Anda di halaman 1dari 6

DKI - Apakah gejala muncul dalam waktu

A. Definisi: peradangan kulit non-imunologik dekat/beberapa JAM setelah terpapar?


B. Faktor Resiko - Apakah gejala muncul setelah bbrp
- Pekerjaan hari terpapar dan bertahan dalam
- Paparan iritan waktu lama?
- Wanita - DKA dominan gatal, DKI dominan
C. Etiologi: iritan  semua org kena, gaada burning
sensitisasi dulu b. Tinea Manus: lokasi keluhan
D. Patpat: hipsen tipe I biasanya unilateral pada tangan yg
E. Anamnesis dominan
1. Identitas: 8. Keperluan Pengobatan: riwayat alergi
- Usia: bayi, anak lansia obat?
- Gender: wanita F. Pemeriksaan Fisik
- Pekerjaan: kontak dengan iritan - status generalisata: normal, tidak ada
(deterjen, sabun, tanah, air, pelarut) tanda atopic
2. Keluhan Utama: - status dermatologikus:
- Subjektif: gatal, perih, nyeri (dominan a. distribusi: regional
burning) b. lokasi: telapak tangan, area penekanan
- Akut: eritema, edema, bula, kadang fleksural (lipatan kelopak mata, leher,
nekrosis, batas tegas, asimetris siku bag. dalam, pergelangan tangan,
- Akut lambat: eritema  intertriginosa)
vesikel/nekrosis c. karakteristik: batas tegas
- Kumulatif/kronis: eritema, skuama, d. efloresensi: sesuai jenis DKI
lichenifikasi, fisura - perbandingan dengan DD:
3. Riwayat Penyakit sekarang  waktu a. DKA: eritema < DKI, batas tidak
paparan dengan iritan yg dicurigai dan tegas (menyebar), lebih sering ada
onset klinis papul dibanding DKI
- Akut: langsung timbul b. Tinea Manus: unilateral, central
- Akut lambat: 8-24 jam (biasanya clearing (+).
karena tomcat/serangga) G. Pemeriksaan Penunjang
- Kumulatif/kronis: setelah kontak  usulan: patch test
berulang - Bahan yg diujikan ditempel di kulit dan
4. Riwayat Penyakit dahulu dibiarkan 2 hari (min. 24 jam)
 tidak pernah terjadi sebelumnya/tidak - Diliat perubahan pada kulit
ada riwayat alergi - Dievaluasi lagi dalam 1-2 hari stlh
5. Faktor pencetus & resiko lepas
- Riwayat alergi atopik
- Exposure iritan
- Pekerjaan
6. Komplikasi
 infeksi sekunder: pustule (luka
bernanah)
7. DD
a. DKA: riwayat alergi, jarak waktu
pajanan-onset (hipsen IV)
- DKI: (-) - Vitam: bonam

H. Diagnosis - Functionam: bonam

I. Tatalaksana - Sanationam: dubia ad malam


a. Umum:
- Hindari faktor pencetus
- Edukasi mengenai faktor pencetus, patch test menemb=pelkan chamber (kayak
prognosis, informasi penyakit plaster ada bolong2nya) nanti pasiennya gabole
b. Khusus mandi selama pengerjaan patch test, dibacanya
- Basah: kompres terbuka NaCl 0,9% setelah 2 hari lalu baca ulang di 72-96 jamyg
- Kering: krim hidrofilik urea 10% membedakan DKI dan DKA ada di pembacaan
(pelembab) & kortikosteroid potensi kedua- DKA: crescendo
sedang ⁃ DKI: decrescendo
- Kronis: mometason furoate intermiten
2x sehri setelah mandi selama ada sel memori T kalo alergi akan terus
- Kortikosteroid (fitz)  u/ likenifikasi bereaksi kalo DKI selama iritan diilangin
c. Resep
hipersensitivitas tipe 1-4 dan kasus2 di kulitnya
J. Prognosis apa
tipe 2: pemphigus vulgaris E. Anamnesis
tipe 3: cutaneous LE dan reaksi kusta tipe II 1. Identitas: riwayat pekerjaan
2. Keluhan utama: eksim
hafalin dari tiap tingkat 1 - Subjektif: Pruritus (dominan)
- Objektif: Eritema, edema (bengkak),
tachyphylaxis —> kulit membutuhkan dosis yg vesikel
lebih tinggi untuk mencapai efficacy obat yg - Berulang: plak eritematosa likenifikasi,
sama jadi semua steroid jangka maksimalnya 2 hyperkeratosis, fisura
minggu kalo butuh jangka panjang harus 3. Riwayat penyakit sekarang
switching, kecuali mometasone boleh 6 minggu  onset: 48 jam setelah paparan
ULANG
4. Riwayat penyakit dahulu  riwayat
penyakit kulit/alergi
5. Faktor pencetus/predisposisi
- Riwayat alergi di keluarga
- Terpapar allergen (bisa dari hobi)
- Riwayat atopi
- Penggunaan obat2an dan kosmetik
6. Komplikasi (?)
7. DD:  sama kayak DKI
8. Keperluan Pengobatan
 riwayat alergi obat2

F. Pemeriksaan Fisik
- status generalisata: normal
- status dermatologikus:
a. distribusi: lokal/regional/generalisata
b. lokasi: pada tmpt kontak dengan
predileksi
DKA - wajah
A. Definisi: peradangan kulit akibat reaksi alergi - kulit kepala
(kontak dengan allergen) - kelopak mata
B. Faktor Resiko/Pencetus: - bibir
- Riwayat alergi keluarga - leher
- Riwayat alergi pasien (?) - torso
C. Etiologi: hapten (allergen)  gak semua org - ketiak
kena - tangan dan kaki
- Nikel c. karakteristik: batas tidak tegas
- Wewangian d. efloresensi:
- Neomycin - klasik: pruritis, eksim awalnya
- Fomaldehyde lokal
- Cobalt - akut: edema, erythema, vesicle
- Bacitracin (stronger allergen), papule
- Phenoxyethanol (weaker allergen)
- Para-phenyldiamine - subakut: eritema, scaly juicy
D. Patpat: hipsen tipe IV  ada sensitisasi dulu papule, weeping.
- Kronis: skuama, fisur,
likenifikasi I. Tatalaksana
- perbandingan dengan DD: a. Umum
c. DKI: eritema > DKA, batas tegas, - Edukasi
lebih jarang ada papul - Hindari alergen
G. Pemeriksaan Penunjang b. Khusus
 Patch Test (setelah dermatitisnya sembuh 1. Sistemik  derajat berat
& min. stlh 1 minggu berhenti corticosteroid) Kortikosteroid setara prednisone 20
 dibaca hari ke-3 dan ke-7 mg/hari dalam 3 hari
Interpretasi: 2. Topical
(+) : reaksi emah (non-vesikular) dengan - Basah: kompres terbuka NaCl 0,9%
palpable erythema - Kering: krim KS potensi sedang –
(++) : reaksi kuat (edema atau vesikel) tinggi (mometason furoate,
(+++) : reaksi sangat kuat / ekstrim (bulla flutikason propionate, klobetasol
atau ulkus) butirat) dan pelembab
(?+) : hanya makula (non palpable) - Kronis: klobetasol propionate
erythema, meragukan interiten
c. Resep
(IR) : Reaksi Iritan (rekasi eritematosa,
J. Prognosis  tergantung barengan sm
purpura, pustular)
dermatitis oleh endogen atau allergen tidak
H. Diagnosis
bisa dihindari tapi overall
Kriteria Mathias (minimal 4)
- Vitam: bonam
- Manifestasi klinis sesuai dermatitis
- Functionam: bonam
kontak
- Sanationam: dubia ad malam
- Pd lingkungan kerja ada bahan
iritan/allergen
- Distribusi anatomis sesuai area terpajan
- Hubungan antara waktu terpajan dengan
manifestasi klinis
- Penyebab lain telah disingkirkan
- Kelainan kulit membaik saat tidak kerja
- Patch test/tes provokasi dapat
mengidentifikasi penyebab
Staging

SJS/TEN
A. Definisi: kumpulan gejala yg melibatkan
kulit, orifisium (mucous), mata 
mengancam jiwa ditandai dengan nekrosis 4. Riwayat Penyakit dahulu
luas dan pengelupasan epidermis.  riwayat penyakit
SJS < 10% (= erythema multiforma mayor)  riwayat neoplasma
SJS-TEN 10-30% 5. Faktor Pencetus/Predisposisi:
TEN > 30% - Obat (paracetamol, carbamazepine,
B. Etiologi: amoksisilin, triheksilfenidin)  riwayat
- Systemic drug-induced allergy obat sampe 3 bulan terakhir
o Obat baru: 8 minggu - Kemungkinan infeksi
o Obat lama: 12 minggu - neoplasma
- Infection 6. Komplikasi
o Anak: mycoplasma neumonia Sepesis & multiple organ failure
o Dewasa: HSV 7. DD
*efloresensi: iriformis (tengah lebih 8. Keperluan Pengobatan
gelap) E. Pemeriksaan Fisik
- Neoplasma  limfoma - Status generalis:
*raba KGB Konjungtiva: injeksi (konjungtivitis)
C. Patogenesis: hipsen tipe IV (dasarnya) Hidung/mulut: erosi/krusta
- Hipsen I: urtika Genital: erosi/krusta
- Hipsen II: ag-ab di RBC  hemolytic - Status dermatologis
anemia  icteric  coombs test a. Distribusi
- Hipsen III: ag-ab di kapiler/organ  b. Lokasi
ptechiae, ecchymosis, purpura c. Karakteristik
- Hipsen IV: maculopapular eritema d. efloresensi
D. Anamnesis: - Perbandingan dengan DD
1. Identitas: F. Pemeriksaan Penunjang
- Usia > 40 tahun - Lab lengkap,
- Wanita - AGD (memenuhi scorten)
2. Keluhan Utama: - Elektrolit
- Subjektif: demam, batuk, pilek, - Albumin dan protein  bisa
malaise, sakit kepala (1-3 hari hypoalbuminemia (?)
sblmnya) - Fungsi ginjal
- Objektif: eritema, papule, vesikel, - Fungsi liver (terapi)
bullae, erosi, purpura - Gula darah sewaktu (memenuhi scorten)
- Lokasi: generalisata, mukosa mulut - Rontgen paru  komplikasi (apnea 
(nyeri makan?), mukosa genitalia gagal nafas (?))
(nyeri BAK?), mukosa anus/hidung G. Diagnosis
(sedikit), mata  kriteria erpidermyolisis
3. Riwayat Penyakit sekarang <10% SJS
 terdapat gejala sblmnya (kalo karena 10-30% SJS-TEN
obat sblmnya ada penyakit lain) >30% TEN
 perubahan kulit: purpura kecil  *1% BSA = 1 telapak tangan
macula eritematosa  bullae kendor
(nikolsky sign +) DD  4S mirip TEN  perbedaan:
 perubahan mukosa: eritema dan erosi - 4S detachment daerah lipatan & tidak
(konjungtiva, mulut, genital) erosi (mirip luka bakar)
 riwayat pengobatan
- 4S krusta radier di mulut (TEN krusta
sangiolenta di bibir)
- 4S sangat nyeri (TEN tidak)
H. Tatalaksana
1. Berhenti/hindari obat yg dicurigai
2. Terapi suportif
a. Primary survey (stabilisasi): A-B-C,
RL
b. Secondary survey: cairan, nutrisi,
perawatan kulit aseptic (GABOLE
DEBRIDEMENT), perawatan mata
(kompres) dan mukosa mulut
c. Obat: Kortikosteroid sistemik
(setara prednisone)
- 3 mg/kgbb  SJS
- 4 mg/kgbb  SJS-TEN
- 5 mg/kgbb  TEN
I. Prognosis
 SCORTEN
1.

Anda mungkin juga menyukai