Anda di halaman 1dari 41

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBIN....................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR HASIL............................................................... iii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PFNGANTAR...................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
PEDOMAN TRANSLITERASI....................................................................... xi
ABSTRAKSI ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalalah
B. Fokus Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Kerangka Teori
G. Kajian Putaka
H. Sistematika Pembahasan
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................
A. Implementasi Sikap Moderat................................................................
1. Teori Implementasi ....................................................................
2. Sikap Moderat.............................................................................
3. Indikator Sikap Moderat .............................................................
4. Ciri Sikap Moderat......................................................................
B. Kondisi Madrasah.................................................................................
C. Penelitian Terdahulu.............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...........................................................
1. Jenis Penelitian...........................................................................
2. Pendekatan Penelitian................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................
1. Tempat Penelitian...........................................................................
2. Waktu Penelitian.............................................................................
C. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ...............................................
1. Jenis Data........................................................................................
2. Sumber Data Penelitian..................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................
1. Observasi........................................................................................
2. Wawancara.....................................................................................
3. Dokumentasi...................................................................................
4. Materi Audio dan Visual................................................................
E. Teknik Analisa Data.............................................................................
1. Reduksi Data...................................................................................
2. Penyajian Data................................................................................
3. Penarikan Kesimpulan dan Vervikasi Data....................................
F. Keabsahan Data....................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
A. Hasil Penelitian di MTs Negeri 1 OKI.................................................
1. Sikap Moderat Kepala Madrasah di MTs Negeri 1 OKI................
2. Sikap Moderat Tenaga Administrasi di MTs Negeri 1 OKI
3. Sikap Moderat Guru di MTs Negeri 1 OKI
4. Sikap Moderat Peserta didik di MTs Negeri 1 OKI.......................
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................
BAB V PENUTUP...........................................................................................
a. Kesimpulan...........................................................................................
b. Implikasi...............................................................................................
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Implementasi Sikap Moderat

1. Implementasi sikap

a. Implementasi

Menurut Mulyasa dalam Haerullah implementasi merupakan suatu proses

penerapan ide, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

memberika dampak, baik barupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai

dan sikap1. Penerapan yang dilakukan tersebut memberikan dampak atau efek. Dalam

hal ini, implementasi kaitannya dengan pendidikan nilai sikap moderat.

2. sikap

Sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai

perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan2.

Sementara definisi sikap menurut para ahli hingga saat ini masih berbeda pandangan,

yang secara umum pandangan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok

pertama yang diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood memandang sikap

merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek, yang dapat

berupa mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak.

1
Haerullah Yusuf. Implementasi Pendidikan Nilai Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Kesenian Kelong Makassar di SMA Negeri 14 Sinjai. Tesis.SPS, Pendidikan Seni,
Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: 2019). hlm 27
2
Dani, K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Putra Harsa. 2002), hlm
Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave, Bogardus, LaPieree, Mead, dan Allport

memandang sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan

cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respon. Kelompok ketiga yang diwakili oleh Secord & Backman memandang

sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang

saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu

obyek3 Berdasarkan ketiga pandangan di atas, sikap dapat didefinisikan sebagai

reaksi individu terhadap suatu obyek yang merupakan konstelasi kognitif, afektif, dan

konatif yang di sebabkan oleh suatu stimulus yang menghendaki adanya respon

(pendirian).

3. proses terbentuknya sikap

Menurut Azwar dalam darmiayati Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri atas tiga

komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif 4.

Komponen kognitif berupa keyakinan seseorang (behavior belief dan group belief),

komponen afektif menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan

aspek kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap nya. Komponen afektif atau

aspek emosional biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap, yang paling

bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin mengubah sikap5.

Komponen Kognitif

3
Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedelapan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2005), hlm. 4-5
4
Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Ibid, hlm. 2
5
https://www.slideshare.net/MSultanAlmaududi/pembentukan-sikap-dan-tingkah-laku-69502391
Komponen Kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki

individu mengenai sesuatu. Persepsi dan kepercayaan seseorang mengenai objek

sikap berwujud pandangan (opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu

yang telah terpolakan dalam pikirannya. Komponen kognitif dari sikap ini tidak

selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan justru timbul tanpa adanya informasi yang

tepat mengenai suatu objek. Kebutuhan emosional bahkan sering merupakan

determinan utama bagi terbentuknya kepercayaan.

Komponen Afektif,

Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional kita

terhadap suatu objek yang akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap objek

tersebut. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu

objek, yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak

bermanfaat.

Komponen Konatif

Komponen konatif atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri

seseorang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam situasi tertentu dan

dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak ditentukan oleh kepercayaan dan

perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten,

selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual6

b. Sikap Moderat

6
Darmayanti Zuchdi, Pembentukan Sikap (Cakrawala pendidikan Nomor 3, Tahun XlV,
November 1995), hlm 21
Istilah moderasi diambil dari Bahasa Arab dari akar kata yang sama yaitu ‫َس ط‬
َ ‫و‬

yang artinya tengah atau moderat. Dalam Islam berarti menyatakan watak Islam

adalah moderat dalam hal bertindak dan moderat dalam segala urusan baik, tindakan,

ucapan, atau pikiran7 didalam al-quran wasatha diartikan adil yaitu jalan tengah, sikap

tegak lurus dan invarsial yang tidak memihak kepada kelompok tertentu kecuali

kepada kebenaran.

Moderasi dalam bahasa arab dikenal dengan kata wasath atau wasathiyah,

sepadan dengan kata tawassuth yang memiliki makna ditengah-tengah, ,·WLGDO

(adil), tawazun (berimbang). Dalam Bahasa Latin Moderasi adalah moderâtio

yang bermakna ke-sedang-an yaitu tidak berlebihan tidak kekurangan, atau

juga bermakna penguasaan diri.8

Mohammad Hashim Kamali menegaskan bahwa moderate, yang dalam bahasa

Arab berarti “wasathiyah”, tidak dapat dilepaskan dari dua kata kunci, yakni

berimbang (balance), dan adil (justice).9 Moderat bukan berarti kompromi dengan

prinsip-prinsip pokok ushuliyah) ajaran agama yang diyakini demi bersikap toleran

kepada umat agama lain; moderat berarti “… confidence, right balancing, and

justice…”. Tanpa keseimbangan dan keadilan seruan moderasi beragama akan

menjadi tidak efektif. Oleh karena itu keadilan harus dapat dirasakan setiap individu

7
Achmad Yusuf; Jurnal Pendidikan agama islam Moderasi Sufistik atas Pluralitas Agama
8
Kementerian Agama, R. I. "Moderasi Beragama." Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kemenag RI (2019), Hlm. 15-17.
9
Priyantoro widodo, karnawati, Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019
dan masyarakat dalam semua aspek kehidupannya agar seruan moderasi dapat

berhasil sesuai harapan.

Imam Shamsi Ali menyimpulkan bahwa moderasi itu adalah komitmen kepada

agama apa adanya, tanpa dikurangi atau dilebihkan. Agama dilakukan dengan penuh

komitmen, dengan mempertimbangkan hak-hak vertical (ubudiyah) dan hak-hak

horizontal (ihsan).10

Adapun kemoderatan dalam Islam, sebagaimana dikutip Darlis (2007)

meliputi :1) Moderasi Akidah. 2) Moderasi hukum Islam. 3) Moderasi 4) Moderasi

Pemikiran Islam. 5) Moderasi Tasawuf Moderat.11

Sikap moderat adalah keterbukaan terhadap kritik dan saran serta bisa menerima

perbedaan yang terjadi sebagai konsekwensi bahwa jalan Pikiran masing-masing

berbeda disebabkan banyak hal antara lain: pendidikan, situasi dan kondisi, latar

belakang sosial dan kultural setiap orang tidak sama, 12 sikap moderat adalah

kesadaran setiap individu untuk saling menghargai bahwa perbedaan merupakan

suatu hal yang sangat penting untuk di pelihara dan di pertahankan dalam kehidupan

agar supaya ilmu pengetahuan dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman

a. Indikator Sikap Moderat

10
Priyantoro widodo, karnawati, Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
11
Yedi Purwanto . et. All. Internalisasi nilai moderasi melalui pendidikan agama Islam di perguruan
tinggi umum Artikel ini memaparkan internalisasi nilai moderasi Islam melalui Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU). (Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan,
2019)
12
Setiawan, M. Nur Kholis (2019) (Sekretaris Jenderal Kementrian Agama)
(https://jeda.id/real/4-ciri-ciri-orang-punya-sikap-moderat-2999 26/11/2019).
Menurut Quraish Shihab melihat bahwa dalam moderasi (wasathiyyah) terdapat

pilar-pilar penting yakni Pertama, pilar keadilan, Kedua, pilar keseimbangan. Ketiga, pilar

toleransi13

Adapun ciri-ciri lain tentang wasathiyyah yang disampaikan oleh Afrizal Nur dan Mukhlis 14

sebagai berikut:

1. Tawassuth (mengambil jalan tengah), yaitupemahaman dan pengamalan yang tidak

ifrath (berlebih-lebihan dalam beragama) dan tafrith (mengurangi ajaran agama).

2. Tawazun (berkeseimbangan), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara

seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi,

tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara inhira,

(penyimpangan,) dan ikhtilaf (perbedaan).

3. I’tidâl (lurus dan tegas), yaitu menempatkansesuatu pada tempatnya dan

melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.

4. Tasamuh (toleransi), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek

keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

5. Musawah (egaliter), yaitu tidak bersikap diskriminatif pada yang lain disebabkan

perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.

6. Syura (musyawarah), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah

untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas

segalanya.

13
Zamimah, I. (2018). Moderatisme Islam dalam Konteks Keindonesiaan. Al-Fanar, 1(1),
75–90.
14
Nur, A., & Mukhlis. (2016). Konsep Wasathiyah Dalam Al-Quran;(Studi Komparatif
Antara Tafsir Al-Tahrir Wa At-Tanwir Dan Aisar AtTafasir). Jurnal An-Nur, 4(2)
7. Ishlah (reformasi), yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk mencapai keadaan

lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan zaman dengan berpijak

pada kemaslahatan umum (mashlahah ‘ammah) dengan tetap berpegang pada prinsip

al-muhafazhah ‘ala alqadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi alashlah

(melestarikan tradisi lama yang masih relevan, dan menerapkan hal-hal baru yang

lebih relevan).

8. Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), yaitu kemampuan mengidentifikasi hal

ihwal yang lebih penting harus diutamakan untuk diterapkan dibandingkan dengan

yang kepentingannya lebih rendah.

9. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif), yaitu selalu terbuka untuk melakukan

perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Demikianlah konsep yang ditawarkan

oleh Islam tentang moderasi beragama di Indonesia, sehingga konsep tersebut

diharapkan mampu untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Sehingga dengan konsep moderasi ini akan membawa Indonesia ke arah yang lebih

baik, tidak ada diskriminasi dalam keberagaman.

b. Ciri Sikap Moderat

Menurut Sekretaris Jenderal Kementrian Agama M. Nur Kholis

Setiawan sekaligus Guru Besar UIN Yogyakarta, setidaknya ada empat hal yang

dijadikan tolok ukur sikap moderasi. Yaitu terbuka, rasional, Tawadu, memberi

manpat "Empat hal ini penting untuk diketahui bersama agar menjadi acuan dalam

setiap langkah gerak kita, sebagai ciri-ciri orang bersikap moderat, yang menjadi

konsentrasi peniliti hanya tiga yaitu: Terbuka, Rasional, dan Tawadhu yaitu :
Pertama, memiliki sikap terbuka, termasuk terhadap masukan baru. M Nur

Kholis mencontohkannya dengan sikap Imam Malik, penulis kitab Al-Muwaththa’.

Kitab ini, dalam satu riwayat disebutkan ditulis selama 40 tahun. Lamanya rentang

penyusunan tersebut, karena Imam Malik ingin mendapatkan feedback dari para

ulama. Setiap masukan selanjutnya diperbaiki, hingga para ulama kemudian

menyatakan bersepakat bahwa karya Imam Malik tersebut sudah dinilai baik. 

Kedua, selalu berpikir rasional. Segala perilaku ibadah atau kebaikan harus

dapat ditinjau akal. Jika bertentangan dengan akal, maka sikap atau perbuatan

tersebut patut dipertanyakan. Untuk diketahui, hal-hal yang tidak bisa dirasionalkan

hanya urusan ajaran agama yang dalam bahasa agama disebut ‘ta’abbudi’.

Ketiga, tawadhu’ atau rendah hati. Seorang yang moderat harus mampu

menunjukkan dirinya sebagai makhluk yang merasa kurang pengetahuannya, sehingga

ingin tetap belajar. Dia harus rendah hati ketika berbicara dengan orang lain. Dia tidak

boleh merasa paling benar, termasuk dalam hal pemahaman keagamaan.15 

a. Kondisi Madrasah (teori yang berkaitan dgn Suasana, tradisi dan budaya)

Lembaga pendidikan memiliki peran strategis untuk memutus mata

rantai kekerasan atas nama agama. Pendekatan edukatif bagi selaruh peserta

didik yang dapat diimplementasikan dalam pendidikan damai yang

15
Setiawan, M. Nur Kholis (2019) (Sekretaris Jenderal Kementrian Agama)
(https://jeda.id/real/4-ciri-ciri-orang-punya-sikap-moderat-2999 26/11/2019).
diintegrasikan dengan kurikulum sekolah, latihan penyelesaikan konflik secara

konstruktif, mediasi dan negosiasi oleh teman sebaya16

Begitu juga dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan secara

jelas juga telah diuraikan dalam Undang-Undang Sisdiknas 20 tahun 2003,

yaitu tercantum pada pasal 4, bahwa : 1) Pendidikan diselenggarakan secara

demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi

hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa,

2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan

system terbuka dan multimakna, 3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu

proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat, 4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran, 5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan

budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, 6)

Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu layanan pendidikan.17

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada hakikatnya merupakan proses transfer nilai,

pengetahuan, keterampilan dari generasi ke generasi berikutnya yang mencakup dua

hal yaitu; pertama, mendidik mahasiswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

16
Agus Akhmadi, "Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia." Inovasi 13.2 (2019): 46
17
UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona,
(Jakarta,Lembaran Negara, 8 Juli 2003).
atau akhlak Islam, kedua mendidik mahasiswa untuk mempelajari ajaran Islam

berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.18

Lembaga Madrasah adalah sebuah system yang tidak terpisahkan seluruh

komponen yang ada saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan, apabila ada

diantara komponen yang tidak berfungsi sebagai mana mestimya akan berakibat pada

out put yang dihasilkan, oleh karena itu kepala madrasah, para wakamad, Tata Usaha

dan staf serta para guru harus menjalankan tugas sesuai tufoksi masing-masing agar

tujuan yang akan dicapai dapat terwujud dengan baik

b. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Masnur Alam mengenai Implementasi

pendidikan Islam Moderat Dalam Mencegah Ancaman Radikalisme yang dilakukan

di Kota Sungai Penuh Penelitiaan ini bercorak field research dengan jenis penelitian

kualitatif kaya dan syarat serta akan menghasilkan data deskriptif hasil penelitian ini

jika Jihad tidak hanya diartikan sebagai bentuk peperangan ataupun praktik kekerasan

yang menggunakan nama Islam namun, Jihad dapat pula dimaknai apabila seseorang

sedang menuntut ilmu, melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

menghargai perbedaan dan leluasa menerima perbedaan, menjunjung tinggi sikap

toleransi, serta selalu bertindak secara bijaksana.19 sedangkan peneliti mengkaji

mengenai implementasi sikap moderat guru dalam pembelajaran fikih.


18
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018) Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah, dan
Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi:
Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 16 (2)
19
Masnur Alam. Implementasi pendidikan Islam Moderat Dalam Mencegah Ancaman
Radikalisme yang dilakukan di Kota Sungai Penuh (Jurnal islamika volume 17 nomor 2 tahun 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Asih Andriyati Mardiyah mengenai Karakter

Anak Muslim Moderat Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

teknik analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman.

Hasil penelitian, dapat disimpulkan: karakter muslim moderat pada anak adalah

integrasi dari sifat-sifat moderasi islam yang menetap dalam diri seorang anak

sehingga sifat-sifat tersebut menjadi kepribadiannya yang khas. 20 Penelitian ini

berupaya untuk mengimplementasikan sikap moderat guru kepada peserta didik di

Sekolah hal ini tentu akan mempengaruhi sikap, prilaku dan akhlaknya di kemudian

hari.

Khusnul Munfa’ati dalam penelitiannya yang berjudul “Integrasi Nilai Islam

Moderat Dan Nasionalisme Pada Pendidikan Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah

Berbasis Pesantren (Studi Multi Kasus Di Mi Miftahul Ulum Driyorejo Gresik Dan

Mi Bahrul Ulum Sahlaniyah Krian Sidoarjo)” Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kombinasi (mix methods) Hasil penelitian yang didapat adalah terdapat 3

point penting dalam proses Integrasi Nilai Islam Moderat Dan Nasionalisme untuk

memberikan pemahaman yang moderat ditengah berbagai perbedaan pendapat yang

terjadi, penelitian ini merupakan proses penyatuan nilai Moderat serta nasionalisme.21

Sedangkan peneliti mengimplementasikan sikap moderat guru untuk memberikan

pemahaman yang moderat kepada peserta didik ditengah-berbagai perbedaan


20
Asih Andriyati Mardiyah. Karakter Anak Muslim Moderat. (Jurnal Tarbiya Islamiya
pendidikan dan keislaman,2019)
21
Kusnul Munfa’ati, “Integrasi Nilai Islam Moderat Dan Nasionalisme Pada Pendidikan
Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Pesantren (Studi Multi Kasus Di Mi Miftahul Ulum
Driyorejo Gresik Dan Mi Bahrul Ulum Sahlaniyah Krian Sidoarjo)” (Tesis tidak diterbitkan: UIN
sunan Ampel Surabaya.2018)
pendapat yang terjadi di masyarakat..

Ali Imron Penguatan Islam Moderat melalui Metode Pembelajaran

Demokrasi di Madrasah Ibtidaiyah. Tulisan ini bertujuan untuk mempromosikan

implementasi konsep penguatan Islam moderat melalui metode pembelajaran

demokrasi di madrasah ibtidaiyah (MI). Penelitian ini merupakan studi literatur untuk

mendeskripsikan data yang terkait dengan penanaman Islam moderat dan

pembelajaran demokrasi. Hasil penelitian ini mendemonstrasikan bahwa Islam

moderat (tawasuth) berintikan prinsip hidup yang menjunjung tinggi berlaku adil

dalam kehidupan sosial.22 Sedangkan peneliti bertujuan untuk mengimplementasikan

apa yang seharusnya dilakukan oleh guru kepada peserta didik agar peserta didik

dapat bersikap moderat dalm melihat segala perbedaan hukum dalam fikih.

Abdul Khalim Model Pendidikan Islam Anti Radikalisme di Pesantren Al-

Hikmah 2 Benda Sirampog Kab. Brebes. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa dalam rangka membentengi para santri dari radikalisme Islam Pesantren Al-

Hikmah 2 memilih materi-materi ajar, rekrutmen dewan asatidz/guru dan pengawasan

pergaulan dan akses informasi santri. Perbedaannya penelitian ini bertitik tolak pada

upaya preventif untuk berkembangnya paham radikalisme.23 Sedangkan peneliti

mengkaji implementasi sikap moderat guru dalam pembelajaran Fikih di sekolah


22
Ali Imron Penguatan Islam Moderat melalui Metode Pembelajaran Demokrasi di
Madrasah Ibtidaiyah, (Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 1, Juni 2018), hlm. 1-17
23
Abdul Khalim Model Pendidikan Islam Anti Radikalisme di Pesantren Al-Hikmah 2 Benda
Sirampog Kab. Brebes, (Tesis tidak diterbitkan: UIN sunan Ampel Surabaya, Uin Walisongo
Semarang. 2007)
dengan melakukan proses pembelajaran yang moderat sesuai dengan silabus dan RPP

nya.

Yedi Purwanto dan kawan-kawan “Internalisasi nilai moderasi melalui pendidikan

agama islam di perguruan tinggi umum” Artikel ini memaparkan internalisasi nilai

moderasi Islam melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum

(PTU). Menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan

teknik observasi dan wawancara. hasilnya memperlihatkan bahwa pola internalisasi

nilai-nilai moderasi harus dimasukkan melalui mata kuliah PAI di UPI Bandung. 24

Penelitian ini merupakan proses internalisasi melalui materi PAI sedangkan peneliti

mengimplementasikan sikap moderat kepada Peserta didik melalui proses

pembelajaran di madrasah.

BAB III
METODE PENELITIAN

24
Yedi Purwanto . et. All. Internalisasi nilai moderasi melalui pendidikan agama Islam di perguruan
tinggi umum Artikel ini memaparkan internalisasi nilai moderasi Islam melalui Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU). (Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan,
2019)
A. Metode dan Prosedur Penelitian

Jenis metode penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif kualitatif

yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati, diarahkan dari latar belakang

individu secara utuh (holistic) tanpa mengisolasikan individu dan organisasinya

dalam variable tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. 25 Penelitian

kualitatif sering pula disebut metode etnografik, metode fenomenologis, atau metode

impresionistik.26

Secara umum, penelitian ini didasarkan pada prinsip-prinsip deskriptif

analitik/analisis deskriptif. Analisis deskriptif dipahami sebagai suatu bentuk analisis

yang ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang.

Dikatakan analitik karena pada penelitian ini intinya adalah memahami bagaimana

implementasi Sikap moderat Guru. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisa.27 Penelitian ini adalah implementasi Sikap

moderat Guru, dalam pembelajaran Fikih dan penelitian ini dilakukan pada MTs

Negeri I OKI.

Sasaran yang hendak dicapai adalah memaknai proses implementasi Sikap

moderat Guru. Oleh karena itu metode yang dianggap cocok adalah pendekatan
25
Loexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hal. 3.
26
Nana Sujana, dkk. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2004), hal. 195.
27
Winarno Surachmad, Metode penelitian, (Bandung: Tartsito, 1990), hal. 40. hal. 147.
kualitatif. Melalui metode kualitatif ini diharapkan diperoleh pemahaman yang

mendalam mengenai fakta yang relefan dalam penelitian. Peneliti akan menganalisis

bagaimana proses pembelajaran berlangsung, baik model pembelajaran maupum

metode pembelajaran yang diterapkan. Metode ini dilakukan untuk melihat dan

memahami obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan sebagainya)

berdasarkan fakta yang tampil apa adanya (paradigma natural).28

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penilitian

Tempat atau lokasi penelitian ini adalah pada MTs Negeri I Kabupaten OKI

Tahun Pelajaran 2020-2021, dengan informan sebanyak tiga orang guru yang masing-

masing memliki tanggung jawab mengajar pada satuan mata pelajaran Fikih dan

Sembilan peserta didik di Madrasah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dimulai dari bulan Januari 2021

sampai bulan Juni 2021 yang dilakukan secara bertahap dan dimulai dari persiapan

penelitian, survei awal, melakukan kajian pustaka yang relevan, menyusun proposal,

seminar proposal, perbaikan proposal, membuat instrumen penelitian, pengumpulan

data, analisis data, penyusunan tesis lengkap, merevisi tesis dengan konsultasi kepada

pembimbing dan ujian tesis.

28
Noeng Muhajir, metodologi Pendidikan Kualitatif, (Yogyakarta: rakesaresan, 2000),
C. Data dan Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang

dikumpulkan. Maka berdasarkan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini

adalah:

1. Sumber Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama

melalui prosedur dan teknik pengambilan data berupa interview dan

observasi. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sumber data atau responden

tidak ditentukan sebelumnya, sebab apabila telah diperoleh informasi yang

maksimal, maka tujuan menelaah sudah terpenuhi. Oleh karena itu konsep

sampel dalam penelitian kualitatif adalah berkaitan dengan bagaimana

memilih responden dan situasi sosial tertentu yang dapat memberikan

informasi yang mantap dan terpercaya mengenai fokus peneliti.

Untuk memperoleh data yang jelas dan sesuai dengan masalah penelitian,

maka peneliti mendatangi lokasi penelitian dan memperoleh data dari respoden yang

meliputi : Guru Fikih dan Peserta Didik Kelas VII, VIII, dan IX MTs N I OKI

2. Sumber Data Skunder, adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak

langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip penting.

Adapun data skunder dalam penelitian ini adalah :

i. Buku-buku yang relevan dengan judul penelitian.

ii. Dokumen-dokumen resmi secara tertulis tentang kondisi objektif di

MTs N I OKI dan dokumen I dan dokumen II yang memiliki relevansi


dengan fokus masalah penelitian. Sumber data tertulis tersebut

nantinya akan dieksplorasi dengan teknik dokumentasi dan kajian

kepustakaan yang terdiri dari buku-buku, majalah ilmiah, arsip dan

dokumen pribadi. Tempat dan peristiwa, dimana peneliti memperoleh

data antara lain meliputi proses pengambilan keputusan, rencana

pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. 29 Penentuan sampel

dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan statistik.30 Jadi yang menjadi

kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah “tuntasnya” perolehan informasi dengan

keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya sumber data.31

D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini dipergunakan berbagai teknik,

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dipergunakan

untuk memperoleh data dan informasi yang saling menunjang dan melengkapi

tentang guru dan peserta didik dalam implementasi sikap moderat Guru di MTs N I

OKI.

a. Wawancara

29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hal. 216.
30
Ibid., hal, 219
31
Ibid., hal, .221
Wawancara adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua pihak

dengan satu tujuan yang telah ditetapkan. Metode wawancara identik dengan

interview, secara sederhana dapat dimaknai sebagai dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (intervewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.32 Sebagai

informasi kunci (key informan) adalah guru-guru mata pelajaran Fikih di MTs MTs N

I OKI , dan peserta didik yang terkait dengan penelitian ini.

b. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah jenis observasi partisipan, karenanya dalam

studi ini peneliti bertindak tidak hanya sebagai pengamat, tetapi sekaligus sebagai

instrument penelitian dengan tujuan berusaha menstimulus yang diteliti agar

mengetahui realitas masalah yang sebenarnya sehingga data dapat diperoleh secara

obyektif dan akurat. 33

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang mengandung arti barang- barang

tertulis,34 maka metode dokumentasi berarti mencarai data mengenai hal- hal atu

variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya,35 yang berkaitan Implementasi sikap moderat guru.

32
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hal. 135.
33
Reason dalam Norman K, Hand book of Quality Research, (London : New Delhi, 1994),
hal. 325-337.
34
Sutrisno Hadi, Statistik II, (Yogyakarta : UGM Press, 1986), hal. 131.
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1993), hal. 202.
Metode dokumentasi untuk mencermati perencanaan program implementasi

Implementasi sikap moderat guru pada MTs Negeri I kabupaten OKI.

E. Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif, sebagaimana dikemukakan Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman

yang membagi menjadi tiga alur kegiatan.

1. Reduksi Data Yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian dan tranmasi data mentah yang berasal dari

catatan-catatan atau rekaman di lapangan.

2. Penyajian data Yaitu penyusunan data informasi sehingga memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan.

3. Verivikasi data Yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan reduksi, interpretasi

dan penyajian data yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan analisis dan

pengumpulan data melalui tiga jalur tersebut berjalan interaktif dan siklus. 36

Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar : 2
Teknik Analisis Data Model Interaktif :

Pengumpulan Penyajian

36
Miles, Huberman dan Mattew, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Reduksi (Jakarta : UI- Press,
Penarikan
1984), hal. 32.
Dalam penelitian kualitatif aspek proses lebih ditekankan dari pada hanya sekedar

hasil. Dalam proses analisis kualitatif terdapat tiga bagian kegiatan utama yang saling

berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Sedangkan analisisnya manggunakan analisis

interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.

Proses analisis data ini peneliti lakukan secara terus-menerus, bersamaan

dengan pengumpulan data dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data

selesai dilakukan. Didalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada tahapan

yang dijelaskan Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu: reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi (conclusion drawing/verivication), atau biasa dikenal dengan model

analisis interaktif (interactive model of analysis).37

A. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data kualitatif dapat dilakukan melalui strategi

tertentu, yaitu:

1. Triangulation yaitu teknik menggunakan multi investigasi, multi sumber

atau data, atau multi metode untuk mengkonfirmasi temuan yang muncul;

2. Member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data;

3. Long term observation, melakukan perpanjangan pegamatan dimana

37
Ibid., hal. 22
peneliti berada di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai;

4. Peer examination, Teknik dilakukan melalui berdiskusi dengan teman

sejawat tentang hasil sementara atau hasil akhir yang dilakukan peneliti;

5. Participatory of collaborative modes of research, tehnik ini menekankan

pada partisipasi dalam keseluruhan pase penelitian mulai dari konseptual

studinya, menulisnya hingga menghasilkan temuan;

6. Researcher’s biases, menekankan kemampuan peneliti mengklarifikasi

asumsi-asumsinya dan orientasinya terhadap sebuah teori;

7. Analisis kasus negative, yaitu teknik dengan melihat kasus negative, yaitu

teknik dengan melihat kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil

penelitian hingga ada saat tertentu;

8. Thick description, teknik ini digunakan untuk menguji keteralihan (validasi

ekstrenal) dimana seorang meneliti dituntut melaporkan hasil penelitian

dengan menguraikannya seteliti mungkin;

9. Auditing, melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Teknik

ini digunakan untuk menguji dependability (reliabilitas).38

Dalam kaitannya dengan studi ini, peneliti menggunakan dua data teknik dalam

pengumpulan data untuk menjamin keabsahan data, yaitu:

1. Triangulation

Triangulasi teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan

38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2002), hal. 1
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.39 Teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan ialah melalui sumber lainnya. 40 Triangulasi dengan

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda melalui metode kualitatif.41

Hal ini dapat dicapai melalui;

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang

pemerintah dan

5. Membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

2. Member Check

Member Check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
39
Ibid. hal 54
40
Ibid. hal 178
41
Ibid. hal 82
pemberi data. Teknik dilakukan peneliti dengan menunjukkan dan mengkonfirmasi

kembali data-data yang telah diperoleh sebelumnya kepada informan yang sama

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah MTs Negeri 1 OKI

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Ogan Komering Ilir (MTs N 1 OKI) terletak

di desa Tanjung Laut Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten OKI provinsi Sumatera

Selatan Madrasah ini merupakan salah satu Madrasah yang berstatus Negeri di OKI.

MTs Negeri 1 OKI ini merupakan madrasah yang cukup di minati dengan luas tanah

2670 m3 dan luas bangunan 789 m3 serta sarana prasarana yang sangat memadai

menjadikan MTs N 1 OKI memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa untuk sekolah

tersebut.42

Pada awalnya Madrasah ini adalah sekolah swasta yang berdiri pada tahun

1964 di bawah pimpinan Ki. Hasan Menteri Zuber (almarhum), dengan nama Mts

Tarbiyah Tanjung Laut. Kemudian di pimpinan tokoh masyarakat desa tanjung Laut

bernama Keno Robu gelar Matoro pada tahun 1982. Sejak tahun 1985 Mts Tarbiyah

Tanjung Laut dijadikan MTs Filial tanjung Raja dibawa pimpinan Drs Abdul Hayat

sampai tahun 199243,


42
Observasi dan Wawancara dengan Kepala Madrasah Pada tanggal, Nopember 2020
43
Tepatnya pada tanggal, 25 Oktober 1993 MTs Filial Tanjung Raja ini di

negerikan dengan NO. SK. 044 atas nama menteri Agama Tarmizi Taher. MTs

Negeri Tanjung Laut yang pertama di pimpin oleh Bapak Burhanuddin AK sampai

tahun 1999 sejak bulan juni 1999 di pimpinan okeh Bapak Drs Badaruddin sampai

dengan tahun 2000 dan akhir tahun 2000 di pimpin oleh Bapak Imron Hadi sampai

dengan tahun 2004 pada akhir tahun 2004 di pimpin oleh Bapaak Drs. Muhammad

Taher sampai dengan agustus 2007, selanjutnya mulai tanggal 10 September 2007

sampai dengan tahun 2009 di pimpin oleh Bapak Drs Sukarman (Almarhum) dan

sejak tanggal 7 mei 2009 di pimpin oleh Bapak Drs Veri Yulianto sampai bulan april

2012 dan selanjutnya di gantikan oleh Bapak Drs, Muhamad Amin, MM sampai

tahun 2014 kemudian digantikan oleh Bapak Romzi, S.Ag sampai Tahun 2018, sejak

april 2018 digantikan Oleh Bapak Efin Gustrizali, M.Pd, sampai sekarang beliau

dikenal kepala Madrasah yang disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-

tugasnya, kondisi madrasah cukup kondusip dan penuh kekeluargaan.

2. Kondisi Objektif Madrasah

a. Profil Madrasah

1. Nama Madrasah : MTs Negeri 1 OKI

2. NPSN :

3. Nomor Statistik : 213160202003

4. Alamat : Jl. Utama Desa Tanjung

Laut Dusun 1 kecamatan


Tanjung Lubuk Kabupaten

OKI Kode Post.30667

5. Status Madrasah : Negeri

6. Status Tanah : Sertifikat Hak Milik

7. Luas Tanah :

8. Luas Bagunan :

9. Akreditasi : B (Baik) 2020

b. Letak Geografis

1. Sebelah Utara :

2. Sebelah Selatan :

3. Sebelah Barat :

4. Sebelah Timur :

3. Struktur Organisasi

Setiap Organisasi haruslah membentuk struktur, dimana dengan adanya

struktur organisasi ini akan tampak lebih jelas bila dituangkan dalm suatu Bagan atau

skema organisasi. Jadi dengan adanya skema organisasi pada instansi akan

membentuk kerangka yang menujukkan adanya hubungan kerjasama, wewenang, dan

tanggung jawab masing-masing bagian untuk mencapai tujuan tertentu, suatu

organisasi akan berjalan dengan baik jika kerjasama yang ada dalam organisasi

tersebut dapat berjalan dengan baik dengan penuh rasa disiplin dan tanggung jawab.
Setiap individu dalam suatu organisasi memiliki peranan yang penting. Semua

harus dapat berperan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Sekecil apapun peranannya tetap berpengaruh terhadap perjalanan organisasi, dewan

guru yang ada di MTs Negeri 1 OKI berasal dari daerah yang tersebar di provinsi

Sumatera Selatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemerataan terhadap guru di

daerah walaupun pada akhirnya ada beberapa orang guru yang tetap bertahan dari

luar daerah OKI selebihnya mereka memohon mutasi ketempat daerahnya masing-

masing dengan berbagai alasan, walaupun demikian proses pembelajaran tidak

terganggu karena guru yang ada sudah cukup walau pun ada sebagian belum

tersertifikasi

Gambar
Struktur Organisasi

Kepala
Madrasah
Efin
Komite Sekolah Kaur TU
ggggg Darmawan, S.Sos

Bendahara
Rohims, S.AP

Staff Operator
Syamsidar, S.Pd.I Mulyadi, S.Ag

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Sarpra Waka Humas


Indri Yanti, M.Pd Nazaruddin, S.Pd Halimah HJ, SE M. Syafrizal, S.Pd

Wali Kelas 7a Wali Kelas 7b Wali Kelas 7c


Ermawati, S.Pd.I Nurjanah, SH Ria Sustiani, S.Pd
Wali Kelas 8a Wali Kelas 8b Wali Kelas 8c Wali Kelas 8d
Siti Khodijah. L, S.Ag Neni Narmini, S.Pd Zainabun, S.Pd.I Ema Ningsi, SP

Wali Kelas 9a Wali Kelas 9b Wali Kelas 9c


Nur Apriani, S.Pd Susi Anakia, S.Pd Asnawi

Guru BP Pembina Pramuka Putri Pembina Pramuka Putra Pembina Keagamaan


Ahmad, S.Pd Sri Maryati, S.Pd.I Asnawi Ermawati, S.Pd.I

Peserta Didik

4. Visi Misi dan Tujuan Madrasah

1. Visi MTs Negeri 1 OKI

Visi MTs Negeri 1 OKI adalah unggul dalam prestasi, berakhlak mulia dalam

berprilaku, beriman dan bertaqwa.

2. Misi :

- Disiplin dalam belajar

- Mencetak generasi yang Islam, terampil dan berakhlak mulia

- Ikut serta Mensukseskan Wajib Belajar 9 tahun

3. Tujuan Madrasah

a. Tujuan secara Umum


Mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat

menjadi Peserta didik atau kader-kader yang intelektual yang sesuai dengan kemajuan

teknologi agar mampu survive dalam menghadapi perubahan dan kemajuan zaman

b. Tujuan Khusus

1.

5. Keadaan Guru dan Karyawan

Menurut undang-undang guru dan dosen, guru adalah pendidik pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah 44 keberadaan guru

dalam suatu lembaga pendidikan teramat penting, karena tanpa seorang guru proses

pembelajaran di sekolah tidak dapat dilaksanakan disamping itu guru juga berperan

sebagai pengganti orang tua dari para peserta didik

Data Guru dan pegawai MTs 1Negeri OKI dapat dilihat pada table berikut

ini:

Tabel
Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

Tempat/ Tgl
No Nama L/P Jabatan Pend TMT
Lahir
Palembang, Kepala
1 Efin Gustrizali, M.Pd L S2 2005
05/02/76 Madrasah
2 Halima.HR, SE P T Laga, Wakakur/ IPS S1 2005

44
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen pasal 1 point 1
05/02/76
T Laga, Wakasis/ S1
3 Nazaruddin, S.Pd L 2005
05/02/76 PJOK
Maryana, Waka Sar S2
4 Indriyanti, M.Pd P 2005
05/02/76 /Bing
Plg, Waka S1
5 M. Syafrizal, S.Pd L 2005
05/02/76 Hum/IPS
Lahat, S1
6 St. Khodijah.L, S.Ag P Guru/ Bar 2005
05/02/76
L. Rukam S1
7 Zumrowi, S.Pd L Guru Fikih 2005
05/02/76
Plg, S1
8 Ahmad, S.Pd L Guru MTK 2005
05/02/76
T lalang, S1
9 Marhaen, S.Pd L Guru IPS 2005
05/02/76
J Ilir, Guru Q S1
10 Ermawati, S.Pd.I P 2005
05/02/76 Hadits
T Laga, S1
11 Nurjanah, SH P Guru PPkn 2005
05/02/76
T Laut, S1
12 Zainabun, S.Pd.I P Guru Fikih 2005
05/02/76
Lahat, S1
13 Yenni, S.Hum P Guru SKI 2005
05/02/76
T Laut, S1
14 Asnawi L Guru PJOK 2005
05/02/76
T Laut, S1
15 Ema Ningsi P Guru Fikih 2005
05/02/76
Lampung S1
16 Tati Mukaromah, S.Pd P Guru MTK 2005
05/02/76
J Ilir, S1
17 Briztian Firdaus, S.Pd L Guru Bindo 2005
05/02/76
T Laut, Guru S1
18 Sri Maryati, S.Pd.I P 2005
05/02/76 A Akhlak
T Laut, S1
19 Karlina Ekawati, S.Pd P Guru IPA 2005
05/02/76
B Agung,
20 Eka Juniarti, S.Pd P Guru Bingg S1 2005
05/02/76
Plg, S1
21 Ria Sustiani, S.Pd P Guru MTK 2005
05/02/76
T Beringin S1
22 Neni Narmini, S.Pd P Guru MTK 2005
05/02/76
23 Diana Agustina, S.Pd P T Laga, Guru MTK S1 2005
05/02/76
T Laga, S1
24 Gunawan Satari, S.Pd L Guru PPKn 2005
05/02/76
T Baru, Guru S1
25 Muhtar, S.Ag L 2005
05/02/76 A.Akhlak
U Balam, S1
26 Eva Destiza, S.Pd P Guru MTK 2005
05/02/76
J Ilir, S1
27 Doni Iskandar, S.Pd L Guru Bindo 2005
05/02/76
B Agung, S1
28 Susi Anakia, S.Pd P Guru Bindo 2005
05/02/76
T Lubuk, S1
29 Sri Kencanawat, S.Pd P Guru Bindo 2005
05/02/76
P Gemantung, S1
30 Evi Malyana, S.Pd P Guru IPA 2005
05/02/76
J Ilir, S1
31 Nur Apriani, S.Pd P Guru IPS 2005
05/02/76
P Gemantun, S1
32 Riski Wida’ J, S.Pd P Guru Fikih 2005
05/02/76
P Gemantung, S1
33 Rojipah, S.Pd P Guru Fikih 2005
05/02/76

Sumber Data: Dokumen Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun


2019/2020

Tabel
Keadaan Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

Tempat/
No Nama L/P Jabatan Pend TMT
Tgl Lahir
T Laut,
1 Darmawan, S.Sos L Kaur TU S1 2005
05/02/76
T Laut, Pengelola
2 Rohima, S.Ap P S1 2005
05/02/76 Adm & Dok
J Ilir, Pengelola
3 Syamsidar, S.Pd P S1 2005
05/02/76 Data Madrs
4 Mulyadi, S.Ag L S Marga, Operator S1 2005
05/02/76
BMN
Arsipator
T Laga,
5 Idarniati P Surat M & SMA 2005
05/02/76
K
T Laut, Pengelola
6 Halimah P SMA 2005
05/02/76 Data Siswa
T Laut, Petugas
7 Mawardiansyah L SMA 2005
05/02/76 Keamanan
Selapan, Pengelola
8 Deni Nilawati P SMA 2005
05/02/76 Perpus
T Lubuk, Pengelola
9 Nurma Sari, S.Pd P S1 2005
05/02/76 Perpus
P Gemantug, Petugas
10 Khoirullah L SMA 2005
05/02/76 Keamanan
P Gemantug, Petugas
11 Rahmawati P SMA 2005
05/02/76 Kebersihan
J Ilir, Pengelola
12 Resti Yuni A, S.Pd.I P S1 2005
05/02/76 Perpus
T Laut, Pengelola
13 Popi Purwasih, S.Pd.I P S1 2005
05/02/76 Berita

Sumber Data: Dokumen Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun


2019/2020

6. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase

pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan

perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik45 Keberadaan Peserta didik

di suatu lembaga pendidikan sangat penting begitu juga dengan keberadaan guru,
45
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008) Hlm 77
Karena Peserta didik dan guru merupakan dua status yang tidak dapat terpisahkan

apabila sala satunya tidak ada, maka proses pembelajatan tidak aka bisa di laksanakan

sebagaimana mestinya, mengenai jumlah Peserta didik ini dapat di lihat pada table

nerikut

Tabel
Keadaan Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan


Kelas 7a 17 13 30
1 Kelas 7b 13 16 29
89
Kelas 7c 12 18 30
Jumlah 42 47 89
Kelas 8a 17 11 28
2 Kelas 8b 8 20 28
85
Kelas 8c 11 18 29
Jumlah 36 49 85
Kelas 9a 14 11 25
3 Kelas 9b 9 16 25
99
Kelas 9c 10 15 25
Kelas 9d 13 11 24
Jumlah 46 53 99 273

Sumber Data: Dokumen Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun


2019/2020

7. Sarana dan Prasarana

MTs Negeri 1 kabupaten OKI sarana prasarana pengajaran tergolong cukup

lengkap dan sangat menunjang proses pembelajaran, sarana prsarana seperti gedung,

halaman sekolah, telah digunakan sebagaimana mestinya. Keadaaan sarana prasarana

MTs Negeri 1 kabupaten OKI dapat dilihat pada table berikut


Tabel
Keadaan Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

No Jenis Jumlah Keterangan


1 Ruang Belajar 12
2 Ruang Kantor 1
Ruang Guru 1
3 Ruang Komputer 2 P
4 Perpustakaan 1
5 Labor IPA 1
Labor Bahasa 1
6 Ruang BK 2
7 Ruang UKS 1
8 Musallah 1
9 Tempat Wudhu 1
10 WC Guru 2
11 WC Siswa 10
12 WC Kamad 1
13 Lap. Basket -
14 Lap. Bulu Tangkis -
15 Lap. Volly Ball 1
16 Kantin 2
17 Ruang Security 1
18 Ruang Dapur 1

Sumber Data: Monografi Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun


2019/2020

Perlengkapan lain dari sarana prasarana yang dimiliki Madrasah Tsanawiya

Negeri 1 Kabupaten OKI dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel
Keadaan Perlengkapan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

No Nama Barang Jumlah Keaadan


1 Meja Siswa 280 Baik
2 Kursi Siswa 273 Baik
3 Meja Guru 33 Baik
4 Lemari Guru 5 Baik
5 Komputer 4 Baik
6 Laptop 10 Baik
7 LCD Proyektor 1 Baik
8 Buku Pelajaran 14 Mapel Baik
9 Papan Tulis 10 Baik
10 Tape Recorder 1 Baik
11 Bel 1 Baik

Sumber Data: Dokumen Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun


2019/2020

8. Kurikulum

Pada saat ini Madrasah Tsanawiya Negeri 1 Kabupaten OKI tahun 2019/2020

menggunakan Kurikulum Nasional mulai dari kelas VII sampai dengan IX

Tabel
Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 OKI
Tahun Pelajaran 2020/2021

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Al-Quran Hadits 2 2 2
2. Aqidah Akhlak 2 2 2
3. Fikih 2 2 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
5. Pendidikan Kewarganegaraan 4 4 4
6. Bahasa Indonesia 4 4 4
7. Bahasa Arab 2 2 2
8. Bahasa Inggris 4 4 4
9. Matematika 4 4 4
10. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
11. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
12. Seni Budaya dan 2 2 2
Keterampilan 2 2 2
13. Penjasorkes 2 2 2
14. Tikom
B. Muatan Lokal
- Tadarus Al-quran 2 2 2
- Pengurusan Jenazah 2 2 2
C. Pengembangan Diri (Bim. Karir)
1. Bimbingan Konseling 2* 2* 2*
2. Extrakurikuler 2* 2* 2*
- Pramuka 2* 2* 2*
- Rohis 2* 2* 2*
- Olaraga 2* 2* 2*
- Pencak Silat 2* 2* 2*
- Seni Tari 2* 2* 2*
Jumlah 40 + 18* 40 + 18* 40+18*
*) Ekuivalen 2 jam pelajaran
*) Diatur sendiri oleh madrasah, termasuk alokasi waktu
Sumber data: Monografi Madrasah

B. Hasil Penelitian di MTs Negeri 1 OKI


1. Proses Mengaplikasikan Sikap Moderat terhadap Peserta Didik di MTs
Negeri 1 OKI
2. Pemahaman perta didik Didik Terhadap Pembelajaran Fikih
3. Faktor pendudukung dan pengahambat Upaya Mengaplikasikan sikap
Moderat terhadap Pemahaman Fikih di MTs Negeri 1 OKI
a. Faktor Pendudukung
b. Faktor Penghambat
C. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Upaya Mengaplikasikan sikap Moderat terhadap Pemahaman Fikih di
MTs Negeri 1 OKI
b. Faktor pendudukung dan pengahambat Upaya Mengaplikasikan sikap
Moderat terhadap Pemahaman Fikih di MTs Negeri 1 OKI
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Helen Sabera. (2015), Metodologi Penelitian. Palembang : Noer Fikri.

Akhmadi, Agus, (201). Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia.


Inovasi 13.2.

Alam, Masnur. (2017). Implementasi pendidikan Islam Moderat Dalam Mencegah


Ancaman Radikalisme yang dilakukan di Kota Sungai Penuh Jurnal: Islamika
Volume 17 nomor 2.

Al-Qardawi, Yusuf. (1996) Madkhal Li Dirasat al-Shariah al-Islamiyyah. terj,


Nabhani Idris, Jakarta: Islamuna Press.

Al-Quran dan Terjemahnya Kementerian Agama RI (2004). Jakarta: PT. Karya


Insani Indonesia.

Aminah Bilal Philips, Abu alih bahasa H.Romli SA. (2017). Sejarah
perkembangan Mazhab. Palembang: CV.Amanah.

Azra, Azyumardi. (1998). Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi,


Radikalisme dan Pluralitas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hasbi Ash-Shidqy, M. (1996). Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Imron, Ali. (2018) Penguatan Islam Moderat Melalui Metode Pembelajaran


Demokrasi di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan IslamVol. 3 No. 1.
K, Dani, (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Putra Harsa.

Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. Jakarta: Balitbang dan


Diklat Kementerian Agama RI.

Khalim, Abdul. (2007). Model Pendidikan Islam Anti Radikalisme di Pesantren


Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Kab. Brebes. Tesis tidak diterbitkan: UIN
Sunan Ampel Surabaya, Uin Walisongo Semarang.

Lickona, Thomas (2012). Mendidik untuk membentuk Karakter. Jakarta: Bumi


Aksara.

Mardiyah, Asih Andriyati. (2019). Karakter Anak Muslim Moderat. Jurnal


Tarbiya Islamiya pendidikan dan keislaman.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2016) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muhammad, Abu Bakar. Terjemahan Subulus Salam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Munfa’ati, Kusnul. (2018). Integrasi Nilai Islam Moderat Dan Nasionalisme


Pada Pendidikan Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Pesantren
(Studi Multi Kasus Di Mi Miftahul Ulum Driyorejo Gresik Dan Mi Bahrul
Ulum Sahlaniyah Krian Sidoarjo). Tesis tidak diterbitkan: UIN sunan Ampel
Surabaya

Nasuha, Chozin. Makalah Epistemologi Ushul Fiqh. Guru Besar pada Fakultas
Syari’ah Ketua Konsentrasi Studi Al-Qur’an Pascasarjana UIN Bandung

Purwanto, Yedi., et al. (2019). Internalisasi nilai moderasi melalui pendidikan agama
Islam Di perguruan tinggi umum artikel ini memaparkan internalisasi nilai
moderasi Islam melalui pendidikan agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi
Umum (PTU). Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan.

S, Azwar. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedelapan,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiawan, M. Nur Kholis (2019) (Sekretaris Jenderal Kementrian Agama)
(https://jeda.id/real/4-ciri-ciri-orang-punya-sikap-moderat-2999
26/11/2019).

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Edy (2019), Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga


Pendidikan. Jurnal Bimas Islam Vol 12 No. 1.

Syaodih, Nana dan Sukmadinata. (2007). Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Rosdakarya.

Syaodih, Nana dan Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:


Referensi GP Press.

Yusuf, Haerullah. (2019). Implementasi Pendidikan Nilai Berbasis Kearifan Lokal


Dalam Pembelajaran Kesenian Kelong Makassar Di SMA Negeri 14
Sinjai. Tesis.SPS, Pendidikan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.

Zainuri, Ahmad, Mohamad Fahri (2019). Moderasi Beragama di Indonesia,


Jurnal: Intizar Vol. 25, No. 2.

Zuchdi, Darmayanti 1995). Pembentukan Sikap. Cakrawala pendidikan Nomor 3,


Tahun XlV, November.

Anda mungkin juga menyukai