Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

MODUL 1
PENGUJIAN MESIN PENDINGIN
Diajukan untuk memenuhi tugas dari paktikum prestasi mesin

Disusun oleh :

Asep Andriana/20161120007

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KEBANGSAAN
BANDUNG
2021
HALAMAN JUDUL
Laporan Praktikum Prestasi Mesin
“Pengujian lemari pendingin”

Telah di terima dan disahkan pada:


Hari Sabtu,Tanggal 14 April, Tahun 2021.

Disusun Oleh :
Asep Andriana
NPM : 20161120007

Menyetujui,
Dosen :

Nurmand Bernard, S.T.


Kata pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan laporan Praktikum Prestasi Mesin Modul Pengujian Mesin
Pendingin,yang mana tugas praktikum ini bertujuan agar mahasiswa bisa lebih tahu tentang
cara menganalisis dan menjalankan suatu mesin pendingin, sehingga mahasiswa diharapkan
akan lebih terbiasa dan tidak asing lagi jika sudah terjun ke dunia kerja secara nyata.

Demikian pengantar laporan Tugas Praktikum Prestasi Mesin Modu l Pengujian


Mesin Pendingin ini, semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pembaca baik mahasiswa,
dosen, maupun pihak lain yang terkait.

Tidak ada gading yang tak retak, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak agar dalam pembuatan/penulisan yang akan datang lebih baik
lagi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telahmembantu baik materil maupun spiritual, sehingga penulisan tugas ini dapat selesaitepat
pada waktunya.

Bandung, 06 April 2021


Penyusun
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Praktikum
1.2. Teori Dasar
1.3. Bahan Dan Alat Percobaan
1.4. Prosedur Percobaan
1.5. Pembahasan
1.6. Jawaban Pertanyaan
1.7. Kesimpulan dan Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan jaman, tentunya perlu diimbangi dengan kemajuan
teknologi. Hal ini di bisa dilihat pada kebutuhan manusia akan peralatan untuk
kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Diantara yaitu suatu alat untuk pendinginan.
Alat pendingin pada saat ini merupakan suatu kebutuhan yang wajib di miliki, sebab
penggunannya memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu pengembangan
mesin pendingin terus dilakukan.
Secara umum mesin pendingin mempunya prinsip kerja yaitu dengan cara
refrigerant yang berada didalam komprsor dinaikkan tekanannya sampai menjadi gas.
Kemudian zat refrigerant itu dialirkan ke dalam kondensor untuk diubah menjadi cair
untuk selanjutnya dialirkan ke dalam kondensor untuk diubah menjadi cair untuk
selanjutnya dilairkan ke dalam katup ekspansi. Setelah melewati katup ekspansi
kemudian zat refrigerant itu di ekspansikan ke dala evaporator dalam bntuk gas untuk
mengambil panas dari lingkungan untuk selanjutna di teruskan ke kompresor.
Penggunaan mesin pendingin secara umum digunakan untuk pendinginan
ruangan saja, namun pada saat ini penggunaan mesin pendingin telah banyak dijumpai
prinsip dari mesin pendingin yang diaplikasikan untuk proses pengawetan, penyerapan
kalor dari bahan-bahan kimia pada industri petrokimia, serta idustri perminyakan.

1.2 Tujuan
a. Memahami prinsip pendinginan kompresi uap
b. Memahami hubungan antara suhu dan tekanan pada proses pendinginan
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Refrigerasi
Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses
pemindahan energi panas yang terkandung di dalam suatu ruangan. Sesuai dengan
hukum kekekalan energi maka kita tidak dapat menghilangkan energi tetapi hanya
dapat memindahkannya dari satu substansi ke substansi lainnya. Untuk keperluan
pemindahan energi panas ruang, dibutuhkan suatu fluida penukar kalor yang
selanjutnya disebut Refrigeran. Pengkondisian udara pada suatu ruang mengatur
mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan.
Sistem refrigerasi yang paling sederhana memiliki komponen utama yaitu
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Untuk mendapatkan suhu udara
yang sesuai dengan yang diinginkan banyak alternative yang dapat diterapkan,
diantaranya adalah dengan menaikkan koefisien perpindahan kalor kondensasi dan
dengan menambahkan kecepatan udara pendingin pada kondensor sehingga akan
diperoleh harga koefisien prestasi yang lebih besar. Lebih lanjut Kusnanto mengatakan
bahwa dengan menambahkan kecepatan udara pendingin pada kondensor maka laju
aliran massa akan menurun sehingga menyebabkan daya kompresor juga mengalami
penurunan. Namun demikian fenomena ini perlu dikaji lebih jauh.

2.2 Prinsip Kerja Mesin Pendingin


Refrigerant merupakan media pemindah kalor pada system refrigerasi, dimana
refrigeran menyerap kalor pada tekanan rendah melalui evaporator dan melepaskan
panas pada tekanan tinggi melalui kondensor. Evaporator menyerap panas dari ruangan
yang dikondisikan sehingga temperatur ruangan menjadi dingin dan refrigeran
bertekanan rendah di dalam evaporator mengalami pendidihan. Uap refrigeran tersebut
kemudian dikompresikan oleh kompressor ketekanan tinggi sehingga temperatur uap
refrigeran tersebut juga mengalami kenaikan sehingga panas refrigeran tesebut dapat
dilepaskan ke lingkungan melalui kondensor sedangkan refrigeran mengalami
kondensasi sehingga refrigeran berubah fasa menjadi cairan pada tekanan tinggi. Cairan
refrigeran tersebut kemudian diekspansikan ke tekanan evaporator untuk siklus
selanjutnya oleh alat ekspansi . Siklus refrigerasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini
:
a. Kompresor

Kompresor adalah jantung dari sistem kompresi uap, karena kompresor adalah
pemompa bahan pendingin keseluruh sistem. Pada sistem refrigerasi kompresor
bekerja membuat perbedaan tekanan,sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari
satu bagian ke bagian yang lain dalam sistem . Karena ada perbedaan tekanan antara
sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah,maka bahan pendingin dapat menggalir
melalui alat pengatur bahan pendingin ke evaporator.
b. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan


pendingin dari dari gas menjadi cair. Selain itu kondensor juga digunakan untuk
membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Laju perpindahan kalor yang dibutuhkan di dalam kondensor
merupakan fungsi dari kapasitas refrigerasi, suhu penguapan serta suhu
pengembunan. Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir
kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkannya dengan air
pendingin (atau dengan udara pendingin pada system dengan pendinginan udara)
yang ada pada temperature normal.
c. Evaporator

Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam
lemari es dan mendinginkannya. Kemudian membuang kalor tersebut melalui
kondensor diruang yang tidak didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja
menghisap bahan pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan didalam
evaporator menjadi rendah dan vakum.

d. Ekspansi
Alat ekspansi mempunyai dua fungsi yaitu menurunkan tekanan refrigeran cair
dan mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Setiap alat tersebut terakhir dirancang
untuk suatu penurunan tekanan tertentu. Katup expansi yang biasa dipergunakan
adalah katup expansi termostatik yang dapat mengatur laju aliran refrigerant, yaitu
agar derajat super panas uap refrigerant di dalam evaporator dapat diusahakan
konstan.

2.3 Suhu dan Tekanan Pada Mesin Pendingin


Mesin pendingin jenis kompressi uap pada dasarnya merupakan sistem yang
tertutup dimana terjadi proses perubahan suhu dan tekanan fluida dari refrigeran yag di
sertai pada perubahan bentuk fase dari refrigeran tersebut. Proses perubahan suhu dan
tekanan nantinya akan terjadi pada saat proses pendinginan dan terjadi pada saat proses
penguapan.
Proses penguapan (evaporasi) dari suatu fluida berkaitan dengan titik didih fluida
tersebut. Salah satu contoh contoh fluifa cair dimana titik didih cairan tersebut
dipengaruhi oleh tekanannya. Titik didih suatu fluida berbanding lurus dengan
tekanannya diman semakin tinggi tekanan fluida maka semakin besar titik didihny,
demikian sebaliknya (BKPM, 2018). Air pada tekanan afmosfit (100 Kpa) mempunyai
titik didih pada suhu 100oC. Jika tekanannya dinaikan menjadi 300kPa, maka titik didih
akan meningkat menjadi 133,52oC, dan jika tekananya turun menjadi 20 kPa maka suhu
titik didihnya menjadi 60,06oC. Hubungan anatra suhu dan tekanan berkaitan dengan
tekanan uap dan titik didih fluifa dan merupakan variabel untuk mengontrol suhu
sistem. Sehingga pada mesin pendingin dengan emnggunakan media refrigeran, untuk
mendapatkan suhu pengidingan yang diinginka maka dapat mengatur tekanan
pendingingan di dalam sistem.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


a. Prototipe mesim pendingin kompresi uap
b. Motor
c. Kondensor
d. Termometer digital
e. Kompresor
f. Evaporator
g. Katub expansi
h. Pipa kapiler
i. Tombol ON / OFF
j. Pengaman tekanan tinggi dan rendah
k. Buku dan alat tulis
l. Handphone

3.2 Prosedur Kerja


a. Memasang kabel sensor suhu dibagian pipa kondensor, katub ekspansi, dan bagian
yang lain.
b. Menyiapkan HP sebagai stopwatch.
c. Setelah alat prototipe sudah disiapkan memulai mengamati hasilnya.
d. Menekan tombol ON, Kemudian setiap 1 menit mencatat data yg dihasilkan dari
tekanan tinggi, tekanan rendah, evaporator, kompresor, kondensor, dan katup
ekspansi.
e. Melakukan pengulangan sampai 15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tekanan Suhu
Wakt
P1 P2 T1 T2 T3 T4
u
Evaporator Kondensor Evaporator Kompresor Kondensor Kt.ekspansi
Start 125 125 25 37,8 33,4 31,5
1 40 200 11,4 48,9 44,9 19,6
2 28 187,5 5,4 48,3 44 17,6
3 20 176 3,5 47,8 41,2 22,8
4 22 173 3,1 49,3 42 28,8
5 25 170 6,3 51,9 42,7 31,3
6 17 164 0 50,5 41,1 27,9
7 18 162,5 -1,1 50,9 40,8 29,4
8 24 162,5 2 53,7 41,5 30,9
9 20 165 4,7 55,6 42,5 30,4
10 20 162,5 -2,2 52,8 40,5 27,6
11 20 162,5 -0,2 53,5 40,8 29
12 24 162,5 4,1 56,2 41,7 30,5
13 18 164 5,6 56,1 41,9 28,9
14 17 162,5 0 54,5 40,5 27,5
15 20 162,5 1,7 55,7 40,8 29,1

4.2 Hasil diagram TS pada evaporator dan kondensor :


a. Evaporator

Grafik Hubungan Tekanan dan Suhu Pada


Evaporator
30
25
20
15 T1
Suhu

10
5
0
-5 0 20 40 60 80 100 120 140

Tekanan

b. Kondensor
Grafik Hubungan Tekanan Dan Suhu Pada
Kondensor
50
40
30
T3
Suhu

20
10
0
120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
Tekanan

4.3 Analisa Data


Praktikum ini yaitu mempelajari hubungan antara suhu dan tekanan pada mesin
pendingin kompresi uap. Pada dasarnya prinsip kerja dari mesin pendingin ini
memanfatkan perubahan fasa dari refrigeran yang digunakan dalam sistem tertutup.
Perubahan fasa dari refrigeran akan terjadi pada pada saar proses kondensasi dan
evaporasi, dimana ferrigeran akan berubah dari fase gas ke cair ataupun sebaliknya.
Perubahan fase ini yang nantinya akan berkaitan dengan suhu dan tekanan didalam
sistem pendinginan.
Berdsarkan data pengamatan yang di peroleh dari percobaan ini di lakukan
pengamatan suhu dan tekanan pada setiap bagian mesin pendingin. Pengamatan di
lakukan selama 15 m3nit dengan interval 1 menit, pada pengamatan tekanan hanya
pada kondensor dan evaporator, dan pengamatan suhu di lakukan pada 4 titik yaitu
kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Pengambian data suhu di laukan
pada permukaan setiap bagian-bagian komponen.
Pada tahapan kompresi menurut data yang di peroleh suhu yang tercatat selama
15 menit pada tahapan ini suhu mengalami peningkatan. Peningkatan suhu ini terjadi
karena prinsip kerja kompresor dimana menaikan tekanan. Dengan naiknya tekanan
maka suhu yang di hasilkan juga akan meningkat. Pada kondisi ini refrigeran tidak
berubah fase hanya saja refrigeran yang berbentuk uap dari evaporator akan di hisap
oleh kompresor untuk di dinaikan tekanannya menuju kondensor. Pada proses ini
terjadi kenaikan temperatur refrigeran. Perpindahan kalor pada proses ini terjadi pada
kondisi kompresi isentropik atau adiabatik.
Setelah proses kompresi uap panas dari kompresor akan di lanjutkan menuju
kondensor. Berdsarkan data yang di peroleh dan hasil gambar gavik menunjukkan suhu
dan tekanan megalami kenaikan. Pada tahapan ini uap panas refrigeran dari
kompresor didinginkan oleh udara luar sampai pada temperatur kondensasi dan uap
tersebut dikondensasikan. Kenaikan suhu terjadi karena pada saat pengukuran
thermocoule mengukur pada permukaan konsor, sedangkan kondensor pada prinsipnya
mengkondensasi jadi kalor yang berada pada refrigeran akan di buang ke lingkungan
sehingga suhu pada permukaan kondensor akan meningkat. Tekanan pada kondisi ini
tetap tinggi.
Pada tahapan berikutnya yaitu pada tahapan menurunan tekanan yaitu pada katup
ekspansi. Berdsarkan hasil data pengamatan suhu pada tahapan ini mengalami
penurunan dari 31,5oC – 29,1oC. Pada proses ini terjadi suatu proses penurunan
tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi menjadi tekanan evaporasi. Pada saat cairan
diekspansikan melalui katup ekspansi atau pipa kapiler menuju evaporator,
temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasi.
Penurunan tekanan refrigeran oleh katup ekspansi dengan tujuan untuk
menurunkan temperatur refrigerant. Refrigeran pada kondisi ini berapa pada fase
uap dan cair.
Tahapan terakhir yaitu pada evaporator. Pada tahapan ini yaiu proses penguapan
refrigerasi pada evaporator serta berlangsung pada tekanan konstan. Berdsaran
hasil data pengataman suhu dan tekanan mengalami penurunan. Selama proses ini
entalpi refrigeran naik akibat penyerapan kalor dari ruang atau benda yang akan di
dnginkan. Besarnya kalor yang diserap adalah beda entalpi antara titik sebelum dan
titik setelah melewati evaporator dan biasa disebut efek pendinginan. Hal ini lah yang
menyebabkan suhu pada evaporator hingga mencapa -2oC. Sedangkan tekanan
refrigeran tetap rendah sesuai dengan keluaran dari katup ekspansi.

4.4. Hitunglah COP dengan massa refrigeran 0.1 kg, 0.2 kg, 0.25 kg, 0.30 kg, 0.35 kg,
0.4 kg dengan tekanan kondensor adalah 1 atm dan temperature panas keluar
lemari es 60 derajat C.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Prinsip pendinginan kompresi uap yaitu memanfaatan proses perubahan fase (uap-
cair) pada refrigrean untuk memindahkan kalor pada sistem tertutup.
b. Hubungan suhu dan tekanan pada proses pendinginan menunjukkan, pada
evaporator suhu dan tekanan berbanding lurus mengalami penurunan, sedangkan
pada kondensor suhu dan tekanan berbanding lurus namun mengalami kenainan.

5.2 Saran
a. Untuk pelaksanan perktikum selanjutnya alat praktikum lebih untuk di persiapkan
lagi, sehingga praktikum dapat berjalan tepat waktu.
b. Penggunaan refrigeran lebih di perbanyak lagi macamnya sehingga dapat
membandingkan antara jenis refrigeran.
DAFTAR PUSTAKA

Poernomo Heroe, 2015, “Analisis Karakteristik Unjuk Kerja Sistem Pendingin (Air
Conditioning) Yang Menggunakan Freon R-22 Berdasarkan Pada Variasi Putar”,
Kapal, Vol. 12, No. 1.

R. Bagus Suryasa, 2015, “Analisa Kerja Mesin Pendingin Kompresi Uap Menggunakan FE-
36 Sebagai Alternatif Pengganti R-22”, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.3, No. 1.

Tim Mesin Pendingin, 2018, “BKPM (Buku Kerja Praktik Mahasiswa)”, Program Studi
Tekni Energi Terbarukan Jurusan Teknik Politeknik Negeri Jember

https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-mesin-pendingin.html

Anda mungkin juga menyukai