Anda di halaman 1dari 33

1

BAHAN PEMBELAJARAN
ILMU DASAR KEBIDANAN

Kebutuhan Eliminasi, Tidur, Personal Hygien dan


Seksualitas Serta Permasalahanya

LUTVIA DWI ROFIKA.SST.,M.Kes

PRODI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2

KEBUTUHAN
ELIMINASI
3
1. Kebutuhan Eliminasi
A. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ retroperitoneal (di belakang selaput perut), terdiri atas
ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur
komposisi dan volume cairan dalam tubuh serta penyaring darah untuk dibuang
dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan
menahannya agar tidak bercampur dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada
bagian ginjal terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang merupakan
unit dari struktur ginjal. Melalui nefron, urine disalurkan ke bagian pelvis ginjal,
kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
 2.  Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan sebuah kantong yang terdiri atas otot halus, berfungsi
menampung urine. Dalam kandung kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot
yang paling dalam, memanjang di tengah, dan melingkar yang disebut sebagai
detrusor, berfungsi untuk mengeluarkan urine biila terjadi kontraksi. Pada dasar
kandung kemih terdapat lapisan tengah jaringan otot berbentuk lingkaran bagian
dalam atau disebut sebagai otot lingkar yang berfungsi menjaga saluran antara
kandung kemih dan uretra, sehingga uretra dapat menyalurkan urine dari kandung
kemih ke luar tubuh.
Penyaluran rangsangan  ke kandung kemih dan rangsangan motoris ke otot lingkar
bagian dalam diatur oleh sistem simpatis. Akibat dari rangsangan ini, otot lingkar
menjadi kendor dan terjadi kontraksi sfingter bagian dalam sehingga urine tetap
tinggal dalam kandung kemih. Sistem parasimpatis menyalurkan rangsangan
motoris kandung kemih dan rangsangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar.
Rangsangan ini dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot detrusor dan
kendurnya sfingter.
3. Uretra
Merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian luar. Fungsi uretra
pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada pria. Pada pria uretra digunakan
sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi, berukuran panjang 13,7 –
16,2 cm, dan terdiri atas tiga bagian, yaitu prostat, selaput (membran) dan bagian
yang berongga (ruang). Pada wanita, uretra memiliki panjang 3,7 – 6,2 cm dan
hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian luar tubuh.
Saluran perkemihan dilapisi oleh membrane mukosa, dimulai dari meatus uretra
hingga ginjal. Meskipun mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa
melewati uretra bagian bawah, membrane mukosa ini, pada keadaan patologis, yang
4
terus-menerus akan menjadikannya media yang baik untuk pertumbuhan beberapa
pathogen.
B. Proses Berkemih
Bekemih (mictio, mycturition, voiding atau urination) adalah proses pengosongan
vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam
vesika urinaria yang merangsang saraf-saraf sensorik dalam dinidng vesika urinaria
(bagian reseptor). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila berisi
kurang lebih 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan, melalui medulla spinalis dihantarkan ke pusat pengontrol
berkemih yang terdapat dikorteks serebral, kemudian otak memberikan
impuls/rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, serta
terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sfingter internal.
 C. Komposisi Urine:
1. Air (96%)
2. Larutan (4%)
a) Larutan organic (Urea, ammonia, keratin dan uric acid)
b) Larutan anorganik (Natrium (sodium), klorid, kalium (potasium), sulfat,
magnesium, dan fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang
paling banyak)
D. Urine normal:
Dalam 24 jam, orang dewasa yang sehat, mengeluarkan urine sekitar 1000-1500 ml.
Namun jumlah ini bisa berubah tergantung dari berbagai faktor diantaranya:
a) Jumlah cairan yang diminum
b) Diet
c) Umur
Warna air seni (urine) yang normal ialah kuning muda sampai kuning sawo. Kalau
urine tidak banyak dan pekat warnanya akan lebih tua, kalau ditambahi air warnanya
akan lebih muda. Urine yang noemal adalah jernih, kalau dibiarkan menjadi dingin
dapat muncul semacam kabut dan sedimen yang disebabkan oleh adanya urateses
dan fospat yang mengendap akibat reaksi urine berubah dari asam ke alkali. Urine
yang normal akan jernih kembali kalau ditambahkan asam dan dipanaskan sampai
suhu tubuh.
 E. Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
1. Diet dan Asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output atau
jumlah urine. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.
Selain itu kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
5
2. Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan untuk berkemih dapat menyebabkan urine
banyak tertahan di vesika urinaria sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria
dan jumlah pengeluaran urine.
3. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi, dalam
kaitannya dengan ketersediaan toilet.
4. Stres Psikologis
Meningkatnya stress dapat mengakibatkan seringnya frekuensi keinginan berkemih.
Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah
urine yang diproduksi.
5. Tingkat Aktifitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi
sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan
pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan
beraktifitas.
6. Tingkat Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan dapat mempengaruhi pola berkemih. Hal
tersebut dapat ditemukan pada anak-anak, yang lebih memiliki kecendrungan untuk
mengalami kesulitan mengontrol buang air kecil. Namun dengan bertambah usia,
kemampuan untuk mengontrol buang air kecil meningkat.
7. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit tertentu, seperti diabetes mellitus, dapat mempengaruhi produksi
urine.
8. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya
kultur masyarakat yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet dapat mengalami kesulitan
untuk berkemih dengan melalui urinal dan pot urine bila dalam keadaan sakit.
10. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah
kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam
kontraksi pengontrolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan
penurunan jumlah produksi urine karena dampak dari pemberian obat anestesi.
12. Pengobatan
6
Efek pengobatan menyebabkan peningkatan atau penurunan jumlah urine.
Misalnya, pemberian diuretic dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan
pemberian obat antikolinergik dapat menyebabkan retensi urine.
13. Pemerikasaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang berhubungan dengan tindakan pemerikasaan saluran
kemih seperti intravenuspyelogram (IVP), dengan membatasi jumlah asupan dapat
mempengaruhi produksi urine. Kemudian, tindakan sistokopi dapat menimbulkan
edema local pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.
F. Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
a. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan distensi dari
vesika urinaria. Atau, retensi urine dapat pula merupakan keadaan dimana seseorang
mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. Kandungan urine
normal dalam vesika urinaria adalah sebesar 250-450 ml, dan sampai batas jumlah
tersebut urine merangsang refleks untuk berkemih. Dalam keadaan distensi, vesika
urinaria dapat menampung sebanyak 3000-4000 ml urine.
b. Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau
menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari
inkontinensia: proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran
dan penggunaan obat narkotik atau sedatif. Inkontinensia urine terdiri atas:
1. Inkontinensia Dorongan
Merupakan keadaan di mana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa
sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat untuk berkemih.
2.  Inkontinensia Total
Merupakan keadaan di mana seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus-
menerus dan tidak dapat diperkirakan.
3.  Inkontinensia Stres
Merupakan keadaan sesorang yang mengalami kehilangan urine kurang dari 50
ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen.
4.  Inkontinensia Refleks
Merupakan keadaan di mana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak
dirasakan, terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume kandung
kemih mencapai jumlah tertentu.
5.  Inkontinensia Fungsional
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran urine secara tanpa
disadari dan tidak dapat diperkirakan.
7
c.   Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan
tidak mampu mengontrol sfingter eksterna. Enuresis biasanya terjadi pada anak
atau orang jompo, umumnya malam hari.
d.  Ureterotomi
Ureterotomi adalah tindakan operasi dengan jalan membuat stoma pada dinding
perut untuk drainase urine. Operasi ini dilakukan karena adanya penyakit atau
disfungsi pada kandung kemih.
8

KEBUTUHAN
TIDUR/ISTIRAHAT
9
2. Kebutuhan Istirahat/Tidur
A. Pola Tidur
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Jika seseorang yang sedang
sakit memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur dibandingkan pada umumnya.
Seringkali, seseorang lemah karena menggunakan energi secara berlebihan dalam
melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari. Istirahat dapat memulihkan kembali
energi seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara optimal.
Ketika seseorang kurang istirahat, mereka mudah marah, tertekan, dan lelah, serta
mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka (Kozier, 2004).
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau
kebutuhan paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Tidur adalah suatu kegiatan
relatif tanpa sadar yang penuh, ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan kegiatan
urutan siklus yang berulang-ulang dan masing- masing menyatakan fase kegiatan
otak dan jasmaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur
diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan
dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya (Potter,
2005). Tercukupinya kebutuhan tidur bisa membuat seseorang aktif dan fresh dalam
menjalankan aktivitasnya. Tercukupi disini lebih pada persoalan kualitas daripada
kuantitas. Artinya, orang yang tidur lima jam tapi kualitasnya bagus, lebih baik
daripada orang yang tidurnya tujuh jam tapi kualitasnya jelek. Kebutuhan tidur
sangat tergantung usia, aktivitas, dan pekerjaan seseorang (Aman, 2005).
Peneliti menyimpulkan bahwa tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang
bersifat biologis dan fisiologis dalam suatu keadaan berulang-ulang yang relatif
kegiatannya tanpa sadar penuh untuk memperbaiki atau memulihkan sistem tubuh
manusia untuk waktu ke depan pada periode terjaga atau melakukan kegiatan
sehari-hari.
B. Fungsi Tidur
Menurut Kozier (2004), tidur menggunakan kedua efek psikologis pada
jaringan otak dan organ-organ tubuh manusia. Tidur dalam beberapa cara dapat
menyegarkan kembali aktivitas tingkatan normal dan aktivitas normal pada bagian
jaringan otak. Menurut Dewit (2001), istirahat dan tidur yang cukup adalah sangat
penting bagi kesehatan dan pemulihan dari kondisi sakit. Potter (2005) berpendapat
bahwa, selama tidur NREM bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung dan
selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap IV) tubuh melepaskan
hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel
dan khusus seperti sel otak. Selain itu, tubuh menyimpan energi selama tidur dan
10
penurunan laju metabolik basal menyimpan persediaan energi tubuh.
Selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak
hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas,
menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau masalah-masalah lainnya (Dian,
2006). Menurut Aman (2005), tidur memang sangat penting bagi tubuh manusia
untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena dapat
memulihkan tenaga dan berpengaruh terhadap metabolisme tubuh. Selain itu juga
bisa merangsang daya asimilasi karena tidur terlalu lama justru bisa menimbulkan
hal yang tidak sehat dikarenakan tubuh menyerap atau mengasimilasi sisa
metabolisme yang berakibat tubuh menjadi loyo dan tidak bersemangat saat bangun
tidur.
Sehingga tidur berfungsi untuk mengembalikan tenaga untuk beraktifitas
sehari-hari, memperbaiki kondisi yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi
selama tidur dan penurunan laju metabolik basal menyimpan persediaan energi
tubuh
1. Tahap-Tahap Siklus Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf
perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal. Pengaturan dan
kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme serebral yang
secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Reticular aktivating system (RAS) di batang otak atas diyakini mempunyai sel
khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran (Potter, 2005).
a. Tidur REM (rapid eye movement)
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial
yang ditandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot- otot yang
meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur (sering lebih
cepat), perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur, gerakkan mata
cepat, pembebasan steroid, sekresi lambung meningkat dan ereksi penis pada
pria. Saraf-saraf simpatetik bekerja selama tidur REM, diperkirakan terjadi
proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran,
adaptasi psikologis dan memori (Potter, 2005). Pada tidur REM, otak bekerja
sangat aktif dan metabolisme otak meningkat sampai 20 %. Pada fase ini
orang yang tidur agak susah dibangunkan atau spontan terbangun (Kozier,
2004).
b. Tidur NREM (non rapid eye movement)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang
pendek karena gelombang otak selama tidur NREM lebih lambat dari pada
gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan
11
tidur. Tanda tidur REM adalah mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan
darah dan kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakkan mata
lambat (Potter, 2005). Biasanya tidur pada malam hari itu adalah tidur
NREM. Tidur ini sangat dalam tidur penuh dan dapat memulihkan kembali
beberapa fungsi fisiologis. Pada umumnya, semua proses metabolisme
mengacu pada tanda-tanda vital, metabolisme turun dan aktivitas otot
menurun (Kozier, 2004).
Tidur NREM mempunyai empat tahap, yang pertama adalah tidur tahap
I yang merupakan tahap transisi, berlangsung selama lima menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa rileks, mata
bergerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang
alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang beta yang
lebih lambat dan dapat dibangunkan dengan mudah. Selanjutnya tahap II
merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh menurun. Mata masih
bergerak, kecapatan jantung dan pernafasan turun secara jelas, suhu tubuh
dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan sleep spindles
dan gelombang K komplek yang berlangsung pendek dalam waktu 10 – 15
menit. Dan yang tahap III, pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta
proses tubuh berlanjut mengalami penurunan dan sulit dibangunkan.
Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang
delta yang lambat. Terakhir tahap IV, merupakan tahap tidur dalam, yang
ditandai dengan predominasi gelombang delta yang melambat. Kecepatan
jantung dan pernafasan turun, rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan
dan mengalami 4 sampai 6 kali siklus tidur dalam waktu 7 – 8 jam (Kozier,
2004).
Kekurangan tidur REM lebih menjengkelkan dan tidak menyenangkan
daripada kekurangan NREM. N. R. Culler don H B Cohen, dalam "The
Effect of One Night's Sleep Loss on Moods and Memory in Normal Subjects,"
mengidentifikasikan bahwa orang yang kehilangan tidur mengakibatkan
orang tersebut kurang berintegrasi dengan baik dan kurang efekfif mereka
menunjukkan tanda-tanda kebingungan, curiga dan gampang menyerah.
Mereka terlihat khawatir, tak merasa aman, mudah marah, dan berpengaruh
pada selera makannya serta menyebabkan orang mengalami banyak
kerugian. Penelitian menunjukkan bahwa tidur nyenyak lebih penting dari
(tidur) bermimpi. Tubuh mencoba mengembalikan keseimbangan normalnya
diantara tahap-tahap tidur tersebut (Dian, 2006).
Tidur dalam waktu delapan jam, seseorang akan berkali-kali mengalami
tahap kenyenyakan. Jadi, bukan berarti ketika sudah memasuki tahap ke-3
12
dan ke-4 akan terus berlangsung hingga pagi. (Riyanto, 2008).
2. Mekanisme Tidur
Tidur merupakan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan
oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan
perubahan pada sistem saraf periferal, endokrin, kardiovaskular, pernafasan
dan muskular. Mekanisme tidur tergantung pada hubungan antara dua
mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat
otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme
menyebabkan terjaga, dan yang lain menyebabkan tidur (Potter, 2005).
Waktu tidur yang paling tepat adalah pada malam hari karena siang hari
secara alamiah digunakan untuk bekerja dan beraktivitas. Tidur sangat
berpengaruh terhadap metabolisme tubuh seseorang. Selain itu juga bisa
merangsang daya asimilasi karena tidur terlalu lama akan menimbulkan
tubuh menjadi loyo dan tidak bersemangat (Aman, 2005).
3. Pola Tidur Normal
Tidur dengan pola yang teratur ternyata lebih penting jika dibandingkan
dengan jumlah jam tidur itu sendiri. Pada beberapa orang, mereka merasa
cukup dengan tidur selama 5 jam saja pada tiap malamnya (Kozier, 2004).
Secara umum, durasi atau waktu lama tidur mengikuti pola sesuai dengan
tahap tumbuh kembang manusia.
a. Bayi
Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14 – 18 jam sehari,
pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit 50% tidur NREM dan terbagi
dalam 7 periode. Dan pada bayi tidur selama 12 – 14 jam sehari, sekitar
20 – 30 % tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola
terbangun sebentar (Asmadi, 2008).
b. Toddler
Kebutuhan tidur pada toddler menurun menjadi 10 – 12 jam sehari.
Sekitar 20 – 30 % tidurnya adalah tidur REM, banyak. Tidur siang dapat
hilang pada usia 3 tahun karena sering terbangun pada malam hari yang
menyebabkan mereka tidak ingin tidur pada malam hari (Asmadi, 2008).
c. Preschool
Pada usia prescool biasanya memerlukan waktu tidur 11 – 12 jam
semalam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur. Bisa jadi
anak usia 4 – 5 mengalami kurang istirahat tidur dan mudah sakit jika
kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi. Sekitar 20 % tidurnya adalah tidur
REM (Asmadi, 2008).
d. Anak usia sekolah
13
Anak usia sekolah tidur antara 8 – 12 jam semalam tanpa tidur siang.
Anak usia 8 tahun membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam setiap
malam. Tidur REM pada anak usia ini berkurang sekitar 20 % (Asmadi,
2008).
e. Adolesen
Kebanyakan remaja memerlukan waktu tidur sekitar 8 – 10 jam tiap
malamnya untuk mencegah terjadinya kelemahan dan kerentaan terhadap
infeksi. Tidur pada usia ini 20 % adalah tidur REM. Pada remaja laki-laki
megalami Nocturnal Emission (orgasme dan mengeluarkan cairan semen
pada tidur malam hari) yang biasanya kita kenal dengan istilah mimpi
basah (Potter, 2005).
f. Dewasa muda
Pada masa ini umumnya mereka sangat aktif dan membutuhkan
waktu tidur antara 7 – 8 jam dalam semalam. Kurang lebih 20 % tidur
mereka adalah tidur REM. Dewasa muda yang sehat membutuhkan cukup
tidur untuk berpartisipasi dalam kesibukan aktifitas karena jarang sekali
mereka tidur siang (Asmadi, 2008).
g. Dewasa tengah
Pada masa ini mungkin akan mengalami Insomnia atau sulit tidur,
mungkin disebabkan oleh perubahan atau sters usia menegah. Mereka
biasanya tidur selama 6 – 8 jam semalam (Asmadi, 2008).
h. Dewasa akhir.
Pada dewasa akhir kebutuhan akan tidurnya kurang dari 6 jam
semalamnya. Periode tidur REM cenderung memendek sekitar 20 – 25 %
dan tidur tahap IV mengalami penurunan (Asmadi, 2008).
Menurut Aman (2005), untuk itu diperlukan sebuah pola tidur yang sehat.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai itu :
a. Disiplin waktu, sebaiknya tentukanlah kapan kita harus tidur dan kapan harus
bangun. Para ahli tidur menyakini ritme dan jadwal tidur yang tetap serta
teratur akan memberikan kontribusi positif terhadap tidur yang sehat.
b. Lakukan olahraga secata teratur, olahraga ini diyakini sebagai obat yang
ampuh untuk menetralisir ketegangan fisik dan pikiran. Waktu yang ideal
adalah pagi hari atau sore hari.
c. Perhatikan kondisi ruang tidur. Suasana yang nyaman di dalam kamar akan
sangat menentukan kualitas tidur maka jagalah suasana di dalam kamar agar
selalu nyaman.
d. Usahakan tidak makan sebelum tidur sebab makan pada saat larut malam
atau menjelang tidur, bisa merangsang pencernaan dan membuat kita sulit
14
untuk memejamkan mata.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Tidur
Kualitas tidur merujuk pada kemampuan seseorang untuk dapat tidur dan
mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat. Kuantitas tidur adalah jumlah
total waktu tidur seseorang. Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas
tidur, yaitu (Kozier, 2004):
a. Penyakit
Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah tidur.
Seseorang yang sedang sakit membutuhkan waktu tidur lebih lama dai pada
keadaan normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan
terganggu karena penyakitnya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka,
tumor atau kanker pada stadium lanjut.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat mendukung atau menghambat tidur. Temperatur,
ventilasi, penerangan ruangan, dan kondisi kebisingan sangat berpengaruh
terhadap tidur seseorang.
c. Kelelahan
Kelelahan akan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang.
Semakin lelah seseorang maka akan semakin pendek tidur REMnya.
d. Gaya hidup
Orang yang berkerja shift dan sering berubah shiftnya harus mengatur
kegiatannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan rileks sebelum
istirahat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
untuk dapat bisa tidur.
e. Stres emosi
Depresi dan kecemasan seringkali mengganggu tidur. Seseorang yang
dipenuhi dengan masalah mungkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.
Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinephrin dalam darah yang akan
merangsang sistem saraf simpatetik. Perubahan ini menyebabkan
berkurangnya tahap IV NREM dan tidur REM.
f. Obat-obatan dan alkohol,
Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap kualitas tidur. Obat-
obatan yang mengandung diuretik menyebabkan Insomnia, anti depresan
akan memsupresi REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali
mengalami gangguan tidur.
g. Diet
Diet L-troptophan seperti terkandung dalam keju dan susu akan
mempermudah orang untuk tidur. Hal ini bisa menjelaskan mengapa seorang
15
yang sebelum tidur meminum susu hangat, karena bisa membantu seseorang
untuk jatuh tidur.
h. Merokok
Nicotin mempunyai efek menstimulasi tubuh dan perokok seringkali
mempunyai lebih banyak kesulitan untuk bisa tidur dibandingkan dengan yang tidak
perokok. Dengan menahan untuk tidak merokok setelah makan malam orang
biasanya akan tidur lebih baik. Banyak perokok melaporkan pola tidurnya menjadi
lebih baik ketika mereka berhenti merokok.
i. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga seringkali berpengaruh terhadap tidur
seseorang. Sebagai contoh adalah saat dimana seorang ingin tetap terjaga ketika
melihat pertunjukkan musik, maka orang tersebut akan tetap terjaga meskipun dalam
keadaan lelah.
5. Gangguan Pola Tidur
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik
kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau
tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan
tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak
tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005). Untuk menyembuhkan insomnia, maka
terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit
tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan
terlebih dahulu (Aman, 2005).

a. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan kebalikan dari insomnia. Hipersomnia merupakan
kelebihan tidur lebih dari 9 jam di malam hari dan biasanya berkaitan dengan
gangguan psikologis seperti depresi atau kegelisahan, kerusakan sistem saraf pusat
dan gangguan pada ginjal, hati atau gangguan metabolisme.
b. Parasomnia
Parasomnia merupakan suatu rangkaian gangguan yang mempengaruhi tidur
anak-anak seperti somnabulisme (tidur berjalan), ketakutan dan enuresis
(mengompol). Gangguan ini sering dialami anak secara bersama, diturunkan dalam
keluarga atau genetis dan cenderung terjadi pada tahap III dan IV tidur NREM.
c. Narkolepsi
Narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak pada siang hari.
Sering disebut sebagai serangan tidur. Penyebabnya tidak diketahui tetapi tidak
diperkirakan akibat kerusakan genetik sistem saraf pusat.
16
d. Apnue saat tidur
Apnue saat tidur adalah periode henti nafas saat tidur. Tanda- tanda yang dapat
diamati adalah mengorok dan rasa kantuk berlebihan. terlebih dahulu harus dikenali
penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk
mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman,
2005).
e. Sudden infant death syndrom
Gangguan ini dapat terjadi pada bayi usia 12 bulan pertama. Penyebabnya
tidak diketahui. Beberapa ahli berpendapat gangguan ini disebabkan oleh sistem saraf
tidak matang atau apne saat tidur.Gangguan tidur lainnya adalah mengigau atau
sering disebut ngelindur, biasanya terbangun pada tengah malam, kemudian
melakukan beberapa hal dari sekadar bicara sendiri atau berjalan menuju ke suatu
tempat (Riyanto, 2008).
17

KEBUTUHAN
PERSONAL
HYGIEN
18

3. Kebutuhan Personal Hygien


a. Pengertian
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan
dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Wartonah,
2010).
b. Tujuan
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan,
serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit
pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010).
c. Jenis
Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan
oleh perawat setiap di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan tersebut meliputi :
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut
6. Perawatan kuku tangan dan kaki
7. Perawatan perineum
8. Perawatan tubuh (mandi)
d. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain :
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit
ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
2. Status sosial – ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup
(sabun, sikat gigi, shampoo, pasta gigi, dll). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan
kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya dalam
mempertahankan personal hygiene yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari
– hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan
karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu
untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup.
19

4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu


Kedewasaan seseorang akan berpengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah
satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam
meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit
kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cidera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu
akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan showers, sabun padat,
sabun cair, shampoo, dll.
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri secara mandiri.
e. Upaya mencegah gangguan personal hygiene
1. Mempertahankan kulit sehat
2. Menghindari bahan penyebab
3. Mengamati perubahan kulit
4. Tidak melakukan terapi sendiri
f. Prinsip personal hygiene
Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan garis
pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya,
kulit menerima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman
pathogen ke dalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari
berbagai penyakit, gangguan, atau kelainan yang mungkin muncul. Selain itu, kondisi
kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat
seseorang terlihat bersih dan cantik.

Prinsipnya meliputi beberapa hal yaitu :


1. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya
menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat
mencegah hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen
jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan
memakai sabun, make up, deodorant, dan shampoo hendaknya pilih produk yang
tidak menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak – anak cenderung lebih
20
tahan terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin
membersihkannya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain
dengan kotoran.
Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :
1. Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah beraktifitas.
2. Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif.
3. Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela – sela jari,
ketiak, belakang telinga, dll.
4. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.
5. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
2. Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku
adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terdapat didalam
lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna
merah muda. Cara – cara merawat kuku antara lain :
1. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam
bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki
dipotong dalam bentuk lurus.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan
kulit disekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau
direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.
3. Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang
tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak,
tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan
umum tubuh/ normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari
pembuluh – pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor dan tidak
dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Cara merawat
rambut antara lain :
1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan ) dengan memakai
shampoo yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi besar untuk
21
merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak.
3. Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
4. Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
5. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati.
4. Gigi dan mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan merupakan
bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan
lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan
lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis.
Mulut merupakan rongga tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah
satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah
penyakit mulut dan gigi,
meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara merawat gigi
antara lain :
1. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.
2. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras.
(misal : membuka tutup botol).
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan
gigi patah.
4. Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur.
5. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga dapat
menjangkau bagian dalam gigi.
6. Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan sikat
menghadap kearah yang sama dengan gusi.
7. Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.
8. Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali
5. Mata
Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran dapat
menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain :
1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian luar.
2. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut.
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
4. Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai.
5. Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.
6. Hidung
22
Cara merawat hidung antara lain :
1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung, sebab nantinya
dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada
membran mukosa.
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
7. Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap
memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga
adalah sebagai berikut :
1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara
perlahan dengan menggunakan penyedot telinga.
2. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati –
hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan
air yang berlebih.
3. Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga dan
bukan langsung ke gendang telinga.
4. Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan
kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.
8. Perineum
Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan
mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter & Perry,
2000).
Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :
1. Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau
setelah beraktifitas.
2. Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif.
3. Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela –
sela jari, ketiak, belakang telinga, dll.
4. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.
5. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah,
tangan, badan, hingga kaki.
9. Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel.
23
Badan kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan
akarnya terdapat didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan
mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah muda. Cara – cara
merawat kuku antara lain :
1. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau
memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk
jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai
selaput kulit dan kulit disekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda
tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah
mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.
10. Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut
yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap,
tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut
bergantung pada keadaan umum tubuh/ normalnya, rambut tumbuh
karena mendapat suplai darah dari pembuluh – pembuluh darah
disekitar rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama
kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Cara merawat rambut
antara lain :
1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan )
dengan memakai shampoo yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi
besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan
minyak.
3. Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai
kulit kepala.
4. Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk
merangsang pertumbuhan rambut.
5. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari
bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati.
11. Gigi dan mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan
merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga
24
mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses
pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting
untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga
tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan
perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah
penyakit mulut dan gigi.
meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara
merawat gigi antara lain :
1. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.
2. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel
benda keras. (misal : membuka tutup botol).
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh
yang dapat menyebabkan gigi patah.
4. Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur.
5. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga
dapat menjangkau bagian dalam gigi.
6. Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan
gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi.
7. Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.
8. Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali
12. Mata
Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran
dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata
antara lain :
1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian
luar.
2. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan
lembut.
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
4. Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai.
5. Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.
13. Hidung
Cara merawat hidung antara lain :
1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung,
sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta
menyebabkan luka pada membran mukosa.
25
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan
secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap
terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
14. Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap
memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga
adalah sebagai berikut :
1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara
perlahan dengan menggunakan penyedot telinga.
2. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati
– hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat
tekanan air yang berlebih.
3. Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga
dan bukan langsung ke gendang telinga.
4. Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan
kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.
15. Perineum
Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan
mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter & Perry,
2000).
26

KEBUTUHAN
SEKSUALITAS
27

4. Kebutuhan Seksualitas
A. Pengantar
Teori Hierarki yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman
dan perlindungan, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi diri (Asmadi, 2008). Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki
keterikatan satu dengan yang lainnya sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus
terpenuhi dengan semestinya, salah satu kebutuhan dasar atau kebutuhan fisiologis, yang
merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan
oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi BAB/BAK,
istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual. Seksual menjadi
salah satu kebutuhan dasar yang harusterpenuhi dan apabila kebutuhan seksual ini tidak
terpenuhi semestinya maka akan terjadi suatu penyimpangan seksual. Kebutuhan seks
bagi manusia sudah ada sejak lahir.
Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan ; makan,
minum, mandi, bak/bab. Aktivitas-aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang
hidup. Dan itulah yang disebut dengan kebutuhan seksualitas. Kebutuhan seksual adalah
kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi
yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi hubungan
timbal balik antara kedua individu tersebut. Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga
menuntut adanya pemenuhan yang dalam hal penyalurannya manusia mengeksprsikan
dorongan seksual ke dalam bentuk perilaku seksual yang sangat bervariasi.
B.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksualitas
a. Pertimbangan Perkembangan
1) Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional dan
biologik kehidupan uang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu
2) Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi
b. Kebiasaan hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan
1) Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk dapat
mencapai kepuasan seksual
2) Trauma atau stres dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakuakn
kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi
ekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit.
3) Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif
berkontribusi pada kehidupan sosial yang membahagiakan.
28
c. Peran dan Hubungan
1) Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat mempengaruhi
kualitas hubungan seksualnya
2) Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa nyaman
seseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang
dicintai dan dipercayainya
3) Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali ditentukan oleh dengan siapa
individu tersebut berhubungan seksual.
d. Konsep Diri
1) Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak langsung
terhadap seksualnya.
e. Budaya, Nilai dan Keyakinan
1) Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat tentang seksualitas dapat
mempengaruhi individu
2) Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan eprilaku
seksual
3) Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara stimulasi seksual dan hal
lain terkait dengan kegiatan seksual.
f. Agama
1) Pandangan agama tertentu yang diajarkan, ternyata berpengaruh terhadap ekspresi
seksualitas seseorang
2) Berbagi bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan, dianggap tidak wajar
3) Konsep tentang keperawatan dapat diartikan sebagai kesucian dan kegiatan
seksual dianggap dosa, untuk agama tertentu.
C. Seksualitas Wanita
1. Pengertian Seksualitas
Dalam kehidupan sehari-hari, kata seks secara harfiah berarti jenis kelamin.
Pengertian seks kerap hanya mengacu pada aktivitas biologis yang
berhubungan dengan alat kelamin (genetalia), meski sebenarnya seks sebagai
keadaan anatomi dan biologis, sebenarnya hanyalah pengertian sempit dari
yang dimaksud dengan seksualitas. Seksualitas yakni keseluruhan
kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan sikap seseorang yang berkaitan
dengan perilaku serta orientasi seksualnya (Gunawan dalam Soekatno, 2008).
Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu
aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan
peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan
reproduksi.
2. Kebutuhan Seksualitas Wanita
29
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang
wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memumaskan merupakan
salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi
banyak pasangan (Irwan, 2012). Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar
manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang
saling menghargai, memerhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah
hubungan timbal balik antar dua individu tersebut. Seksualitas dan seks
merupakan hal yang berbeda :
a. Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang
lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan ataupun
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan
pengolahan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, dan emosi.
b. Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi
pada laki-laki dan perempuan, hubungan fisik antar individu atau aktivitas
seksual genital.
3. Perbedaan Kebutuhan Seksualitas Wanita dan Laki-laki
Seksualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi
sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan seksual yang
mencakup hubungan seksual atau perilaku seksual dari dorongan seksual.
Dorongan seksual merujuk pada motivasi seksual yang biasanya berfokus pada
keinginan beraktivitas seksual dan keinginan merasakan kenikmatan seksual.
Individu yang memiliki dorongan seksual tinggi akan lebih sering memilki
keinginan untuk melakukan hubungan seksual (Baumeister, 2001:264).
Dorongan seksual ada pada setiap diri individu. Namun ada perbedaan dorongan
seksual dilihat dari perspektif gender.
Laki-laki dan perempuan memiliki dorongan seksual lebih tinggi daripada
perempuan. Hal ini dibuktikan dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Baumeister (2001) dimana dorongan seksual laki-laki lebih besar daripada
perempuan yang tercermin dari pikiran tentang seks, frekuensi melakukan
hubungan seksual, fantasi seksual, keinginan untuk praktek seksual. Selain laki-
laki lebih mendominasi tentang dorongan seksual daripada perempuan, laki-laki
juga lebih rajin dalam melakukan aktivitas seksual (Baumeister, 2001). Laki-laki
lebih rajin melakukan aktivitas seksual daripada wanita, baik di awal hubungan,
pertengahan, ataupun setelah bertahun-tahun menjalani hubungan. Maka dapat
disimpulkan jika narapidana laki-laki lebih aktif dalam aktivitas seksual daripada
narapidana perempuan. Namun wanita pada hakikatnya tetap membutuhkan
aktivitas seksual, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Salah satu
30
kajian mengenai sikap dan pandangan kaum wanita tentang pentingnya fungsi
seksual yang cukup menarik untuk diulas adalah survei yang diprakarsai oleh
Bayer Healthcare yang dilakukan di 12 negara pada April hingga Mei 2006.
Negara-negara tersebut adalah : Brasil, Prancis, Jerman, Italia, Meksiko,
Polandia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Spanyol, Turki, Inggris, dan Venezuela.
Jumlah responden di setiap negara tersebut paling sedikit 1000 wanita berusia di
atas 18, sehinggan jumlah keseluruhan responden 12.065 orang. Hasilnya, 8996
responden (75%) wanita mengakui bahwa kegiatan seksual adalah sesuatu yang
penting atau sangat penting bagi mereka. Ketika kepada mereka (8996
responden) yang mengaku seksual sebagai sesuatu yang penting itu ditanyakan
apa alasan mereka berpendapat bahwa seksual pentinh, maka respons yang
muncul adalah sebagai berikut. Enam dari sepuluh (58%) wanita mengaku
seksual penting untuk memperkuat dan menuingkatkan kualitas hubungan
dengan pasangan. Selanjutnya, hampir separuh (47%) responden merasa bahwa
seksual berkaitan dengan kebanggaan diri, masing-masing 29% merasa memiliki
daya tarik dan 18% merasa lebih percaya diri. Juga, tidak kurang dati 47%
responden berpandangan bahwa seksual berkontribusi positif buat fisik mereka.
Masing-masing 25% merasa mendapat kepuasan fisik dan 22% merasa seksual
membuat dirinya lebih sehat (Bayer, 2006).
Selanjutnya, terhadap pertanyaan apa pentingnya kepuasan seksual bagi diri
mereka, 85% responden mengaku bahwa kepuasan seksual merupakan sesuatu
yang sangat kepuasan seksual tidak terlalu berarti bagi mereka (Bayer, 2006).
Berdasarkan data-data diatas dijelaskan bahwa kaum wanita menempatkan
kepuasan seksual sebagai sesuatu yang penting bagi hidup mereka. Dengan
demikian kaum wanita menyadari bahwa kualitas fungsi sesksualnya sebagai
bagian tak terpisahkan dari kualitas hidupnya, khususnya dalam bidang
kesehatan jiwa dan raga (rohani dan jasmani). Artinya, kualitas fisik dan
psikologis seorang wanita tidak bisa disebut baik bila fungsi seksualnya
terganggu (Sutyarso, 2011).
D. Perilaku Seksual
1. Pengertian Perilaku Seksual
Menurut Sarwono (2011) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan
jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-
macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu,
dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam
khayalan atau diri sendiri. Perilaku seksual adalah cara seseorang
mengekspresikan hubungan seksualnya. Perilaku seksual sangat dipengaruhi
31
oleh nilai-nilai budaya, interpretasi agama, adat tradisi, dan kebiasaan
masyarakat. Karena itu perilaku seksual merupakan kontruksi sesual, tidak
bersifat kodrati, dan tentu saja dapat dipelajari. Disinilah perbedaan mendasar
antara orientasi seksual dan perilaku seksual. Sayangnya tidak banyak orang
yang mau memahami perbedaan kedua istilah ini secara arif. Akibatnya, tidak
sedikit yang menemui keduanya secara rancu dan salah kaprah (Husein
Muhammad, 2011).
2. Aspek-Aspek Perilaku Seksual
Aspek-aspek dalam perilaku seksualmenurut (Ratnawati, 2014) antara lain :
a) Aspek biologis
Aspek ini respon fisiologis terhadap stimulus, seks, reproduksi, pubertas,
perubahan fisik karena danya kehamilan serta pertumbuhan dan
perkembangan pada umumnya.
b) Aspek Psikologi
Seks merupakan proses belajar yang terjadi pada diri indivdu untuk
mengekspresikan dorongan seksual melalui perasaan, sikap dan pemikiran
entang seksualitas.
c) Aspek Sosial
Aspek ini meliputi pengaruh budaya, hubungan interpersonal dan semua
hal tentang seks yang berhubungan dengan kebiasaan yang dipelajari
individu dalam lingkungan sosial.
d) Aspek Moral
Yang termasuk dalam aspek moral adalah menjawab pertanyaan tentang
benar atau salah, harus atau tidak harus serta boleh atau tidak boleh suatu
perilaku seseorang.

3. Bentuk – Bentuk Perilaku Seksual


Berdasarkan Duvall & Miller (dalam Khairunisa, 2013) mengatakan
bahwa bentuk perilaku seksual mengalami peningkatan secara bertahap.
Bentuk-bentuk perilaku seksual meliputi:
a. Berpegangan Tangan
Berpegangan tangan tidak terlalu menimbulkan rangsangan seks yang
kuat. Namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas
seksual lainnya.
b. Ciuman Kering
Ciuman kering adalah aktivitas seksual berupa sentuhan pipi dengan
bibir. Dampaknya adalah dapat menimbulkan imajinasi atau fantasi
yang disertai dengan meningkatnya keinginan untuk melakukan
32
aktivitas seksual lain.
c. Ciuman Basah
Ciuman basah adalah aktivitas seksual yang berupa sentuhan bibir.
Ciuman basah dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat
mengakibatkan dorongan seksual yang tak terkendali.
d. Berpelukan
Berpelukan dapat menimbulkan perasaan tegang, aman dan nyaman
disertai dengan rangsangan seksual terutama bila mengenai daerah
sensitif.
e. Berfantasi dan Berimajinasi
Berfantasi atau berimajinasi adalah salah satu bentuk membayangkan
aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme.
f. Meraba
Meraba merupakan aktivitas meraba bagian – bagian sensitif
rangsangan seksual, seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis
dan lain-lain. Aktivitas meraba dapat melemahkan kontrol diri sehingga
dapat berlanjut ke aktivitas seksual lainnya seperti petting atau
senggama.
g. Masturbasi
Masturbasi adalah suatu usaha merangsang bagian tubuh sendiri dengan
tujuan mencapai kepuasan seksual. Pada laki-laki biasanya merangsang
alat genital, sedang pada perempuan lebih beragam biasanya dengan
merangsang alat genital, payudara atau tubuh yang lainnya.
h. Petting
Istilah petting secara tradisional digunakan untuk menggambarkan
usaha merangsang bagian tubuh tertentu yang saling dilakukan oleh
pasangan, namun tidak sampai pada hubungan seksual. Aktivitas yang
termasuk di dalamnya adalah ciuman bibir, rangsangan payudara,
rangsangan alat genital manual.
i. Oral seks
Oral seks adalah masuknya penis ke mulut yang kemudian memberikan
rangsangan sehingga mencapai orgasme.
33

Anda mungkin juga menyukai