Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM SITUASI KHUSUS TERHADAP KORBAN


PELECEHAN SEKSUAL

DISUSUN OLEH :

Destryanti Lliliana L

Herni Nuraeni

Rita Yuniarti

Petrona surlily

Ubay

Prodi : S1. Keperawatan ( Angkatan 6)

STIKES TARUMANAGARA

TAHUN AJARAN 2017 / 2018

Jl. Raya Cilandak No. 48, RT.1/ RW.5, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12550.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahiraabbilalaamin, segala puji bagi AllAH SWT tuhan semesta alam ,
salawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulallah SAW. Kita patut bersyukur kepada Illahi
Rabbi sang pemilik segala pengetahuan yang telah memberikan Raahmat, Taufik, Dan
Hidayah-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Materi dalam makalah ini berisikan tentang segala penjelasan tentang ilmu yang
berjudul. (peran perawat dalam situasi khusus terhadap korban pelecehan seksual) Dengan
adanya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung atau memotivasi kami dalam pembuatan makalah ini.

Dan Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh
karena itu, kepada para pembaca , kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini, diharapkan agar mahasiswa maupun
mahasiswi dapat lebih memahami secara mendalam tentang hal hal yang berkaitan dengan
Teori makalah tersebut. semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan
bagi kita semua dan memberikan manfaat serta kebaikan bagi penulis pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Akhir kata dari kami
mengucapkan Terimakasih.

TANGERANG,DESEMBER,2018

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Pengertian forensik...................................................................................................

2.2 Pengertian keperawatan forensik..............................................................................

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Perawat Forensik..........................................................

2.4 Ruang lingkup keperawatan forensik........................................................................

2.5 Karakteristik yang perlu dimiliki Perawat Forensik.................................................

2.6 Lahan Pekerjaan Perawat Forensi.............................................................................

2.7 Pendidikan Keperawatan Forensik...........................................................................

2.8 Sejarah keberadaan Keperawatan Forensik..............................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

3.2 Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan semakin tingginya angka kriminalitas yang berat dan sulit untuk ditangani
oleh beberapa pihak tertentu yang terlibat dalam menangani kasus-kasus kejahatan,
seperti korban dan pelaku kekerasan juga pelecehan seksual yang akan memerlukan
perawatan lebih dari seorang profesional kesehatan yang terlatih untuk mengobati trauma,
maka dari itu perawat ikut terlibat dan hadir sebagai “Perawat Forensik” yang bekerja di
bidang yang terkait, diantaranya menangani kekerasan seksual atau korban pemerkosaan,
sebagai peneliti dalam kasus kematian, merawat klien yang terkait kasus pidana, dan
sebagai konsultan hukum. Intinya adalah keperawatan forensik dibutuhkan untuk bekerja
menangani klien yang mengalami masalah terkait kasus-kasus hukum dan pidana atau
dalam istilah lain mengungkapkan suatu kasus dengan cara berkolaborasi di bidang
Forensik lainnya.
Saat ini, di Indonesia sendiri belum memiliki lembaga khusus yang menyediakan
pendidikan dan profesi khusus di bidang Keperawatan Forensik. Sedangkan di Amerika
sudah tersedia lembaga-lembaga pendidikan di bidang Keperawatan Forensik. Itu
berawal lahir dari sebuah konferensi di St. Paul Minnesota pada tahun 1992 ketika
sebuah kelompok yang relatif kecil sekitar 70 perawat berkumpul untuk mengadakan
konferensi nasional yang pertamakalinya untuk membahas tentang perawatan pada kasus
kekerasan seksual. Disana dibahas beberapa pendapat yang memungkinkan untuk
diadakannya keperawatan khusus forensik, supaya dengan adanya keahlian tersebut
perawat mampu bekerjasama dengan keahlian lain dan lebih fokus dalam merawat klien
yang memiliki riwayat khusus sehingga penanganan yang diberikan bisa lebih maksimal.
Maka didapatkan kesimpulan bahwa keperawatan forensik ternyata sangat dibutuhkan
oleh perawat saat ini.
Praktik Keperawatan forensik didasarkan pada pendidikan bio-psiko-sosial-spiritual
dan menggunakan proses keperawatan untuk mendiagnosa dan merawat individu,
keluarga, danmasyarakat yang terkena dampak kekerasan dan trauma. Perawat forensik
bekerja sama dengan agen dalam perawatan kesehatan lain,sistem sosial dan hukum
untuk menyelidiki dan menafsirkan presentasi patologi klinis dan mengevaluasi adanya
cedera fisik atau gangguan psikologis yang disengaja atau tidak disengaja terjadi.

ii
1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang akan
dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah :

1. Apa pengertian dari Keperawatan Forensik?


2. Apa saja peran dari Keperawatan Forensik Dalam pelecehan seksual ?
3. Apa saja ruang lingkup Keperawatan Forensik?
4. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Forensik di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Keperawatan Forensik
2. Untuk mengetahui peran dari Keperawatan Forensik dalam pelecehan seksual
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Keperawatan Forensik
4. Untuk mengetahui Trend dan Issue keperawatan Forensik di Indonesia.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Forensik

Secara umum Ilmu Forensik dapat diartikan sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu
pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan peradilan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) :
Forensik adalah (1) cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan
fakta-fakta medis pada masalah-masalah hukum. (2) Ilmu bedah yang berkaitan dengan
penentuan identitas mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman dan peradilan.
Salah satu Ruang lingkup ilmu forensik di bidang kesehatan diantaranya (Hammer, Rita M.,
2013) :

1. Kedokteran Forensik
Mempelajari hal ikhwal manusia atau organ manusia dengan kaitannya peristiwa
kejahatan.
2. Farmasi / Toksikologi Forensik
Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia (racun) terhadap
mekanisme biologi. Menganalisis adanya racun, obat terlarang di dalam tubuh pelaku
dan korban kejahatan.
3. Keperawatan Forensik (saat ini sudah berada di Amerika)
Perawatan trauma korban pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal kecelakaan
dan korban kematian didasarkan pada bio-psiko-sosial.
4. Biologi molekuler Forensik
Menganalisa cairan tubuh maupun DNA manusia yang diperlukan pada penyidikan
kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan dan penelusuran anggota keluarga ataupun
mencari identitas seseorang.
5. Antropologi Forensik
Mengidentifikasi sisa-sisa tulang, tengkorak dan mumi. Dan mendapatkan informasi
seperti jenis kelamin, ras, perkiraan umur dan waktu kematian.
6. Odontologi Forensik
Penelusuran identitas seseorang (mayat tidak dikenal). Sehingga bukit peta gigi dari
korban, tanda/bekas gigitan, atau sidik bibir dapat dijadikan sebagai bukti dalam
penyidikan tindak kejahatan.

ii
7. Psikiatri Forensik
Mendiagnosa perilaku, kepribadian dan masalah psikis, sehingga dapat memberi
gambaran sikap dari pelaku dan dapat menjadi petunjuk bagi penyidik.

2.2 Pengertian Keperawatan Forensik

Keperawatan forensik, menurut International Association of Forensik Nursing


(IAFN), adalah “penggunaan ilmu keperawatan atau proses hukum; aspek kesehatan
forensik yang dikombinasikan dengan pendidikan bio-psiko-sosial perawat yang
terdaftar dalam penyelidikan ilmiah dan perawatan trauma dan korban kematian dan
pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal dan kecelakaan.” Perawat forensik
memberikan rangkaian perawatan untuk korban dan keluarga mereka mulai dari gawat
darurat atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan sampai partisipasi dalam penyelidikan
pidana dan pengadilan hukum.

Seorang perawat forensik adalah perawat yang memberikan perawatan khusus bagi
pasien yang menjadi korban dan atau pelaku trauma (baik disengaja ataupun tidak
disengaja). Namun, peran khusus perawat forensik ternyata mampu lebih jauh
melampaui perawatan medis; perawat forensik juga memiliki pengetahuan khusus
tentang sistem hukum dan keterampilan dalam identifikasi cedera, evaluasi dan
dokumentasi. Selain membantu kebutuhan medis untuk pasien dengan segera, perawat
forensik sering mengumpulkan bukti, memberikan kesaksian medis di pengadilan, dan
berkonsultasi dengan otoritas hukum. (International Association of Forensic Nurses/
IAFN, 2006).
Keperawatan forensik dalam penerapan aspek forensik kesehatan dikombinasikan
dengan pendidikan bio-psiko-sosial dari perawat terdaftar dalam penyidikan ilmiah dan
pengobatan trauma, dan /atau kematian korban dan pelaku kekerasan , aktifitas kriminal.
Kecelakann traumatis dalam klinis atau lembaga masyarakat (Lynch, 1991, diadopsi oleh
IAFN, 1993).
2.3 Peran dan Tanggung Jawab Perawat Forensik

Perawat forensik membantu menyelidiki kejahatan seperti kekerasan seksual dan


fisik, juga kematian karena kecelakaan. Dan mereka dilatih untuk mengumpulkan bukti
medis dalam sistem peradilan pidana. Sebagai Perawat Forensik, pekerjaan tersebut akan
berorientasi pada detail kasus, dengan sebagian besar perawat forensik menghabiskan

ii
waktunya di ruang gawat darurat dan rumah sakit, membantu menyilidiki tanda-tanda
pertama dari kasus kejahatan. Dan juga akan bersaksi di pengadilan sebagai saksi ahli
medis jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN), adalah organisasi yang pertama
mendirikan adanya Keperawatan Forensik.keperawatan forensik sekarang terdiri dari
banyak bidang khusus, diantaranya: perawat spesialis klinis forensik, perawat peneliti
forensik, perawat koroner / peneliti kematian,perawat pemeriksa kekerasan seksual
(SANEs), konsultan perawat hukum, spesialis gerontologi forensik, perawat psikiatri
forensik dan spesialis keperawatan pemasyarakatan. Sebagian besar perawat forensik
tidak menghabiskan pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi mayat dan menyelidiki di
TKP.
Mereka lebih cenderung untuk bekerja dengan klien hidup. Tempat yang paling
umum untuk menemukan seorang perawat forensik adalah di ruang gawat darurat. Sama
seperti di awal, bekerja dengan korban kekerasan seksual adalah spesialisasi yang paling
umum di antara perawat forensik. Dibutuhkan keahlian khusus dari perawat untuk
merawat korban pemerkosaan dan korban pelecehan seksual, mengumpulkan bukti-bukti
dan para perawat ini dilatih untuk merawat pasien yang tidak berdaya.
Perawat forensik juga mengumpulkan informasi tentang morbiditas dan mortalitas
dari berbagai sumber. Mereka juga merawat pasien yang memiliki riwayat kekerasan
dalam rumah tangga, menyelidiki dan melakukan konseling pada anak yang diabaikan
orangtua. Perawat forensik bekerja di trauma darurat, fasilitas pemasyarakatan, konseling
anak-anak sekolah atau sebagai konsultan hukum. Ini adalah cara baru dalam
memandang keperawatan yang berfokus pada banyak aspek hukum.
Penghasilan mereka sangat beragam tergantung bagaimana peran mereka, dan jenis
lingkungan dimana mereka bekerja. Mereka dapat dibayar sebagai "on call"gaji per jam
biasa, atau berdasarkan komisi di mana mereka memiliki bisnis konsultasi mereka
sendiri. perawat forensik bekerja sebagai konsultan independen mungkin panggilan 24
jam sehari dan sebagai hasilnya, mungkin mendapatkan tarif per jam yang tinggi. Mereka
yang bekerja dengan waktu penuh di ruang gawat darurat atau kantor pemeriksa medis
'dapat bekerja shift reguler dan mendapatkan gaji yang lebih rendah. Secara umum gaji
mulai muncul menjadi sekitar $ 25 per jam. (International Association of Forensic Nurse,
2015)
Tugas / Tanggung Jawab Perawat Forensik :
(Hammer, Rita M., 2013)

ii
 Keselamatan korban yang masih hidup dan tubuh almarhum korban yang sudah mati
tetap prioritas pertama.
 Mengumpulkan dan menjaga barang bukti dari korban dan seharusnya tidak
membahayakan keselamatan atau integritas tubuh.
 Perawat forensik melakukan pemeriksaan forensic
1. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti yang telah
ditransfer dari pelaku untuk korban
2. Aparat penegak hukum dapat mengumpulkan bukti dari TKP, namun dengan
bantuan perawat forensik dan penyedia perawatan kesehatan lainnya untuk
mengumpulkan bukti dari korban.
 Bukti yang harus dikumpulkan secara terorganisir dan komprehensif
1. Tanpa bias dan tanpa terjadi apapun kerusakan fisik dan physicological untuk
korban
2. Tanpa bias dan tanpa menghasilkan cedera fisik atau kerusakan pada korban
yang meninggal
3. Pemeriksaan dan identifikasi bukti dan pengumpulan bukti memerlukan
pencarian yang hati-hati di seluruh tubuh
4. Harus sangat teliti dalam mendokumentasikan identifikasi dari semua bukti,
metode pelestarian dan pertahanan.
 Para perawat forensik harus mengembangkan teknik wawancara
1. Untuk mewawancarai korban
2. Untuk mewawancarai pelaku (tersangka)
3. Untuk mewawancarai yang diduga sebagai pelaku (tersangka)
4. Untuk mewawancarai keluarga, teman dan semua orang yang dapat
menambah penyelidikan.
 Bukti meliputi :
1. Semua pakaian
2. Semua perhiasan
3. Setiap benda didalam saku
4. Setiap benda yang dibuang dari tubuh, seperti :
a) Sebuah. kotoran (physicalevidence)
b) Saliva (bukti biologis)
c) Paint chip (bukti fisik)

ii
d) Semen (bukti biologis)
e) Serangga (bukti biologis)
f) Bahan tanaman (bukti biologis)
g) Darah kering/segar (bukti biologis)
h) Kain (bahan fisik)
i) Materi fisik dan Biologis tambahan

2.4 Ruang Lingkup Keperawatan Forensik

Berbagai peran dari keperawatan Forensik:


a. Keperawatan Forensik bidang pemeriksa kekerasan seksual
b. Keperawatan Forensik bidang pendidik / konsultan
c. Keperawatan Forensik bidang coroner atau seorang perawat koroner bekerja
dengan polisi dan penyidik lainnya untuk menentukan penyebab kematian dan
tanda-tanda penganiayaan korban.
d. Keperawatan forensik Investigasi kematian
e. Keperawatan forensik konsultan hukum
f. Keperawatan forensik pengacara
g. Keperawatan forensik anak
h. Keperawatan lembaga permasyarakatan yaitu seorang perawat profesional
keperawatan yang peduli untuk dan memperlakukan narapidana dan tahanan
lainnya di LP dan penjara-penjara
i. Keperawatan forensik gerontologi
j. Keperawatan forensik jiwa
k. Perawat spesialis klinis:
1. Keperawatan Trauma
2. Keperawatan Perawatan Klinis
3. Keperawatan Transplantasi : keperawatan profesional yang sangat terampil
yang merupakan anggota integral dari tim transplantasi organ. Ini adalah
perawat transplantasi, namun, yang sering memiliki kontak paling satu-satu
dengan pasien transplantasi.
4. Keperawatan Gawat Darurat (Hammer, Rita M. , 2013)

2.5 Karakteristik yang perlu dimiliki Perawat Forensik

1. Memiliki kemampuan untuk bekerja di lingkungan yang serba cepat dan rumit

ii
2. Kemampuan untuk menghadapi kematian klien
3. Kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan mampu berkoordinasi dengan program
lain yang melibatkan kedokteran dan hukum
4. Bersedia untuk menjadi panggilan setiap saat, siang ataupun malam
5. Mengkoordinasikan keperawatan, investigasi dan konseling keterampilan
6. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan anggota staf yang bersangkutan dengan
sikap tenang selama situasi stress. (Cronkite, from Nursing Explorer)

2.6 Lahan Pekerjaan Perawat Forensik


Di Amerika Serikat, perawat forensik paling sering bekerja di rumah sakit, program
anti - kekerasan masyarakat dan kantor pemeriksa medis, lembaga koreksi dan rumah
sakit jiwa. Perawat Forensik juga dapat dipanggil ketika ada bencana maupun situasi
krisis di masyarakat .(International Association of Forensic Nurses, 2015)
Praktik Keperawatan Forensik Terlibat dengan:

1. Kekerasan Intrapersonal
a. Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual
b. Orang tua dengan penyalahgunaan anak
c. Kekerasan dan penelantaran anak – remaja
d. Kekerasan fisiologi dan psikologi
e. Agama
f. Perdagangan manusia
2. Fasilitas perawatan pasien
a. Kecelakaan dan luka-luka
b. Penolakan
c. Tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan
d. Manajemen
3. Investigasi kematian
a. Pembunuhan dan bunuh diri
b. Kematian mencurigakan atau disengaja
c. Bencana massal
4. Darurat atau trauma jasa / departemen
a. Kecelakaan mobil atau pejalan kaki
b. Cedera traumatis
c. Usaha bunuh diri

ii
d. Bencana
e. Cedera yang berhubungan dengan pekerjaan
5. Kesehatan mental forensik
6. Keperawatan pemasyarakatan
7. Konsultasi hukum perawat
8. Kesehatan dan keselamatan publik
a. Bahaya lingkungan
b. Penyalahgunaan obat atau alkohol
c. Makanan / gangguan narkoba
d. Praktik aborsi ilegal
e. Masalah epidemiologi
f. Jaringan atau organ donor

2.7 Pendidikan Keperawatan Forensik


1. Cara menjadi Perawat Forensik
Jalan untuk menjadi Perawat Forensik akan bervariasi. Meskipun Keperawatan
forensik adalah subspesialisasi keperawatan yang paling cepat berkembang, perawat
sering perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk berusaha belajar tentang nilai-nilai
yang dimiliki seorang perawat forensik.
Beberapa komunitas juga menggunakan perawat yang sudah terdaftar sebagai
perawat koroner atau penyidik kematian. Sebelum mengambil pelatihan penyidik
kematian, seorang perawat yang sudah terdaftar harus menyelidiki apakah komunitas
lokal mereka mempekerjakan perawat sebagai penyidik kematian. Jika tidak, perawat
yang mungkin perlu menjadi perintis dan advokat untuk dia atau dirinya untuk
dipekerjakan di posisi tersebut.
Pilihan lain adalah untuk mendapatkan gelar Master atau PhD di keperawatan
forensik. Namun, gelar yang lebih tinggi tidak menjamin pekerjaan. Meskipun
kualitas tinggi program gelar Keperawatan forensik, dalam banyak kasus, perawat
akan masih harus menganjurkan untuk fasilitas atau majikan mereka untuk
menciptakan posisi.(International Association of Forensic Nurses, 2015)
2. Ada beberapa tingkatan sertifikasi dan derajat yang tersedia untuk Keperawatan
Forensik:

ii
 Program sertifikat Keperawatan forensik yang tersedia untuk perawat gelar
associate, LPNs dan LVN untuk memberi mereka pengetahuan dasar di
beberapa daerah Keperawatan forensik.
 Magister Ilmu Keperawatan Forensik mempersiapkan perawat untuk
berpikir kritis di daerah ini keperawatan yang akan membantu memberikan
korban hasil terbaik dan keluarga. Master tingkat program berkonsentrasi
pada studi ilmiah dan teori-teori yang berhubungan dengan ilmu ini. Siswa
harus memiliki gelar sarjana ilmu keperawatan dan latar belakang dalam
Keperawatan Forensik.
 PhD dalam program Keperawatan Forensik mempersiapkan pemimpin di
bidang Keperawatan forensik untuk bekerja sebagai ilmuwan penelitian dan
pendidik. perawat terdaftar pertama harus mencapai gelar Master sebelum
mendaftar untuk studi doktor. PhD disiapkan Perawat Forensik
mengembangkan kebijakan dan berkolaborasi dengan legislator negara
tentang pelaksanaan program untuk mencegah kekerasan dan melindungi
masyarakat.(Cronkite, from Nursing Explorer)

2.8 Sejarah keberadaan Keperawatan Forensik


Bidang keperawatan forensik telah menjadi semakin populer sejak dekade terakhir
dari abad kedua puluh, dan diprediksi akan terus menjadi salah satu spesialisasi
keperawatan yang paling cepat berkembang dan paling diinginkan.
Pada tahun 1992, sebuah kelompok bertemu di Minneapolis untuk mengadakan
konvensi pertama tentang merawat klien dengan kasus kekerasan seksual. Salah satu
hasil pertemuan itu adalah penciptaan istilah secara khusus yaitu, adanya keperawatan
forensik. Selanjutnya dibuatlah Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN).
IAFN adalah salah satu organisasi Internasional perawat profesional yang dibuat
dengan tujuan spesifik untuk mengembangkan, nemajukan, dan menyebarkan
informasi tentang ilmu keperawatan forensik. Pada tahun 1995, keperawatan forensik
diakui sebagai spesialisasi klinis oleh Asosiasi Perawat Amerika.
Semakin banyak tawaran sekolah keperawatan untuk mendapatkan pelatihan,
sertifikat, dan kemajuan dalam bidang forensik. Beberapa bidang khusus dalam
keperawatan forensik meliputi: keperawatan forensik spesialis klinis, perawat
forensikpenyidik, perawat koroner / kematian penyidik, perawat pemeriksa kekerasan

ii
seksual(SANE), penyerangan anggota seksual tim respon (SART), hukum perawat
konsultan, perawat forensik spesialis gerontologi, perawat forensikpsikiatri,
dankeperawatan spesialis pemasyarakatan.
Khusus keperawatan forensik harus mengikuti pelatihan praktis biasanya meliputi
pelatihan lanjutan dalam identifikasi luka pada trauma, termasuk pelatihan dalam
penemuan luka bermotif, dan luka-luka dalam berbagai tahap penyembuhan. Perawat
forensik dilatih untuk secara objektif, merekam kronologi lengkap dari cedera yang
dimiliki korban, pasien, orang tua, wali, atau pengasuh; mereka (perawat forensik)
sering terampil mendokumentasikan korban kejahatan. Kombinasi pengalaman ini
membuat mereka menjadi saksi ahli yang berharga dalam proses pengadilan.
Pada tahun 2002 Forensik Sertifikasi Keperawatan Board (FNCB) memiliki awal.
Misi dari FNCB adalah untuk menegakkan standar tertinggi dari kedua ilmu
pengetahuan dan praktek klinis keperawatan forensik, melalui penciptaan,
pemanfaatan, pengundangan, dan penilaian setiap aspek dari proses sertifikasi
keperawatan forensik (dan re-sertifikasi).
Ini adalah filosofidari FNCB menyatakan bahwa khusus klinis keperawatan
forensik mendorong pencapaian standar tertinggi praktik keperawatan dalam rangka
untuk memberikan yang terbaik perawatan pasien mungkin. The FNCB berusaha
untuk standarisasi kursus, pelatihan, dan praktek keperawatan forensik untuk
memberikan pengetahuan umum dan basis pengalaman. Hal ini, pada gilirannya, akan
menyebabkan tingkat keterampilan seragam unggul di lapangan. Sebagai hasil dari
standarisasi profesional ini, pencapaian sertifikasi perawat forensik akan profesional
(dan legal).
Cukup sering, bekerja sebagai perawat SANE atau SART memberikan titik masuk
kedalam keperawatan forensik. Melalui program kerja mereka, SANE dan SART para
perawat berinteraksi dengan koroner, anggota penegak hukum, hakim, pengacara,
pendukung korban, pengacara pidana dan perdata; ini adalah cara yang ideal untuk
Segue ke keperawatan forensik. The SANE-A credential, sertifikasi profesional yang
diberikan oleh FNCB, diberikan kepada pemeriksa serangan perawat seksual dengan
keahlian remaja dan dewasa. Hal ini menunjukkan pencapaian standar paling ketat
keahlian keperawatan forensik di bidang pemeriksaan penyerangan perawat seksual,
sehingga sertifikasi papan profesional.
Perawat forensik sering berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam
pemerkosaan, anak dan kekerasan tua, kekerasan dalam rumah tangga, dan trauma

ii
terkait dengan kejahatan kekerasan. Pekerjaan perawat forensik dapat bervariasi, dari
menyediakan (biasanya darurat) perawatan untuk kedua korban kejahatan dan pelaku,
untuk mengumpulkan atau memotret bukti untuk lembaga penegak hukum, investigasi
kematian, untuk memberikan dukungan bagi pekerja darurat di situasi krisis,
konseling anak sekolah yang menggunakan senjata, untuk menyediakan (kesehatan
dan kadang-kadang perilaku) peduli dalam sistem pemasyarakatan, untuk bertindak
sebagai konsultan perawat hukum dan saksi ahli dalam sistem pengadilan.
Mereka dapat memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada individu,
bertindak sebagai konsultan profesional untuk keperawatan, medis, hukum, dan
lembaga penegak hukum, atau memberikan keterangan saksi ahli dalam pengaturan
pengadilan mengenai trauma, penyelidikan kematian mempertanyakan, kecukupan,
dan kesesuaian pelayanan, dan menawarkan opini diagnostik pada isu-isu yang
berkaitan dengan kondisi yang berhubungan dengan keperawatan tertentu.
Perawat forensik sangat berharga dalam pengaturan medis darurat, sebagai
profesional perawatan kesehatan biasanya diajarkan untuk membersihkan dan
mengobati luka dan cedera, yang mengakibatkan hilangnya bukti yang berharga dan,
kadang-kadang, yang mengarah ke ketidakmampuan untuk menuntut kejahatan.
perawat forensik dilatih untuk memotret trauma cedera dan menyimpan dokumen
dengan cermat, untuk mengumpulkan, melestarikan, dan untuk menyimpan kekuatan
barang bukti.
Klinis keperawatan forensik melibatkan menerapkan standar teori keperawatan
klinis dan praktek untuk pengobatan kompleks trauma, atau untuk penyelidikan
kematian, korban atau pelaku kekerasan kriminal, anak, orang tua, kekerasan dalam
rumah tangga, dan kecelakaan traumatis. Perawat forensik berinteraksi dengan
keadilan dan penegakan hukum dengan sistem hukum yang teratur. (World of
Forensic science. 2005)

ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan forensik adalah suatu jenis profesi keperawatan di bidang penegak


hukum, yang dimana banyak sekali peran dalam bidang forensik tersebut yang salah
satunya perlu dikuasai oleh perawat yang melanjutkan karirnya di bidang Keperawatan
Forensik ini. Banyak sekali peran dan tanggung jawab yang harus dimiliki seorang
perawat forensik, terutama yang sering sekali dibicarakan dalam jurnal keperawatan
forensik adalah perawat yang membantu dalam penyelidikan kasus kekerasan,
pemerkosaan, maupun pelecehan seksual. Baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa
maupun lansia sekalipun. Diharapkan perawat mampu bekerjasama dengan penegak
hukum dan keahlian forensik lainnya.
Ternyata tidak mudah untuk melanjutkan pendidikan di bidang keperawatan
forensik, karena hal pertama yang harus dikuasai adalah dalam segi keilmuan dan juga
yang dibutuhkan adalah seseorang yang merasa dirinya mampu dan menyukai
bermacam-macam kasus kejahatan dan hal-hal yang kritis membutuhkan konsentrasi
ketelitian yang sangat tinggi dalam memecahkannya, disamping itu pula lembaga
pendidikan yang menyediakan sangat terbatas di dunia ini hanya berada di benua
Amerika.
Indonesia memang memiliki angka kriminalitas yang tinggi, tapi untuk saat ini di
Indonesia belum memiliki lembaga asosiasi maupun lembaga pendidikan khusus yang
sangat menakjubkan ini. Dikarenakan di Indonesia untuk menangani kasus-kasus
kejahatan/kekerasan di bidang forensik ini masih dilakukan oleh dokter yang juga masih

ii
sedikit keberadaannya. Perawat di Indonesia perlu sadar akan hal yang penting ini,
karena setiap jenis pekerjaan sudah semestinya difikirkan dengan baik, seberapa penting
dan bermanfaatnya untuk orang lain.

3.2 Saran

a. Bagi Negara
Sangat diharapkan bagi Indonesia memiliki lembaga asosiasi yang legal dan juga
lembaga pendidikan yang menyediakan sekolah lanjutan bagi profesi perawat yang
ingin menjadi seorang Perawat Forensik.
b. Bagi Mahasiswa maupun Perawat
Jadilah perawat yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi dan mampu
bersaing secara global. Tidak hanya mampu berteori saja tetapi benar-benar
melaksanakan teori tersebut saat bertugas jika sudah memiliki izin sah sebagai
perawat yang bekerja di berbagai macam lapisan pekerjaan.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Garbacz Bader, Donna M. 2010. Forensic Nursing : a Concise Manual. United States

Hammer, Rita M. dkk. 2013. Forensic Nursing: Handbook for Practice. United States

International Association Forensic Nurses, ANA. 2015. Forensic Nursing Scope and

Standards 2015. United States

International Association of Forensic Nurse (website). 2015. Become a Forensic Nurse.

United States

World of Forensic Science. 2005. Encyclopedia.com

Croncite, Carrie. Nursing Explorer.com and keyword : Forensic Nursing.

ii

Anda mungkin juga menyukai