Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONSERVASI TIMAH DI PT. TIMAH Tbk”

Dosen Pengampu :
Mustapa Ali Mohamad, S.T., M.T

Disusun Oleh :

Nama : Donattianus Pebriadi


NIM : 710018013
Kelas : 01

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKUTLAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Konservasi Timah Di PT. Timah Tbk” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Mineral pada Program
Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Mustapa Ali Mohamad,
S.T., M.T selaku dosen Kebijakan Mineral yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami mengerti bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dalam proses pembuatan maupun isi dari makalah ini. Oleh
sebab itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan dalam
pembuatan makalah dan tugas selanjutnya.

Yogyakarta, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II POTENSI TIMAH ........................................................................... 2
2.1. Sumberdaya dan Cadangan Timah Di Indonesia ......................... 2
2.2. Penggunaan Timah Di Indonesia ................................................. 3
BAB III KONSERVASI TIMAH ................................................................. 5
3.1. Kebijakan Pemerintah .................................................................. 5
3.2. Konservasi Timah Di PT. Timah Tbk .......................................... 7
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 11
4.1. Kesimpulan ................................................................................... 11
4.2. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Persebaran Barang Tambang Di Indonesia .............................................. 2
2.2. Grafik Pemuktahiran Sumbedaya dan Cadangan Timah 2017-2018 ....... 3
3.1. Ruang Lingkup dan Objek-objek Konservasi Mineral dan Batubara ...... 6
3.2. Produksi Timah di Dunia (USGS, 2019) ................................................. 7

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Timah Primer PT. Timah Tbk ......... 8
3.2. Estimasi Potensi Mineral Ikutan Timah ................................................... 9
3.3. Inventory Mineral Ikutan PT. Timah Tbk Unit Metalurgi Muntok ......... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumberdaya mineral dan batuabara merupakan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharukan. Oleh karena itu baik pengolahan, pengusahaan dan
pemanfaatannya harus dioptimalkan bagi perusahaan, masyarakat, pemerintah
maupun lingkungan. Maka dari itu dilakukan langkah konservasi sumberdaya
mineral dan batubara sebagai langkah untuk melakukan penggelolaan sumberdaya
alam secara baik.
Konservasi bahan galian merupakan bagian dari kebijakan penggolahan bahan
galian yang difokuskan pada optimalisasi manfaat dan minimalisasi dampak
negative usaha pertambangan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan.
Konservasi mineral dan batubara bertujuan untuk mengupayakan terwujudnya
pemanfaatan mineral dan batubara secara bijak, optimal dan mencegah pemborosan
dengan sasaran untuk menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara
secara berkelanjutan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui produksi dan pemanfaatan Timah di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya konservasi Timah di Indoensia
3. Untuk mengetahui bagaimana proyeksi masa depan tambang Timah di
Indonesia

1
BAB II
POTENSI TIMAH

2.1. Sumberdaya Dan Cadangan Timah Indonesia


Timah di Indonesia sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu timah hitam dan
timah putih. Penyebaran bahan galian timah ini mempunyai jumlah sumberdaya
yang banyak di Indonesia, adapun timah hitam dapat kita jumpai di daerah di daerah
Sumatera Utara, Jawa Barat, Sulawesi Tengah dan NTB. Sedangkan, untuk timah
putih dapat kita jumpai di daerah Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.

Gambar 2.1. Persebaran Barang Tambang Di Indonesia


( http://geoenviron.blogspot.com/2013/02/persebaran-barang-tambang-di-
indonesia.html )

Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi yaitu kurang dari
300.000 ton per tahun, dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta
ton per tahun. Peningkatan terbesar dalam permintaan timah baru-baru ini adalah

2
karena tekanan lingkungan yang meminta pabrik solder memangkas
kandungan lead pada solder, sehingga membuat kandungan timah dalam solder
meningkat dari 30% menjadi hampir 97% hal ini merupakan peningkatan konsumsi
yang besar.

Gambar 2.2. Grafik Pemuktahiran Sumberdaya dan Cadangan Logam Timah


2017-2018
( https://prosiding.perhapi.or.id/index.php/prosiding/article/view/127 )

Dari data yang diperoleh dari Badan Geologi ( 2018 ) diketahui Indonesia
mempunyai cadangan terbukti logam timah sebesar 952,55 ribu ton yang tersebar
di 312 daerah di seluruh Indonesia dan kemungkinan jumlah cadangan timah ini
akan semakin bertambah sampai di tahun 2021 dengan semakin canggihnya
teknologi untuk mendeteksi keberadaan logam timah. Hal ini menunjukan bahwa
Indonesia mempunyai cadangan logam timah yang banyak dan harusnya dapat
dikelola dan dipergunakan secara baik.

2.2. Penggunaan Timah Indonesia


Keberadaan Indonesia yang terletak di jalur timah dunia memberikan
keunggulan tersendiri bagi Indonesia untuk menjadi salah satu penghasil terbesar
timah dunia. Pada tahun 2014, total produksi timah Indonesia mencapai 84.000 MT,

3
merupakan kedua terbesar setelah RRT di dunia (U.S. Geological Survey, 2015).
Sebagian besar produksi ditujukan ke luar negeri, sementara hanya 6% total
produksi yang ditujukan ke pasar dalam negeri. Penjualan timah ke pasar dalam
negeri terutama digunakan oleh industri solder dan industri paduan-paduan logam,
seperti industri pelat timah (Hariyadi, 2010).
Sejalan dengan kondisi tersebut, sekitar 94% ekspor timah dan produk timah
Indonesia berupa timah murni batangan dan sisanya merupakan produk hilir timah.
Pada tahun 2015, ekspor timah dan produk timah mencapai USD 1,2 miliar atau 75
ribu ton. Adapun ekspor logam timah murni batangan mencapai USD 1,1 miliar (70
ribu ton). Di sisi lain, impor timah dan produk timah Indonesia justru didominasi
oleh produk hilir timah, seperti solder, tinfoil dan tinplate. Total impor timah dan
produk timah pada tahun 2015 tercatat USD 39,8 juta. Sekitar 98% impor berasal
dari: impor timah solder sebesar 96,8% (USD 38,5 juta); tinfoil sebesar 0,9% (USD
0,4 juta) dan tinplate 0,8% (USD 0,3 juta). Kondisi ini menunjukkan bahwa saat ini
hilirisasi pada industri timah tidak berjalan. Indonesia cenderung mengimpor
produk hilir timah yang bernilai tambah tinggi dan memiliki kegunaan yang lebih
aplikatif untuk keperluan industri.
Sedangkan dalam industri timah di Indonesia sendiri, timah banyak
diaplikasikan untuk menunjang perkembangan industri melalui berbagai bentuk
antara lain pelat timah (tinplate), tin solder, tin rod, tin profile, tin powder, product
casting dan die casting, tin coating dan plating. Walaupun ada berbagai bentuk
aplikasi timah, namun timah solder dan tinplate merupakan produk hilir yang sering
digunakan untuk keperluan industri. Sekitar 52% timah yang dihasilkan diproses
menjadi timah solder atau wire solder, sementara yang dimanfaatkan sebagai
tinplate sebesar 16% (Kemenperin, 2016).

4
BAB III
KONSERVASI TIMAH

3.1. Kebijakan Pemerintah


Konservasi mineral dan batubara merupakan salah satu aspek yang
diamanatkan oleh Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara yaitu kewajiban untuk mewujudkan kaidah teknik
pertambangan yang baik (Good Mining Practice). Konservasi mineral dan batubara
merupakan upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan atau pemanfaatan sumber
daya mineral dan batubara secara terukur, efisien, bertanggung jawab, dan
berkelanjutan yang wajib dilaksanakan. Objek-objek konservasi yang menjadi
target pengelolaan dan pelaksanaan konservasi mineral dan batubara telah tertuang
dalam Lampiran VII Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 yaitu, recovery
penambangan, recovery pengolahan, batubara kualitas rendah, mineral kadar
rendah, mineral ikutan, cadangan marginal dan sisa hasil pengolahan. Adapun
ruang lingkup objek-objeknya adalah sebagai berikut :
1.Perencanaan dan Pelaksanaan Recovery penambangan;
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Recovery pengelolaan;
3. Pengelolaan Batubara Kualitas Rendah dan Mineral Kadar Rendah,
Mineral Ikutan, Sisa Hasil Pengolahan dan Pemurnian, dan Cadangan
Marginal;
4. Pemanfaatan Batubara Kualitas Rendah dan Mineral Kadar Rendah,
Mineral Ikutan, dan Cadangan Marginal; dan,
5. Pendataan Cadangan Tidak Tertambang, serta Sisa Hasil Pengolahan dan
Pemurnian.

Pemerintah dalam hal ini Subdit Konservasi Mineral dan Batubara Direktorat
Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara telah melakukan
sosialisasi terhadap pedoman pelaksanaan konservasi mineral dan batubara selama

5
tahun 2018 melalui kegiatan bimbingan teknis maupun pembinaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh Inspektur Tambang dengan maksud dan tujuan agar seluruh
pelaku usaha dapat memahami dan melaksanakan kewajiban pelaksanaan
konsevasi minerba.

Gambar 3.1. Ruang Lingkup dan Objek-Objek Konservasi Mineral Dan Batubara
( https://prosiding.perhapi.or.id/index.php/prosiding/article/view/127 )

Salah satu ukuran untuk mengetahui apakah pelaksanaan konservasi mineral


dan batubara telah dilaksanakan oleh seluruh pelaku usaha pertambangan adalah
melalui laporan dan evaluasi. Pelaksanaan penerapan konservasi mineral dan
batubara disampaikan kepada Pemerintah melalui laporan berkala konservasi
secara triwulan paling lambat 30 hari kalender setelah berakhirnya triwulan. Format
pelaporan berkala konservasi telah tertuang dalam Lampiran VIII M Kepmen
ESDM No. 1806 K/30/MEM/2018 Tahun 2018. Melalui laporan berkala
konservasi, Pemerintah dapat melakukan evaluasi seberapa optimalnya penerapan
konservasi yang telah dilakukan oleh pelaku usaha pertambangan, termasuk juga
tingkat kepatuhan pelaporan berkala.

6
3.2. Konservasi Timah di PT. Timah Tbk
PT. Timah, Tbk merupakan perusahaan timah yang dimiliki oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, perusahaan timah ini di kuasai oleh
perusahaan swasta dari negara Belanda. Pada periode tahun 1953-1958, setelah
Kemerdekaan Indonesia, perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah
Indonesia dan diubah menjadi perusahaan negara. Pada tahun 1961 dibentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-Tambang Timah Negara (BPUPN
Tambang Timah), dan selanjutnya pada tahun 1968 perusahaan tersebut dilebur
menjadi satu perusahaan dengan nama Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah,
yang kemudian dikenal dengan PT. Timah Tbk.
Berdasarkan data USGS tahun 2017-2018, Indonesia merupakan produsen dan
eksportir timah terbesar ke-2 di dunia melalui PT Timah Tbk.

Gambar 3.2. Produksi Timah Di Dunia (USGS, 2019)


( https://prosiding.perhapi.or.id/index.php/prosiding/article/view/127 )

Rencana produksi PT Timah, Tbk tahun 2019 adalah sebesar 79.000 Mt


dengan rincian 68.300 Mt dari Kepulauan Bangka Belitung dan 10.700 Mt dari

7
Kepulauan Riau. Jumlah produksi ini merupakan lebih dari 95% produksi logam
timah Nasional (Sumber: Kementerian ESDM). Saat ini PT. Timah Tbk
menerapkan beberapa kebijakan dan program untuk meningkatkan produksi dan
mendukung upaya penerapan konservasi mineral, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Program pengamanan asset dengan menyelamatkan bijih yang diambil oleh
kegiatan penambangan illegal termasuk penambangan bijih timah primer
2. Program peningkatan recovery penambangan melalui pengelolaan material
sisa hasil pengolahan
3. Program peningkatan produksi penambangan di darat maupun di laut sebagai
bentuk pengelolaan dan pemanfaatan cadangan marginal timah
4. Program kemitraan dan jasa pertambangan melalui skema kerjasama dengan
mitra untuk penambangan di darat maupun di laut
5. Program penambangan integrasi melalui peningkatan kapasitas produksi
bijih dengan menyewa alat penambangan maupun skema kerjasama dengan
IUP OPK olah murni yang terintegrasi termasuk alat untuk metode
penambangan bore hole mining dan Cutter Suction Dredge (CSD).

Saat ini PT. Timah, Tbk mulai melakukan inventarisasi kembali cadangan
timah yang sebelumnya ditinggalkan dan melakukan estimasi ulang untuk
dikategorikan sebagai cadangan marginal. Adapun sumberdaya dan cadangan timah
di PT. Timah, Tbk yang sudah dilakukan perhitungan cadangan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Timah Primer PT. Timah Tbk
Total Sumberdaya Total Cadangan
( Ton Sn )
131,75 77,831
Sumber : PT. Timah Tbk, Kementrian ESDM

8
Kegiatan penambangan PT. Timah, Tbk dibagi menjadi dua unit
penambangan yaitu unit penambangan darat dan unit penambangan laut.
Pelaksanaan Tambang Darat PT. Timah Tbk dilaksanakan oleh Satuan Kerja Unit
Produksi Darat Bangka dan Unit Produksi Belitung. Berdasarkan tata cara dan tata
laksana penambangan timah darat di Lingkungan PT TIMAH Tbk, sistem
pertambangan untuk bijih galian timah dibagi berdasarkan objek tambang terbagi
menjadi empat (4) kelas tambang yaitu Tambang Besar (TB), Tambang Semprot
(TS), Tambang Skala Kecil (TK) dan Tambang Ponton Isap Darat (TPID). Selain
tambang darat, PT. Timah Tbk juga melakukan operasi penambangan unit laut.
Secara umum operasi penambangan unit laut dilakukan dengan mengoperasikan
sarana penambangan dengan menggunakan alat BWD (bucket wheel dredger),
Kapal Keruk (bucket line dredger) dan Kapal Isap Produksi (KIP).
PT. Timah Tbk menjalankan kebijakan konservasi mineral dengan cara
melakukan pengolahaan terhadap mineral ikutan dari timah. Dimana pengelolaan
dan pemanfaatan mineral ikutan merupakan amanat dari Lampiran VII Kepmen
ESDM No, 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Konservasi.
Berdasarkan data ekplorasi PT Timah, Tbk terdapat beberapa kandungan mineral
ikutan yang saat ini masih dalam proses estimasi sumberdaya. Adapun data mineral
ikutan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.2. Estimasi Potensi Mineral Ikutan Timah


MIT Volume (m3) Kadar (kg/m3) Tonase (ton)
Ilmenite 3.547.159.275 0,104 367.500
Monazite 3.547.159.275 0,006 19.900
Zircon 3.547.159.275 0,041 145.800
Sumber : PT. Timah Tbk, Kementrian ESDM

Mineral ikutan timah pada bijih timah yang telah tertambang, dilakukan
pemisahan menggunakan High Tension Separatior (HTS) dan Magnetic Separator
(MS) di Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT) baik di wilayah Bangka Belitung
(Muntok) maupun di wilayah Kep. Riau dan Riau (Kondur). Hasil pengelolan

9
mineral ikutan yang tertambang dalam hal ini yang didominasi ilmenite belum dapat
dimafaatkan sehingga sampai saat ini masih disimpan secara khusus di dalam
stockpile. Jumlah tonase mineral ikutan akan semakin meningkat dari tahun ke
tahun namun saat ini masih belum dapat termanfaatan dan pengawasan
penyimpanannya dilakukan oleh Bapeten. Project pemanfaatan mineral ikutan
masih terus dilakukan di REE Plant Tanjung Ular.

Tabel 3.3. Inventory Mineral Ikutan PT. Timah Tbk Unit Metalurgi Muntok

Sumber : PT. Timah Tbk, Kementrian ESDM

Saat ini produksi timah dalam negeri baru mampu menghasilkan produk-
produk hulu dan sudah saatnya industri timah Indonesia mengantisipasi
meningkatnya permintaan dalam negeri atas produk-produk hilir industri timah
seiring dengan tumbuhnya perekonomian nasional. Meski Indonesia merupakan
produsen utama timah dunia yang mengusai lebih dari 30% produksi timah dunia
setiap tahunnya, namun cadangan timah memiliki jumlah dan berada pada lokasi
terbatas. Saat ini cadangan timah yang dimiliki Indonesia sebesar 900.000 ton
(Sumber: Badan Geologi, 2018), dengan asumsi produksi penambangan hingga
90.000 ton setiap tahunnya (Kementrian ESDM), maka cadangan timah yang
dimiliki saat ini diprediksi 10 hingga 12 tahun ke depan akan habis apabila tidak
ada penemuan cadangan baru. Oleh sebab itu sudah saatnya hilirisasi industri
komoditas timah dilakukan untuk mendukung ketahanan nasional khususnya dari
sektor pertambangan timah.

10
BAB IV
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Konservasi mineral dan batubara merupakan salah satu aspek yang
diamanatkan oleh Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara yaitu kewajiban untuk mewujudkan kaidah teknik
pertambangan yang baik (Good Mining Practice). Konservasi mineral dan batubara
merupakan upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan atau pemanfaatan sumber
daya mineral dan batubara secara terukur, efisien, bertanggung jawab, dan
berkelanjutan yang wajib dilaksanakan. Salah satu konservasi mineral dan
batuabara yang sudah dilakukan di Indonesia yaitu konservasi mineral ikutan timah
oleh PT. Timah Tbk.
Adapun langkah yang dilakukan oleh PT. Timah Tbk untuk menerapkan
beberapa kebijakan dan program untuk meningkatkan produksi dan mendukung
upaya penerapan konservasi mineral, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Program pengamanan asset dengan menyelamatkan bijih yang diambil oleh
kegiatan penambangan illegal termasuk penambangan bijih timah primer
2. Program peningkatan recovery penambangan melalui pengelolaan material
sisa hasil pengolahan
3. Program peningkatan produksi penambangan di darat maupun di laut sebagai
bentuk pengelolaan dan pemanfaatan cadangan marginal timah
4. Program kemitraan dan jasa pertambangan melalui skema kerjasama dengan
mitra untuk penambangan di darat maupun di laut
5. Program penambangan integrasi melalui peningkatan kapasitas produksi
bijih dengan menyewa alat penambangan maupun skema kerjasama dengan
IUP OPK olah murni yang terintegrasi termasuk alat untuk metode
penambangan bore hole mining dan Cutter Suction Dredge (CSD).

11
Dan saat ini, PT. Timah Tbk melakukan penggelolaan terhadap mineral ikutan
berupa mineral ilmenite, monazite dan zircon. Dan saat ini mineral – mineral ikutan
tersebut sedang dilakukan pengelolaan lebih lanjut oleh REE Plant Tanjung Ular
dan terus dikembangkan untuk pemanfaatan kedepannya.

6.2. Saran
Saran untuk pengusaha pertambangan agar tetap selalu menjalakan konservasi
mineral ataupun batubara demi keberlanjutan pengelolaan mineral dan batubara di
Indonesia. Dan bagi pemerintah agar selalu melakukan pengawasan terhadap
pengusaha-pengusaha pertambangan dengan mewajibkan melakukan konservasi
mineral dan batubara serta memberikan sanksi yang tegas untuk perusahaan yang
tidak menaati atau melanggar peraturan yang telah di buat dan khususnnya
tertuang dalam Kepmen 1827 Tahun 2018 Tentang Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik serta UU No. 4 Tahun 2009 serta UU No. 3 Tahun 2020 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Iskak. Upaya Konservasi Mineral dan Proyeksi Masa Depan Pertambangan
Timah di Indonesia. Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI, 2019, 1.1:
863-874.
Indonesia, Kementrian Perdagangan Republik. 2016. Komoditi Timah. Jakarta
Selatan : Kementrian Perdagagnan Republik Indonesia, 2016. ISBN 978-979-
461-890-5.
Mohamad, Mustapa Ali. 2021. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Minerba.
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, Yogyakarta : 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai