OLEH KELOMPOK 4 :
DINDA SEMUEL (R011181008)
LILIS KARLINA (R011181050)
GITA APRILYA (R011181030)
WIWI SAPUTRI (R011181322)
ALFIYAH MUTMAINNAH (R011181344)
ANUGERAH CHRISTY MARAMPA’ (R011181504)
KELAS RB 2018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. High Flow Mask (HFM)
1. Pengertian
High flow mask adalah terapi oksigen dengan aliran gas inspirasi yang
tinggi tinggi yang dihangatkan dan dilembabkan melalui nasal kanul atau
pemasangan trakeostomi. High flow mask bukan hanya kanula hidung standar
yang diputar hingga kecepatan aliran yang sangat tinggi. Ini benar-benar
o
membutuhkan gas dan dapat memanaskannya hingga 37 C dengan
kelembaban relatif 100% dan dapat menghasilkan 0,21 - 1,00% fi02 pada laju
aliran hingga 60 liter / menit. Laju alir dan fi02 dapat dititrasi secara
independen berdasarkan aliran pasien dan persyaratan fi02
2. Tujuan
Terapi oksigen digunakan untuk pasien yang mengalami hipoksemia
(rendahnya kadar oksigen dalam darah) karena sakit atau cedera. Tujuan
pengobatan adalah untuk memperbaiki hipoksemia dan mencegah hipoksia
(kadar oksigen yang rendah dalam jaringan) dengan meningkatkan jumlah
oksigen di udara yang dihirup oleh pasien. Pada saat yang sama, pasien
mungkin mengalami sesak napas, tetapi tingkat oksigen yang rendah dan
bukan ketidakberesan yang menjadi alasan pemberian oksigen (Vates 2011).
Oleh karena itu, terapi oksigen dapat menyelamatkan nyawa jika digunakan
dengan benar tetapi memiliki banyak komplikasi berbahaya yang penting
3. Indikasi
● Pasien dengan neck breather yang membutuhkan oksigen atau pasien
yang tidak mampu dalam manajemen sekret
● Pasien yang membutuhkan >60% oksigen melalui masker venturi atau
non-rebreathing mask
● Pasien yang membutuhkan > 35% oksigen dan mengalami peningkatan
viskositas sputum dengan gangguan kemampuan membersihkan.
● Pasien dengan life end care
4. Kontraindikasi
● Pasien dengan gagal napas tipe 2 yang membutuhkan ventilasi non-
invasif (NIV).
● Pasien dengan risiko gagal napas tipe 2 akibat oxygen delivery
● Kelainan saluran hidung atau operasi hidung baru-baru ini.
● Kebocoran cairan serebro-spinal.
● Fraktur tengkorak basal.
● Trombosit rendah atau epistaksis parah.
5. Alat dan Bahan
● Fisher & Paykel AIRVO² TM humidifier
● High flow nasal kanul
Prosedur Rasional
Periksa identitas pasien dan resep Oksigen adalah obat dan persentase
mengenai persentase oksigen yang oksigen dan jenis alat harus
akan diberikan dinyatakan dengan jelas.
Video : https://www.youtube.com/watch?v=iydPdCfza78
B. Ventury
1. Pengertian
Masker venturi adalah masker yang memiliki selang berukuran besar
dan jet adapter yang diberi kode warna yang berespon terhadap konsentrasi
oksigen dan volume aliran yang tepat.
Masker sistem Venturi dapat mengalirkan oksigen antara 24% dan
60%, tergantung pada konektor yang digunakan. Mereka umumnya digunakan
untuk pasien yang membutuhkan konsentrasi oksigen tinggi.
Laju aliran dan persentase oksigen inspirasi dari katup venturi yang
berbeda
Venturi connector (colour)
Flow rate (l/min) Percentage
oxygen
Blue 2 24
White 4 28
Yellow 8 35
Red 10 40
Green 15 60
2. Tujuan
Tujuan utama pemberian terapi oksigen adalah untuk mempertahankan
paO2>60 mmHg atau SaO2>90% dan mencegah dan mengatasi hipoksia
jaringan dan beban kerja kardiorespirasi yang berlebih (Perry & Potter, 2006).
selain itu, terapi oksigen juga dapat meningkatkan bersihan nafas klien,
mencegah infeksi, dan meningkatkan rasa nyaman pada klien.
3. Indikasi
a. Pada klien hipoksia maupun hipoksemia
b. Klien menunjukkan tanda-tanda shock,dyspnea,cyanosis,apnea
4. Kontraindikasi
a. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang
mulai bernafas spontan
5. Alat dan Bahan
Persiapan alat
a. Masker wajah non rebreathing, sesuai kebutuhan dan ukuran pasien
b. Selang oksigen
c. Humidifier
d. Water steril
6. Langkah - langkah
Prosedur Rasional
Atur pusat bola di flow meter ke laju Aliran harus diatur pada kecepatan
yang ditunjukkan pada masker yang ditunjukkan untuk mencapai
persentase oksigen yang ditentukan
Letakkan masker di atas hidung dan Masker yang dipasang rapat dapat
mulut pasien, dengan tali elastis menyebabkan ketidaknyamanan
menutupi telinga ke belakang kepala. yang signifikan pada pasien dan
Sesuaikan bagian hidung dan kemerahan pada kulit atau ulserasi
panjang tali untuk memastikan pada wajah atau di belakang telinga
masker terpasang dengan pas tetapi
tidak kencang
Link Video:
https://www.elsevierclinicalskills.co.uk/MediaPlayer/video_player.aspx?
xml=NSJ-1641-1253-2.xml&fn=1&shortlink=0j7c6a&title=Oxygen
%20therapy%20%E2%80%93%20Venturi%20system&scorm=1
c. Master rebreathing
d. Sarang tangan bersih
6. Langkah-langkah
Prosedur Rasional
7. Evidenced Based
Menurut Fouzia Iqbal dkk yang termuat dalam Indo American Journal
Of Pharmaceutical Sciences pada tahun 2020, penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi peningkatan saturasi oksigen kapiler perifer (SpO2) dengan
menggunakan parsial rebreathing mask (PRM) dibandingkan dengan masker
Hudson di antara pasien dengan High-altitude pulmonary edema (HAPE) yang
dilaksanakan di ruang perawatan tersier RS Mayo Lahore. Penelitian ini
merupakan studi silang acak tunggal yang dilakukan untuk mengetahui
efisiensi PRM dibandingkan dengan topeng Hudson. 88 total pasien dengan
HAPE dilibatkan dalam penelitian ini, dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder
di ketinggian 11.500 kaki. Sebuah persilangan setelah pencucian yang
memadai pada kedua modalitas dilakukan selama dua hari pertama masuk
rumah sakit. Semua pasien dengan HAPE ditangani dengan tirah baring dan
suplementasi oksigen mandiri tanpa farmakoterapi adjuvan. Rebreathing Mask
Parsial menunjukkan secara konsisten lebih unggul daripada perangkat
konvensional seperti masker Hudson, dalam menghasilkan laju aliran yang
lebih tinggi. dan pemeliharaan SpO2 yang lebih tinggi untuk klinis yang lebih
cepat pemulihan. SpO2 untuk pasien yang memakai RMP secara konsisten
lebih tinggi pada hari pertama dan kedua dibandingkan dengan mereka yang
memakai masker Hudson.
D. Non-Rebreathing Mask (NRM)
1. Pengertian
Non-Rebreathing Mask (NRM) atau biasa disebut dengan Sungkup
oksigen adalah alat untuk mengalirkan oksigen kecepatan rendah pada pasien
yang bisa bernafas spontan. Konsentrasi oksigen sampai 80%-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit.
Non-Rebreating Mask (NRM) terpasang 2 katup satu arah (one-way
valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker, katup kedua
pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah
agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat
ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk ke masker saat inspirasi. Saat
inspirasi, katup dikedua sisi masker tertutup sedang katup antara kantong
penampung dengan masker terbuka, sehingga oksigen 100% (dari sumber dan
kantong penampung) bisa masuk ke masker dan selanjutnya terhirup.
Sebaliknya, saat ekspirasi, katup pada kedua sisi masker terbuka sedang katup
antara kantong penampung dengan masker tertutup, sehingga udara napas
yang dihembuskan akan keluar melalui lubang kanan kiri masker dan tidak
bisa masuk ke kantong penampung (Widyanto & Yamin, 2014)
2. Tujuan
a. Memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolisem
c. Sebagaai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia
e. Mengurangi beban kerja alat pernafasan dan jantung
3. Indikasi
Berikut indikasi dari pemasangan NRM, antara lain :
a. Untuk pasien yang mengalami kondisi medis akut yang masih sadar
penuh
b. Pasien yang bernafas spontan
c. Pasien yang memiliki volume tidal yang cukup
d. Pasien yang memerlukan terapi oksigen konsentrasi tinggi
Menurut Asmadi, 2009 terapi ini dilakukan pada penderita :
a. Dengan anoreksia atau hipoksia
b. Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan
c. Selama dan sesudah dilakukan narkose umum
d. Mendapat trauma paru
e. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apnea
f. Dalam keadaan koma
4. Kontraindikasi
a. Pasien yang memerlukan terapi CO2 konsentrasi tinggi
5. Alat dan Bahan
a. Sabun atau handsanitizer
c. Tabung oksigen
6. Langkah - langkah
Prosedur Rasional
Mencuci tangan Menghindari transmisi bakteri dari
perawat ke pasien
Periksa identitas pasien dan Tindakan ini akan melindungi
resepnya. Jelaskan kebutuhan pasien, dan memastikan pasien
konsentrasi oksigen yang lebih memahami dan mampu memberikan
tinggi. persetujuan. Ini juga akan membantu
mengurangi kekhawatiran dan
ketakutan yang mungkin mereka
miliki. Badan Keamanan Pasien
Nasional (2010) menekankan bahwa
terapi oksigen adalah pengobatan
dan oleh karena itu harus diresepkan,
kecuali dalam situasi darurat.
Pasang tabung oksigen ke masker. Untuk memastikan bahwa ada sirkuit
tertutup dan tidak ada kebocoran
7. Evidenced Based
Dalam jurnal penelitian jurnal kebidanan dan keperawatan yang ditulis
oleh Ely Purnama, dkk pada tahun 2019 yang berjudul Hubungan Pemberian
Terapi Oksigen Sistem Aliran Rendah Dengan Status Fisiologis (Revised
Trauma Score) Pada Pasien Trauma Di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin, menjelaskan bahwa pemberian terapi oksigen aliran rendah
khususnya Non-Rebreathing Mask memberikan pengaruh terhadap status
fisiologis (revised trauma score). Dimana Non-Rebreathing Mask digunakan
untuk kondisi pasien dengan status fisiologis yang serius. dimana kondisi
tersebut merupakan suatu keadaan atau kondisi yang perlu ditangani dengan
segera dan memerlukan pemberian oksigen, yang mana jika dilakukan
terlambat maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan otak.kondisi yang
dimaksud seperti trauma abdomen, trauma kepala, trauma tungkai, trauma
leher/spinal, trauma pelvis, dan trauma thoraks dengan FiO₂ berkisar 60-95%.
Paul S. Auerbach, dkk dalam jurnalnya yang berjudul Emergency
Oxygen Administration tahun 2008 menjelaskan bahwa FiO₂ berkisar 60-95%
dapat di hasilkan jika masker dalam kondisi ideal (bila dipasang dengan ketiga
katup). oleh karena itu perlu untuk memperhatikan kesesuaian masker dan
pemasangan katup yang benar dan cocok dengan pasien.
E. Diagnosa
1. Ketidakefektifan Pola Nafas adalah insiprasi atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi yang adekuat dengan batasan karakteristik pola nafas
abnormal, perubahan eksursi dada, dispnea, pernafasan cuping hidung.
Outcome yang ingin dicapai misalnya menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal). Intervensi yang dapat dilakukan
misalnya Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan napas buatan, Monitor respirasi dan status o2
oxygen therapy dan pertahankan jalan nafas yang paten
2. Hambatan Pertukaran Gas adalah kelebihan atau defisit oksigenasi atau
eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dengan batasan
karakteristik pola pernafasan abnormal, dipsnea, nafas cuping hidung,
hipoksiam gelisah. Outcome yang ingin dicapai misalnya mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, memelihara kebersihan
paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernafasan. Intervensi yang
dapat dilakukan misalnya Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan, Berikan
pelembab udara dan Monitor respirasi dan status O2
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas adalah ketidakmampuan
membersihkan sekresi atau obsturksi dari saluran nafas dengan
mempertahankan bersihan jalan nafas dengan batasan karakteristik suara nafas
tambahan, perubahan frekuensi nafas, kesulitan verbalisasi, dispnea, sputum
dalam jumlah berlebihan. Outcome yang ingin dicapai misalnya menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) sedangkan
Intervensi yang dapat dilakukan misalnya posisikan pasien membantu
memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi
maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret
kedalam jalan nafas yang benar untuk dikeluarkan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC
Hou, Q., Zhang, Z., Lei, T., Gan, M., Wu, X., Yue, W., … Gong, H. (2019). Clinical efficacy
of high-flow nasal humidified oxygen therapy in patients with hypoxemia. PLOS ONE,
https://www.elsevierclinicalskills.co.uk/SampleSkill/tabid/112/Default.aspx/sid/1642
Pahlezi, P. (2018). Pemberian Terapi Oksigen Non-Rebreathing Mask Pada Gangguan Pola
Pickard, K., & Harris, S. (2018). High flow nasal oxygen therapy. British Journal of Hospital
Timby, B K. (2009). Fundamental Nursing Skills and Concepts. Lippincott Williams &
Wilkins, Philadelphia
https://www.alodokter.com/ketahui-apa-itu-terapi-oksigen-hiperbarik#:~:text=Terapi
%20oksigen%20hiperbarik%20adalah%20salah,tiga%20kali%20tekanan%20atmosfer
%20normal
Widyanti B & Yamin L.S. 2014. Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen
Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA). Jurnal
http://doi.org/10.5281/zenodo.4128926