Anda di halaman 1dari 27

Flux-Cored Arc Welding (FCAW)

Oleh
 admin
 -
 22 Maret 2015 
8715
 
1

BERBAGI 

Facebook
 
Twitter
 
 

1. Penjelasan
Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti tengah / pelindung
inti tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW.
Sumber energi pengelasan yaitu dengan menggunakan arus listrik AC atau DC dari
pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. FCAW adalah salah satu jenis
las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik
yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk. Gas pelindungnya juga
sama-sama menggunakan karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW
ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan
super anemo.

Flux cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW, yaitu
menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu dari
sebuah gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch sambil menjaga busur
yang terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal. FCAW menggunakan
elektroda dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-butiran dalam inti
kawat ini menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang diperlukan. Jadi
berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal dari sumber luar.
FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan, tergantung dari jenis
elektroda, logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan yang dikerjakan.

Ada dua jenis variasi FCAW yang memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung dari
metode gas pelindung.

– Gas Shielded (FCAW-G).

– Self-shielded (FCAW-SS).

Berdasarkan metode pelindung, FCAW dibedakan :

1. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang mencair
dengan gas dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks
2. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi las yang
mencair selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar
sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang memadai untuk
melindungi metal las yang akan beku.
Perbedaannya terletak pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding
gun).

Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan menjadi :


1. Semi otomatik / semi automatic
2. Otomatik / machine otomatik
Sifat-sifat utama (Principal features) FCAW dalam proses pengelasan :
1. Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
2. Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
3. Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat

Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon.
Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem baru yaitu
dengan porosity yang dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar
lasan, sehingga perlu memilih fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat
oxygen atau deoxydizer.

2. Karakter Mesin
Mesin las FCAW menurut arusnya dibedakan menjadi tiga macam yaitu mesin las arus
searah atau Direct Current (DC), mesin las arus bolak- balik atau Alternating Current
(AC) dan mesin las arus ganda yang merupakan mesin las yang dapat digunakan untuk
pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik (AC).
Mesin Las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu polaritas lurus dan polaritas
terbalik. Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik cair bahan induk tinggi
dan kapasitas besar, untuk pemegang elektrodanya dihubungkan dengan kutub negatif
dan logam induk dihubungkan dengan kutub positif, sedangkan untuk mesin las DC
polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik cair bahan induk rendah dan kapasitas
kecil, untuk pemegang fillernya dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk
dihubungkan dengan kutub negatif. Pilihan ketika menggunakan DC polaritas negatif
atau positif adalah terutama ditentukan elektroda yang digunakan. Beberapa filler
FCAW didesain untuk digunakan hanya DC- atau DC+. Filler lain dapat menggunakan
keduanya DC- dan DC+.

3. Komponen-komponen Mesin
1. Tabung gas co2
Tabung gas CO2 adalah tabung yang digunakan sebagai tempat gas pelindung wire
yang menggunakan gas karbon dioksida (CO2) .

2. Regulator
Regulator pada gas CO2 berbeda dengan tabung gas pada umumnya karena pada
bagian belakang regulator terdapat oven untuk memanaskan gas CO2  karena gas CO2
bersifat dingin, jika tidak dipanaskan maka akan terjadi penyumbatan pada saluran gas
buang.

3. Selang  gas CO2: Selang gas CO2 adalah alat penyalur gas CO2 ke mesin.
3. Torch/ Gun
Gun berfungsi sebagai alat penyalur gas buang dan kawat wire pada benda kerja.Serta
sebagai penghantar massa.

5. Control box
Digunakan untuk mengatur posis, kecepatan, besar kecil ayunan, laju mesini Gun/Torch
pada saat pengerjaan.

6. Welding wire
Wire pada mesin FCAW berbeda dengan wire pada umumnya karena wire pada FCAW
memiliki selaput pelindung yang melindungi hasil pengelasan dari kontaminasi udara
luar.

7. Control system
Kontrol system adalah mesin yang digunakan untuk mengatur arus pada mesin FCAW
otomatis.

8. Kabel power: Kabel power adalah kabel yang menghubungkan antara mesin dan
supply tenaga.
8. Trafo : Digunakan untuk mengubah arus voltase pada supply tenaga untuk
menggerakkan motor pada control box.
8. Rail  : Digunakan sebagai dudukan control box agar dapat melakukan
pengelasan dengan jarak yang panjang.

4. Kawat Las
FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis
terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal
induk.
Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical , diisi dengan
flux sesuai kegunaannya. Pelindung proses pengelasan ini dari kemungkinan
kontaminasi dari luar terlaksana dengan :

1. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan


2. Terak / slag yang dihasilkan cukup banyak karena berada pada inti elektroda
3. Tambahan gas pelindung dari luar jika diinginkan.
Proses FCAW pada dasarnya = GMAW dan yang menjadi pembeda utamanya adalah
elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks.Elektroda FCAW-G dapat
digunakan untuk mengelas carbon steel, low alloy steel dan stainless steel.
Berpedoman pada AWS, elektroda-elektroda yang digunakan pada pengelasan FCAW
dibicarakan pada pasal 1.3.3. Pada pengelasan carbon steel dan low alloy steel,
elektroda berinti flux yang banyak dipakai adalah dari jenis T-1 (acid slag), T-2 (single
pass welding) dan T-5 (basic slag).

Elektroda T-1 memiliki sifat-sifat pengelasan bagus, tetapi acid slag tidak membantu
menjaga logam las menjadi rendah hydrogen kecuali bila dibuat secara khusus. Hanya
sejumlah tertentu elektroda berinti flux yang memenuhi syarat low hydrogen (kurang
dari 10 ml/100 g logam las), dan ini adalah yang paling banyak tersedia dari jenis T-1.
Elektroda tipe T-1 bisa digunakan baik dengan gas pelindung CO2ataupun campuran
argon-CO2. Elektroda T-1 akan memiliki busur lebih halus dan percikan las lebih sedikit
bila menggunakan gas pelindung argon-CO2, meskipun logam las mempunyai unsur Mn
dan Si sedikit lebih tinggi. Elektroda EX0T-1 didisain hanya untuk mengelas pada posisi
datar dan horizontal saja. Elektroda EX1T-1 dibuat untuk pengelasan semua posisi
dengan diameter hingga 1/16 inch. Pengelasan posisi vertikal umumnya dikerjakan
dengan arah las naik.

Elektroda tipe T-2 dirancang untuk pengelasan single pass pada logam-logam berkarat,
dan mempunyai deoxidizer Mn dan Si lebih tinggi. Elektroda T-2 ini jangan sekali-kali
digunakan untuk pengelasan multipass karena peningkatan unsur Mn dan Si
menyebabkan tensile strength logam las yang tidak terlarut akan bertambah besar
(lebih dari 100 ksi), sehingga menimbulkan masalah retak ketika sedang dilas atau
pada kondisi pemakaian sour service.

Elektroda tipe T-5 mempunyai basic slag dengan kandungan hydrogen logam las lebih
rendah dan memperbesarimpact properties dan daya tahan terhadap retak yang
memuaskan. Meskipun demikian, elektroda ini juga mempunyai sifat-sifat pengelasan
lebih buruk dibandingkan dengan elektroda T-1. Saat ini elektroda T-1 terbaru sudah
dikembangkan yang menggabungkan dua jenis elektroda yang paling baik, sehingga
elektroda T-5 menjadi jarang dipakai lagi.

5. Kelebihan dan Kekurangan


5.1 Kelebihan

Proses FCAW-G mempunyai keunggulan yaitu penetrasinya lebih dalam dan laju
pengisian lebih tinggi dibandingkan dengan proses SMAW. Dengan demikian proses las
ini menjadi lebih ekonomis pada pekerjaan di bengkel-bengkel las. Unsur-unsur paduan
bisa ditambahkan pada inti flux untuk membuat jenis komposisi menjadi lebih banyak,
termasuk beberapa logam paduan rendah dan stainless steel. Flux memberikan
perlindungan bagus pada kawah las dengan membentuk selubung gas pelindung dan
lapisan slag. Meskipun demikian, proses ini tidak mentolerir tiupan angin lebih dari 5
mph tanpa porosity berlebihan. FCAW-G cocok untuk pengelasan semua posisi tanpa
menimbulkan masalah lack of fusion seperti yang terdapat pada GMAW hubungan
singkat.

Filler metal FCAW-SS menghilangkan kebutuhan terhadap gas pelindung dari luar dan
mentoleransi kondisi angin yang lebih kuat tanpa menimbulkan porosity. Proses ini
dianggap sama dengan proses elektroda terbungkus terhadap toleransi angin. Dengan
juru las yang dilatih dengan baik dan pengawasan yang berhati-hati, FCAW-SS bisa
digunakan untuk pengelasan dari arah satu sisi, pada sambungan T-Y-K seperti struktur
anjungan lepas pantai untuk menggantikan elektroda terbungkus. FCAW-SS juga bisa
digunakan untuk fill pass pengelasan semua posisi pada butt weld atau fillet weld. Juru
las perlu dilatih dengan prosedur khusus tetapi proses tersebut mudah dipakai. Aplikasi
proses FCAW-SS meliputi pengelasan benda-benda tebal, pipelines dan pelapisan.

5.2 Kekurangan

FCAW-G dan FCAW-SS kedua-duanya membentuk lapisan slag yang harus dikikis
diantara lapisan-lapisan las. Baik FCAW-G ataupun FCAW-SS bukan merupakan proses
low hydrogen; filler metal harus dibeli dari pabrik elektroda yang dilengkapi dengan
syarat-syarat low hydrogen. Pengelasan yang dilakukan dengan proses ini dapat
menimbulkan notch toughness yang buruk. Filler metal yang digunakan harus
memenuhi persyaratan uji impak seperti elektroda T-1, T-5 dan T-8. Elektroda-
elektroda ini umumnya memiliki kandungan hydrogen lebih rendah dan mempunyai
persyaratan kimia khusus untuk menghasilkan sifat yang lebih konsisten. Proses
pengelasan FCAW-G tidak boleh dilakukan apabila kecepatan angin lebih dari 5 mph
karena ada resiko porosity berlebihan. Menaikkan aliran gas untuk mengatasi
hembusan angin yang tinggi bukan menyelesaikan masalah, karena dapat
menimbulkan kondisi yang lebih buruk karena menghasilkan turbulensi yang akan
menarik udara disekitarnya.

Proses FCAW-G menghasilkan lebih banyak asap dari pada kawat solid GMAW. Kawat
FCAW-SS bahkan menimbulkan lebih banyak asap, sehingga pada pekerjaan di
bengkel-bengkel las dibutuhkan ventilasi yang memadai dan kadang-kadang
memerlukan alat khusus pembuang asap di daerahwelding gun. Tingkat asap pada
FCAW-SS stainless steel atau pada kawat-kawat FCAW-G hampir sama dengan
elektroda stick, dan lebih kecil dari pada kawat carbon steel berpelindung diri (self-
shielded wires). Pengelasan yang dilakukan dengan kawat FCAW-SS perlu kontrol yang
ketat terhadap tebal dan lebar beaddan elektrode stickout guna mendapatkan sifat-sifat
ketangguhan yang tinggi.

Las FCAW - Proses Pengelasan FCAW Secara Detail


 Penulis Unknown Diterbitkan 00:15

TAGS

TEKNIK-PENGELASAN
Sobat fitter,pasti tahu las FCAW. Sudah tahu tapi belum paham proses pengelasan FCAW?

Untuk menambah pengetahuan kita,berikut penjelasan tentang definisi,proses,komponen-


komponen dan tipe kawat las yang digunakan pengelasan FCAW yang biasa kita menyebut
'las flux core' secara lengkap dan detail.Artikel yang sangat bermanfaat ini berasal dari
website HIMA(Himpunan Mahasiswa) ITS Surabaya.

Apa Yang Dimaksud Las FCAW?


FCAW atau Flux Cored Arc Welding adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler
elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler
elektroda dan metal induk.Elektroda/kawat las pada FCAW terbuat dari metal tipis yang
digulung cylindrical,diisi dengan flux sesuai kegunaannya.

Las FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW.


Sumber energi pengelasan FCAW menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit
listrik atau melalui trafo dan atau rectifier.Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan
karbon dioksida (gas CO2).Selain manual,mesin las FCAW bisa ditambah robot yang
bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan'super anemo'.

Flux Cored Arc Welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW, yaitu
menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu dari sebuah
gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch sambil menjaga busur yang
terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal.

FCAW menggunakan elektroda dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-
butiran dalam inti kawat ini menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang
diperlukan. Jadi berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal dari
sumber luar. 
FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan, tergantung dari jenis elektroda,
logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan yang dikerjakan.

Berdasarkan metode pelindung, FCAW dibedakan :


1.Self Shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang mencairdengan
gas dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks.
2.Gas Shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi las yang mencair
selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar sistem.

Baca juga : Las FCAW | Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Berdasarkan Gas Pelindung

Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang memadai untuk
melindungi metal las yang akan beku.Perbedaannya terletak pada tambahan sistem
pemasok gas dan welding torch (welding gun).

Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan menjadi :

1. Semi otomatik / semi automatic


2. Otomatik / machine otomatik

Sifat-sifat utama (Principal features) FCAW dalam proses pengelasan :

1. Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las


2. Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
3. Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat.

Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon.
Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem baru yaitu dengan
porosity yang dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar lasan, sehingga
perlu memilih fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer.
Karakter Mesin Las FCAW

Mesin las FCAW menurut arusnya dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1.Mesin las arus searah atau Direct Current (DC)
2.Mesin las arus bolak- balik atau Alternating Current (AC)
3.Mesin las arus ganda , yang merupakan mesin las yang dapat digunakan untuk
pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik (AC).

Mesin Las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu:


- polaritas lurus
- polaritas terbalik.

Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik cair bahan induk tinggi dan kapasitas
besar, untuk pemegang elektrodanya dihubungkan dengan kutub negatif dan logam induk
dihubungkan dengan kutub positif,sedangkan untuk mesin las DC polaritas terbalik (DC+)
digunakan bila titik cair bahan induk rendah dan kapasitas kecil, untuk pemegang fillernya
dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. 
Pilihan ketika menggunakan DC polaritas negatif atau positif adalah terutama ditentukan
elektroda yang digunakan. Beberapa filler FCAW didesain untuk digunakan hanya DC- atau
DC+. Filler lain dapat menggunakan keduanya DC- dan DC+.

Komponen-komponen Mesin Las FCAW

Gambar berikut menunjukkan skema komponen-komponen las FCAW


(Sumber : http://www.linde-gas.com/)

1.Tabung Gas CO2


Tabung gas CO2 adalah tabung yang digunakan sebagai tempat gas pelindung wire yang
menggunakan gas karbon dioksida(CO2).

2.Regulator
Regulator pada gas CO2 berbeda dengan tabung gas pada umumnya karena pada bagian
belakang regulator terdapat oven untuk memanaskan gas CO2  karena gas CO2 bersifat
dingin, jika tidak dipanaskan maka akan terjadi penyumbatan pada saluran gas buang.

2.Selang  gas CO2


Selang gas CO2 adalah alat penyalur gasCO2 ke mesin.

3.Torch / Gun / Stang Las


Gun berfungsi sebagai alat penyalur gas buang dan kawat wire pada benda kerja.Serta
sebagai penghantar massa.Skema bagian-bagian Torch (stang las fcaw).
(sumber : slideshare.net)

4.Control Box
Digunakan untuk mengatur posisi, kecepatan, besar kecil ayunan, laju mesin Gun/Torch
pada saat pengerjaan.

5.Welding Wire
Wire pada mesin FCAW berbeda dengan wire pada umumnya karena wire pada FCAW
memiliki selaput pelindung yang melindungi hasil pengelasan dari kontaminasi udara luar.

6.Control System
Kontrol system adalah mesin yang digunakan untuk mengatur arus pada mesin FCAW
otomatis.

7.Kabel power
Kabel power adalah kabel yang menghubungkan antara mesin dan supply tenaga.

8.Trafo
Digunakan untuk mengubah arus voltase pada supply tenaga untuk menggerakkan motor
pada control box.

9.Rail
Digunakan sebagai dudukan control box agar dapat melakukan pengelasan dengan jarak
yang panjang.

Kawat Las FCAW

Las FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis
terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal
induk.Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical , diisi dengan
flux sesuai kegunaannya. 
Pelindung proses pengelasan ini dari kemungkinan kontaminasi dari luar terlaksana dengan
:
1.Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
2.Terak / slag yang dihasilkan cukup banyak karena berada pada inti elektroda
3.Tambahan gas pelindung dari luar jika diinginkan.

Proses FCAW pada dasarnya sama dengan GMAW dan yang menjadi pembeda utamanya
adalah elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks.

Elektroda FCAW-G dapat digunakan untuk mengelas carbon steel, low alloy steel dan
stainless steel.
Berpedoman pada AWS, elektroda-elektroda yang digunakan pada pengelasan FCAW
dibicarakan pada pasal 1.3.3.
Pada pengelasan carbon steel dan low alloy steel, jenis elektroda berinti flux yang banyak
dipakai adalah :
- Tipe T-1 (acid slag), 
- Tipe T-2 (single pass welding) , dan
- Tipe T-5 (basic slag).
Elektroda Tipe T-1

Memiliki sifat-sifat pengelasan bagus, tetapi acid slag tidak membantu menjaga logam las
menjadi rendah hydrogen kecuali bila dibuat secara khusus. Hanya sejumlah tertentu
elektroda berinti flux yang memenuhi syarat low hydrogen (kurang dari 10 ml/100 g logam
las), dan ini adalah yang paling banyak tersedia dari jenis T-1. 

Elektroda tipe T-1 bisa digunakan baik dengan gas pelindung CO2 ataupun campuran
argon-CO2. Elektroda T-1 akan memiliki busur lebih halus dan percikan las lebih sedikit bila
menggunakan gas pelindung argon-CO2, meskipun logam las mempunyai unsur Mn dan Si
sedikit lebih tinggi. 
Elektroda EX0T-1 didisain hanya untuk mengelas pada posisi datar dan horizontal saja. 
Elektroda EX1T-1 dibuat untuk pengelasan semua posisi dengan diameter hingga 1/16
inch.

Elektroda tipe T-2

Dirancang untuk pengelasan single pass pada logam-logam berkarat, dan mempunyai
deoxidizer Mn dan Si lebih tinggi.Elektroda T-2 ini jangan sekali-kali digunakan untuk
pengelasan multipass karena peningkatan unsur Mn dan Si menyebabkan tensile strength
logam las yang tidak terlarut akan bertambah besar (lebih dari 100 ksi), sehingga
menimbulkan masalah retak ketika sedang dilas atau pada kondisi pemakaian sour
service. 

Elektroda tipe T-5

Mempunyai basic slag dengan kandungan hydrogen logam las lebih rendah dan
memperbesar impact properties dan daya tahan terhadap retak yang memuaskan.
Meskipun demikian, elektroda ini juga mempunyai sifat-sifat pengelasan lebih buruk
dibandingkan dengan elektroda T-1. Saat ini elektroda T-1 terbaru sudah dikembangkan
yang menggabungkan dua jenis elektroda yang paling baik, sehingga elektroda T-5
menjadi jarang dipakai lagi.
http://hima-tl.ppns.ac.id/flux-cored-arc-welding-fcaw/

https://www.cnzahid.com/2015/10/proses-pengelasan-fcaw-secara-detail.html

Pengertian Pengelasan FCAW (Flux Cored Arc Welding) Adalah


Pengertian Pengelasan FCAW adalah Las busur listrik yang kawat lasnya terdapat fluk (pelindung inti
tengah). Las FCAW adalah kombinasi antara proses pengelasan GMAW, SMAW dan SAW. Dalam
pengelasan FCAW ini sumber energi menggunakan arus listrik DC atau AC yang diambil dari pembangkit
listrik atau melalui trafo dan atau rectifier.

Pengelasan FCAW merupakan salah satu jenis las listrik yang proses kerjanya memasok filler elektroda
atau kawat las secara mekanis terus menerus ke dalam busur listrik.

sumber : greenzone42arm.blogspot.com

Kawat las atau Elektroda yang digunakan untuk pengelasan FCAW terbuat dari logam tipis yang digulung
cylindrical kemudian dalamnya diisi dengan flux yang sesuai dengan kegunaannya.

Proses Pengelasan FCAW ini sebenarnya sama dengan pengelasan GMAW, namun membedakan
adalah kawat las atau elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks sedangkan GMAW
berbentuk Solid.
Kawat Las FCAW Tubular

Berdasarkan metode pelindung, Pengelasan FCAW dapat dibedakan menjadi 2:


a. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri), yaitu merupakan proses melindungi logam las yang
mencair dengan menggunakan gas dari hasil penguapan atau reaksi dari inti fluks.
b. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) adalah  perlindungan dengan dual gas, yaitu melindungi
logam las yang mencair dengan menggunakan gas sendiri juga ditambah gas pelindung yang berasal
dari luar sistem.

Dua metode di atas sama-sama menghasilkan terak las yang berasal dari flux dalam kawat las yang
berfungsi untuk melindungi logam las saat proses pembekuan. Namun, perbedaan metode di atas
terletak pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding gun) yang digunakan.

Pengelasan FCAW berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi 2:


1. Otomatik (machine otomatik)
2. Semi otomatik (semi automatic)

Sifat-sifat utama (Principal features) yand dimiliki FCAW dalam proses pengelasan :
1. FCAW mempunyai sifat metalurgy las yang bisa dikontrol dengan pemilihan fluks
2. Las FCAW mempunyai produktivitas yang tinggi, karena dapat pasokan elektroda las yang kontinu
3. Saat pembentukan manik atau rigi rigi las yang cair dapat dilindungi oleh slag yang tebal

Pengelasan FCAW umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon sebagai gas
pelindung. Tetapi untuk menghindari logam las terkontaminasi udara luar atau menghindari porosity maka
harus dilakukan pemilihan fluks yang mengandung mempunyai sifat pengikat oxygen atau deoxydizer.

Aplikasi atau Penggunaan utama Pengelasan FCAW :


1. Baja karbon  (carbon steel)
2. Pengerasan & pelapisan permukaan  (Steel hard facing and cladding)
3. Baja tahan karat  (Stainless steel)
4. Besi tuang (Cast Iron)
5. Baja karbon Alloy rendah  (Low alloy carbon steel)
6. Las titik baja tipis  (Sheet steel spot welding)

Demikian Pengertian pengelasan FCAW, semoga artikel di atas dapat membantu dalam mengerjakan
tugas atau menambah ilmu Anda tentang Pengelasan FCAW. Semoga Bermanfaat.

Pengertian Pengelasan FCAW adalah Las busur listrik yang kawat lasnya terdapat fluk (pelindung inti
tengah). Las FCAW adalah kombinasi antara proses pengelasan GMAW, SMAW dan SAW. Dalam
pengelasan FCAW ini sumber energi menggunakan arus listrik DC atau AC yang diambil dari pembangkit
listrik atau melalui trafo dan atau rectifier.

Pengelasan FCAW merupakan salah satu jenis las listrik yang proses kerjanya memasok filler elektroda
atau kawat las secara mekanis terus menerus ke dalam busur listrik.
sumber : greenzone42arm.blogspot.com

Kawat las atau Elektroda yang digunakan untuk pengelasan FCAW terbuat dari logam tipis yang digulung
cylindrical kemudian dalamnya diisi dengan flux yang sesuai dengan kegunaannya.

Proses Pengelasan FCAW ini sebenarnya sama dengan pengelasan GMAW, namun membedakan
adalah kawat las atau elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks sedangkan GMAW
berbentuk Solid.

Kawat Las FCAW Tubular

Berdasarkan metode pelindung, Pengelasan FCAW dapat dibedakan menjadi 2:


a. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri), yaitu merupakan proses melindungi logam las yang
mencair dengan menggunakan gas dari hasil penguapan atau reaksi dari inti fluks.
b. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) adalah  perlindungan dengan dual gas, yaitu melindungi
logam las yang mencair dengan menggunakan gas sendiri juga ditambah gas pelindung yang berasal
dari luar sistem.

Dua metode di atas sama-sama menghasilkan terak las yang berasal dari flux dalam kawat las yang
berfungsi untuk melindungi logam las saat proses pembekuan. Namun, perbedaan metode di atas
terletak pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding gun) yang digunakan.

Pengelasan FCAW berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi 2:


1. Otomatik (machine otomatik)
2. Semi otomatik (semi automatic)

Sifat-sifat utama (Principal features) yand dimiliki FCAW dalam proses pengelasan :
1. FCAW mempunyai sifat metalurgy las yang bisa dikontrol dengan pemilihan fluks
2. Las FCAW mempunyai produktivitas yang tinggi, karena dapat pasokan elektroda las yang kontinu
3. Saat pembentukan manik atau rigi rigi las yang cair dapat dilindungi oleh slag yang tebal

Pengelasan FCAW umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon sebagai gas
pelindung. Tetapi untuk menghindari logam las terkontaminasi udara luar atau menghindari porosity maka
harus dilakukan pemilihan fluks yang mengandung mempunyai sifat pengikat oxygen atau deoxydizer.

Aplikasi atau Penggunaan utama Pengelasan FCAW :


1. Baja karbon  (carbon steel)
2. Pengerasan & pelapisan permukaan  (Steel hard facing and cladding)
3. Baja tahan karat  (Stainless steel)
4. Besi tuang (Cast Iron)
5. Baja karbon Alloy rendah  (Low alloy carbon steel)
6. Las titik baja tipis  (Sheet steel spot welding)

Demikian Pengertian pengelasan FCAW, semoga artikel di atas dapat membantu dalam mengerjakan
tugas atau menambah ilmu Anda tentang Pengelasan FCAW. Semoga Bermanfaat.

http://www.pengelasan.com/2015/04/pengertian-pengelasan-fcaw-flux-cored.html

Teknik Pengoperasian alat utama, alat bantu, dan alat keselamatan


kerja LAS
Pengelasan SMAW
Dalam dunia industri banyak sekali bidang keahlian yang diperlukan dalam kinerja industri tersebut.
salah satunya adalah pengelasan (welding), selain di dunia industri pengelasan (welding) juga dipelajari
di sekolah teknik kejuruan atau perguruan tinggi.
Oleh karena itu saya akan mendriskripsikan dari salah satu jenis las, yaitu Las SMAW.

Teknik pengoperasian alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan

Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok,

 alat utama
 alat bantu dan
 alat keselamatan kerja
Alat utama las SMAW yaitu :
1. Kabel tenaga
2. Trafo las (generator)
3. Kabel massa
4. Kabel elektroda
5. Pemegang elektroda
6. Penjepit massa

Alat batu las SMAW antara lain :

1. Meja las
2. Palu terak
3. Palu konde
4. Gerinda tangan
5. Mistar baja
6. Sikat baja
7. Ragum
8. Kikir
9. Penjepit benda kerja
alat keselamatan kerja las antara lain :
1. Helm las (topeng las)
2. Kaca las hitam
3. Kaca las putih
4. Apron (pelindung dada)
5. Baju kerja
6. Sarung tangan
7. Sepatu kulit kapasitas 2ton
8. Masker
Alat utama las busur manual dalam pengoperasiannya harus sesuai SOP yang berlaku.

1. Kabel tenaga

Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan bebannya (trafo las nya)
berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat, panjang kabel, dan jenis
kawatnya (serabut/tidak). Selanjutnya dalam menginstall harus kuat dan tidak mudah lepas, sehingga
aliran listrik dapat mengalir maksimal dan tidak panas.

2. Trafo las

Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus dipertimbangkan tentang kebutuhan maksimal
(beban pekerjaan yang akan dikenakan kepada trafo las tersebut. Apabila beban pekerjaannya besar
maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH;
Ampere output, dipertimbangkan dari diameter elektroda yang akan digunakan. dan yang paling penting
adalah duty cycle dari trafo tersebut. dalam hal ini pilihlah trafo las yang memiliki duty cycle yang tinggi
untuk ampere yang tinggi, misal duty cycle 100% untuk arus sampai dengan 200 A. langkah berikutnya
gunakan tang ampere untuk mengecek kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan
kenyataannya yang terlihat pada tang ampere. Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi
AC atau DC. hal ini terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi
electrode, pilihlah trafo DC. Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus dilihat instalasinya.
kabel tenaga ke trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan kondisi trafo sendiri, apakah pada tempat
yang kering atau basah. setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar utama pada kabel tenaga di on
kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan kabel massa dan kabel elektroda tidak dalam
kondisi saling berhubungan. atur arus pengelasan yang dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk
mengelas. Apabila proses pengelasan telah selesai, trafo las dimatikan kembali.

3. Kabel elektroda dan kabel massa


Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut sehingga lentur dengan ukuran
disesuaikan dengan ampere maksimum trafo las (lihat ketentuan pada tabel) kabel las. Kabel elektroda
dan kabel massa harus terkoneksi )terinstall dengan kuat dengan trafo las agar aliran arus pengelasan
sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam indikator ampere pada trafo las. Penggunaan kabel
elektroda dan kabel massa pada saat pengelasan harus disiapkan dengan benar, yaitu dalam kondisi
terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan. Dengan kondisi semacam ini maka aliran arus pengelasan
akan maksimal. Jika sudah tidak dipakai, trafo las dimatikan dan kabel las digulung dan diletakkan
dengan benar tidak saling berbelit agar mudah dalam penggunaan di waktu yang lain.

4. Pemegang elektroda dan penjepit massa

Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah
menghantarkan arus listrik. bahan yang biasa digunakan adalah tembaha. Pada pemegang elektroda
pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang/menjepit
pada pemegang elektroda. Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada,
dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda.
Sedang pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram dengan kuat pada
benda kerja. Penjepit elektroda maupun penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las. Pada
penjepit elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh
pemegang elektroda. Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan untuk menjadi tempat mencopa
elektroda/menyalaka elektroda agar tidak rusak. Penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat benda
kerja atau meja las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang terbuang.

Alat-alat bantu las

Alat-alat bantu las harus digunakan dengan benar sesuai fungsinya dan dengan teknik yang benar pula.
Di samping itu cara penyimpanannya harulah ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak saling
bertumpukan dan saling bergesekan satu sama lain.

1. Meja las

Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan. Meja las
harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat welder
melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba penyalaan elektroda dan jangan
dilakukan di meja las.

2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan palu terak
ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas
pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan
kondisinya. apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai
menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.

3. Palu konde

Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2 kg. penggunaan palu konde adalah
untuk membantu meluruskan, meratakan permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung,
untuk membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan mengurangi atau meniadakan distorsi. atau
ditunakan untuk tujuan membantu persiapan pengelasan. Palu konde juga harus dikontrol kondisinya
agar tidak kocak serta dalam penyimpananya harus tertata rapi dan tidak saling bertumpukan atau
bergesekan dengan alat lainnya.

4. Gerinda tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan kampuh las.
Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan
lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini
juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam
persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi.
Dalam penggunaannya :

Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak
tersengat listrik. Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik.
Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah geridan pada tangkai
gerinda dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan
tombol ON. Gunakan kaca mata putih saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali
kabel dari sumber arus. Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman
dan tidak saling bertindih dengan alat lain.

Alat keselamatan kerja las

Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan kerja las
ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan. Pada gilirannya akan
meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.

macam-macam alat keselamatan kerja las antara lain:

1. Pakaian kerja

Dengan menggunakan pakaian kerja, juru las akan merasa nyaman dalam bekerja karena tidak berfikir
tentang lingkungan yang dapat mengotori pakaiannya. di samping itu pula dengan menggunakan
pakaian kerja juru las memiliki keleluasaan untuk bergerak mengahadapi pekerjaannya. pakaian kerja
dapat terbuat dari bahan katoon, kulit atau levis. pakaian kerja jurulas dibuat lengan panjang dan
bercelana panjang.

2. Helm las/topeng las


Helm las/topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las (sinar ultraviolet, infra red), radiasi
panas las serta percikan bunga api las. apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan
terbakar dan sel-sel kulit maupun daging akan rusak. Pada helm las tertentu didesain dilengkapi dengan
masker hidung, yang fungsinya adalah melindungi diri dari asap las dan debu pengelasan. asap las dan
debu ini akan mengganggu pernapasan dan dapat mengakipatkan penyakit paru-paru (pernapasan)
serta ginjal.

3. Kaca las

Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinar ultra violet, dan infra red. nyala-
nyala ini akan mampu merusak penglihatan mata juru las, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.
pemilihan kaca las disesuaikan dengan besar kecilnya arus pengelasan yang digunakan juru las (lihat
tabel) pada buku-buku referensi pengelasan. contohnya adalah untuk pengelasan sampai 150 ampere
menggunakan kaca las NO 10.

4.Apron (pelindung dada)


Apron berfungsi untuk melindungi dada dari sinar ultra violet, infra red, percikan bunga api las dan
panas pengelasan. pelindung dada ini terbuat dari kulit yang lentur.

5. Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan listrik, panas lasan, dan bend-benda
yang tajam.

6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton


sepatu ini terbuat dari kulit yang pada ujungnya terjadap logam pelindung dengan kapasitas 2ton.
sepatu ini akan melindungi juru las dari sengatan listrik, kejatuhan benda, benda-benda yang panas dan
benda-benda yang tajam.

http://anak-welding.blogspot.com/2010/10/teknik-pengoperasian-alat-utama-alat.html

https://batamcivilengineeringscope.blogspot.com/2017/09/proses-pengelasan-fcaw-flux-cored-arc.html

Anda mungkin juga menyukai