Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Indah Zulfa Sakinah

NIM : 042357428
Kode/ Nama MK : ESPA4314/ Perekonomian Indonesia

1. Faktor penyebab krisis moneter di Indonesia


a. Faktor Internal :
- Defisit transaksi belanja Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun
- Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi
- Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak sehingga outflow negative
b. Faktor Eksternal :
- Pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Eropa dan Jepang)
- Terdapat institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang memiliki
otoritas lebih besar dari negara berkembang
- Spesifikasi yang mengiringi gejolak finansial global

2. Kebijakan liberasi pertanian sangat merugikan bagi petani disebabkan karena Liberasi pertanian
merupakan ekses penerapan pasar (perdagangan) bebas. Pasar bebas memiliki cacat tersendiri
baik dari segi tataran filosofis-teoretis maupun empiris-aplikatifnya.
a. Secara teoretis
Pasar bebas hanya akan menguntungkan kedua belah pihak apabila dua asumsi utamanya
terpenuhi, yaitu tingkat kemajuan ekonomi dan teknologi antar kedua negara seimbang dan
modal tidak dapat bergerak lintas negara.
Hanya saja pada kenyataannya asumsi ini tidak terpenuhi, karena ketimpangan kekuatan
ekonomi antar negara dan modal yang bebas bergerak kemanapun. Sehingga yang terjadi
hanyalah transaksi antara koorporasi asing dalam negri dan luar negri. Yang berdampak
tidak adanya perubahan kesejahteraan terhadap masyarakat secara signifikan.
Sehingga jelaslah bahwa liberasi pertanian hanya menguntungkan pihak koorporasi dan
negara maju yang digunakan untuk memperluas dan menguasai pasar komoditi pertanian
negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.

b. Secara empiris
Terbukti AS dan Eropa yang sangat gencar mempropagandakan pasar bebas pertanian justru
yang paling protektif terhadap pertanian mereka. Proteksi yang tidak hanya terkait tarif dan
kebijakan sejenisnya melainkan proteksi yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Bahkan
membuat kebijakan dalam memasukkan komoditi yang tidak bisa dipenuhi oleh negara
berkembang.

3. Cara yang ditempuh pemerintah dalam menyehatkan perbankan Indonesia :


a. Likuidasi BANK
Pemerintah melikuidasi 16 Bank pada bulan November, yang menyebabkan :
- Anjloknya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
- Tidak berjalannya mekanisme intemediasi bank yang berdampak buruk bagi
perekonomian
- Kontraksi penawaran agregat dan ekspansi penawaran agregat yang menyebabkan
inflasi tinggi

b. Penggabungan BANK (merger)


Penggabungan ini di nilai efektif untuk menghasilkan bank yang kuat dan tahan terhadap
goncangan ekonomi dan penghematan operasional bank. Hanya saja terdapat kesulitan
pencocokan bank, adanya PHK pegawai dan juga diperlukan biaya yang cukup besar. Merger
sesuai dilakukan bagi bank yang memiliki kesamaan dalam jenis usaha.

c. Restrukturisasi Perbankan
Bertujuan mengubah bank yang tidak sehat menjadi sehat dengan berbagai strategi. Untuk
jangka pendek, hal ini bertujuan untuk memulihkan kepercayaan pasar terhadap system
keuangan, penggunaan sumber daya secara efisien, dan memiliki investor serta pengelola
yang professional. Sedangkan dalam jangka Panjang, bertujuan untuk menciptakan stabilitas
system keuangan jangka Panjang dan menciptakan pelaku ekonomi dan keuangan yang
handal.
Restrukturisasi dilakukan dalam level makro (peran pemerintah pada kebijakan, khususnya
rekapitalisasi perbankan) dan mikro (upaya perbankan dalam menata perusahaannya), hal
ini selain memerlukan biaya yang cukup besar, juga waktu yang cukup lama.
d. Rekapitalisasi Perbankan
Untuk mengikuti skema rekapitalisasi bank harus mencapai CAR 25%, target adanya
program ini bank domestic bisa mencapai 4% CAR setelah krisis, target ini setengah dari
standar BIS (Bank For International Settlement) yaitu 8%.
Rekapitalisasi membutuhkan dana yang sangat besar sehingga menimbulkan beban yang
sangat berat bagi pemerintah.

4. Hubungan Lembaga keuangan mikro dengan kemiskinan :


Adanya peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang
efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari
kemiskinan, melalui tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak berfluktuasi, mengelola resiko
dengan lebih baik, secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun asset,
mengembangkan usaha mikro, menguatkan kapasitas perolehan pendapatan, dan dapat
merasakan tingkat hidup yang lebih baik.

5. Latar belakang dan dampak kebijakan Tax Amnesty bagi pemerintah :


a. Latar Belakang

Yang pertama kebijakan tax amnesty harus dilihat sebagai kebijakan ekonomi yang bersifat


mendasar, jadi tidak semata-mata kebijakan terkait fiskal apalagi khususnya pajak. Jadi ini
kebijakan yang dimensinya lebih luas, kebijakan ekonomi secara umum. Kenapa? Karena
pertama dari sisi pajaknya sendiri, dengan adanya tax amnesty maka ada potensi
penerimaan yang akan bertambah dalam APBN kita baik di tahun ini atau tahun-tahun
sesudahnya yang akan membuat APBN kita lebih sustainable. APBN lebih sustainable dan
kemampuan pemerintah untuk spending atau untuk belanja juga semakin besar sehingga
otomatis ini akan banyak membantu program-program pembangunan tidak hanya
infrastruktur tapi juga perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Jadi dari satu sisi adanya tax amnesty tahun ini dan seterusnya akan sangat membantu
upaya pemerintah memperbaiki kondisi perekonomian, pembangunan dan mengurangi
pengangguran, mengurangi kemiskinan serta memperbaiki ketimpangan. Nah tetapi disisi
lain, di sisi yang di luar fiskal atau pajaknya, dengan kebijakan amnesty ini yang diharapkan
dengan diikuti repatriasi sebagian atau keseluruhan aset orang Indonesia di luar negeri
maka akan sangat membantu stabilitas ekonomi makro kita. Apakah itu dilihat dari nilai
tukar rupiah, apakah itu dilihat dari cadangan devisa, apakah itu dilihat dari neraca
pembayaran kita atau bahkan sampai kepada likuiditas dari perbankan. Jadi kami melihat
bahwa kebijakan ini sangat strategis karena dampaknya dampak yang sifatnya makro,
menyeluruh dan fundamental bagi perekonomian Indonesia.
b. Dampak

- Terlihat potensi uang orang Indonesia di luar negeri sangat banyak karena berbagai
macam data menunjukkan, mengindikasikan, meskipun uangnya itu berasal dari
Indonesia tetapi disimpannya lebih banyak di luar negeri.

- Terlihat potensi pajak sebenarnya minimal bisa diatas 100 triliun.

- Basis pajaknya tax amnesty ini selain untuk pemilik NPWP yang sudah menjadi wajib
pajak untuk memperbaiki atau mendeklarasi harta yang belum dilaporkan.

- memberikan peluang bagi yang belum punya NPWP untuk kemudian punya NPWP dan
langsung membayar sehingga dia mulai catatan sejarah, catatan pajaknya
dengan clear dan tidak dengan lagi catatan masalah di masa lalu lagi.

Anda mungkin juga menyukai