Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Indah Zulfa Sakinah

NIM : 042357428
Kode/ Nama MK : EKSI4205/ Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

1. 3 Metode transfer dana dalam system keuangan :


Metode pemindahan dana dari unit surplus ke unit defisit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan 3 cara, yaitu:
a.  Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method)
Metode pembiayaan langsung adalah cara pemberian kredit dimana unit surplus / ultimate
lenders bertemu langsung dengan unit defisit atau ultimate borrowers tanpa melalui /
menggunakan jasa lembaga keuangan. Setelah terjadi kesepakatan pinjam meminjam, si
peminjam memberikan tanda bukti utang yang disebut financial claims. Contoh: saham,
obligasi dan promes. Kepada pemilik dana sebagai bukti peminjam.

b. Metode Pembiayaan Semi Langsung (semidirect financing method)


Dalam proses ini pemindahan / pertukaran dana antara kedua belah pihak sangat
tergantung pada intervensi pihak ketiga, yaitu broker, dealer, investment banker untuk
menyelesaikan transaksi peminjam dana tersebut.
Contoh metode pembiayaan semi langsung adalah suatu perusahaan menerbitkan obligasi
maka perusahaan bersangkutan sangat tergantung kepada peran dealer sekuritas dalam hal
penjualan seluruh surat berharga yang diterbitkan kepada investor, seperti rumah tangga,
perusahaan, bank, asuransi, dana pension. Broker / dealer dalam pembiayaan ini dapat
mengurangi biaya transaksi, biaya informasi dan memperbaiki likuiditas dan kemampuan
pemasaran surat berharga yang tercipta dari proses pinjam meminjam. Pada dasarnya
pembiayaan semi langsung merupakan perbaikan dari pembiayaan langsung, tapi tidak
dapat menyelesaikan semua masalah dalam transaksi kredit. Misalnya masalah risiko yang
dialami investor yaitu keamanan dana atas sekuritas yang dimiliki.

c. Metode Pembiayaan tidak langsung ( indirect financing method)


Maksudnya adalah peminjam maupun unit defisit maupun pemilik dana atau unit surplus
dapat memenuhi kebutuhan keuangannya melalui bantuan lembaga intermediasi keuangan
(financial intermediary).
Lembaga pembiayaan tidak langsung mempertemukan dan memenuhi kebutuhan peminjam
dan pemilik dana, contohnya bank.
Unit surplus yang menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, giro pada bank umum ini
memiliki beberapa pertimbangan, antara lain :
1) Safety / default risk
Adalah dapat mengurangi kemungkinan tidak kembalinya uang investor akibat terjadi
default.
2) Liquidity
Simpanan di bank pada prinsipnya dapat meningkatkan dan menjamin kemampuan
likuiditas.
3) Accessibility
Penabung dapat menyimpan / menabung dalam denominasi yg relative kecil.
4) Convenience
Banyaknya kemudahan dan keuntungan lain yang ditawarkan oleh lembaga intermediasi
keuangan.

2. Inovasi Keuangan Digital (IKD)


Menurut saya dengan adanya IKD maka akan memberikan angin segar berbagai kemudahan
transaksi bagi pembaharu bisnis digital yang sangat berkembang belakangan ini bukan hanya
dikalangan millennial tetapi sudah menyebar keseluruh kalangan. Kemudahan ini tak hanya akan
memudahkan bagi produsen tentunya juga bagi konsumen bisnis digital.

Inovasi Keuangan Digital atau IKD adalah suatu aktivitas pembaruan proses bisnis, model bisnis,
dan instrumen keuangan yang memberikan nilai tambah baru di sektor jasa keuangan dengan
melibatkan ekosistem digital. Ekosistem IKD adalah komunitas yang terdiri dari otoritas,
penyelenggara, konsumen, dan pihak lain yang memanfaatkan platform digital secara bersama
untuk mendorong IKD yang bermanfaat bagi masyarakat. Ruang lingkup IKD meliputi :
1. Penyelesaian transaksi;
2. Penghimpunan modal;
3. Pengelolaan investasi;
4. Penghimpunan dan penyaluran dana;
5. Perasuransian;
6. Pendukung pasar;
7. Pendukung keuangan digital lainnya;
8. Aktivitas jasa keuangan lainnya.

IKD adalah financial technology yang saat ini diatur dalam POJK No. 13 /POJK.02/2018
Tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan. Untuk menjadi IKD maka
penyelenggara harus memenuhi kriteria, diantaranya bersifat inovatif dan berorientasi ke
depan; menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana utama pemberian
layanan kepada konsumen di sektor jasa keuangan; mendukung inklusi dan literasi keuangan;
bermanfaat dan dapat dipergunakan secara luas; dapat diintegrasikan pada layanan keuangan
yang telah ada; menggunakan pendekatan kolaboratif; dan memperhatikan aspek perlindungan
konsumen serta perlindungan data.

IKD juga memiliki fungsi sebagai wadah pertama untuk ekosistem Fintech baru dengan
menggunakan Regulatory Sandbox atau mekanisme pengujian yang dilakukan oleh OJK untuk
menilai keandalan proses bisnis, model bisnis, instrumen keuangan, dan tata kelola
penyelenggara. Melalui regulatory sandbox, OJK akan mengawasi pelaku fintech yang belum
terakomodasi oleh dasar hukum.
3. Perbedaan Bank umum dan Bank Syariah :
a. Bank umum menggunakan perangkat bunga dalam perhitungannya, sementara bank syariah
menggunakan prinsip bagi hasil– memberikan kemungkinan untung-rugi pada lembaga bank
dan nasabah;
b. Bank umum biasanya memiliki bunga yang cenderung naik-turun ketika menjalankan
aktivitasnya, sementara bank syariah tidak pernah merubah rasio selama masih aktif
menjadi nasabah, semua berdasarkan pada apa yang diatur ketika perjanjian pertama kali;
c. Karena prinsip bagi hasil, maka jika terjadi kerugian akan ditanggung bersama pada bank
syariah. Sementara pada bank umum rasio bunga bagi nasabah tidak akan meningkat
walaupun keuntungan naik;
d. Bank umum sudah jelas memiliki orientasi pada profit bagi lembaganya, namun bank syariah
lebih dari sekedar keuntungan bagi lembaganya, tapi juga kemakmuran bagi nasabahnya;
e. Bank syariah berpatokan pada standard dari Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas
Syariah, bank umum tidak memiliki persamaannya.

4. Peran bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia?


a. Fungsi kebijakan moneter
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar. Stabilitas yang dimaksud adalah stabil terhadap barang dan jasa maupun maupun
stabil terhadap mata uang negara lain yang dari keduanya berarti inflasi rendah.

b. Melakukan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran


Mencakup sekumpulan kesepakatan, aturan, standar dan prosedur peredaran uang antar
pihak dengan menggunakan instrumen pembayaran yang sah.

c. Bank sentral sebagai bank nya para bank


Jika perbankan membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya maka bank
akan meminjam dari bank sentral.

d. Mengatur dan mengawasi perbankan


Bank sentral melakukan intermediasi antar pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
membutuhkan dana, infrastuktur moneter, dan juga proses pembayaran transaksi antara
anggota masyarakat. Sehingga sangat bermanfaat dalam pengaturan dan pengawasan
perbankan.

5. Konsep Kemandirian Lembaga Bank Indonesia Menurut Fabian Amtenbrink ada beberapa teori
yang dapat digunakan untuk mengukur independensi atau kemandirian bank sentral yaitu:
a. Kemandirian institusi (institutional independence)
Status bank sentral yang secara institusi terpisah dari kekuasaan eksekutif (pemerintah) dan
kewenangan legislatif (parlemen). Dapat dikatakan bahwa suatu bank sentral yang
merupakan bagian dari pemerintah, misalnya sebagai bagian dari departemen keuangan
(treasury), akan kehilangan kemandirian sebagai suatu institusi. Dalam hal ini, legal basis
bagi bank sentral dan posisinya dalam sistem konstitusional negara yang bersangkutan
memegang peranan yang pentig. Terkait dengan tugas bank sentral, institutional
independence diartikan sbaai kewenangan bank sentral untuk menetapkan kebijakan
moneter secara independen dan bebas dari pengaruh institusi politik, khususnya dari
eksekutif pemerintahan.

b. Kemandirian Fungsi (Functional Independence)


Mempunyai kebebasan dalam menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter,
seperti penyesuaian tingkat suku bunga dan operasi pasar terbuka. Dalam konteks ini,
kemandirian fungsi diartikan juga sebagai kemandirian instrumen yang menggambarkan
suatu bank sentral memiliki kebebasan memilih instrumen yang diperlukan untuk mencapai
tujuannya.
Kemandiran fungsi dianggap dibatasi apabila dalam tindakan yang diambil oleh bank
sentral didahului dengan adanya otorisasi dari pemerintah atau apabila eksekutif
pemerintahan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh bank sentral. Kemandirian
fungsi dari suatu bank sentral juga melarang adanya kewajiban untuk memberikan cerukan
dan fasilitas kredit lainnya kepada pemerintah.

c. Kemandirian organisasi (organization independence)


Kemandirian organisasi berhubungan dengan komposisi personalia dari organ-organ
yang ada di bank sentral dan sistem pengangkatan dan pemberhentian karyawan-karyawan
bank sentral. Beberapa penelitian memfokuskan pada komposisi dewan pengambil
kebijakan (Dewan Gubenur) di bank sentral.
Di sini, hal yang memperoleh perhatian adalah partisipasi/ peranan pejabat-pejabat
pemerintah terhadap Dewa Gubenur bank sentral. Memang, tidak dapat dihindari bahwa
sistem bank sentral yang memberikan voting kepada pejabat-pejabat pemerintah atas
kebijakan board yang cenderung membuka peluang bagi timbulnya campur tangan
pemerintah, dalam hal ini kemandirian organisasi juga mengacu pada kemandirian para
pejabat bank sentral dari pengaruh institusi pemerintah

d. Kemandirian Finansial (financial independence)


Kemandirian finansial mengacu pada peranan pemerintah dan/atau parlemen
terhadap anggaran bank sentral. Dalam hal ini, apabila terdapat kontrol oleh pemerintah
atas anggaran bank sentral, maka bank sentral tersebut akan rentan terhadap tekanan
politik, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan moneter yang diambil.

Oleh karena itu, dalam rangka mengamankan independensi bank sentral dari
pengaruh pemerintah, disarankan agar bank sentral mempunyai anggaran sendiri yang
terlepas dari persetujuan pemerintah. Umumnya bank sentral dapat mengamankan aset
finansial agar independen, anatra lain melalui penerbitan bank notes dan open market
operation. Selain itu, cara redistribusi keuntungan juga dapat dilakukan sebagai kriteria
untuk menetapkan tingkat independensi bank sentral. Dalam hal ini, suatu bank sentral
dikatakan independen bila memiliki kebebasan dalam menggunakan keuntungan yang
diperolehnya.

Independensi Bank Indonesia :

Dalam undang-undang Bank Indonesia, independensi di bidang anggaran terlihat dalam


ketentuan Pasal 60 yang menyatakan bahwa anggaran Bank Indonesia ditetapkan oleh Dewan
Gubenur. Ketentuan ini adalah konsekuensi dari status Bank Indonesia sebagai badan hukum,
sebagai badan hukum, Bank Indonesia mempunyai wewenang mengelola kekayaannya sendiri
terlepas dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Berbeda dengan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara yang ditetapkan dengan undang-undang karena sebagian besar
danannya berasal dari rakyat berupa pajak. Sedangkan anggaran Bank Indonesia berasal dari
kegiatan usahanya sebagai sebagai bank sentral.

Mekanisme voting yang dilakukan oleh DPR (komisi) seakan mekanisme seleksi
pimpinan BI layaknya pemilihan umum. Yang mana kandidat adalah calon pimpinan Bank
Indonesia dan konstituen adalah anggota DPR. Dengan fakta tersebut, selain rentan praktik
transaksional antara calon pimpinan Bank Indonesia yang bersifat materi, juga rentan terjadi
praktik kandidatkandidat titipan mengingat posisi Bank Indonesia yang sangat strategis. Kasus
Miranda Swaray Goeltom merupakan bukti nyata dari mekanisme DPR sangat politis,
transaksional dan menggangu independensi Bank Indonesia. Perbedaan penafsiran dari
persetujuan oleh DPR sebagaimana yang dinyatakan dalam undangundang menjadi pemilihan
oleh DPR dengan konsep one man one vote oleh DPR adalah fakta hukum yang secara tegas
dapat menganggu independensi Bank Indonesia. Sebagai perbandingan nyata, bahasa,
“persetujuan oleh DPR” juga ditemukan dalam proses seleksi hakim agung yang sebelum adanya
putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-XI/2013, mekanisme “persetujuan oleh DPR”
dalam 36 Dawan Rahardjo, Bank Indonesia Dalam Kilasan Sejarah Bangsa, (Jakarta:LP3ES, 1995)
hlm 53 seleksi hakim agung juga dilaksanakan dengan cara pemilihan atau voting.

Menata kembali kelembagaan dan independensi Bank Indonesia adalah Conditio Sine
Qua non. Karena lembaga bank Indonesia adalah lembaga yang memegang peranan yang
penting dalam bidang moneter. Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang mandiri
seharusnya memiliki pengaturan yang lebih lengkap sebagaimana pengaturan lembaga negara
lainnya yang secara eksplisit sebagai kekuasaan yang independen. Oleh karena itu konstitusi
harus menjamin pemilihan pimpinan bank sentral dilakukan secara transparan, akuntabel dan
penuh integritas oleh karena itu seyogyanya pemilihan pimpinan Bank Indonesia haruslah jauh
dari kepentingan politik pragmatis. Selain model pengisian yang perlu juga dipastikan adalah
bahwa Bank Indonesia memiliki keluwesan dalam mengatur keuangan atau anggaran
lembaganya sehingga tidak rentan untuk diintervensi oleh pemerintah dengan begitu maka Bank
Indonesia dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai