50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
1K tayangan6 halaman
Dokumen tersebut berisi tentang identitas seorang mahasiswa bernama Rini Haeriani dengan NIM 1847042055 yang berada di kelas PM04. Dokumen tersebut juga berisi 3 pertanyaan mengenai peran teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, pendapat tentang proses pengembangan yang mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran, serta implikasi prinsip-prinsip teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Rini Haeriani - 1847042055 - PM01 - TUGAS 2-dikonversi
Dokumen tersebut berisi tentang identitas seorang mahasiswa bernama Rini Haeriani dengan NIM 1847042055 yang berada di kelas PM04. Dokumen tersebut juga berisi 3 pertanyaan mengenai peran teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, pendapat tentang proses pengembangan yang mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran, serta implikasi prinsip-prinsip teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif.
Dokumen tersebut berisi tentang identitas seorang mahasiswa bernama Rini Haeriani dengan NIM 1847042055 yang berada di kelas PM04. Dokumen tersebut juga berisi 3 pertanyaan mengenai peran teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, pendapat tentang proses pengembangan yang mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran, serta implikasi prinsip-prinsip teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif.
1. Jelaskan peran teori behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik dalam pengembangan
multimedia pembelajaran interaktif!
2. Jelaskan pendapat Anda terhadap proses pengembangan multimedia pembelajaran
interaktif yang mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran!
3. Bagaimana implikasi prinsip-prinsip teori belajar dalam pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif?
Jawaban:
1. Peran teori behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik dalam pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif. a. Program pembelajaran yang dirancang berdasarkan pada teori belajar behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, dan tidak berubah. Dalam pengembangan MPI, teori belajar behavioristik dapat berperan mulai dari perumusan tujuan-tujuan behavioral (perilaku) yang bermula dari perilaku awal kemudian dirumuskan kedalam perilaku yang dikehendaki dari proses belajar peserta didik. Mager berpendapat bahwa tujuan behavioral menunjukkan apa yang dilakukan siswa ketika memperlihatkan prestasi mereka dan bagaimana pendidik mengetahui apa yang sedang dilakukan siswa. Teori belajar behavioristik umumnya juga dipakai untuk mengajarkan kompetensi tertentu yang berbasis praktik dan keterampilan seperti drill and practice. Apabila Anda akan mengembangkan sebuah program MPI yang memiliki tujuan untuk mengajarkan skill atau konsep teori yang bersifat pasti, statis, dan objektif, Anda dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan teori behavioristik. b. Pembelajaran lebih menekankan pada penataan informasi, yakni materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh peserta didik. Teori belajar kognitif ini juga memperhatikan pengalaman atau pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebagai dasar pertimbangan sebelum menyampaikan materi pembelajaran yang baru. Belajar adalah proses mengelolah informasi baru dan pengetahuan yang ada untuk membentuk pemahaman baru yaitu proyek merangsang konstruksi pengetahuan dan terjadinya kerja kelompok, menstimulus diskusi, dan menghasilkan pemikiran yang beragam. Elemen atau konten multimedia menyediakan berbagai model interaksi. Belajar tidak selalu berhubungan dengan perkembangan berbagai keterampilan yaitu mengembangkan flowchart dan storyboard membutuhkan keterampilan memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk "mengkonsep" dan mengolah informasi ke dalam format linear dan nonlinier. Peserta didik bisa melihat bagaimana data saling berhubungan. Terdapat berbagai jenis gaya belajar, rentang perhatian, tahapan perkembangan, dan kecerdasan intelektual yaitu tim desain menawarkan opsi tugas, yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan keterampilan mereka dengan berbagai cara. Proses pengembangan proyek mengharuskan peserta didik untuk merevisi dan memikirkan kembali, serta memberikan mereka pengalaman belajar langsung atau faktual. Peserta didik akan berprestasi lebih baik ketika mereka mengetahui tujuan, melihat model, dan tahu bagaimana ketercapaian kinerja mereka terhadap standar yang ditetapkan yaitu Rubrik, capaian, dan harapan untuk proyek dapat ditentukan bersama antara peserta didik dan guru kelas tanpa mengorbankan tujuan dasar guru. Contohnya proyek dapat membantu memperjelas tujuan yang diharapkan dari proyek. Proses pengembangan proyek mendorong evaluasi diri dan tinjauan dari rekan sejawat. Penting untuk mengetahui kapan harus menggunakan pengetahuan, bagaimana mengadaptasinya, dan bagaimana mengelola pembelajaran sendiri yaitu proyek multimedia mendukung pengalaman belajar di dunia nyata, ditambah lagi mereka memiliki potensi untuk meningkatkan komunikasi dan keterampilan metakognitif peserta didik. Motivasi, usaha, dan harga diri memengaruhi pembelajaran dan kinerja yaitu Proyek memberi siswa tugas-tugas kehidupan nyata yang dapat mereka hubungkan dengan minat dan pengalaman pribadi mereka. Proyek berfungsi sebagai hasil visual dari upaya siswa. Belajar memiliki komponen sosial. Kerja kelompok salah satunya yang sangat penting yaitu proyek mengarahkan pengelompokkan dengan cara kooperatif. c. Sesuai dengan asumsi yang ada dalam teori belajar konstruktivistik, peran pebelajar jauh lebih aktif dibandingkan dengan peran pendidik dalam proses pembelajaran. Pebelajar atau peserta didik belajar melalui pengalaman belajar yang dia peroleh dari dunia nyata melalui refleksi, analisis, maupun melalui pembelajaran kolaboratif. Teori Belajar Konstruktivistik dalam Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Peserta didik berproses dalam mengelolah (memaknai) informasi yaitu Proyek multimedia memungkinkan peserta didik untuk menjadi pembelajar aktif dengan menerjemahkan/memaknai konten dan membuat komponen media. Pembelajaran secara terus-menerus membangun pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada yaitu proyek multimedia memungkinkan pesera didik untuk menghubungkan pengetahuan saat ini dengan ide-ide baru melalui berbagai format. Elaborasi peserta didik terhadap pengetahuan baru yaitu Proyek multimedia menawarkan lingkungan di mana peserta didik dapat membuat program yang semakin kompleks, serta menyajikan perpaduan pengetahuan yang sudah dimiliki dan yang baru dengan cara baru. Peserta didik menguraikan pengetahuan baru yaitu proyek-proyek multimedia menggabungkan berbagai tingkatan penilaian pada berbagai fase selama proses desain dan pengembangan. Peserta didik berpartisipasi dalam mengembangkan pembelajaran berorientasi aktivitas yaitu saat menetapkan proyek multimedia, guru dan siswa bekerja bersama untuk menentukan hasil pembelajaran tertentu. 2. Menurut saya proses pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran akan membuat prinsip multimedia terganggu yaitu siswa kurang dapat memahami apa bila hanya di katakan lewat kata-kata atau dalam artian kurang dapat mengartikan. berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Implikasi prinsip-prinsip teori belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran
interaktif adalah; (1) Kesesuaian, media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar yang diberikan pada peserta didik. (2) Kejelasan sajian, materi yang disajikan dalam media pembelajaran harus jelas dengan menggunakan kata – kata yang tepat, variasi huruf dan warna yang jelas sehingga lebih mudah untuk dipahami siswa. (3) Kemudahan akses, dalam pembuatan media pembelajaran juga harus diperhatikan bagaimana akses atau perangkat yang mendukung media tersebut agar tidak menjadi kendala dalam penggunaannya. (4) Keterjangkauan, dalam hal ini berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan dalam pembuatan media. Media yang dibuat harus disesuaikan dengan kemampuan si pembuatnya. (5) Ketersediaan, hal ini perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Jadi harus tersedia media pengganti jika suatu media yang akan digunakan tidak tersedia. (6) Kualitas, Dalam hal ini sebaiknya dipilih media yang berkualitas tinggi. (7) Ada alternatif, bahwa guru tidak hanya tergantung pada media tertentu saja tapi harus kreatif dan inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan media pembelajaran. (8) Interaktifitas, media yang baik adalah media yang dapat memberikan komunikasi dua arah secara interaktif. (9) Organisasi, dalam pembuatan media juga harus mendapat dukungan organisasi yang terkait. (10) Kebaruan, semakin baru media yang digunakan semakin baik dan menarik bagi siswa. (11) Berorientasi siswa, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut. Prinsip Multimedia : belajar lebih baik dari gambar dan kata dari pada sekedar kata-kata saja. Karena dinamakan multimedia berarti wajib mampu mengkombinasikan berbagai media (teks, gambar, grafik, audio/narasi, video, animasi, simulasi, dll) menjadi satu kesatuan yang harmonis. Sebab kalau tidak namanya bukan multimedia tapi single-media. Prinsip Kesinambungan Spasia : belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disandingkan berdekatan dibandingkan apabila disandingkan berjauhan atau terpisah. Oleh karena itu, ketika ada gambar (or sodarenye nyang laen seperti video, animasi, dll) yang dilengkapi dengan teks, maka teks tersebut harus merupakan jadi satu kesatuan dari gambar tersebut, jangan menjadi sesuatu yang terpisah. Prinsip Kesinambungan Waktu : belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disajikan secara simultan dibandingkan apabila disajikan bergantian atau setelahnya. Nah, ketika Anda ingin memunculkan suatu gambar dan atau animasi atau yang lain beserta teks, misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan alias simultan. Jangan satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau tidak terkait satu sama lain. Begitu kata Mayer. Prinsip Koherensi : belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara, video, animasi yang tidak perlu dan tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini yang sering terjadi. Banyak sekali pengembang media mencantumkan sesuatu yang tidak perlu. Mungkin maksudnya untuk mempercantik tampilan, memperindah suasana atau menarik perhatian mata. Tapi, menurut Mayer, hal ini sebaiknya dihindari. Cantumkan saja apa yang perlu dan relevan dengan apa yang disajikan. Jangan macam-macam. Prinsip Modalitas Belajar : lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi plus teks pada layar. Jadi, lebih baik animasi atau video plus narasi daripada sudah ada narasi ditambah pula dengan teks yang panjang. Hal ini, sangat mengganggu. Prinsip Redudansi : belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi, narasi plus teks pada layar (redundan).• Sama dengan prinsip sebelumnya . Jangan redudansi, kalau sudah diwakili oleh narasi dan gambar/animasi, janganlah tumpang tindih pula dengan teks yang panjang. Prinsip Personalisasi : belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Lebih baik menggunakan kata- kata lugas dan enak daripada bahasa teoritis, oleh karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan sedikit ber-style. Prinsip Interaktivitas : belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya (manipulatif: simulasi, game, branching). Sebenarnya, orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu, multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif (dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi, branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif, dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi. Prinsip Sinyal (cue, highlight, ..) : belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata keterangan yag memperkenalkan sesuatu. Prinsip Perbedaan Individu : 9 prinsip tersebut berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas visual tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Prinsip Praktek : Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar,kerja praktek dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dipelajari. Pengandaian : Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar.
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Tentang Pengaruh Gaya Terhadap Benda