eklamsia.
Ibu hamil dengan eklamsia akan mengalami kejang yang disertai dengan penurunan
kesadaran. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera karena bisa mengancam
nyawa ibu maupun janin.
b. Perdarahan vagina
Perdarahan vagina yang terjadi pada trimester pertama umumnya bukanlah sesuatu
yang serius, walaupun tetap perlu diperiksakan ke dokter. Namun, bila perdarahan
sering terjadi, terutama pada trimester kedua dan ketiga, maka bisa jadi ini
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
Perdarahan lewat vagina yang sering terjadi, dalam jumlah banyak, atau disertai nyeri
perut bisa saja menjadi tanda bahwa ibu hamil akan mengalami keguguran atau
persalinan prematur.
c. Kelainan plasenta
Plasenta atau ari-ari berperan penting untuk memelihara kesehatan janin. Melalui
plasenta, janin bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkannya untuk
tumbuh dan berkembang.
Bila plasenta mengalami gangguan, suplai oksigen dan nutrisi ke janin tentu juga akan
terganggu. Beberapa gangguan atau kelainan yang bisa terjadi pada plasenta adalah:
-Plasenta previa, yaitu kondisi di mana ari-ari menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir.
-Plasenta akreta, yaitu kondisi di mana pembuluh darah plasenta atau bagian dari
plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.
-Abruptio plasenta atau solusio plasenta, yaitu kondisi di mana ari-ari terlepas dari
dinding rahim bagian dalam sebelum persalinan berlangsung.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, bobot janin akan semakin bertambah dan
menekan leher rahim. Jika kondisi leher rahim lemah, tekanan tersebut dapat
menyebabkan leher rahim terbuka sebelum janin siap dilahirkan. Lemahnya leher
rahim ini bisa menimbulkan kelahiran prematur atau juga keguguran.
Bila ibu hamil pernah mengalami keguguran atau melahirkan prematur sebelumnya,
maka dokter akan menganjurkan ibu hamil untuk lebih banyak beristirahat, sebab ibu
hamil memiliki kemungkinan untuk mengalaminya kembali pada kehamilan saat ini.
4. Menghindari Rokok
Apabila ibu sedang hamil dan memiliki kebiasaan merokok, bayi yang ada di dalam
kandungan memiliki kemungkinan untuk mengalami risiko:
Lahir prematur.
Bayi lahir dengan berat badan di bawah normal, yang membuat lebih rentan terkena
infeksi.
Kolik atau mengalami nyeri hingga dapat menangis lebih dari tiga jam sehari.
Mengidap asma dan rentan menderita infeksi maupun peradangan saluran pernapasan.
Cacat bawaan pada tengkorak, jantung, otot, anggota gerak dan bagian tubuh lainnya.
Merokok saat hamil tidak hanya membawa dampak buruk bagi janin, tapi juga bagi
ibu hamil. memiliki risiko mengalami hal-hal berikut:
Selain menjadi perokok aktif, risiko juga ada pada ibu hamil dan bayi yang terkena
paparan asap rokok sebagai perokok pasif. Terutama ketika jika anggota keluarga
yang merokok dan tinggal dalam satu rumah.
Wanita hamil umumnya dianggap rentan konsumsi makanan atau minuman yang
dianggap berbahaya, terutama makanan mentah dan minuman berkafein demi
menjaga kehamilannya. Tetapi menurut Dr Isis Amer-Wahlin, konsultan kebidanan
dan ginekologi di Bonzun, kafein dalam jumlah sedang, masih aman dikonsumsi
selama kehamilan.
Menurut (Megasari et al, 2015) kebutuhan psikologis ibu hamil antara lain:
1. Support Keluarga
2. Support Tenaga
Kesehatan Memberikan pendidikan, pengetahuan dari awal kehamilan sampai akhir
kehamilan yang berbentuk konseling, penyuluhan, dan pelayanan-pelayanan
kesehatan lainnya. Contoh: keluhan mual dan muntah, bidan akan menyarankan
sering makan tapi porsi sedikit, konsumsi biscuit pada malam hari, sesuatu yang
manis (permen, dan jus buah), hindari makanan yang beraroma tajam, yakinkan
bahwa situasi ini akan berakhir saat bulan ke-4.
5. Persiapan Sibling
Persiapan sibling dimana wanita telah mempunyai anak pertama atau kehamilan para
gravidum, yaitu persiapan anak untuk menghadapi kehadiran adiknya: a. Support anak
untuk ibu (wanita hamil) menemani ibu saat konsultasi dan kunjungan saat perawatan
akhir kehamilan untuk proses persalinan. b. Apabila tidak dapat beradaptasi dengan
baik dapat terjadi kemunduran perilaku, misalnya mengisap jari, ngompol, nafsu
makan berkurang, rewel. c. Intervensi yang dapat dilakukan misalnya memberikan
perhatian dan perlindungan tinggi dan ikut dilibatkan dalam persiapan menghadapi
kehamilan dan persalinan. Adaptasi sibling tergantung dari perkembangan anak bila
usia kurang dari 2 tahun: Belum menyadari kehamilan ibunya, belum mengerti
penjelasan. usia 2-4 tahun: mulai berespon pada fisik ibu. Usia 4-5 tahun: senang
melihat dan meraba pergerakan janin. Usia sekolah: dapat menerima kenyataan, ingin
mengetahui terjadinya kehamilan dan persalinan
a. Stressor
1. Stressor internal
Stresoor internal merupakan faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari
diri ibu sendiri. Adanya beban psikologi yang ditanggung oleh ibu dapat
menyababkan gangguan perkembangan bayi dan nantinya akan terlihat ketika bayi
lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang kepribadian tidak baik, tergantung
pada kondisi stres yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang yang
berkepribadian temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri.
2. Stressor eksternal Stressor eksternal adalah stres yang timbul dari luar yang
memberikan pengaruh baik maupun pengaruh buruk terhadap psikologi ibu hamil.
Pemicu stres yang berasal dari luar misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,
pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan.
b. Dukungan Keluarga
c. Subtance abuse
d. Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Hasil
penelitian bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah
bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu
diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan
membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologi yang muncul ada ibu hamil adalah
gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami
perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bayinya.
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada ibu atau wanita yang
sedang hamil. Didukung dengan pendapat Dini Kasdu, dkk (2009) mengatakan bahwa
hampir 10% wanita hamil mengalami depresi berat atau ringan dan depresi sering
terjadi dalam trimester pertama. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami depresi ialah
adanya perasaan sedih atau perubahan kondisi fisiknya, kesulitan berkosentrasi akibat
jam tidur yang terlalu lama atau sedikit, hilangnya minat dalam melakukan aktivitas
yang biasa digemari ibu, putus asa, cemas, timbul perasaan tidak berharga dan
bersalah, merasa sedih, menurunnya nafsu makan. Depresi yang dialami ibu hamil
bisa berdampak pada kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan jika
gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi
anak yang tidak bahagia, sulit berjalan, tidak responsif terhadap orang lain,
mengalami masalah perilaku seperti agresif dan mudah stres.
2. Stres
Stres merupakan pemikiran yang negatif dan perasaan takut dan hal tersebut
akar penyebab terjadinya reaksi stres. Stres selama hamil mempengaruhi
perkembangan fisiologis dan psikologis bayi yang dikandungnya. Sebaliknya, jika ibu
hamil yang selalu berpikiran sehat dan positif akan membantu pembentukan janin,
penyembuhan internal dan memberikan nutrisi psikis yang sehat pada bayi. Dampak
buruk stres ketika hamil seperti pendapat Thomas Verny, bahwa semua yang
dipikirkan ibu akan tersalurkan melalui hormon syaraf ke bayinya. Verny
menambahkan bahwa stres ekstrem dan tak berkesudahan menyebabkan kelahiran
prematur, berat badan di bawah rata-rata, hiperaktif dan mudah marah.
3. Insomnia
4. Perasaan tidak berarti Perasaan tidak berarti pada ibu hamil memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: sikap sinisme, adanya keinginan untuk mengakhiri hidup,
mempertanyakan akan penderitaannya, perasaan tidak berguna, gangguan aktivitas
seksual dan adanya keinginan untuk terus merusak diri sendiri. Faktor penyebab
terjadinya perasaan tidak berarti yaitu rasa kesepian, perasaan tidak berdaya,
meragukan kredibilitasnya, keraguan atas keimanannya kepada tuhan sehingga
merasa takut bahwa tuhan tidak mendengarkan doanya selama masa hamil, sulit
menerima bantuan, perasaan ditolak dari kelompoknya.
Faktor penyebab terjadinya perasaan malu atau bersalah pada ibu hamil ialah
dikarenakan adanya keinginan ibu hamil untuk menghapus peristiwa yang pernah
terjadi dan berusaha mengulang kembali masa lampaunya. Ciri-ciri ibu hamil yang
mengalami perasaan malu atau bersalah ialah: Sulit mengampuni diri sendiri,
memandang bahwa perubahan fisik dan bentuk tubuh sebagai bentuk hukuman dari
Allah SWT, sikap meremehkan orang lain, suka mengkambinghitamkan orang lain,
merusak dirinya sendiri dengan keinginan aborsi, lekas marah, sedih, gelisah.
6. Perasaan Kecewa
Ciri-ciri perasaan kecewa yaitu putus asa, merasa tidak berarti, berusaha
untuk melarikan diri dari realita kehidupan, sering merasa sedih dan lesu, bersikap
masa bodoh, tidak mau berkomunikasi, tidak terlibat pada hal-hal spiritual, merasa
dikucilkan sehingga tidak menarima diri secara sosial. Faktorfaktor penyebab
perasaan kecewa pada ibu hamil adalah: (1) Sikap, baik itu tindakan suami atau
keluarga besarnya yang dianggap kurang menyenangkan, (2) Tindakan suami yang
dinilai kasar, (3) Sikap suami yang temperamental, (4) Tindak kekerasan rumah
tangga, (5) Hilangnya keperacayaan kepada suami, misalnya akibat perbuatan
selingkuh suami, (6) Tidak menginginkan kelahiran anak, (7) Kehilangan
kepercayaan kepada tuhan sebagai akibat stereotif bahwa dirinya sebagai orang yang
kurang diperhatikaan Tuhan.
7. Tekanan Batin
a. Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan ibu hamil. Tenaga kesehatan
harus dapat menyikapi hal ini secara bijaksana dan jangan sampai menyinggung kearifan
lokal pada daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui beberapa
teknik, misalnya media massa, pendekatan tokoh masyarakat, dan penyuluhan yang
menggunakan media efektif.
b. Faktor sosial
a) Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan kualtas pelayanan pada ibu hamil.
Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat menurunkan
angka kematian ibu hamil (AKI).
b) Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam kualitas
perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat
dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya tentang
sesuatu. Pada ibu hamil dengan pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana cara melakukan perawatan
kehamilan dengan baik.
Adat istiadat merupakan akar budaya masayarakat atau kebiasaan yang dilakukan.
Banyak sekali kebiasaan adat istiadat yang masih dipertahankan di indonesia untuk mencapai
keturunan yang baik secara psikis maupun jasmani. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi
kehamilan seperti larangan ibu hamil melihat orang menyembelih binatang, upacara tujuh
bulan, kedekatan masyarakat pada dukun beranak, ibu hamil harus makan dua kali lipat, ibu
hamil tidak boleh makan nanas, pisang ambon dan duren, minum es membuat janin besar, ibu
hamil tidak boleh makan daging kambing, minum air kelapa, minum jamu-jamuan
tradisional, minum air rebusan kacang hijau, peringatan 4 bulanan, ibu hamil tidak boleh
makan cabe, ibu hamil tidak boleh memasak sambil jongkok.
d. Faktor ekonomi
6. Ekonomi rendah menyebabkan ibu yang sedang hamil dalam melakukan pemeriksaan
mendapatkan fasilitas pelayanan pemeriksaan yang tidak efektif karena kurangnya biaya yang
harus dikeluarkan
7. Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil yang pendidikannya rendah tidak mengetahui
tentang pemeriksaan kehamilan yang baik
9. Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil berperan penting dalam masalah transportasi dan
biaya lain yang mempengaruhi kehamilan
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik,
psikologis dan faktor lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi
Status kesehatan pada kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan
kesehatan ibu dan juga bayi yang ada dalam kandungannnya. Jika status kesehatan ibu hamil
buruk, kesehatan ibu hamil akan terwujud bila umur ibu ketika hamil dalam kondisi yang pas
dan tingkat kedewasaan yang matang. Kondisi pendidikan, psikologis, pengetahuan, gizi dan
aktivitas juga dalam keadaan yang baik. Dalam kondisi hamil ibu tidak boleh melakukan
aktivitas yang terlalu berat atau pekerjaan yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan ibu
terganggu. Karena semakinbaik kondisi kesehatan ibu ketika hamil maka keadaan janin yang
dikandung juga akan semakin baik.
a. Faktor Fisik
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem tubuhnya.
Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
· Status kesehatan
· Status gizi
· Gaya hidup
b. Faktor Psikologi
· Support keluarga
· Substance abuse
· Partner abuse
c. Faktor Lingkungan
Faktor ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan
tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.
4.2 SARAN
Dalam memenuhi kebutuhan masa kehamilan seorang ibu harus memiliki kesiapan
pemenuhan kandungan secara cukup, baik pemenuhan fisik ibu, pemenuhan psikolog ibu,
maupun faktor social budaya dan ekonomi ibu. Dengan pemenuhan ketiga faktor tersebut ibu
dapat dengan seimbang pula mengatur kesehatan bayi serta persiapan persalinan dengan
kesiapan penuh.
DAFTAR PUSTAKA
Sitanggang, B., & Nasution, S. S. (2012). Faktor-Faktor Status Kesehatan pada Ibu
Hamil.
Lubis, Z. (2003). Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi yang
dilahirkan. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.