Anda di halaman 1dari 10

THERMODINAMIKA

Thermodinamika adalah salah satu cabang ilmu Fisika yang membahas hukum-hukum dasar
yang dipatuhi oleh kalor dan usaha.
Istilah istilah dalma Thermidinamika :
Sistem adalah kumpulan benda benda atau obyek ang menjadi perhatian.
Lingkungan adalah semua yang berada di sekitar system

A. Usaha dan Proses-Proses dalam Thermodinamika


Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang
menyebabkan perpindahan dengan
perpindahannya.
L Perhatikan contoh kasus sistem udara yang
dipanaskan disamping.
A Besarnya usaha akibat pemanasan adalah :
W = F.L
Untuk perubahan yang kecil berlaku secara
integral :
F
p=
dW = F. dL dengan A
atau F = p.A sehingga diperoleh :
dW = p.A.dL dengan A.dL = dV
Setelah diintegralkan menjadi :
∫ dW =∫ p.dV hasilnya
W=∫ p.dV

A.1. Proses-Proses dalam Thermodinamika


Proses dalam thermodinamika merupaka proses yang melibatkan perubahan suhu, tekanan
dan volume.
1. Proses Isobaris
Suatu proses thermodinamika dimana selama berjalan tekanan sistem dibuat tetap.

Berdasarkan Hukum Boylle Gay Lussac, maka persamaan berubah menjadi :


p .V V k V
=k = =kons tan
T hasilnya T p akhirnya T
Atau sering dituliskan :
V = volume (m3)
V1 V 2 T = suhu mutalk (K)
=
T1 T2 p = tekanan ( Pa)

berdasarkan persamaan di atas dapat dibuatkan grafik p – V ( tekanan terhadap Volume)


sebagai berikut :
p Besarnya Usaha pada proses Ishotermis dapat
diturunkan sebagai berikut :
p W= p.dV∫
V W= p ∫ dV
V1 V2 Dengan p = konstan, maka :
Setelah diintegralkan diperoleh hasil :

W = p.[V2 – V1 ] atau W = p. V W = Usaha ( Joulle )


V = Volume (m3)
P = tekanan (Pa) atau
2. Proses Isothermis : (N/m2)
Suatu proses thermodinamika dimana selama berjalan suhu sistem dibuat tetap.

Berdasarkan Hukum Boylle Gay Lussac, maka persamaan berubah menjadi :


p .V
=k
T menjadi p.V =T .k atau p.V = konstan
p1.V1 = p2. V2
Juga dapat dituliskan :
berdasarkan persamaan di atas dapat dibuatkan grafik p – V ( tekanan terhadap Volume)
sebagai berikut :
p Besarnya Usaha pada proses Ishotermis dapat
diturunkan sebagai berikut :
p1
W=∫ p.dV
Dengan bantuan persamaan umum gas ideal :
p1 p.V = n.R.T maka :
V n. R . T
V1 V2 p=
V
Maka :
n .R .T dV
W=∫ . dV W=n. R .T ∫
V menjadi V
Jika diintegralkan hasilnya :
V2 n = jumlah mol zat (mol)
W=n. R .T . ln R = konstanta umum gas ideal (8,31 J/mol.K)
V1
T = Suhu mutalk (K)
V = Volume (m3)
3. Proses Isokhoris atau Isovolumis
Suatu proses thermodinamika dimana selama berjalan volume sistem dibuat tetap.

Berdasarkan Hukum Boylle Gay Lussac, maka persamaan berubah menjadi :


p .V p k p
=k = =kons tan
T maka : T V hasilnya T
Sering dituliskan : p1 p2
=
T1 T2
berdasarkan persamaan di atas dapat dibuatkan grafik p – V ( tekanan terhadap Volume)
sebagai berikut :
p Besarnya Usaha pada proses Ishotermis dapat
p1 diturunkan sebagai berikut :
W=∫ p.dV
Dengan V = konstan, maka : V = 0 , sehingga
p2
V diperoleh :
V W=0
4. Proses Adiabatis
Proses dalam thermodinamika, dimana selama proses berlangsung, tidka terjadi
pertukaran kalor (Q = 0).
Pada proses adiabatis, berlaku persamaan :
p .V p1 . V 1 p2 . V 2
=k =
T atau T 1 T2
Hubungan antara tekanan dan volume dinyatakan :
P. V γ =kons tan atau P1 .V 1γ =P 2 .V 2γ
Dengan :
Cp
γ=
Cv = konstanta Lapace
Grafik hubungan p – V untuk proses adiabatis adalah :
p Hubungan antara suhu mutlak dengan volume
dinyatakan :
Isothermis T . V γ−1 =kons tan

Isothermis atau
T 1 . V γ1 −1 =T 2 . V γ−1
2
V
W = 3/2.n.R.(T2 –
T1 )
Usaha untuk proses Adiabatis dinyatakan :

B. Hukum I Thermodinamika
Konsep Energi Dalam
Ketika sebuah benda bergerak, benda dapat melakukan usaha karfena benda memiliki energi
kinetik. Ketika suatu benda berada pad aketinggian, benda ini juga dapat melakukan usaha
karena benda meiliki energi potensial. Dua jenis energi ini disebut dengan energi external
atau energi luar.
Sebagai tambahan energi luar ini, benda memiliki energi yang tidak tampak, yang
berhubungan dengan aspek mikroskopis zat itu sendiri. Energi ini disebut dengan ” Energi
Dalam ”. Energi dalam disebabkan oleh gerak atom atom yang menghasilkan energi kinetik
atom, dan gaya intermolekuler / gaya antar atom itu sendiri yang menghasilkan energi
potensial molekul/atom.
Menurut sudut pandang Thermodinamika, Energi Dalam diartikan sebagai sifat keadaan zat
yang memiliki nilai tertentu dalam keadaan yang tertentu.
Dikatakan ketika keadaan zat berubah energi dalam zat juga berubah, Energi dalam
merupakan fungsi keadaan yang besarnya tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh oleh
suatu sistem untuk menghasilkan perubahan keadaan tersebut, tetapi tergantung dari keadaan
awal dan keadaan akhir.
Energi Dalam zat tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur langsung adalah
perubahan dari Energi Dalam tersebut.
Hukum I Thermodinamika berhubungan dengan cara suatu sistem memperoleh energi dari
lingkungan atau melepas energi ke lingkungannya. Pada dasarnya Hukum I Thermodinamika
tidak lain adalah Hukum Kekekalan Energi, yang diaplikasikan pada kalor, usaha dan energi
dalam.
Hukum I Thermodinamika dapat dinyatakan :
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas sistem akan digunakan untuk merubah
energi dalam zat dan melakukan usaha.

Secara matematis dapat dinyatakan : Q = U + W


Dengan : Q = Perubahan Kalor system ( J )
U = Perubahan energi dalam ( J )
W = Usaha yang dilakukan system ( J )

Perjanjian nilai dari Q, U, dan W, dapat diperhatikan pada bagan berikut ini :

Q=+ W=+

Sistem
Q=- W=-

Q = ( + ), Jika Sistem menyerap kalor


Q = ( - ), Jika sistem melepas kalor
W = ( + ), Jika sistem melakukan usaha ke luar / volume bertambah.
W = ( - ), Jika sistem menerima usaha dari luar / volume berkurang.
U = ( + ), Jika Suhu sistem bertambah
U = ( - ), Jika Suhu sistem berkurang

ν
ΔU = .n. R . ΔT
Dengan menggunakan konsep Energi Dalam sebagai 2 dan W =
p.V, maka Hukum I Thermodinamika juga dapat dinyatakan :

ν
ΔQ= . n .R . ΔT + p .ΔV
2
Dengan :
n = Jumlah mol zat
R = tetapan umum gas ideal ( 8,31 J/mol.K)
p = tekanan gas ( Pa)
T = perubahan suhu mutlak (K)
V = perubahan volume ( m3)
C. Penerapan Hukum I Thermodinamika dalam proses Thermodinamika :
a. Hukum I Thermodinamika pada proses Isobar :
Pada proses isobar, tekanan adalah tetap, volume berubah, dan suhu berubah, sehingga
tetap berlaku Hukum I Thermodinamika :

ν
ΔQ= . n . R . ΔT + p . ΔV Atau Q = U + W
2
Artinya :
Kalor yang diberikan pada sistem digunakan untuk menaikkan energi dalam dan
melakukan usaha.

b. Hukum I Thermodinamika pada proses Isothermis :


Pada proses isothermis, tekanan berubah, volume berubah, dan suhu tetap, sehingga
berlaku Hukum I Thermodinamika :

Q = W atau Q = p. V
Artinya :
Seluruh kalor digunakan untuk melakukan usaha.

c. Hukum I Thermodinamika pada proses Isokhoris :


Pada proses isokhoris, tekanan berubah, volume tetap, dan suhu berubah, sehingga
berlaku Hukum I Thermodinamika :
ν
ΔQ= .n . R . ΔT
2 atau Q = U
Artinya :
Seluruh kalor yang diberikan pada sistem digunakan untuk menaikkan energi dalam

d. Hukum I Thermodinamika pada proses Adiabatis :


Pada proses adiabatis, tidak ada kalor yang masuk dan keluar sistem, sehingga berlaku
Hukum I Thermodinamika :

Q = 0 Maka akan berlaku : U = - W atau W = - U


Artinya :
Jika energi dalam sistem naik (+), maka usaha pada sistem turun (-)dan jika energi dalam
sistem turun (-), maka usaha sistem naik (+).

D. Siklus Thermodinamika
Siklus adalah suatu perubahan yang berlangsung dari suatu ekadaan dan kembali ke keadaan
semua.
Siklus Thermodinamika merupakan siklus yang merupakan gabungan dari beberapa proses
thermodinamika.
Kita dapat mengubah seluruh kalor menjadi usaha seluruhnya dengan menggunakan proses
isothermis, tetapi proses itu tidak dapat berlangsung terus menerus. Untuk dapat membuat
suatu proses berlangsung terus menerus, maka keadaan dari sistem harus dikembalikan ke
keadaan awal. Untuk ini diperlukan “Siklus”.
Jika kita membuat suatu mesin, yang diharapkan adalah Usaha yang dapat dilakukan oleh
suatu mesin tersebut. Suatu mesin berjalan jika menggunakan siklus thermodinamika, dengan
berpegang prinsip “ Mendapatkan Usaha sebesar besarnya”.
Contoh suatu siklus thermodinamika :
P Besarnya Usaha oleh Siklus sama dengan Luas
a yang dibatasi oleh kurva pada siklus tersebut.
P1
Usaha Siklus
Wabca = Wab + Wbc + Wca
P2 c b
Wabca = Luas abV2V1 – Luas bcV1V2 + 0
V Wabca = Luas abca
V1 V2
E. Siklus Carot
Sadi carnot adalah insinyur dari Peransic yang pertama kali mengemukakan ide ide
berhubungan dnegan thermodinamika, dimana menurutnya :
“ Semua perpindahan berhubungan dengan kalor “
Tidka dibedakan apakah perpindahan ini secara alami seperti : banjir, hujan, badai, gempa
bumi, gunung meletus dan liannya, ataukan perpindahan ini terjadi dalam peralatan mekanis
seperti Mesin Kalor.
Sadi Carnot adalah orang pertama yang menyatakan prinsip Mesin Kalor ideal, meskipun
efisiensi mesin Carnot ini tidak 100 %, tetapi mesin Carnot memiliki efisiensi terbesar.
Siklus Carnot adalah :
”Siklus Thermodinamika yang terdiri dari dua proses Isothermis dan dua proses
Adiabatis”.

Grafik P – V untuk Siklus Carnot dapat dilukiskan :


P Keterangan :
Q1 T1 > T2 ab = proses pemuaian / expansi ishothermis
a bc = proses pemuaian / expansi adiabatis
P1
b cd = proses pemampatan / kompresi isothermis
P2 T1 da = proses pemampatan / kompresi adiabatis
W
P4 c T2
P3 d
Q2
V
V1 V4 V2 V3
Dengan menggunakan prinsip usaha siklus, maka besarya Usaha pada siklus Carnot adalah :

W = Q 1 – Q2 W = Usaha siklus Carnot ( J )


Q1 = Klaor yang diserap mesin carnot ( J )
Q2 = Kalor yang dilepas mesin Carnot ( J )

F. Effisiensi Mesin Kalor


Mesin kalor adalah mesin yang bekerja dengan cara menyerap kalor dari reservoir bersuhu
tinggi dan melepaskan kalor pada reservoir bersuhu rendah.
Reservoir adalah tempat penampungan / tandon energi yang suhunya tetap meskipun kalor
ditambah atau dikurangi.
Effisiensi merupakan tingkat kemanfaatkan energi untuk dapat diubah menjadi usaha.
Dinyatakan :
Usaha yang dilakukan
Effisiensi =
Kalor yang diserap dalam persen
Usaha yang dilakukan
Effisiensi = x 100 %
Kalor yang diserap
Secara matematis Effisiensi dirumuskan :
Q2 dalam persen
W
η=1−
Q1
η= x100 %
Q1

Untuk mesin Carnot dengan W = Q1 – Q2 , maka diperoleh bentuk matematis :


dalam persen
Q2 T
η=1− η=1− 2 x 100 %
Q1 T1

Menurut konsep kalor suhu mutlak sebanding dengan kalor ( T Q), maka persamaan di atas
dapat berubah menjadi :
dalam persen
T 2 T2
η=1− η=1− x 100 %
T1
T1
dengan : Q1 = Kalor pada reservoir suhu tinggi ( J )
Q2 = Kalor pada reservoir suhu rendah ( J )
T1 = Suhu reservoir tinggi ( K )
T2 = Suhu reservoir rendah ( K )
W = Usaha oleh mesin ( J )
HUKUM II THERMODINAMIKA
Hukum II Thermodinamika menurut Aliran kalor oleh Clausius :

” Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah sebaliknya”

Hukum II Thermodinamika menurut Kelvin – Planck :

Tidak mungkin membuat mesin yang mengambil kalor dari reservoir tinggi dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha.
T1 Q1 T1 Q1

W W

Tidak Mungkin T2 Q2
Mungkin

Hukum II Thermodinamika menurut Clausius :

Tidak mungkin membuat mesin yang menyerap kalor dari reservoir bersuhu rendah dan
membuangnya pada reservoir bersuhu tinggi tanpa dilakukan Usaha luar
T1 Q1
T1 Q1

T2 Q2
T2 Q2
Tidak Mungkin Mungkin

Mesin Pendingin / Refrigerator :

Sebuah mesin yang dapat mengambil kalor dari reservoir bersuhu rendah dan
membuangnya pada reservoir bersuhu tinggi
Prinsip kerja mesin pendingin berlawanan dengan mesin kalor

Pada Mesin Pendingin dikenal besaran “ Koefisien Daya Guna “ atau “ Koefisien
Performance “ yaitu perbandingan antara Kalor yang diserap dari suhu rendah dengan
Usaha yang dilakukan pada mesin
Dirumuskan :
Q2
K=
W
Untuk Mesin Pendingin Carnot dengan Dengan :
W = Q1 – Q2, berlaku : Q1 = Kalor pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 Q2 = Kalor pada reservoir suhu rendah (J)
K= T1 = Suhu reservoir tinggi (K)
Q1 −Q2 T2 = Suhu reservoir rendah (K)
Juga berlaku : K = Koefisien Daya Guna
T2 W = Usaha yang diberikan pada sistem (J)
K=
T 1−T 2
Entropi dan Hukum II Thermodinamika :
Entropi menyatakan tingkat ketidak teraturan suatu zat.
Entropi dinyatakan sebagai Ukuan banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha , yang besarnya merupakan perbandingan antara kalor suatu reservoir
dengan suhu mutlaknya.

Q
Untuk proses reversibel, dinyatakan :
ΔS= []
T reversibel
Dengan :
S = Entropi ( J/K)
Q = besar kalor pada reservoir (J)
T = Suhu mutlak ( K )

Menurut pandangan Entropi,Hukum II Thermodinamika dinyatakan :


” Total entropi jagad raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi (S = 0),
dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi (S > 0)”.

Entropi total jagad raya : Sjagad raya = S1 + S2

Proses Reversibel adalah proses yang selama berlangsung dapat kembali ke keadaan awal
Contoh : Proses pada mesin carnot.
Proses Ireversibel adalah proses dimana selama berlangsung tidak dapat kembali ke
keadaan awal.
Contoh : Gelas pecah, aliran kalor, Air gula, Air kopi, dll
Catatan :
Jagad raya yang dimaksud disini adalah sistem dengan lingkungannya

Entropi adalah fungsi keadaan yang besarnya hanya bergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir, tidak tergantung oleh lintasan yang ditempuh sistem.

Entropi bernilai ( + ), jika sistem mendapat / menerima kalor


Entropi bernilai ( - ), jika sistem melepas / mengeluarkan kalor

Soal soal :
1. 1,5 m3 gas Helium yang bersuhu 27 0C di panaskan secara isobarik sampai 87 0C. Jika tekanan gas
Helium 2 x 105 N.m-2, tentukan usaha luar yang dilakukan gas Helium !
2. Sebuah mesin Carnot bekerja pada suhu reservoir antara 300 K dan 750 K. Tentukan Effisiensi mesin
tersebut !
3. Pada grafik p – V mesin Carnot di bawah ini W = 6.000 J. Tentukan banyaknya kalor yang
dilepas oleh mesin tiap siklus !
P
Q1
a
b
T1 = 800 K
W
d c T2 = 300 K
Q2
V
4. Sebuah mesin kalor yang bekerja antara reservoir kalor bersuhu rendah 27 0 C dan reservoir kalor
bersuhu tinggi t10 C, ditingkatkan efisiensi maximumnya dari 25 % menjadi 40 %, dengan menaikkan
suhu t10 C menjadi t20 C. Tentukan suhu t1 dan t2 tersebut !
5. Suatu gas ideal bervolume 3 liter pada suhu 27 0C. gas ini dipanaskan dengan tekanan tetap 2 atm
sampai suhunya menjadi 2270C . Jika 1atm = 1,013 x 105 Pa, Tentukan usaha yang dilakukan gas !
T2

Rumus Usaha Isobaris yang lain :


W= n . R . ( T 2−T 1 )
atau
W = P1 .V 1 .
( )
T1
−1

Soal_Pilihan Ganda

1. 1,5 m3 gas Helium yang bersuhu 270C di panaskan secara isobarik sampai 870C. Jika tekanan
gas Helium 2 x 105 N.m-2, gas Helium melakukan usaha luar sebesar …..
A. 60 kJ B. 120 kJ C. 280 kJ D. 480 kJ E. 660 kJ
2. Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada diagram p – V di bawah ini, kerja yang
dihasilkan pada proses siklus ini adalah …..
A. 200 kJ P (105 Pa)
a b
B. 400 kJ 3
C. 600 kJ
D. 800 kJ
1 c
E. 1.000 kJ d
V (m3)
0 2 4
3. Sejumlah gas ideal bermassa m, menjalani proses pada tekanan tetap p, jika volumenya
berubah dari V1 menjadi V2 dan suhunya berubah dari T1 menjadi T2 sedangkan cp adalah
kalor jenis pada p tetap, dan cv = kalor jenis pada volume tetap, maka perubahan energi
dalamnya adalah ….
A. m.cp( T2 – T1 ) C. m.cv( T2 – T1 ) E. m.cp( V2.T2 – V1.T1 )
B. m.cp( V2 – V1 ) D. m.cv( V2 – V1 )
4. Sebuah mesin Carnot bekerja pada suhu reservoir antara 300 K dan 750 K. Effisiensi mesin
tersebut adalah ….
A. 80 % B. 75 % C. 70 % D. 65 % E. 60 %
5. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi 7270 C mempunyai effisiensi
30 %, maka reservoir suhu rendahnya bersuhu ….
A. 3270C B. 3730c C. 4170C D. 4270C E. 5090C
6. Pada grafik p – V mesin Carnot di bawah ini W = 6.000 J. Banyaknya kalor yang dilepas
oleh mesin tiap siklus adalah …. P
A. 2 250 J Q1
B. 3.600 J a
b
C. 3.750 J T1 = 800 K
W
D. 6.000 J c
d T2 = 300 K
E. 9.600 J Q2
V
0 0
7. Suatu mesin Carnot yang bekerja antara suhu 27 C dan 227 C digunakan untuk
menggerakkan sebuah generator yang tegangan keluarannya 220 V. Jika setiap detik mesin
Carnot itu menyerap kalor 5.500 J, maka kuat arus keluaran maximum generator adalah ….
A. 2,75 A B. 10 A C. 15 A D. 22 A E. 25
A
8. Sebuah mesin kalor yang bekerja antara reservoir kalor bersuhu rendah 270 C dan reservoir
kalor bersuhu tinggi t10 C, ditingkatkan efisiensi maximumnya dari 25 % menjadi 40 %,
dengan menaikkan suhu t10 C menjadi t20 C. suhu t1 dan t2 tersebut adalah ….( …0 C)
A. 36 dan 54 C. 127 dan 227 E. 400 dan 600
B. 54 dan 108 D. 300 dan 400
9. Sejumlah gas ideal bermassa m, menjalani proses pada tekanan p yang tetap. Jika volumenya
berubah dari V1 menjadi V2 dan suhunya berubah dari T1 menjadi T2 sedangkan cp = kalor
jenis pada p tetap dan cv = kalor jenis pada v tetap, maka Usaha yang dilakukan oleh gas
dapat dinyatakan sebagai :
1. p.( V2 – V1 ) 3. m( cp – cv ) ( T2 – T1 )
2. m.Cp( T2 – T1 ) 4. m.Cv( T2 – T1 )
Pernyataan yang benar adalah ….
A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. semua benar
10. Sebuah silinder yang volumenya diubah dengan memakai sebuah pengisap tanpa gesekan
yang dikelilingi oleh sebuah reservoir tekanan besar dan mengandung satu mol gas ideal
monoatomik yang suhu awalnya T. Jika gas dipanasi sehingga volumenya menjadi dua kali
semula, maka usaha yang dilakukan oleh gas ……
1 3
.R.T .R.T
A. 0 B. 2 C. R.T D. 2 E. 2.R.T

11. Suatu gas ideal pada 300 K mengalami pemuaian adiabatik sehingga volumenya menjadi
dua kali volume awalnya dan kemudian dipanasi sampai tekanan kembali mencapai nilai
awalnya. Suhu akhir adalah ….
A. 300 K B. 400 K C. 450 K D. 500 K E. 600 K
12. Satu mol suatu gas ideal pada suhu T mengembang secara isotermik sampai volumenya dua
kali semula. Jika R adalah tetapan gas , maka kenaikan entropi gas ini adalah …..
ln 2 R
A. R. ln 2 B. T C. 0 D. R.T.ln 2 E. T
13. Jika suatu proses berawal pada (po , V0 ), dan volumenya digandakan, manakah dari proses
berikut ini yang akan menghasilkan usaha terbesar … ?
A. adiabatik B. isobarik C. isokhorik D. isothermik E. tak dapat ditentukan
14. Dua mol sistem gas ideal dijaga pada volum tetap 4 liter. Jika 100 J energi diberikan kepada
sistem, maka perubahan energi dalam sistem adalah …
A. nol B. 50 J C. 67 J D. 75 J E. 100 J
5. R
15. Kapasitas kalor molar pada volume tetap dari suatu gas ideal tertentu adalah 2 . Ketika
gas dimampatkan secara perlahan dan adiabatik sampai tekanannya dua kali semula,
volumenya adalah volume semula dikalikan dengan faktor …..
A. 2-3/5 B. 2-5/7 C. 27/5 D. 25/3 E. 25/7
16. Perhatikan grafik p – V dibawah ini. Grafik yang benar yang menunjukkan gas melakukan
usaha terbesar pada tekanan tetap adalah ….
A. p B. p C. p
20 30

10

5 7 V 4 6 V 1 2 V

D. p E. p
35

15

9 10 V 2 3 V
17. Suatu gas memuai dari (p1 – V1) ke (p2 – V2) sedemikian sehingga p.V dijaga tetap.
Berapakah usaha yang dilakukan gas ?
A. (p2 – p1)(V2 – V1). C. (p2.V2 – p1.V1) E. p2.V2 - p1.V1
V ( p 1. V 1 − p2 . V 2 )
n.R.T .ln( 2 )
B. V1 D. (γ−1)
18. Ketika suatu gas ideal memuai secara adiabatik dan reversibel, suhu gas ….
A. Selalu tetap C. selalu bertambah E. bisa bertambah atau berkurang
B. selalu berkurang D. bisa tetap atau bertambah
19. Suatu gas ideal poliatomik dengan 7 derajat kebebasan, akan memiliki kapasitas kalor molar
gas sebesar …..
3 5 7 9
.R .R .R .R
A. 2 B. 2 C. 3.R D. 2 E. 2
20. Suatu gas ideal bervolume 3 liter pada suhu 270C. gas ini dipanaskan dengan tekanan tetap 2
atm sampai suhunya menjadi 2270C . Jika 1atm = 1,013 x 10 5 Pa, maka usaha yang
dilakukan gas ..….
A. 402 J B. 405 J C. 407 J D. 409 J E. 412 J
Jangan berpikir bahwa kita telah banyak membantu orang lain, karena ini dapat membuat kita tidak Ikhlas,
Tetapi,
berfikirlah bahwa orang lain telah banyak membantu kita, sehingga kita ingin bersyukur dan berterimakasih

Anda mungkin juga menyukai