Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

DENGAN ARTHRITIS GOUT

OLEH :

Atika Suri

20131106

KELOMPOK I1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIkes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2020/2021
A. Konsep Dasar Lansia

1. Defenisi Lansia

Lansia merupakan tahapan akhir dari siklus kehidupan manusia. Proses menua

merupakan suatu proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

tertentu, tetapi dimulai sejak awal kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami

kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur,

rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan

semakin buruk, gerakan semakin lambat (Nugroho, 2012).

Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang manusia. Manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, remaja,

dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lansia merupakan suatu proses alami mengalami

proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir

(Azizah, 2011).

2. Klasifikasih Menurut Umur

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, ada 4 tahap, yakni lanjut usia

meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly) yaitu kelompok usia 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) yaitu kelompok usia 75 sampai 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) yaitu kelompok usia diatas 90 tahun.

Menurut Prof. Dr. Koessoemanto setyonegoro (Padila, 2013) :

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) yaitu 18 sampai 25 tahun.

b. Usia dewasa penuh (middle years) yaitu maturitas yaitu 25 sampai 65 tahun.
c. Lanjut usia (geriatric age) yaitu diastas 65 tahun.

Di indonesia batasan usia lanjut adalah 60 tahun ke atas terdapat dalam UU no

13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Menurut UU tersebut diatas lanjut

usia adalh seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun

perempuan.

3. Proses Menua

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses

menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai pada suatu waktu

tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Proses menua didefinisikan

sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, profesif dan

detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup (Sofia, 2014).

4. Teori - teori Proses Menua

a. Teori Biologi

1) Teori genetik dan mutasi

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh

molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi

2) Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

3) Autoimun
Pada proses Metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.

Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga

jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.

4) Teori stres

Menua terjadi akibat orang sel-sel yang bisa digunakan. Regenerasi jaringan

tidak dapat mem pertahankan kestabilan lingkungan intern dan stres

menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.

5) Teori radikal bebas

Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksida-oksida bahan organik

seperti karbohidrat dan protein radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat

regenerasi.

b. Teori Sosial

1) Teori aktifitas

Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam

kegiatan sosial

2) Teori pembebasan

Dengan bertambahnya usia, usia seseorang secara berangsur angsur mulai

lepaskan diri dari kehidupan sosialnya.Keadaan mengakibatkan interaksi

sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas juga kwantitas. Sehingga

terjadi Kehilangan ganda yakni;

 Kehilangan peran

 Hambatan kontrol sosial

 Berkurangnya komitmen
3) Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan

lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada suatu saat

merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.

Pokok - pokok dari teori kesinambungan adalah :

 Lansia tak permintaan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam

proses penuaan, akan tetapi itu pada pengalamannya di masa lalu,

dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.

 Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.

 Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.

c. Teori Psikologi

Kebutuhan manusia menurut Hirarki Maslow, menurut teori setiap individu

memiliki hirarki maslow dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi

seluruh perilaku manusia. Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yanga

berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha

batangnya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang pagar tinggi dari

kebutuhan tersebut tercapai.

d. Teori individu jung

Carl Jung menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase

kehidupan yaitu mulai dari masa kanan-kanak, masa muda dan masa dewasa

muda, usia pertenghan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari ego,

ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini

kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif.

Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara

kekuatan ini dapat dilihat pada setia individu, dan merupakan hal yang
penting bagi kesehatan normal.

5. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

a. Perubahan Fisik

Meliputi dari tingkat sel sampai kesemua organ tubuh, diantaranya sistem

musculokeletal, sistem pernafasan, pengaturan tubuh, gastrointestinal, genita

urinaria, endokrin, dan integumen. Masalah psikologis yang sering di alamai lansia

seperti, demensia, kecemasan gangguan tidur, dan depresi.

1) Perubahan Sistem Kardivaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta

menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan volume

menurun (frekuensi denyut jantung maksimal = 200/umur), curah jantung,

kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah perifer

untuk oksigenasi berkurang, perubahan dari posisi tidur ke duduk (duduk ke

berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

(mengakibatkan pusing mendadak), kinerja jantungg lebih rentan terhadap

kondisi dehidrasi dan perdarahan, timbunan kalsium dan lemak berkumpul

didalam dinding arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok.

2) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal yaitu tropi

mukosa, atropi dari sel kelenjer, sel parietal, dan sel chief akan

menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang

ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung

makanan menjadi lebih berkurang, dan proses perubahan protein menjadi


pepton terganggu, karena sekresi asam lambung berkurang dan rasa lapar

yang berkurang.

3) Perubahan Sistem Respiratori

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem respiratori yang dialami

oleh lansia yaitu perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan

dinding dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernafasan sekitar 20%

pada usia 60 tahun, atrofi otot-otot pernafasan dan penurunan kekuatan otot-otot

pernafasan dapat meningkatkan risiko berkembangnya keletihan otot-otot

pernafasan pada lansia, dan perubahan fisiologi yang ditemukan pada lansia

yaitu alveoli menjadi berkurang berfungsi sehingga kapasitas penggunaan

menurun kapasitas difusi paru-paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi

permintaan tubuh.

4) Perubahan Sistem Endokrin

Perubahan-perubahan yang terjadi pada endokrin yaitu produksi hormon

hampir semua menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tak berubah,

pertumbuhan hormone pituitary ada terapi lebih rendah dan hanya ada di

pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan

LH, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads,

progesteron, estrogen, dan testosterone, dan defesiensi hormonal dapat

menyebabkan hipotirodisme.

5) Perubahan Sistem Integumen

Perubahan-perubahan pada sistem integumen yaitu kulit keriput akibat

kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisitasnya karena

menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose, kelenjer-kelenjer

keringat mulai tak berdaya dengan baik, sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperatur yang tinggi, kulit pucat dan terdapat

bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-

sel yang memproduksi pigmen, menurunnya aliran darah dalam kulit juga

menyebabkan penyembuhan luka-luka kurang baik, kuku pada jari tangan

dan kaki menjadi tebal dan rapuh dan temperatur tubuh menurun akibat

kecepatan metabolisme yang menurun.

6) Perubahan Sistem Neurologi

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem neurologi yaitu berat

otak menurun, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat dalam

respon dan waktu untuk berpikir, berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitif terhadap

perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif

terhadap sentuhan, cepatnya menurunkan hubungan persyarafan, reflek tubuh

akan semakin berkurang serta terjadi kurang koordinasi tubuh, dan membuat

usia lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat sesuatu.

7) Perubahan Sistem Genita Urinaria

Perubahan yang terjadi pada sistem perkemihan pada usia lanjut yaitu otot-

otot pengatur fungsi saluran kencing menjadi lemah, frekuensi buang air

kecil meningkat, terkadang terjadi ngompol, dan aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50%. fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang

kemampuan mengkonsentrasi urine.

8) Perubahan Sistem Sensori (Panca Indra)

Perubahan pada panca indra. Pada hakekatnya panca indra merupakan suatu

organ yang tesusun dari jaringan, sedangkan jaringan sendiri merupakan

kumpulan sel yang mempunyai fungsi yang sama. Karena mengalami


proses penuaan (aging) sel telah mengalami perubahan bentuk maupun

komposisi sel tidak normal. Maka secara otomatis fungsi indra pun akan

mengalami penurunan.Hal ini dapat dilihat pada orang tua yang secara

berangsur-angsur mengalami penurunan kemampuan pendengaran dan mata

kurang kesanggupan melihat secara fokus objek yang dekat bahkan ada

menjadi rabun, demikian juga indra pengecap, perasa penciuman berkurang

sensitivitasnya.

9) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh, gangguan

tulang yakni mudah mengalami demineralisasi, kekuatan dan stabilisan tulang

menurun terutama vertebra pergelangan dan paha. Insiden rematik dan fraktur

meningkat pada area tulang tersebut, kifosis, gerekan pinggang, lutut dan jari-

jari pergelangan terbatas, gangguan gaya berjalan, persendian membesar dan

menjadi kaku, tendon otot mengecil sehingga gerakan menjadi lambat, otot

kram dan tremor, aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.

b. Perubahan Mental

Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.

Perubahan-perubahan mental ini erat sekali perubahannya dengan perubahan fisik,

keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi lingkungan.

Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama faktor perubahan abstrak

mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu.

Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan

tidak senang dan cemas, merasa terancam pesimis, timbulnya suatu penyakit atau
takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu

untuk mandiri serta cenderung bersifat entrovert.

c. Perubahan Psikososial

Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam,

tergantung pada kepribadian individu yang seri. Pada saat ini orang yang telah

menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan

dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, persiapan diri

untuk masa pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat

untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan

untuk menikmati sisa hidupnya.

d. Perubahan Spiritual

1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan

2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam

berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.

3) Perkembangan rohani pada usia 70 tahun, perkembangan yang tercapai

pada tingkat ini adalah berpikir dan bertinda.


B. Konsep Dasar Penyakit

1. Defenisi

Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering

ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat didalam

ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme purin.

Hal penting yang mempengaruhi penumpukan kristal urat adalah hiperurisemia dan

supersaturasi jaringan tubuh terhadap asam urat. Apabila kadar asam urat didalam

darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit

Gout Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan kristal

monosodium urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara,

2013).

Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh yang diakibatkan

oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi dalam
darah melebihi batas normal yang menyebabkan penumpukan asam urat didalam

persendian dan organ lainnya (Susanto, 2013).

Penyakit asam urat atau bisa dikenal sebagai arthritis gout merupakan suatu

penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat didalam

tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu

komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Penyebab penumpukan

kristal didaerah persendian di akibatkan kandungan purinnya dapat meningkatkan

kadar urat dalam darah antara 0,5-0,75 g/ml purin yang dikonsumsi.

Arthritis gout merupakan salah satu penyakit metabolic (metabolic syndrom)

yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol . arthritis

gout adalah jenis arthritis terbanyak ketiga setelah osteoarthritis dan kelompok

rematik luar sendi (gangguan pada komponen penunjang sendi, peradangan,

penggunaan berlebihan). Penyakit ini mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan faktor utama

terjadinya arthritis gout (Roddy&Doherty, 2010).

2. Klasifikasi

a. Penyakit gout primer

Sebanyak 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan

dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan

gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam

urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari

tubuh.

b. Penyakit gout primer

Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam

urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang
tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam

nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur

pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit

darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat

kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit

kulit (psoriasis), kadar trigliseida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang

tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil

buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang

meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

3. Etiologi

Gout terjadi jika terdapat penimbunan kristal urat dikelilingi sendi sehingga

menyebabkan terjadinya inflamasi dan rasa nyeri. Asam urat terbentuk dari

pemecahan purine yang masuk secara berlebihan ke dalam tubuh penderita melalui

makanan, misalnya organ dalam (jeroan), ikan, herring, asparagus, dan jamur

(mushroom).

Menurut Fitiana (2015) terdapat faktor resiko yang mempengaruhi Gout

Arthritis adalah :

a. Usia

Pada umumnya serangan gout arthritis yang terjadi pada laki-laki mulai dari

usia pubertas hingga usia 40-69 tahun. Sedangkan pada wanita serangan gout

arthritis terjadi pada usia lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi pada saat

menopause. Karena wanita memiliki hormon estrogen, hormon inilah yang

dapat membantu proses pengeluaran asam urat melalui urin sehingga asam urat

didalam darah dapat terkontrol.


b. Jenis kelamin

Laki-laki memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dari pada wanita,

sebab wanita memiliki hormon ekstrogen.

c. Konsumsi purin yang berlebih

Konsumsi purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar asam urat di

dalam darah, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin.

d. Konsumsi alkohol

e. Obat-obatan

Serum asam urat dapat meningkat pula akibat salisitas dosis rendah (kurang

dari 2-3 g/hari) dan sejumlah obat diuretik,serta antihipertensi.

4. Manifestasi Klinis

a. Nyeri sendi

b. Menyerang satu sendi saja

c. Kesemutan dan linu

d. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur

e. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar

biasa pada malam maupun pagi hari.

f. Tofi pada ibu jarim mata kaki dan pina telinga

g. Gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak

5. Patofisiologi

Pada hiperurisemi, peningkatan kadar urat ada dalam cairan ekstraselular lain,

termasuk cairan synovial, dan juga pada plasma. Akan tetapi cairan synovial

merupakan pelarut yang buruk untuk pembentukan kristal urat.


Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respon loka, sistemik dan

psikologis. Rasa nyeri yang timbul pada klien karena respon inflamasi lokal

menyebabkan kompresi saraf. Respon nyeri sendi pada sendi akan menyebabkan

gangguan metabolisme. Peningkatan metabolisme akan menyebabkan pemakaian

energi berlebihan sehingga klien cenderung akan mengalami malase, anoreksia, dan

status nutrisi klien tidak seimbang. Pembentukan pannus pada pergelangan kaki

menyebabkan masalah citra tubuh dan prognosis penyakit dapat menimbulkan

espon ansietas (Ayu Linda, 2012).

6. Patways Keperawatan

Alkohol makanan pementukan asam


urat yang berlebihan
(jeroan, dll)
Kadar laktat
Dalam darah kadar protein berkurangnya ekskresi
asam uratdi tubulus ginjal

Gangguan metabolisme purin

GOUT

Pelepasan kristal monosodium urat (crystall shedding)

Diluar cairan tubuh

Penimbunan kristal urat dlm &


sekitar sendi
Penim
bunan
pada membran
sinovial & tulang
rawan artkular

Pengendapan kristal urat


Erosi tulang rawan,
poliferasi sinovial &
pembentukan panus

Perangsang respon fagositosis


oleh leukosit

Leukosit memakan kristal urat degenerasi tulang rawan sendi

Mekanisme peradangan terbentuk tofsis, fibrosis, akilosis


pada tulang

Pelepasan sirkulasi darah akumulasi cairan


Mediator daerah eksudat pada pembentukan perubahan
Kimia oleh sel jaringan intertisial tukak pada bentuk
Mast:bradikinin, va sodilatasi sendi tubuh pada
Histamin, dari kapiler oedema jaringan tulang &
Hipotalamus tofus-tofus sendi
Efisema, penekanan pada mengering
Menstimulasi panas jaringan sendi Ggg. Citra
Nosiseptor tubuh
kekakuan pada
sendi
nyer Ggg.
Mekanisme i Perfusi
jaringa membatasi
Nyeri pergerakan
sendi

Hambatan
mobilitas
fisik

7. Komplikasi

Penderita gout minimal mengalami albuminuria sebagai akibat gangguan fungsi

ginjal. Terdapat tiga kelainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia dan gout, yaitu :

a. Nefropati urat
Yaitu deposisi krista urat pada intersititial medulla dan pyramid ginjal,

merupakan proses yang krinis, ditandai oleh adanya reaksi sel giant di

sekitanya.

b. Nefropati asam urat urat yaitu presipitasi asam aurat dalam jumlah yang besar

pada duktus akut. Disebut juga sindrom lisis tumor dsa serimg didapatkan pada

pasien leukemia dan limfoma pascakemoterapi.

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Seseorang dikatakan menderita asam urat ialah apabila pemeriksaan

laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 7 mg/dL untuk

pria dan lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Bukti adanya kristal urat dari cairan

sinovial atau dari topus melalui mikroskop polarisasi sudah membuktikan,

bagaimana juga pembentukan topus hanya setengah dari semua pasien dengan

gout.

b. Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan cairan sendi dilakukan dibawah mikroskop. Tujuannya ialah

untuk melihat kristal urat atau

9. Penatalakasanaan

 Terapi Non Farmakologi

a. Diet

Penyebab kelebihn asam urat/hiperurisemia adalah diet tinggi purin,

obesitas, konsumsi alkohol, dan penggunanaan beberapa obat seperti tiazid dan

deuretik kuat akan menghambat ekskresi asam urat di ginjal, serta aspirin dosis

rendah <3 g memperburuk hiperurisemia.

b. Membatasi asupan purin atau rendah


Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1.000 mg per hari,

namun penderita asam urat harus membatasi menjadi 120-150 mg per hari.

Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti

juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein

yang dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70 gram bahan mentah per

hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.

c. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan

Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh

berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan.

d. Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat

Jenis karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita asam urat

adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi. Karbohidrat

kompleks ini sebaiknya dikonsumsi tidak kurang dari 100 gram per hari, yaitu

sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total.

e. Mengurangi konsumsi lemak

Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan, seafood, makanan

yang digoreng, makanan bersantan, margarin, mentega, avokad, dan durian

sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya hanya 10-15% dari kebutuhan

energi total.

f. Mengonsumsi banyak cairan

Penderita rematik dan asam urat disarankan untuk mengonsumsi cairan

minimum 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih,

teh, kopi, cairan dari buah-buahan yang mengandung an banyak air seperti apel,

pir, jeruk, semangka, melon, blewah, dan belimbing.


g. Tidak mengomsumsi minuman beralkohol

Alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini bisa

menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Karena itu, orang yang sering

mengonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.

h. Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral

Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, sesuai dengan kebutuhan tubuh

akan dapat mempertahankan kondisi kesehatan yang baik.

 Terapi Farmakologi

Penanganan gout arthritis dibagi menjadi penanganan serangan akut dan

penanganan serangan kronis.

a. Serangan Akut

Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain :

 NSAID

 COX-2 Inhibator

 Colchicine

 Steroid

b. Serangan Kronis

 Allopurinol

 Obat Urikosurik
Asuhan Keperawatan teoritis
Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerusterhadap anggota

keluarga yang dibinanya.Data yang dikumpulkan meliputi :

1. Data umum

Data ini mencakup kepala keluarga (KK), umur, alamat dantelepon, pekerjaan dan

pendidikan KK, dan komposisi keluarga.Selanjutnya komposisi keluarga dibuat

genogramnya.

2. Genogram , Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram :

 Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri

 Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atauperempuanTahun dan

penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-lakiatauperempuan

3. Kebutuhan sehari-hari

a. Kebutuhan nutrisi

Menjelaskan tentang hasil identifikasi makanan sehari-haripada keluarga, meliputi

pengadaan makanan, komposisimakanan, penyajian makanan, diit/pantangan dalam

keluarga,pengelolaan makanan, pengelolaan air minum, pemenuhannutrisi keluarga.

b. Istirahat tidur

Menjelaskan tentang pola istirahat tidur sehari-hari padakeluarga meliputi lamanya

keluarga dalam beristirahat,kebiasaan keluarga dalam pemenuhan istirahat tidur,

danlingkungan sekitar rumah yang mempengaruhi istirahat tidur.

4. Status lingkungan

a) Karakteristik rumah

Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihunikeluarga meliputi luas,

tipe, jumlah ruangan, pemanfaatanruangan, sarana pembuangan air, limbah dan

kebutuhansaran air bersih dan minumyang digunakan.

b) Karakteristik tetangga dengan komunitas


Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dankomunitas setempat, yaitu

keadaan sekitar tempat tinggalkeluarga, meliputi kebiasaan, seperti lingkungan

fisik,nilai dan norma serta aturan dan budaya setmpat yangmempengaruhi

kesehatan

c) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluargauntuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang adadan sejauh mana keluarga dapat berinteraksi

denganmasyarakat sekitarnya.

d) System pendukung keluarga

Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitaskesehatan yang

menunjang kesehatan (bpjs, askes,jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang

lain)

e) Struktur keluarga

Nilai atau norma keluarga, struktur peran, polakomunikasi keluarga, struktur

kekuatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronik b.d kondisi kronis

2. Gangguan pola tidur

3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d kondisi kronis

5. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/ bentuk tubuh

Intervensi keperawatan
N Diagnosa SKI SIKI

O keperawatan
1. Nyeri kronik Tingkat nyeri : Manajemen Nyeri :

b.dKondisi kronis 4) Kemampuan observasi :

menuntaskan aktivitas -Indentifikasi lokasi, karakteristik,

5) Meringis durasi frekeuensi kualitas, intesitas

6) Kesulitan tidur nyeri

7) Gelisah -Indentifikasi skala nyeri

-Indentifikasi faktor memperberat

dan memperingan nyeri

-Indentifikasi pengetahuan tentang

nyeri

-Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah

diberikan

Terupeutik :

-Berikan teknik nonfarmokologis

untuk mengurangi rasa nyeri

( terapi pijat, aromaterapi, kompres

hangat)

-Kontrol lingkungan yang

memperberat rasa nyeri

-Fasilitas istirahat dan tidur

-Pertimbangan jenis dan sumber

nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri
Edukasi :

-Jekaskan penyebab dan pemicu

nyeri

-Jelaskan strategi meredakan nyeri

-Anjurkan memonitoring nyeri

secara mandiri

-Ajarkan teknik nonfarmokologis

duntuk mengurangi rasa nyeri

2. gangguan pola pola tidur : edukasi aktivitas istirahat :

tidur - Keluhan sulit observasi :

tidur -identifikasi kesiapan dan

- Keluhan sering kemampuan menerima informasi

terjaga Terupeutik :

- Keluhan tidak -Sediakan materi dan media

puas tidur pengaturan aktivitas istrihat

- Keluhan istirhat -Jadwalakn pemberian pendidikan

tidak cukup kesehatan sesuai kesepakatan

-Berikan kesempatan kepada

pasien

Edukasi

-Jelaskan pentingnya melakukan

aktivitas fisik

-Anjurkan aktivitas keterlibatan

kelompok

-Ajarkan kebutuahn istirahat


Daftar pustaka

Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia.Salemba Medika : Jakarta. Stanley,

Mickey. 2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC : Jakarta.

Buku ajar keperawatan Gerontik/ oleh Sofia Rhosma Dewi – Ed.1,Cet,1- Yogyarkata :

Deepublish, Maret 2014

Daud R., 2010,Diagnosa dan penatalaksanaan Artritis Rhumatoid, skripsi,Fakultas

Kedokteran ,Universitas Indonesia , Jakarta

Edisi ke-5. Jakarta: EGC

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.

Komisi lanjut usia ( Komnas Lansia) 2010. Profil penduduk lanjut usia tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai