Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhil Mubaraq

Stambuk : B50119129
Kelas :C
MK : Ilmu Politik

REVIEW BAB 7 PARTAI POLITIK


Pada bab 7 tentang partai politik di buku ‘MEMAHAMI ILMU POLITIK’ yang ditulis
oleh Ramlan Surbakti ini membahas tentang asal, ciri, fungsi, tipologi, dan sistem partai
politik. Di sini para mahasiswa serta masyarakat umum yang ingin mempelajari partai politik
bisa membaca di bagian bab 7 pada hal 113 sampai 130.

A. Asal, Ciri dan Arti


Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik. Pertama,
teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya
partai politik. Kedua, teori situasi historis yang melihat timbulnya partai politik
sebagai upaya suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan dengan
perubahan masyarakat secara luas. Ketiga, teori pembangunan yang melihat partai
politik sebagai produk mordenisasi sosial ekonomi.
Yang dimaksudkan dengan partai politik ialah organisasi yang mempunyai
kegiatan yang bersinambungan. Artinya, masa hidupnya tak bergantung pada masa
jabatan atau masa hidup para pemimpinnya.
Ciri-ciri partai politik ialah berakar dalam masyarakat local, melakukan
kegiatan secara terus menerus, berusaha memperoleh dan mempertahankan
kekuasaan dalam pemerintahan, dan ikut serta dalam pemilihan umum.
B. Fungsi Partai Politik
Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan
guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan idiologi tertentu.
1. Sosialisasi Politik
Yang dimaksud dengan sosialisasi politik iyalah proses pembentukan sikap
dan orientasi politik para anggota masyarakat. Dari segi metode penyampaian pesan,
sosialisasi politik dibagi dua, yakni pendidikan politik dan indoktrinasi politik.
Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogic diantara pemberi dan penerima
pesan. Indoktrinasi politik iyalah proses pihak ketiga penguasa memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan symbol yang
dianggap pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik.
2. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam
sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
3. Partisipasi Politik
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi
proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut
menentukan pemimpin pemerintahan.
4. Pemadu Kepentingan
Dalam masyarakat terdapat sejumlah kepentingan yang berbeda bahkan
acapkali bertentangan, seperti antara kehendak mendapatkan keuntungan sebanyak
banyaknya dan kehendak untuk mendapatkan barang dan jasa dengan harga murah
tetapi bermutu; antara kehendak untuk mencapai efisiensi dan penerapan teknologi
yang canggih, tetapi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, dan kehendak untuk
mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan; antara kehendak untuk mencapai
dan mempertahankan pendidikan tinggi yang bermutu tinggi, tetapi dengan jumlah
penerimaan masiswa yang lebih sedikit dan kehendak masyarakat untuk
menyekolahkan anak ke perguruan tinggi; antara kehendak menciptakan dan
memelihara kestabilan politik dan kehendak berbagai kelompok, seperti masiswa,
intelektual, pers, dan kelompok agama untuk berkumpul dan menyatakan pendapat
secara bebas.
5. Komunikasi Politik
Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari
pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.
6. Pengendalian Konflik
Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk
mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak pihak yang berkonflik,
menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak pihak
yang berkonflik dan membawa permasalahan ke dalam musyawarah badan
perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.
7. Kontrol Politik
Kontrol politik ialah kegiatan untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan dan
penyimpangan dalam isi suatu kebijakan atau dalam pelaksanaan kebijakan yang
dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah.
C. Tipologi Partai Politik
Tipologi partai politik ialah pengklasifikasikan berbagai partai politik
berdasarkan kriteria tertentu, seperti ases dan orientasi, komposisi dan fungsinya
anggota, basis social dan tujuan.
1. Asas dan Orientasi
Berdasarkan Asas dan orientasinya, partai politik diklasifikasikan menjadi tiga
tipe, yaitu partai politik pragmatis, partai politik doktriner, dan partai politik
kepentingan. Partai politik pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program
dan kegiatan yang tak terikat kaku pada suatu doktrin dan idiologi tertentu. Partai
doktriner iyalah suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan
konkrit sebagai penjabaran idiologi. Partai kepentingan merupakan suatu partai
politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu, seperti petani,
buruh, etnis, agama, atau lingkungan hidup yang secara langsung ingin berpartisipasi
dalam pemerintahan.
2. Komposisi dan Fungsi Anggota
Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu partai massa atau lindungan dan partai kader. Partai politik massa
atau lindungan (patronage) iyalah partai politik yang mengandalkan kekuatan ada
keunggulan jumlah anggota dengan cara memobilisasi massa sebanyak banyaknya,
dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi berbagai kelompok dalam
masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dengan mudah Dimenangkan, dan
kesatuan nasional dapat dipelihara, tetapi juga masyarakat dapat dimobilisasi untuk
mendukung dan melaksanakan kebijakan tertentu.
3. Basis Sosial Dan Tujuan
Menurut basi sosialnya, partai politik dibagi menjadi empat tipe, yaitu:
1. Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat,
seperti kelas atas, menengah, dan bawah.
2. Partai politik yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan
tertentu, seperti petani, buruh, dan pengusaha.
3. Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu
seperti Islam, Katholik, Protestan, dan Hindu.
4. Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari kelompok budaya
tertentu, seperti suku bangsa, Bahasa, dan daerah tertentu.
Berdasarkan tujuan, partai politik dibagi menjadi tiga. Pertama, partai perwakilan
kelompok. Kedua, partai pembinaan bangsa. Ketiga, partai mobilisasi.
D. Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian ialah pola perilaku dan interaksi antara sejumlah partai
politik dalam suatu system politik. Maurice Duverger menggolongkan system
kepartaian menjadi tiga, yaitu system partai tunggal, sistem dwipartai dan system
banyak partai.
1. Jumlah Partai
Penggolongan sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai dapat
dikemukakan seperti berikut. Bentuk partai tunggal (totaliter, otoriter, dan
dominan), sistem dua partai dominan dan bersaing, dan sistem banyak partai.
Partai tunggal Totaliter biasanya merupakan partai doktriner dan diterapkan
di negara negara komunis dan fasis. Partai tunggal otoriter ialah suatu sistem
kepartaian yang di dalamnya terdapat lebih dari satu partai tetapi terdapat satu
partai besar yang digunakan oleh penguasa sebagai alat memobilisasi masyarakat
dan mengesahkan kekuasaannya, sedangkan partai-partai lain kurang dapat
menampilkan diri karena ruang gerak dibatasi penguasa. Partai tunggal dominan
tetapi demokratis ialah suatu sistem kepartaian yang didalamnya terdapat lebih dari
satu partai, namun satu partai saja yang dominan (secara terus menurus berhasil
mendapatkan dukungan untuk berkuasa), sedangkan partai-partai lain tidak mampu
menyaingi partai yang dominan, walaupun terdapat kesempatan yang sama untuk
mendapatkan dukungan melalui pemilihan umum.
Sistem dua partai bersaing merupakan suatu system kepartaian yang
didalamnya terdapat dua partai yang bersaing untuk mendapatkan dan
mempertahankan kewenangan pemerintah melalui pemilihan umum.
Sistem banyak partai merupakan suatu system yang terdiri atas lebih dari dua
partai yang dominan.
2. Jarak Ideologi
Ilmuwan politik Italia bernama Giovanni Sartori berpendapat lain tentang
sistem kepartaian ini. Menurutnya, penggolongan sistem kepartaian bukan masalah
jumlah partai, melainkan jarak idiologi diantara partai partai yang ada. Kongkritnya,
penggolongan sistem kepartaian didasarkan atas jumlah kutub (polar), jarak diantara
kutub-kutub itu (polaritas), dan arah perilaku politiknya.
Oleh karena itu, Satori mengklasifikasikan system kepartaian menjadi tiga,
yaitu pluralism sederhana, pluralism moderat, dan pluralism ekstrim.

Anda mungkin juga menyukai