Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AUDIT MANAJEMEN

NAMA : Yanthi Esteria Panggabean

NIM : 190522079

MATKUL : Audit Manajemen

KELAS : A-Ekstensi Akuntansi

LANGKAH-LANGKAH AUDIT MANAJEMEN

1. AUDIT PENDAHULUAN

Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit
ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek
audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini,
antara lain:

1. Pemahaman auditor terhadap Objek Audit

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran,
standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi penting
dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:

a. perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.


b. Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c. Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,

Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap


objek audit termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki
menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada
tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki,
digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit
dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.

Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan
secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:

a. Informasi yang mendukung tujuan audit.


b. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c. Informasi yang mengarah pada tujuan audit
2. Penentuan Tujuan Audit

Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang
mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:

a. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya


perusahaan.
b. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c. Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f. Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.

Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:

a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada


pemberi tugas.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang
arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan
tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:

a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.


b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.

Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat
dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus
membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus
lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.

Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:

a. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.


b. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
c. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
d. Pengendalian yang lemah
e. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
f. Perubahan lingkungan objek audit.

Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.

3. Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit

Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu,
penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :

a. Bidang Keuangan
b. Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c. Ekonomisasi
d. Efisiensi
e. Efektivitas

Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan
auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit.
Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:

a. Kriteria
b. Penyebab
c. Akibat (effect)
4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit

Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang


berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus
dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit, sehingga
auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuannya

5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit

Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:

a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit


b. Pendekatan audit
c. Aktivitas tujuan audit

Karakteristik kriteria yang baik antara lain:

a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit.
e. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat
menimbulkan interpretasi yang berbeda.
a. Dapat dibandingkan
b. Diterima semua pihak
c. Lengkap
d. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan
berlangsung.

Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara
lain :

a. Undang-undang (peraturan) yang berlaku


b. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c. Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
d. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
e. Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil audit

Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal
penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah
pemeriksaan lanjutan diperlukan.

Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih
bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai
berikut :

a. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan


audit pada tahap audit selanjutnya.
b. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
c. Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan
yang termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
d. Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada.
e. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
f. Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.

Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan, dan
manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit.
Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan,
mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara
informal ke manajemen.

2. REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN

Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan proses yang berjalan


secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam audit
SDM, auditor harus memahami hal ini terutama yang berkaitan dengan pengelolaan
SDM. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem pengendalian manajemen yang
harus diperhatikan oleh auditor dalam audit SDM antara lain:

1. Pernyataan Tujuan

Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan disosialisasikan ke


berbagai tingkatan manajemen untuk dipahami. Dalam melakukan penelaahan
terhadap system pengendalian manajemen perusahaan, auditor harus memahami
dengan baik tujuan perusahaan.
2. Rencana Perusahaan

Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi
untuk mengimplementasikannya.

3. Kualitas dan Kuantitas SDM yang memadai

Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah kebutuhan
potensial SDM bagi perusahaan (baik kuantitas maupun kualitas) telah terpenuhi
secara ekonomis, efektif dan efisien.

Ruang lingkup audit SDM dibagi ke dalam tiga kelompok, sesuai dengan
administrasi aset tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, dan
penghentian pengguna sebagai berikut:

a. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan
SDM hingga proses seleksi dan penempatan.
b. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM
setelah ada di perusahaan, mulai dari pelatihan dan pengembangan sampai dengan
penilaian kinerja karyawan.
c. Pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri maupun pemecatan
akibat pelanggaran aturan perusahaan.

4. Kebijakan dan Praktik yang Sehat

Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan
harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi
komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak
perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
5. Sistem penelaahan yang efektif

Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan


review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review
yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai

3. AUDIT LANJUTAN

Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan pengelompokan
terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab dan akibat.
Auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang
berkaitan dengan tujuan audit, dan akhirnya dapat disusun suatu simpulan audit dan
dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.

Langkah – langkah audit pada tahap ini meliputi:

1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit.


2. Memperoleh bukti – bukti yang relevan, material, dan komponen. Bukti harus
mempunyai hubungan dengan criteria audit : Relevan, Material, Kompeten,
Cukup
3. Membuat ringkasan dalam pengelompokan bukti. Bukti-bukti yang telah
diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan
elemen tujuan audit meliputi: criteria, penyebab, dan akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara
kondisi dan kritera cukup penting dan material.
1. Mengumpulkan Tambahan Informasi Latar Belakang

Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan
audit. Data yang diperoleh pada tahap ini memungkinkan juga untuk diperoleh
dari luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang
diaudit.
2. Memperoleh Bukti

Dari sudut pandang auditor bukti adalah fakta dan informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses audit, auditor
harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang relevan,
andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dari diperolehnya bukti ini
adalah untuk menentukan bahwa:

a. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima
b. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang, merupakan penyebab dari timbulnya
akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diudit
c. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan
antara kondisi dengan criteria yang telah ditetapkan.
3. Membuat Ringkasan dan Mengelompokkan Bukti
Bukti-bukti yang ditemukan dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan
sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: criteria, penyebab dan akibat.
Bukti-bukti yang termasuk dalam criteria adalah keseluruhan temuan audit yang
berkaitan dengan norma standar yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan bukti-
bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanya berupa berbagai
tindakan menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang merupakan
sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisienan operasi, dan
ketidakefektifan pencapaian tujuan. Bukti-bukti yang merupakan kelompok akibat
biasanya ditemukan terlebih daahulu. Bukti-bukti ini adalah hasil pengukuran
antara penyebab yang terjadi dengan criteria yang berhubungan dengan penyebab
tersebut.
4. Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan

Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus


yang bersangkutan dengan aktivitas yang diaudit, dievaluasi, dan yang dianalisis
karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan.
Dengan pengembangan temuan ini akan diketahui secara lebih jelas tentang
adanya penyimpangan yang terjadi, penyebab terjadinya penyimpangan, dan
akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut serta rekomendasi yang akan
diberikan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut.

5. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan

Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin mengarahkan


perlunya untuk melakukan perubahan arah atau tekanan terhadap audit yang telah
direncanakan atau perlu dilakukannya perluasan atau pengurangan terhadap ruang
lingkup audit. Dengan mengawasi secara seksama terhadap perkembangan hal-hal
yang mungkin merupakan temuan, auditor akan segera bias mengambil keputusan
tentang wujud kegiatan selanjutnya.

4. PELAPORAN

Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara
penyajian laporan audit manajemen, yaitu :

a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan
audit.
b. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.

Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta
rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.

5. TINDAK LANJUT

Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk
komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa
kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa
dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi
yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana,
pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya
merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor, dan juga
harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi
tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak
dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai