Anda di halaman 1dari 32

NAMA : ANNABEL G.

RANTEPASANG

KELAS : IX.3

TUGAS : PKN

USAHA BELA NEGARA


KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan pentingnya pembelaan Negara

1. PENGERTIAN NEGARA ;:

Wadah / Organisasi pemerintahan yang mempunyai kekuasaan terhadap pesekutuan rakyat dalam
wilayah tertentu secara merdeka dan berdaulat untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan

2. PENGERTIAN BANGSA ;

Sejumlah orang atau rakyat yang dipersatukan karena persamaan dan keinginan, untuk

bernegara sendiri

3. UNSUR-UNSUR NEGARA ;

A. KONSTITUTIF

a. Rakyat

b. Wilayah

c. Pemerintahan yang berdaulat

B. DEKLARATIF

a. Adanya pengakuan dari negara lain yang merdeka dan berdaulat De Facto Dan De Yure

4. FUNGSI NEGARA ;

a. Melaksanakan Pertahanan dan Keamanan

b. Mewujudkan Kemakmuran dan kesejahteraan

c. Menciptakan Keadilan

d. Mengatur kepentingan-kepentingan dalam masyarakat

5. SIFAT—SIFAT NEGARA ;
a. Memaksa

b. Mengatur

c. Monopoli

6. TUJUAN NEGARA ;

a. Mencapai kesejahteraan

b. Mencapai perdamaian dunia

7. WUJUD BELA NEGARA ( UU No 3 Tahun 2002 ) :

a. Pendidikan Kewarganegaraan

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela

d. Pengabdian sesuai profesi

8. LANDASAN HUKUM BELA NEGARA ;

a. Landasan Idiil ; Pancasila

b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen)

a. Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara

b. Pasal 30 (1 &2) ;

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata ( TNI sebagai komponen
Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung)

c. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun 2002 (lihat Pengertian Bela Negara )

9. ALASAN KITA HARUS MEMBELA NEGARA ;

a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan

b. Ingin memajukan Negara

c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali

d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional

10. ARTI PENTING PEMBELAAN NEGARA ;


a. Sebagai syarat berdirinya suatu negara

b. Untuk melindungi kedaulatan negara

c. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah negara

d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan
terhadap negara

11. PENGERTIAN BELA NEGARA ( UU No 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 ) ;

Sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara

12. WUJUD BELA NEGARA ( UU No 3 Tahun 2002 ) ;

a. Pendidikan Kewarganegaraan

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela

d. Pengabdian sesuai profesi

13. BENTUK BENTUK BELA NEGARA ;

a. Secara Fisik ;

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung
dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses
Pembangunan)

b. Secara Non Fisik ;

Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa
sesuai dengan profesi dan kemampuannya.

14. WUJUD BELA NEGARA BAGI SEORANG PELAJAR ;

a. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan dan
keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama baik keluarga dll

b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll
c. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat

d. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani mengemukakan


pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah dll

15. PENGERTIAN PERTAHANAN NEGARA ;

Segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan
bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keut

OTONOMI DAERAH

A. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH

Kata otnomi berasal dari bahsa Yunani, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti
aturan. Jadi, otonomi daerah berarti aturan yang mengatur daerahnya sendiri.

· Pengeritan Otonomi daerah menurut para ahli

1. Menurut Syarif Saleh, pakar ilmu politik otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah
daerah sendiri. Hak tersebut diperoleh dari pemerintah pusat.

2. Menurut Philip Mahwood, otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang memiliki
kewenangan sendiri dalam keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah
guna mengalokasikan sumber maretiel yang berkaitan mengenai fungsi yang berbeda.

3. Menurut Bagir Manan, otonomi mengandung makna kemandirian untuk mengatur dan mengurus
rumah tangga sendiri. Lebih rincinya otonomi daerah adlah kebebabsan dan kemandirian satuan
pemerintahan lebih rendah untuk mengatur dan mengurus sebagian urusan oemerintah.

4. Sugeng Istano, berpendapat bahwa otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur
dan mengurus rumah tangga daerah.

B. HAKIKAT OTONOMI DAERAH

Menurut UU No. 32 tahun 2004 (sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999) tentang Pemerintah
Daerah, menyebutkan "Otonomi Daerah" adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Pada hakikatnya otonomi daerah memberikan ruang gerak secukupnya bagi pemerintah daerah untuk
mengelola daerahnya sendiri agar lebih berdaya mampu bersaing dalam kerjasama, dan profesional
terutama dalam menjalankan pemerintah d
aerah dan mengelola sumber daya serta potensi yang dimiliki daerah tersebut.

Tujuan Otonomi Daerah

Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah agar semakin baik

Memberi kesempatan daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri

Meringankan beban pemerintah pusat

Memberdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan masyarakt daerah

Mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan di daerah

Memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah maupun antardaerah untuk
menjaga keutuhan NKRI

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan.

· Manfaat Otonomi Daerah

· Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di Daerahyang bersifat


heterogen.

· Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur daripemerintah
pusat.3.

· Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.4.

· Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dariPemerintah Pusat
bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat jauh daripusat, di mana seringkali rencana pemerintah
tidak dipahami oleh masyarakatsetempat atau dihambat oleh elite lokal, dan di mana dukungan
terhadapprogram pemerintah sangat terbatas.5.

· Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan didalam
perencanaan pembangunan yang kemudian dapat memperluas kesamaandalam mengalokasikan
sumber daya dan investasi pemerintah.6.

· Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerahuntuk meningkatkan
kapasitas teknis dan managerial.7.
· Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabatpuncak di Pusat
menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepadapejabat Daerah.8.

· Dapat menyediakan struktur di mana berbagai departemen di pusat dapatdikoordinasi secara


efektif bersama dengan pejabat Daerah dan sejumlah NGOsdi berbagai Daerah. Propinsi, Kabupaten,
dan Kota dapat menyediakan basiswilayah koordinasi bagi program pemerintah.9.

· Struktur pemerintahan yang didesentralisasikan diperlukan guna melembagakanpartisipasi


masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program.10.

· Dapat meningkatkan pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan olehelite lokal, yang
seringkali tidak simpatik dengan program pembangunannasional dan tidak sensitif terhadap kebutuhan
kalangan miskin di pedesaan.11.

· Administrasi pemerintahan menjadi mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif.Kalau mereka


berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang lainnya.12.

· Memungkinkan pemimpin di Daerah menetapkan pelayanan dan fasilitas secaraefektif,


mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan

melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik daripada yang dilakukan oleh
pejabat di Pusat.13.

· Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan memberikanpeluang kepada


berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk berpartisipasisecara langsung dalam pembuatan
kebijaksanaan, sehingga dengan demikianakan meningkatkan kepentingan mereka di dalam memelihara
system politik.14.

· Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal dengan biaya yanglebih rendah, karena
hal itu tidak lagi menjadi beban pemerintah Pusat karenasudah diserahkan kepada Daerah.

2. Dasar Hukum Otonomi Daerah

UUD 1945, Pasal 18, 18A, dan 18B


Tap MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dalam Kerangaka NKRI

Tap MPR No. IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah

UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah Daerah

· UNDANG-UNDANG DASAR 1945

I. Pasal 18

1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu

mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah


Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis

5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.

6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

· Pasal 18 A

1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten,dan
kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.

· Pasal 18 B

1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat


khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.

2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak
tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

3. Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004

Hak Dan Kewajiban Daerah dalam Otonomi Daerah

Berdasarkan pasal 21 dalam otonomi daerah, setiap daerah memiliki hak :

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya

memilih pemimpin daerah

mengeloloa aparatur daerah

mengelola kekayaan daerah

memungut pajak daerah dan retribusi daerah

mendapatkan bagi hasil pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di
daerah

mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Dalam pasal 22, kewajiban daerah yaitu :


melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan NKRI

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

mengembangkan kehidupan demokrasi

mewujudakan keadilan dan pemerataan

meningkatkanfasilitas dasar pendidikan

meningkatkan pelayanan kesehatan

menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak

mengembangkan sistem jaminan sosial

menyususn perencanaan dan tata ruang daerah

mengembangkan sumber daya produktif di daerah

melestarikan lingkungan hidup

mengelola administrasi kependudukan

melestarikan nilai sosial budaya

membentuk dan menerapakan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya

kewajiban lain yang diatur di dalam perturan perundang-undangan

· UU NO.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.

1) Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah merupakan subsistem


keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas pemerintah dan pemerintah derah.

2) Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh pemerintah kepada pemerintah daerah dengan
memrhatikan stabilitas dan keseimbangan.

3) Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah merupakan suatu sistem yang
menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantu.

· Asas-Asas Otonomi Daerah


Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI

Dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah pusat dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu

Tugas pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provensi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten / kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

· Syarat Pembentuka Otonomi Daerah

a) Syarat Administratif

Adanya persetujuan DPRD Kabupaten.kota dan bupati/wali kota yang menjadi cakupan wilayah provinsi,
persetujuan DPRD provinsi induk dan wilayah provinsi, persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur,
serta mendapat rekomndasi menteri dalam negeri.

b) Syarat Teknis

Kemampuan daerah yang mencangkup faktoe ekonomi, potensi daerah, pertahanan, keamanan, dan
faktor lain yang memungkinkan terselengggaranya otonomi daerah.

c) Syarat Fisik

Peryaratan untuk membentuk daerah otonom dengan ketentuan paling sedikit lima kabupaten kotak
untuk pembentuk provinsi dan paling sedikit lima kecamatan utntuk pembentukan kabupaten, dan
empat kecamatan untuk pembentukan kota, serta adnya lokasi calon ibu kota, sarana, dan prasrana
pemerintah.

· Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah

1) Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan


serta potensi dan keanekaragamandaerah.

2) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyatadan bertangung jawab.

3) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan padadaerah kabupaten dan daerah
kota, sedangkan otonomi propinsiadalah otonomi yang terbatas.

4) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negarasehingga tetap terjamin
hubungan yang serasi antara pusat dandaerah serta antar daerah.
5) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandiriandaerah kabupaten dan daerah
kota tidak lagi wilayah administrasi.Demikian pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina
olehpemerintah.

6) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan danfungsi Badan Legeslatif daerah
baik sebagai fungsi legislatif, fungsipengawasan, mempunyai fungsi anggaran atas
penyelenggaraotonomi daerah.

7) Pelaksanaan Dekonsentrasi diletakkan pada daerah propinsi dalamkedudukan sebagai wilayah


administrasi untuk melaksanakankewenangan pemerintah tertentu dilimpahkan kepada
gubernursebagai wakil pemerintah

8) Pelaksanaan atas tugas perbantuan dimungkinkan tidak hanya dipemerintah daerah dan daerah
kepada desa yang disertaipembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusiadengan
kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan.

Pembagian urusan Pemerintahan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Yang menjadi urusan pemerintah Pusat

Politik luar negeri

Pertahanan

Keamanan

Yustisi (peradilan)

Moneter dan fiskal nasional

agama

2. Urusan yang menjadi kewenangan pemwerintah Provinsi

Perencanaan dan pengendalian pembangunan

Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat


Penyediaan sarana dan prasarana umum

Penanganan bidang kesehatan

Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota

Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota

Pengendalian lingkungan hidup

Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota

Pelayanan kependudukan dan catatan sipil

Pelayanan administrasi umum pemerintahan

Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lints kabupaten/kota

Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota

Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

3) Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehaan

f. Penyelenggaraan pendidikan

g. Penanggulangan masalah sosial

h. Pelayanan bidang keteagakerjaan

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

j. Pengendalian lingkungan hidup


k. Pelayanan pertanahan

l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal

o. Penyelenggaraan dasar lainnya

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Penyelenggaraan Pemerintahan dalam Otonomi Daerah

1) Penyelenggara pemerintahan pusat yaitu presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para
menteri

2) Penyelenggara pemerintahan daerah yaitu pemerintah daerah dan DPRD

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)

1) Kedudukan DPRD. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah

2) Fungsi DPRD, yaitu

a. Fungsi Legislasi, yaitu membentuk peraturan daerah bersama pemerintah daerah

b. Fungsi Anggaran, yaitu menyusun dan menetapkan APBD bersama pemerintah daerah

c. Fungsi Pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan


pemerintah daerah

3) Tugas dan Wewenang DPRD, yaitu

a. Membentuk perda yang dibahas dengan kepala pemerintah daerah/pemerintah daerah untuk
mendapat persetuajuan bersama

b. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD bersama pemerintah daerah

c. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perdadan peraturan perundang-undangan lainnya


d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada presiden
melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi, dan kepada Menteri Dalam Negeri memalui guernur
bagi DPRD kabupaten/kota

e. Memilih wakil kepala daerah jika terjadi kekosongan jabatan kepala daerah

f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemda terhadap perjanjian internasional di daerah

g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasionala yang dilakukan oleh pemda

h. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemda

i. Membentuk panitia pemilihan kepada daerah

j. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

k. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang
membebani masyarakat dan daerah

l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

4) Hak DPRD, yaitu

a) Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai suatu
kebijakan yang dikeluarkan

b) Hak Angket, yaitu hak untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan tertentu yang dikeluarkan
kepala daerah

c) Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak untuk meyatakan pendapat terhadap kebijakan kepala daerah
atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daearah disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya, atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

5) Alat Kelengkapan DPRD

a) pimpinan

b) komisi

c) panitian musayawarah

d) panitia anggaran

e) badan kehormatan

f) alat kelengkapan l;ain yang diperlukan (misalnya panitia legislasi)


· KEPALA DAERAH

Dilihat dari susunannya, pada pemerintahan daerah terdapat dua lembaga yaitu pemerintah daerah dan
DPRD. Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur, sedangkan pemerintah daerah
kabupaten/kota dipimpin oleh bupati/walikota. Gubernur/Bupati/Walikota yang biasa disebut kepala
daerah memiliki kedudukan yang sederajat dan seimbang dengan DPRD masing-masing daerah. Kepala
daerah dan DPRD memiliki tugas/wewenang dan mekanisme pemilihan yang berbeda.

Kepala Daerah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan


bersama DPRD;

b. mengajukan rancangan Perda;

c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan
ditetapkan bersama;

e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

g. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Salah satu perubahan yang mendasar setelah tumbangnya orde baru yaitu mekanisme pemilihan kepala
daerah. Semula kepala daerah diajukan oleh DPRD dan ditetapkan dan sangat tergantung kehendak
pemerintah pusast (Presiden). Setelah reformasi pemilihan kepala daerah baik di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota dilakukan secara demokratis dan transparan. Mekanisme pemilihan kepala
daerah dikenal dengan istilah PILKADA langsung. Coba perhatikan ketentuan berikut ini.

Setiap Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah sebagai Kepala Eksekutif yang dibantu oleh Wakil
Kepala Daerah. Kepala Daerah Propinsi disebut Gubernur, yang karena jabatannya adalah juga sebagai
Wakil Pemerintah. Sebagai Kepala Daerah, Gubernur bertanggungjawab kepada DPRD, sebagai wakil
Pemerintah Gubernur berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, sedangkan Daerah Kota disebut Walikota yang dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah bertanggungjawab kepada DPRD
Kabupaten/Kota. Dalam mengisi jabatan Kepala Daerah dan Wakilnya dilakukan secara serentak atau
bersamaan (dalam satu paket) oleh DPRD untuk memangku jabatan selama 5 tahun.

Sebagai alat pemerintah pusat Gubernur melaksanakan tugas-tugas antara lain (Muslimin, 1978 : 224 ) :
a. Membina ketenteraman dan ketertiban di wilayahnya

b. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan lintas sektor mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan
dan pengawasan kegiatan dimaksud

c. Membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pemerintah daerah

d. Melaksanakan usaha-usaha pembinaan kesatuan bangsa sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan


pemerintah

e. Melaksanakan segala tugas pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang


diberikan kepadanya

f. Melaksanakan tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas instansi lainnya.

· Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Daerah

a. Pemilihan

1. Dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

2. Pasangan calon diajukan oleh parpol atau gabungan parpol, atau perseorangan

3. Pemilihan diselenggarakan oleh KPUD.

a. Syarat‐syarat Pasal 58 UU No. 32 Tahun 2004:Tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena tindak
pidana yang diancam 5 tahun atau lebih.

b. Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah selama 2 kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama

4. Pasangan calon tidak dapat ditarik atau mengundurkan diri, kecuali berhalangan tetap.

5. Pasangan calon yang mendapatkan 50% lebih dari suara sah, dinyatakan sebagai calon terpilih.

6. Apabila tidak terpenuhi 50%, pasangan calon dengan suara terbanyak dan memperoleh minimal
lebih dari 30% dinyatakan sebagai calon terpilih.

7. Jika tidak terpenuhi, dilakukan pemilihan putaran ke‐2 yang diikuti pasangan calon peringkat
pertama dan kedua.

· Pemberhentian
1) Berhenti karena: meninggal, permintaan sendiri, diberhentikan.

2) Diberhentikan karena:Habis masa jabatan

3) tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut‐
turut selama 6 bulan 􀃆diberitahukan oleh pimpinan DPRD untuk ditetapkan dalam rapat paripurna.

4) tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;

5) dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah (pendapat
DPRD Putusan MA Putusan Presiden).

6) tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah (pendapat DPRD
Putusan MA Putusan Presiden).

7) melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

Sumber Pendapatan Daerah

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, menyebutkan pendapatan daerah berasal dari ;

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. hasil pajak daerah

b. hasil retribusi daerah

c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. lain-lain PAD yang sah (antara lain jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing, komisi, potongan harga, dsb)

2) Dana Perimbangan

a. Dana bagi Hasil

(1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

(2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

(3) Pajak Penghasilan (PPh)

(4) Dari sumber daya alam ; kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi dan, pertambangan panas bumi.
b. Dana Alokasi Umum, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuanagan antar daerah untuk mendanani kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi

c. Dana Alokasi Khusus, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dipergunakan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus pada daerah tertentu sesuai dengan prioritas nasional

3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah

a. Hibah adalah bantuan berupa uang, barang atau jasa berasal dari pemerintah pusat, masyarakat, dan
badan usaha dalam negeri atau luar negeri

b. Pendapatan dana darurat yaitu bantuan pemerintah pusat dari APBN kepada pemerintah daerah
untuk mendanai keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana alam atau peristiwa tertentu yang
luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh pemerintah daerah melalui dana APBD

· PERANGKAT DAERAH

1. Sekretariat Daerah

2. Sekretariat DPRD

3. Dinas Pendidikan

4. Dinas Kesehatan

5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

6. Dinas Peternakan dan Perikanan

7. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

8. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

9. Dinas Pekerjaan Umum

10. Dinas Pertambangan, Energi dan Pertanahan

11. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

12. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

13. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

15. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

16. Dinas Pendapatan


17. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

18. Badan Kepegawaian Daerah

19. Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

20. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

21. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

22. Badan Lingkungan Hidup

23. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

24. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

25. Inspektorat Kabupaten

26. Rumah Sakit Umum Daerah

27. Kantor Arsip Daerah

28. Kantor Perpustakaan Daerah

29. Satuan Polisi Pamong Praja

30. Kecamatan

31. Kelurahan

· Masalah-masalah yang Timbul Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

1) Otonomi daerah dikaitkan dengan uang

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa berotonomi daerah berarti daerah harus mencukupi
sendiri segala kebutuhannya terutama di bidang keuangan

2) Daerah belum siap dan belum mampu

Banyak yang berpendapat bahwa kita terlampau tergesa-gesa membuat kebijakan otonomi daerah
karena daerah tidak/belum siap dan tidak/belum mampu.

3) Otonomi Derah Mebuat Pusat Melepaskan Tanggung Jawabnya untuk Membantu dan Membina
Derah

Ada kekhawatiran dari daerah-daerah, jangan-jangan dengan otonomi daerah ini pusat akan
melepaskan sepenuhnya tanggung jawab kepada daerah terutama dalam bidang keuangan.
4) Otonomi Daerah Membuat Daerah Dapat Melakukan Apa Saja

Memang benar daerah dapat melakukan apa saja,tetpai ada norma-norma tertentu yang harus
diperhatikan yaitu norma kepatutan dan kewajaran dalam sebuah tata kehidupan bernegara.

5) Otonomi Daerah Akan emnciptakan Raja-Raja Kecil Di Deah dan Memindahkan Korupsi ke Derah

Hal ini sangat mungkin terjasi kalau otonomi daerah diselenggarakan tanpa kontron dari masyarakat dan
demokrasi tidak berjalan di dalan sebuah sistem politik atau negara.

6) Penyelenggaraan otonomi daerah oleh pemerintah pusat selama ini cenderung tidak di anggap
sebagai amanat konstitusi, sehingga proses desentralisasi menjadi tersumbat.

7) Kuatnya kebijakan sentralisasi membuat semakin tingginya ketergantungan daerah-daerah kepada


pusat yang nyaris mematikan kreativitas masyarakat beserta seluruh perangkat pemerintah di daerah.

8) Adanya kesenjangan yang lebar antara daerah dan pusat dan antar daerah sendiri dalam
kepemilikan sumber daya alam, sumber daya budaya, infrastruktur ekonomi dan tingkat kualitas sumber
daya manusia.

9) Adanya kepentingan melekat pada berbagai pihak yang menghambat penyelenggaraan otonomi
daerah.

Akibat Kesalah Pahaman

a. Masalah Pendapatan Asli Daerah

b. Kemungkinan Terjadinya Disintegrasi Nasional

c. Perekrutan dan Mobilisasi Pegawai

d. Merebaknya Praktik Korupsi , Kolusi , dan Nepotisme di daerah

PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK

Banyak para ahli yang mengemukakan tentang kebijakan publik. Seperti :

Chandler dan Plano (1998) Kebiajakan publik


adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya – sumber daya yang ada untuk memecahkan
masalah-masalah publik atau pemerintah

Thomas R. Dye (1981) Kebijakan publik


dikatakan sebagai apa yang tidak dilakukan maupun apa yang dilakukan oleh pemerintah. Pokok kajian
dari hal ini adalah negara. Pengertian ini selanjutnya dikembangkan dan diperbaharui oleh para ilmuwan
yang berkecimpung dalam ilmu kebijakan publik.

Easton (1969) Kebijakan publik


diartikan sebagai pengalikasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaanya
mengikat. Dalam hal ini hanya pemerintah yang dapat melakukan suatu tindakan kepada masyarakat
dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu tindakan yang dipilih oleh pemerintah yang
merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

Anderson (1975) Kebijakan publik adalah


sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, dimana
implikasi dari kebijakan tersebut adalah:

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang
berorietasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindak-tindakan pemerintah

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah jadi bukan
merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan

4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah
mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan
perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

6. Woll (1966)

Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik
secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

TUJUAN KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik memiliki banyak manfaat, diantaranya ;

Dapat membentuk perilaku atau budaya demokrasi Suatu kebijakan.

Dapat membentuk masyarakat hukum


Menurut Ter Haar Bzn, masyarakat hukum adalah kelompok-kelompok masyarakat yang tetap dan
teratur dengan mempunyai kekuasaan sendiri dan kekayaan sendiri baik berwujud atau tidak berwujud.

Dapat membentuk masayarakat yang bermoral dan berahklak mulia

Dapat membentul masyarakat Madani

Masyarakat Madani artinya masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang berbeda
dan dapat hidup bersama secara damai.

PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT

Peranan masyarakat sangat penting bagi perumusan kebijakan publik. Karena masyarakatlah yang lebih
tahu, apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Bila masyarakat
tidak aktif dalam perumusan kebijakan publik, maka akan muncul dampak negatif yang dapat merugikan
masyarakat, antara lain:

Perumusan kebijakan publik didaerah tidak memenuhi hak-hak rakyat secara menyeluruh

Kebijakan publik itu bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Kebijakan publik itu dapat tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nila budaya
masyarakat.

· Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Wujud partisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah :

a. Partisipasi tenaga

Partisipasi tenaga dapat dilakukan dengan cara menyumbang tenaganya misalnya aktif dalam kegiatan
gotong-royong untuk mempelancar pembangunan di daerah-daerah.

b. Partisipasi buah pikiran


Partisipasi buah pikiran dapat dilakukan dengan cara memberikan saran, gagasan, pendapat baik
secara lisan ataupun tertulis kepada pihak-pihak yang berwenang agar otonomi daerah berjalan dengan
lancer, sesuai dengan harapan.

c. Partisipasi harga benda dan uang/modal

Partisipasi harta benda dan uang/modal dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan harta
benda/uang kepada pemerintah atau badan/lembaga tertentu, atau menabung uang di bank-bank
pemerintah, untuk menunjang dan mendorong agar otonomi daerah berjalan lancar dan pembangunan
berjalan sesuai progam pemerintah.

d. Partisipasi keterampilan

Partisipasi keterampilan dapat dilakukan dengan menyumbang keterampilan/keahliannya kepada


pemerintah demi kelancaran otonomi daerah/pembangunan nasional.

Kebijakan publik harus mendapat dukungan dari rakyat, apabila tidak ada partisipasi warga Negara tidak
ada artinya, hanya berupa tulisan atau dokumen yang tidak bermakna.

GLOBALISASI

A. Pengertian dan pentingnya globalisasi bagi bangsa Indonesia

1. Pengertian globalisasi

- Globalisasi berasal dari ‘globe’ ----- -artinya dunia

- Globalisasi ------- proses mendunia atau menuju satu dunia

- Globalisasi adalah suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala aspek kehidupan ke dalam
satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar dalam kehidupan internasional.

- Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara

Menurut para ahli :

- A.G McGrew ;

Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu
dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain
- Martin Albrow ;

Globalisasi adalah seluruh proses dimana penduduk dunia terinkorporasi (tergabung) ke dalam
masyarakat dunia yang tunggal

2. Faktor pendorong globalisasi

a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat dan pesat

b. Perkembangan teknologi bidang transportasi yang maju

c. Berkembang pesatnya perusahaan perusahaan transnasional

d. Adanya perubahan politik dunia

3. Arti penting globalisasi bagi bangsa Indonesi

a. Memperlancar pelaksanaan pembangunan nasional

b. Memperluas cakrawala dan wawasan masyarakat Indonesia

c. Mendorong perilaku demokratis dan semangat bekerja keras

d. Mempererat persatuan dan kesatuan

e. Mendorong perkembangan perekonomian

B. Politik luar negeri dalam hubungan internasional di era global

1. Pengertian politik luar negeri bebas aktif

Politik luar negeri dalah kebijakan, cara, strategi (teknik) yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan dunia internasional untuk mencapai tujuan nasional

Politik luar negeri bebas aktif

- Bebas : tidak terikat oleh suatu ideologi/politik negara asing/blok negara tetangga/negara adikuasa

- Aktif : aktif dalam kerjasama internasional, aktif dalam menjalankan kebijakan luar negerinya, aktif
dalam memperjuangakan perdamaian dan ketertiban dunia.
- Politik luar negeri bebas aktif adalah politik yang tidak memihak salah satu ideologi/politik/blok
negara, tetapi ikut aktif dalam memperjuangkan perdamaian dan ketertiban dunia

Ciri-ciri/sifat politik luar negeri RI

- Bebas aktif, anti kolonialisme, demokratis, mengabdi pada kepentingan nasional

2. Landasan hukum poltik luar negeri Indonesia

a. Pembukaan UUD 1945

- Alinea : pertama

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan”

- Alinea : empat

“ ….ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social”.

b. Pasal 13 ayat UUD 1945

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul

(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR

(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR

Perbedaan Duta, Konsul dan Atase

- Duta : menangani bidang politik, bertempat di ibu kota negara

- Konsul : menangani bidang social, ekonomi, perdagangan, tempat : kota besar

- Atase : menangani masalah budaya, militer, tempat : di kota-kota besar

3. Peranan Indonesia dalam hubungan internasional di era globalisasi

a. Lebih aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia

b. Menjalin komunikasi antar bangsa


c. Melanjutkan pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif

d. Aktif dalam mempromosikan Indonesia

e. Ikut aktif dalam berbagai organisasi dunia

C. Dampak Globalisasi

1. Dampak positif globalisasi terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

a. Memperluas cakrawala dan wawasan masyarakat Indonesia

b. Tersedianya kesempatan kerja yang luas

c. Terbukanya pasar Internasional secara luas bagi berbagai produk ekspor

d. Mendorong perilaku demokratis

2. Dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara

a. Tumbuhnya kapitalisme dan kesenjangan antara negara maju dan berkembang (miskin)

b. Menumbuhkan gaya hidup individualism, hedonism, konsumerisme dan materialism

c. Masuknya nilai-nilai budaya asing yang negatif (pornografi, pornoaksi)

d. Adanya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan

D. Sikap terhadap dampak Globalisasi

1. Sikap terhadap dampak positif globalisasi

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia

- Memperkuat pasar dalam negeri

- Pelaksanaan otonomi daerah

- Membuka lapangan pekerjaan seluas-luasny


2. Sikap terhadap dampak negatif globalisasi

- Meningkatkan kualitas nilai-nilai keimanan dan moralitas masyarakat

- Mencintai produk dalam negeri

- Meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme

- Menyeleksi budaya asing yang masuk, merasuk bahkan merusak budaya bangsa

- Mengikuti perkembangan informasi dan kemajuan teknologi

PRESTASI

A. Pengertian Prestasi Diri

Prestasi diri adalah hasil usaha yang dicapai dari segala usaha yang telah dikerjakan dan merupakan
puncak dari pengembangan potensi diri baik karena hasil belajar, bekerja/berlatih keterampilan dalam
bidang tertentu. Berprestasi dapat dilakukan di berbagai aspek kehidupan, antara lain

Aspek politik

Misalnya seseorang mampu mengelola sebuah partai kecil menjadi partai besar pemenang pemilu.

Aspek ekonomi

Misalnya seseorang mampu menjalankan usahanya. Keberhasilan itu dapat diperoleh berkat
pengerahan daya dan kekuatan dalam usahanya.

Aspek sosial budaya

Misalnya sebuah grup musik menjadi sangat terkenal tidak hanya di tingkat nasional, namun sampai
tingkat internasional berkat ketekunannya.
Aspek pendidikan

Misalnya seorang siswa lulus dengan nilai yang memuaskan berkat ketekunan dan belajar yang keras.

B. Pentingnya Prestasi Diri Bagi Keunggulan Bangsa

Kita harus mampu mempertahankan hidup dalam kehidupan. Kita harus menjadikan hidup lebih
bermakna. Untuk itu, setiap manusia pasti memiliki berbagai macam kebutuhan. Menurut Maslow,
seorang ahli ilmu jiwa, manusia memiliki 5 kebutuhan diantaranya :

Kebutuhan dasar atau kebutuhan fisik yang menyangkut pemenuhan keperluan jasmani, seperti
makan, minum, pakaian, perumahan, dan sebagainya.

Kebutuhan rasa aman.

Kebutuhan akan cinta kasih dan perhatian.

Kebutuhan akan harga diri.

Kebutuhan akan aktualisasi diri.

Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, manusia harus mengusahakan dengan daya kekuatan
yang dinilikinya. Setiap manusia harus berprestasi agar tercapai hal berikut:

Dapat memenuhi kebutuhanya sehingga dapat mampu mempertahankan hidup dan kehidupanya.

Sebagai bentuk aktualisasi diri, setiap manusia perlu pengakuan atas keberadaanya (eksistensinya).
Pengakuan tersebut diberikan oleh masyarakat, lembaga ataupun negara. Semakin tinggi prestasi
seseorang, pengakuan masyarakat semakin tinggi pula.
Memberi makna atau manfaat pada orang lain, bangsa dan negara. Manusia sebagai makhluk sosial
dalam kehidupanya, selalu bersama orang lain dan saling membutuhkan.

Memberi kepuasan batin kepada diri sendiri dan motivasi untuk lebih berprestasi. Manusia melakukan
sesuatu untuk mengharapkan sesuatu hasil yang memuaskan.

Prestasi diri memiliki peran yang sangat penting bagi keunggulan bangsa. Peran prestasi diri sebagai
berikut:

Meningkatkan taraf hidup bangsa dan negara.

Memperkokoh stabilitas nasional, persatuan dan kesatuan.

Mengharumkan nama baik bangsa dan negara dimata internasional.

Menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

C. Bersikap Positif terhadap Setiap Peluang untuk Berprestasi

Memiliki motivasi dalam mencapai tujuan hidup

Hal-hal yang dapat mempengaruhi motif disebut motivasi. Jadi, motivasi merupakan keadaan dalam diri
seseorang yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian, motivasi mempunyai 3 aspek
yaitu sebagai berikut :

Keadaan terdorong dalam diri seseorang, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan-kebutuhan,
keadaan lingkungan dan keadaan mental.

Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan.


Tujuan yang ingin didapat (dituju) oleh pelaku

Orang yang memiliki motivasi diri yang baik adalah orang yang memiliki cita-cita dinamis, serta tekun
mencurahkan diri dan kemampuannya untuk menjadi cita-cita tersebut.

Memiliki kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan manusia yang dapat melahirkan
pengungkapan yang unik. Orisinil, berbeda sama sekali baru, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

Memiliki optimisme yang realistis

Optimisme yang baik adalah optimisme yang relaistis, yaitu optimisme yang masih dalam jangkauan dan
dimungkinkan untuk dapat dicapai.

Memiliki kualitas mental dan etos kerja

Seseorang yang memiliki kualitas mental dan etos kerja yang baik, tidak akan tergantung dan
terpengaruh orang lain sehingga prestasinya akan membawa kedaiaman dalam hidupnya.

Memiliki rasa percaya diri


Untuk membangun rasa percaya diri, kita harus menghilangkan rasa cemas, takut, dan sikap ragu-ragu
pada diri kita.

D. Menunjukkan kesiapan untuk berkompetisi secara sehat

Beberapa sikap yang menunjukkan kesiapan untuk berkompetisi dengan orang lain secara sehat, yaitu
sebagai berikut :

Fisik dan mental yang sehat dan kuat

Orang yang secara fisik sehat dan kuat adalah seseorang yang selalu menghargai kesehatan.

Memiliki cita-cita yang dinamis

Artinya adalah seseorang yang berpikir jauh ke depan. Cita-cita dan tujuan yang dinamis merupakan dua
hal yang berbeda. Memiliki kecerdasan

Percaya diri dan berdikari

Percaya diri merupakan sikap yang penuh keyakinan pada dirinya, mantap dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari, tidak mudah terpengaruh ucapan, tindakan atau perbuatan orang lain.
Bertanggung jawab dan berani mengambil resiko

Bertanggung jawab dalam arti mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan tepat pada waktunya,
menghindarkan diri dari sikap ingkar janji dan dapat melaksanakan tugas sampai selesai.

Ulet dan tekun

Ulet dalam arti tidak mudah menyerah (putus asa) walaupun dalam keadaan yang paling sulit.

E. Cara-cara untuk Mencapai Keberhasilan

Menurut Paul J. Meyer dari California, ada enam cara untuk mencapai keberhasilan :

Menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan jelas.

Menyusun rencana untuk mencapai tujuan dan menentukan tenggang waktu yang diperlukan untuk
mencapainya.

Motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan.

Mengembangkan keyakinan pada diri atas apa yang diperbuat.

Mengembangkan kemampuan untuk selalu setia pada rencana meskipun terdapat tantangan atau
hambatan.

Berpegang teguh pada prinsip “tidak pernah ada kesempatan yang datang dengan sendirinya kepada
orang yang diam menanti di tempat”.

Anda mungkin juga menyukai