Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEORI DASAR
Nilai ekonomis suatu sumur tergantung dari berapa laju minyak yang
dapat diproduksi. Bila produksi pada suatu sumur terdapat air maka nilai
ekonomis suatu umur dapat berkurang.. Aliran air yang ikut masuk ke dalam
sumur disebut water coning. Oleh sebab itu laju alir air saat produksi minyak
Masalah water coning ini dapat terjadi akibat laju produksi aktual melebihi
laju produksi kritis, yaitu laju produksi fluida yang diizinkan oleh suatu sumur
penerobosan lapisan produktif oleh air. Gejala dari water coning ini dapat dilihat
dari gejala yang terjadi pada sumur di atas permukaan, yaitu terjadinya
Perhitungan laju alir minyak tanpa air perlu diketahui karena air yang
yang terjadi pada reservoir dapat mengurangi jangka waktu tenaga dorong sembur
alam reservoir tersebut. Untuk mengetahui besarnya laju alir minyak tanpa air di
dalam suatu sumur, dapat dilakukan dengan beberapa metode Meyer, Gardner,
dan Pirson (1963), metode Craft dan Hawkins (1959), metode Chierici (1964),
9
Angka menunjukan nomor urut pada daftar pustaka
3
4
Air yang memiliki densitas lebih besar daripada minyak pada kondisi statis
akan menempati bagian bawah dari producing section. Jika zona transisi
diabaikan, dapat dianggap bahwa batas kontak antara air dan minyak merupakan
bidang datar dan rata. Jika sumur diproduksikan ketika harga perubahan tekanan
mencapai water level, batas kontak antara minyak dan air tersebut akan berubah
sumur.
sekitar lubang sumur yang lebih besar dari gradien tekanan hidrostatis fluida
dibawahnya (gradien gaya gravitasi). Namun jika gradien tekanan alir fluida lebih
kecil dari gradien tekanan hidrostatik fluida maka puncak kerucut yang terbentuk
tidak akan mencapai dasar lubang sumur. Gradien tekanan aliran berkaitan dengan
yaitu :
1. Parameter Geometris :
a. Jari-jari sumur
b. Jari-jari pengurasan
2. Parameter Petrofisik :
a. Porositas
b. Permeabilitas horizontal
c. Permeabilitas vertikal
d. Tekanan kapiler
2. Karakteristik reservoir
3. Problem mekanis
coning akan menyebabkan gradien tekanan aliran fluida di sekitar lubang sumur
bernilai lebih besar dari gradien tekanan hidrostatik fluida gradien (gradien gaya
Oleh karena itu hal tersebut akan menaikan batas minyak-air dengan
kerucut tergantung pada besarnya gradien tekanan alir dengan gradien gaya
gravitasi antar fluidanya. Semakin besar gradien tekanan alir maka semakin tinggi
6
kerucut yang terbentuk, tetapi sebaliknya jika gradien tekanan alir kecil maka
sifat fisik fluida reservoir yaitu viskositas minyak, densitas air, dan densitas
minyak. Kemudian dari sifat fisik batuan reservoir yaitu permeabilitas minyak dan
1. Viskositas minyak
minyak menjadi sulit mengalir kedalam lubang sumur. Oleh karena itu jika
suatu reservoir memiliki viskositas minyak yang besar maka air yang
mempunyai mobilitas yang lebih besar dari minyak akan bergerak vertikal
Perbedaan densitas minyak dan air (ρw - ρo) akan memperbesar laju
3. Permeabilitas minyak
jarak yang jauh dari water oil contact (WOC). Perforasi yang letaknya
jauh dari water oil contact akan memberikan jarak yang jauh, sehingga air
1. Letak Perforasi.
Apabila letak perforasi terlalu dekat dengan water oil contact (WOC)
maka lebih mudah terbentuk water cone dibanding dengan letak perforasi
yang jauh dari water oil contact (WOC). Oleh karena itu semakin dekat
letak perforasi dengan water oil contact (WOC) semakin kecil laju alir
terjadi satu sisi. Apabila pecahan di bawah perforasi yang dekat dengan
water oil contact (WOC) maka water cone akan lebih mudah terbentuk.
8
Produksi air yang terjadi pada sumur minyak dapat menyebabkan turunnya
laju produksi minyak secara drastis. Hal ini sangat berpengaruh pada turunnya
tekanan pada reservoir. Oleh karena itu masalah produksi air yang terjadi akibat
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi water coning
adalah pengurangan laju produksi. Efek water coning dapat berkurang dengan
cara memperkecil laju produksi air karena hal itu dapat mengurangi penurunan
tekanan pada sumur. Laju produksi minyak dari suatu sumur harus dijaga pada
harga tertentu yang bertujuan mencegah masuknya air atau gas ke dalam lubang
sumur. Masuknya air ke dalam lubang sumur akan menurunkan laju produksi
Perhitungan laju alir kritikal minyak pada tugas akhir ini menggunakan
lima metode. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu metode Meyer,
Gardner, dan Pirson (1963), metode Craft dan Hawkins (1959), dan metode
Chierici (1964), metode Hoyland et. al. (1989), dan metode Chaperon (1986).
parameter lainnya. Namun perhitungan laju alir kritikal minyak pada tugas akhir
ini dilakukan pada setiap sumur dengan menggunakan lima metode tersebut agar
radial flow. Persamaan metode ini dibagi menjadi tiga yaitu laju alir minyak tanpa
air, laju alir minyak tanpa gas, dan laju alir minyak tanpa air dan gas. Namun
dalam tugas akhir ini hanya satu metode yang digunakan yaitu perhitungan laju
coning. Pada perforasi di kedalaman (D) di dalam reservoir dengan ketebalan (h).
Water oil contact (WOC) tertarik ke atas dan masuk ke dalam lubang sumur
disebabkan karena perbedaan tekanan reservoir dan sumur lihat Gambar 2.1.
⁄
( ) ( ) ................................. (2-1)
re = Radius pengurasan, ft
rw = Radius sumur , ft
μo = Viskositas minyak, cp
ko = Permeabilitas minyak, mD
hc = Ketebalan perforasi, ft
10
Gambar 2.1
mengetahui tekanan alir tanpa air dan gas. Persamaan yang digunakan untuk
⁄
..................................................................... (2-2)
PR = Productivity ratio
11
persamaan :
[ √ ] ................................................................. (2-3)
Metode Chierici dapat menentukan laju alir minyak kritikal dan interval
perforasi optimal untuk memaksimalkan perolehan laju minyak tanpa air. Metode
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui laju alir minyak kritikal pada
( ) ⁄ ................................... (2-4)
kh = Permeabilitas horizontal, mD
dimensi yang menjelaskan sistem geometri dari kerucut air. yaitu rDe, fb, hcw/h.
Grafik yang digunakan ditentukan oleh parameter rDe dengan nilai rDe 5 sampai 80
lihat Lampiran A.
√ .................................................................................................... (2-5)
kritikal minyak pada sumur dengan masalah water coning. Persamaan (2-6)
adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung laju alir kritikal minyak
* ( ⁄ ) + [ ] ........................... (2-6)
pada referensi nomor 10. Chaperon mengembangkan persamaan laju alir kritikal
minyak yang dapat digunakan pada reservoir yang memiliki permeabilitas vertikal
tidak sama dengan permeabilitas horizontal. Berikut ini adalah persamaan yang
( )
[ ][ ] ...................................................... (2-7)
qc = dimensionless variable
dibutuhkan salah satu variabel yaitu qc. Variabel qc adalah variabel tanpa dimensi
yang digunakan untuk perhitungan laju alir kritikal minyak. Dalam perhitungan
untuk menghitung qc dan dapat dilihat pada Persamaan (2-8) dan Persamaan
(2-9):
( ⁄ ) ............................................................................ (2-8)
( ⁄ )√ ⁄ ....................................................................................... (2-9)
14
yang akurat. Pada penelitian ini untuk perhitungan laju alir kritikal minyak dengan
menggunakan data hipotesis. Oleh karena itu data yang dibutuhkan berasal dari
Pada Tabel 2.1 terdapat hasil survei referensi berupa Journal of Petroleum
Technology. Referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah referensi jurnal
masalah water coning. Dengan data sumur, data reservoir dan metode pada
referensi tersebut.
Tabel 2.1
Perhitungan
critical rate,
J. Foroozesh,
Stimulation of ρo 51.54 lbm/cuft breakthrough
D. Barzegari,
Water Coning in time dan water
SH. ρw 62.4 lbm/cuft
1 Oil Reservoirs cut dengan
Ayatollahi
Using a Corrected μo 0.31 cp implicit pressure
and Jahanmiri
IMPES Method explicit
(2008)
saturation
method
Desain Konseptual
Optimasi Produksi Sistem dual
Ahmad μw 0.24 cp
Sumur Horizontal completions
Wahyu
2 Yang Diproduksi memproduksi
Subenarto, ρw 64.24 lbm/cuft
Dari Reservoir minyak dari top
Tutuka
Karbonat dengan completion
Ariadji (2006) μo 0.38 cp
Masalah Water melalui annulus
Coning
15
Tabel 2.1
(Lanjutan)
Critical Rate
ρg 0.04104 lbm/cuft pada sumur
Water Coning in Ass. Prof. Dr. vertikal dengan
3
Asmary Reservoir Talib A. Saleh ρo 56.85 lbm/cuft metode Craft
Fauqi Field (2009) and Hawkins,
μw 0.5 cp Meyer and
Gardner,
Perhitungan
critical rate,
Water Coning in Makinde F. μo 0.8257 cp time to
Horizontal Wells : A., Adefidipe, breakthrough,
4
Prediction of Post- O.A., dan Bo 1.376 bbl/STB pada sumur
Breakthrough Craig, A. J. horizontal dan
Performance (2011) kh 1000 mD sumulasi
menggunakan
ECLIPSE E100
Membandingkan
Production Well 4 sumur qo
Water Coning - Is ADW k 100mD critical dan qo
5
There Anything (Tanpa tahun) μo 1.5 cp actual
That We Can Do? menggunakan
metode chierici
Analisa Laju
Faula Jenita,
Produksi Kritis
Metode Chierici
Syamsul ρg 0.04104 lbm/cuft Simulasi model
Komar, water coning,
Dalam Evaluasi ρo 56.85 lbm/cuft
Bochori. analisis axial
6 Terjadinya Water
F.B. Thomas, ρw 65.55 lbm/cuft dan radial
Coning Sumur X
E. Shtepani, velocity
Lapangan Y PT μw 0.5 cp
G. Marosi, gradient.
Pertamina EP Asset
(Tanpa tahun)
1 Field Ramba
16
Tabel 2.1
(Lanjutan)
Perhitungan
Critical Rate
T. Sh. ρo 47.5 lbm/cuft
Predicting The dan
Salavatov, Al
Behavior of Water ρw 63.76 lbm/cuft Breakthrough
7 Sayed
and Gas Coning in time pada sumur
Ghareeb ρg 9.1 lbm/cuft
Horizontal Wells horizontal
(2009)
menggunakan
metode Joshi.
Perbandingan
critical rate
Lelf A. μo 0.82 cp pada reservoir
Critical Rate for isotropic dan
Heyland, Paul ρo 43.6 lbm/cuft
Water Coning anisotropic
8 Papetzacos,
Correlation and ρw 62.5 lbm/cuft terhadap
Svein Skjaeve
Analytical Solution fractional well
(1989) ρg 12.51 lbm/cuft
penetration dan
dimensionless
critical rate
Water Coning in ρo 53.9 lbm/cuft
Anietie Perhitungan laju
Fractured ρw 62.47 lbm/cuft
9 Ndrake Okon alir minyak pada
Reservoir: A
(2012) ρg 0.07 lbm/cuft fractured
Simulation Study reservoir.
Numerical Study of Penelitian sifat
Water Coning hc 7 ft water coning
Control with Solomon pada sumur
h 40 ft
Downhole Water Ovueferaye vertikal dan
10
Sink (DWS) Well Inikori μo 1.2 cp horizontal
Competion in (2002) menggunakan
Bo 1.1 bbl/STB
Vertical and downhole water
Horizontal Wells sink technology
17
Nilai perhitungan laju alir kritikal minyak dari referensi digunakan untuk
perbandingan dengan hasil perhitungan laju alir kritikal minyak sumur yang
Sumur yang akan digunakan dalam penelitian ini dipilih dari salah satu
referensi pada Tabel 2.1. Sumur tersebut dipilih berdasarkan kelengkapan data
sesuai dengan metode yang akan digunakan yaitu metode Meyer, Pirson dan
Gardner, (1963), metode Craft dan Hawkin (1959), metode Chierici (1964),
metode Hoyland et al.(1989), dan metode Chaperon (1986). Jika data dalam
rata-rata dari beberapa data yang ada dari referensi lain yang ada pada Tabel 2.1.