Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN ANAK

PROSEDUR SUCTION PADA BAYI ATAU ANAK

DISUSUN OLEH :
BELLA MONICA HANDAYANI PO.62.20.1.18.004
HAYATUN FARIDAH PO.62.20.1.18.013
MARINA E. SIRAIT PO.62.20.1.18.020
MILDA DWI PUTRI PO.62.20.1.18.021
NOORLATIPAH PO.62.20.1.18.024

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
REGULER XXI A
2020
A. PENGERTIAN

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas

sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri (Timby,

2009).

Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan lendir, yang dilakukan

dengan memasukkan selang catheter suction melalui selang endotracheal (Syafni, 2012).

Dapat disimpulkan hisap lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan

kepatenan jalan nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri dengan memasukkan catheter suction ke endotracheal tube

sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat.

B. INDIKASI

1. Pasien tidak mampu batuk


2. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup karena kelemahan otot epiglotis.
3. Pasien yang koma dengan produksi sputum meningkat.
4. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
5. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun dengan produksi sputum meningkat.
6. Pasien yang sekretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk
mengeluarkannya.

Menurut Smeltzer et al, (2002), indikasi penghisapan lendir lewat endotrakeal adalah
untuk:

1. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenance), apabila:


a. Pasien tidak mampu batuk efektif.
b. Diduga aspirasi.
2. Membersihkan jalan napas (bronchial toilet), apabila ditemukan:
a. Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar atauu ada suara napas tambahan.
b. Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.
c. Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan beban kerja sistem pernafasan.
3. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.
5. Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal

C. KONTRAINDIKASI
1. Pasien dengan stridor.
2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
3. Pulmonary oedem.
4. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.

D. PROSEDUR
Penilaian Ket
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
A Tahap Pre Interaksi
1. Pastikan tindakan sesuai dengan advis dalam catatan medis
klien
2. Siapkan Peralatan:
a. Bak instrument berisi: kasa secukupnya, tongue
spatel
b. Sarung tangan steril
c. Delee/ Mucus Extractor (Suction Manual)/ kanul
suction
d. Tabung suction diisi cairan desinfektan sebanyak
¼ tabung
e. Selang Suction
 Bayi baru lahir : 5 – 6,5 F
 6 bulan : 8 F
 1 tahun : 8 – 10 F
 2 tahun : 10 F
 5 tahun : 12 F
 > 10 tahun : 12 – 14 F
f. Mesin Suction
Tekanan suction (dinding) :
 Bayi : 60 – 100 mmHg
 Anak-anak : 100 – 120 mmHg
 Dewasa : 120 – 150 mmHg
Tekanan suction (portabel):
 Bayi : 3 – 5 incHg
 Anak-anak : 5 - incHg
 Dewasa : 7 – 15 incHg
g. Kom
h. Nacl 0,9% / Air Steril
i. Tissue
j. Perlak
k. Bengkok
l. Cairan desinfektan untuk merendam slang yang
telah digunakan
3. Cuci tangan

B Sikap dan Perilaku


1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan
perkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
 Tujuannya untuk menghisap lendir pada mulut dan
hidung agar tidak menghalangi jalan nafas sehingga
pasien mudah bernafas
3. Atur posisi klien agar nyaman
4. Tanggap terhadap reaksi pasien disemua langkah tindakan
5. Sabar dan teliti
C Tahap Kerja
1. Posisikan pasien
a. Penghisapan oropharingeal: posisi semi fowler dengan
kepala menghadap ke area perut
b. Penghisapan nasopharingeal: posisi semi fowler dengan
kepala hiperekstensi
c. Pasien tidak sadar: posisi lateral/ telentang dengan kepala
menghadap perut
2. Letakan perlak/ handuk pada dada pasien
3. Pakai sarung tangan steril
4. Menggunakan suction manual:
a. Melakukan penghisapan lendir secara langsung ke bagian
mulut atau bagian hidung.
b. Apabila menggunakan delee tekan atau pijat bagian yang
menggelembung seperti balon, setelah itu tahan tekanan
tersebut jangan dilepaskan, kemudian masukkan delee
dalam hidung/ mulut bayi pada area yang terdapat sekret
kemudian lepas tekanan atau pijatan pada delee sampai
sekret tersedot (ujung penghisap < 5 cm masuk ke mulut
dan < 3 cm ke hidung). Jangan terlalu lama dan dalam
melakukan penyedotan.
c. Apabila menggunakan mucus extractor, membasahi ujung
slang suction dengan NaCl 0,9% atau air steril kemudian
memasukkan selang yang tidak ada tonjolannya ke dalam
hidung atau mulut yang terdapat sekret, kemudian ditarik
sambil dihisap. Perhatikan penghisapan jangan lebih dari
5 cm ke dalam mulut dan jangan lebih dari 3 ke dalam
hidung) serta jangan lama dalam melakukan penyedotan.
5. Menggunakan mesin suction:
a. Menghubungkan slang suction dengan mesin dan
membiarkan slang suction dalam kantong yang steril,
serta isi tabung suction sebanyak ¼ bagian
b. Menggunakan sarung tangan steril
c. Membasahi ujung slang suction dengan NaCl 0,9% atau
air steril
d. Memasukan ujung slang suction ke mulut dengan tangan
kanan (tangan dominan). Pastikan anda masih dapat
melihat ujung kateter di mulut. Jangan menutup konektor
kateter pada saat memasukkan
e. Setelah ujung kateter di dalam mulut (biasanya ditujukan
ke sisi dalam mulut di antara gigi dan pipi), tutuplah
konektor dengan jempol tangan kiri. Tarik slang suction
sambil diputar. Waktu pelaksanaan sekitar 5 – 10 detik.
(hati-hati saat melakukan suction area jaringan lunak di
sekitar mulut)
f. Bila orofaringeal/ nasofaringeal/ endotrakeal:
Memasukkan ujung slang suction ke orofaringeal/
nasofaringeal (bayi dan anak kecil: 1 – 8 cm atau anak
lebih besar: 8 – 12 cm) dan jika melakukan penghisapan
di selang endotrakeal, maka masukkan kanul suction
(terbuka/ tertutup) ke sepanjang selang endotrakeal
6. Membilas ujung slang suction dengan air steril/ NaCl 0,9%
7. Membiarkan anak bernapas dalam (jika sadar)
8. Mengulang prosedur suction apabila diperlukan (suction
dilakukan dibagian mulut dulu, kemudian ke bagian hidung)
9. Kanul suction atau delee direndam pada cairan desinfektan
apabila tidak digunakan dan kemudian di sterilkan untuk
dipakai kembali
10. Merapihkan pasien dan kembalikan anak ke posisi semula
11. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan
12. Mencuci tangan
D Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
 Evaluasi respons bayi atau anak
 Evaluasi bersihan jalan nafas, sputum dan
karakteristiknya
2. Beri reinforcement positif pada bayi atau anak
3. Mengakhiri pertemuan dengan baik

E Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan dengan tepat
 Identitas pasien (nama, umur, RMK, dll)
 Waktu pelaksanaan
 Tindakan yang dilakukan beserta hasil evaluasinya
(cek frekuensi nafas, saturasi oksigen, suara nafas, jumlah
sekret, warna sekret)
 TTD perawat pelaksana

F Teknik
1. Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai dengan
kondisi klien.
2. Bekerja dengan pencegahan infeksi
3. Bekerja dengan hati – hati dan cermat
4. Menghargai privasi atau budaya klien
5. Bekerja secara sistematis

Anda mungkin juga menyukai