Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

HIPERTENSI

Disusun Oleh

Putri Melati

17.156.01.11.114

4C ILMU KEPERAWATAN
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia Raya No. 88 A – Kel. Sepanjang Jaya – Bekasi
Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail : stikesmi@yahoo.co.id
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan ini sampai selesai
tepat pada waktunya. Dimana laporan ini merupakan salah satu dari tugas untuk memenuhi
Praktik Klinik Keperawatan 2 STIKes Medistra Indonesia. Sholawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing PKK 2 yaitu
Ibu Kiki Deniati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan. Dan semoga dengan selesainya
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan.

Penulis

Bekasi, 02-03-2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
LAPORAN PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. KONSEP DASAR TEORI HIPERTENSI.............................................................................4
1. Definisi Hipertensi.................................................................................................................4
2. Etiologi Hipertensi.................................................................................................................4
3. Patofisiologi Hipertensi.........................................................................................................6
4. Manifestasi Klinis..................................................................................................................7
5. Diagnosis Hipertensi..............................................................................................................7
6. Klasifikasi Hipertensi............................................................................................................8
7. Komplikasi............................................................................................................................9
8. Penatalaksanaan.....................................................................................................................9
B. JURNAL TERAPI MUSIK PADA HIPERTENSI.....................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN INTERVENSI.........................................17

3
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR TEORI HIPERTENSI

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan


darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu
periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas
90mmHg

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut


(Aspiani, 2014) :

a) Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial


Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik
karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu :
(Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan
darah tinggi.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–
laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita
dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi
berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan
cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.

4
Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume
darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan
tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan
tekanan darah meningkat.

4) Berat Badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

5) Gaya Hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok,
dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama
merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan
tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien
diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam
batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari
komplikasi yang bisa terjadi.
b) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis. Stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat
dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena
diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014).

5
6
3. Patofisiologi Hipertensi

Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah
(Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013).
Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga
memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan
faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,
katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I

7
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan
keadaan hipertensi (Padila, 2013).

4. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang
tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan
akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada
penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lainlain

5. Diagnosis Hipertensi

Berdasarkan anamnesis, sebagian besar pasien hipertensi bersifat asimptomatik.


Beberapa pasien mengalami keluhan berupa sakit kepala, rasa seperti berputar, atau
penglihatan kabur. Hal yang dapat menunjang kecurigaan ke arah hipertensi
sekunder antara lain penggunaan obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal,
kortikosteroid, dekongestan maupun NSAID, sakit kepala paroksismal, berkeringat
atau takikardi serta adanya riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada anamnesis
dapat pula digali mengenai faktor resiko kardiovaskular seperti merokok, obesitas,
aktivitas fisik yang kurang, dislipidemia, diabetes milletus, mikroalbuminuria,
penurunan laju GFR, dan riwayat keluarga
Berdasarkan pemeriksaan fisik, nilai tekanan darah pasien diambil rerata
dua kali pengukuran pada setiap kali kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah ≥
140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka hipertensi dapat ditegakkan.
Pemeriksaaan tekanan darah harus dilakukan dengan alat yang baik, ukuran dan
posisi manset yang tepat (setingkat dengan jantung) serta teknik yang benar.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memeriksa komplikasi yang telah atau
sedang terjadi seperti pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap, kadar

8
ureum, kreatinin, gula darah, elektrolit, kalsium, asam urat dan urinalisis.
Pemeriksaan lain berupa pemeriksaan fungsi jantung berupa elektrokardiografi,
funduskopi, USG ginjal, foto thoraks dan ekokardiografi. Pada kasus dengan
kecurigaan hipertensi sekunder dapat dilakukan pemeriksaan sesuai indikasi dan
diagnosis banding yang dibuat. Pada hiper atau hipotiroidisme dapat dilakukan
fungsi tiroid (TSH, FT4, FT3), hiperparatiroidisme (kadar PTH, Ca2+),
hiperaldosteronisme primer berupa kadar aldosteron plasma, renin plasma, CT scan
abdomen, peningkatan kadar serum Na, penurunan K, peningkatan eksresi K dalam
urin ditemukan alkalosis metabolik. Pada feokromositoma, dilakukan kadar
metanefrin, CT scan/MRI abdomen. Pada sindrom cushing, dilakukan kadar
kortisol urin 24 jam. Pada hipertensi renovaskular, dapat dilakukan CT angiografi
arteri renalis, USG ginjal, Doppler Sonografi.

6. Klasifikasi Hipertensi

Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

\
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer.
Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer

9
adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi
sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada
sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus hipertensi
merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder
antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan volume
intravaskular, luka bakar dan stres (Aspiani, 2014).

10
7. Komplikasi

Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
a) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi
di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
b) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati
pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat
menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d) Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat
zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan
terjadi penumpukan dalam tubuh.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup namun terapi


antihipertensi dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta
dan hipertensi derajat 2. Penggunaan antihipertensi harus tetap disertai dengan
modifikasi gaya hidup.
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah

11
 Target tekanan darah <150/90, untuk individu dengan diabetes, gagal ginjal,
dan individu dengan usia >60 tahun <140/90
 Penurunan mobidikitas dan mortalitas kardiovaskuler
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi
penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus
dilaksanakan hingga mencaoai target terapi masing-masing kondisi. Pengobatan
hipertensi terdiri dari terapi nonfakmakologis dan farmakologis. Terpai
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan
menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko penyakit
a) Penatalaksanaan nonfarmakologis
Dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan
darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengobati
tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya hidup
untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Pengaturan diet
 Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi
garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin
sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan
3-6 gram garam per hari.
 Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitat pada dinding vaskular.
 Diet kaya buah sayur.
 Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan
dengan mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada
beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan

12
kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat
badan adalah hal yangs angat efektif untuk menurunkan tekanan
darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan.
Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu
menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan
penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya
eksaserbasi aritmia.
3) Olahraga Teratur
Olahraga seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung..
olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin
perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang
dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
4) Gaya Hidup
Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi
efek jangka oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan
aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
5) Terapi Komplementer
Terapi komplementer yang bisa digunakan seperti terapi aromaterapi,
terapi tertawa, terapi masase kaki menggunakan minyak esensial lavender,
terapi meditrasi, terapi musik klasik, terapi musik murotal Al-qur’an.

b) Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :

13
 Diuretik : Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan
tubuh (lewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah.
Contoh obat-obatan ini adalah: Bendroflumethiazide, chlorthizlidone,
hydrochlorothiazide, dan indapamide.
 ACE-Inhibitor Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat
angiotensin II (zat yang dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping yang
sering timbul adalah batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat yang
tergolong jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril.
 Calsium channel blocker Golongan obat ini berkerja menurunkan
menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung
(kontraktilitas). Contoh obat yang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine,
diltiazem dan nitrendipine.
 ARB Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin
II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk golongan ini adalah eprosartan, candesartan, dan losartan.
 Beta blocker Mekanisme obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan
daya pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronchial. Contoh obat yang
tergolong ke dalam beta blocker adalah atenolol, bisoprolol, dan beta metoprolol.

14
B. JURNAL TERAPI MUSIK PADA HIPERTENSI

15
16
17
18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN INTERVENSI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes MEDISTRA INDONESIA)

Nama Mahasiswa : Putri Melati


NPM : 17.156.01.11.114
Tempat : Bekasi
Tanggal Pengkajian : 25-02-2021

I. Data Demografi :

1. Biodata

- Nama : Ny. R

- Usia : 42

- Jenis Kelamin :P

- Alamat : Bekasi

- Suku : Sunda

- Status Pernikahan : Kawin

- Agama : Islam

- Pekerjaan : IRT

- Diagnosa Medis : Hipertensi

- Tanggal Pengkajian : 24-02-2021

2. Penanggung jawab

- Nama : Nn. M

- Usia : 22thn

- Jenis Kelamin :P

- Pekerjaan : Mahasiswa

- Hubungan dengan Klien : Anak

II. KELUHAN UTAMA

klien mengeluh nyeri kepala bagian belakang lebih tepat pada tengkuk

19
20
III. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


Saat bangun tidur klien nyeri cekot-cekot pada tengkuk, klien mengatakan
mengatakan pusing, tidak mual dan muntah, nyeri cekot-cekot pada tengkuk
seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul dengan skala nyeri 6 terjadi secara
mendadak. Ekspresi klien tampak menyeringai
2. Riwayat Penyakit Dahulu
 Klien mengatakan tidak pernah menderitah penyakit kronis selain hipertensi,
pasien juga mengatakan tidak pernah operasi sebelumnya, klien juga
mengatakan tidak mempunyai alergi apapun.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

 Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa dengan pasien
serta tidak ada yang mengalami penyakit yang menular dan menurun .

IV . RIWAYAT PISIKOSOSIAL

 Pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering menghadiri acara acara seperti
arisan RT pengajian RT dan acara rukun tetangga lainya

V. RIWAYAT SPIRITUAL

 konsep tentang penguasa kehidupan klien percaya terhadap tuhan, klien selalu
memohon kesembuhan pada tuhan, klien sholat 5 waktu,sarana/peralatan/orang
yang diperlukan untuk melaksanakan ritual sajadah, klien yakin bisa sembuh, klien
menganggap sakit ini ujian dari Tuhan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum klien


 lemah, kesadaran composmentis 6
2. Tanda-tanda vital
 Suhu : 360C
 Nadi : 96x/mnt
 Pernafasan : 20x/mnt
 TD : 180/100 MMHg
3. Kenyamanan Nyeri
 P : Nyeri kepala
 Q : Hilang timbul
 R : Kepala bagian belakang (tengkuk)
 S : Sekala nyeri 6

21
 T : Saat pasien melakukan aktifitas berat

4. Pemeriksaan Kepala
 Rambut
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi. Penyebaran rambut
merata berwarna hitam dan putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang,
dan tidak ada kelainan
 Mata
Konjungtiva anemis, sklera ikteris putih, tidak ada pembesaran palpebra, tidak ada
sirabismus, ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu.
 Hidung
Normal, mukosa hidung bersih, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal
 Rongga Mulut
Mulut bersih, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan
gosok gigi 2xsehari, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada kemerahan, tidak ada
pembesaran tonsi
 Telinga
Telinga, bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada keluhan, ketajaman
pendengaran normal
 Pemeriksaan Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar, parotis,
tidak ada luka gangren, tidak ada pus, tidak ada bau.
 Pemeriksaan thorak : Sistem Pernafasan
Bentuk dada : Normal chest
Susunan ruas tulang belakang : Normal
Pola nafas : Irama teratur, tidak ada gangguan irama
pernafasan, tidak ada otot bantu nafas,
Perkusi thorak : Resonan, tidak ada alat bantu nafas,
Vokal fremitus : Getaran pada punggung sisi kanan dan kiri
sama,
Suara nafas : Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
 Pemeriksaan jantung : Sistem Kardiovaskuler
tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi : kuat, posisi ics 5 mid
clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi jantung : s1 s2 tunggal, tidak ada
bunyi jantung tambahan, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada
pembesaran JVP
 Pemeriksaan Sistem Pencernaan (abdomen) dan Status Nutrisi
BB: 72kg TB: 160 cm

22
tidak ada nyeri abdomen, Kebiasaan BAB 2x sehari, konsistensi lembab, warna
kuning, bau khas feses, tempat yang digunakan kamar mandi, peristaltic usus
12x/mnt, tidak ada masalah eliminasi alvi.
 Sistem Persyarafan
- Compos mentis
- Orientasi : klien mengatakan dirumah ia di jaga oleh anak dan suaminya. klien
mampu mengenali waktu dengan baik, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada brudsky, terdapat nyeri kepala, dengan PQRST P: nyeri kepala, Q:
hilang timbul, R: kepala bagian belakang (tengkuk), S: sekala nyeri 5, T: saat
pasien melakukan aktifitas berat.
- Istirahat /tidur : siang sebelum sakit siang ±2-3 jam, malam ± 7-8 jam, Setelah
sakit akit ± 1 jam/hari, malam : ± 3-4 jam, tidak ada kelainan nervus cranialis
- Pupil : Isokor, reflek cahaya normal
 Sistem Perkemihan
Bentuk alat kelainan : Normal, libido normal, alat kelamin bersih, Frekuensi
Berkemih ± 3x/hr, teratur, bau khas urine, jumlah ± 1200, tempat yang digunakan
kamar mandi, tidak menggunakan alat bantu berkemih.
 Sistem muskuloskeletal dan Integumen
Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) Bebas, Kekuatan Otot 5,5,5,5,
Tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, akral hangat, turgor kulit elastis, CRT < 3 dtk,
tidak ada oedema, kebersihan kulit bersih, Kemampuan melakukan ADL mandiri
 Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar, parotis,
tidak ada luka gangren, tidak ada pus, tidak ada bau

23
DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny. R Nama Mahasiswa : Putri Melati
NPM : 17.156.01.11.114

Data Objectif Data Subjectif


1. KU Lemah 1. Klien mengatakan nyeri pada kepala dan
2. Skala Nyeri tidak nyaman pada tengkuk
P : Adanya tekanan darah 2. Pasien mengatakan susah tidur karena
tinggi penyakit yang dideritanya
Q : Seperti terusuk-tusuk 3. Pasien mengatakan setelah tidur merasa
R : Nyeri pada tengkuk tidak segar
S:6 4. Pasien mengatakan mudah terbangun saat
T : Hilang timbul tidur
3. TTV 5. Klien mengatakan Sebelumnya tidak pernah
Suhu : 360C diberikan pendidikan kesehatan tentang
Nadi : 96x/mnt hipertensi Klien mengatakan kurang begitu
Pernafasan : 20x/mnt paham tentang tekanan darah yang sering
TD : 190/100 MMHg tinggi yang dideritanya
4. Klien tampak lemas
5. Pasien tampak pucat, konjungtiva
anemis
6. klien terlihat tegang Klien hanya diam
saat ditanya tentang tekanan darah
tinggi yang dideritanya
7. Istirahat /tidur : siang sebelum sakit
siang ±2-3 jam, malam ± 7-8 jam,
Setelah sakit ± 1 jam/hari, malam : ± 3-
4 jam

24
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. R Nama Mahasiswa : Putri Melati
NPM : 17.156.01.11.114

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 DO : Nyeri akut Agen pencedera
 Skala Nyeri fisiologis
P : Adanya tekanan darah
tinggi
Q : Seperti terusuk-tusuk
R : Nyeri pada tengkuk
S:6
T : Hilang timbul
 TD 190/100 (Hipertensi)

DS :
 Klien mengatakan nyeri pada kepala dan
tidak nyaman pada tengkuk
2 DO : Gangguan Pola Kualitas tidur yang
 K/U : Lemah Tidur buruk karena pain
 TTV level
Tekanan darah : 190/100 mmHg,
 Pasien tampak pucat
 konjungtiva anemis
 pasien tampak lemas

DS :
 Pasien mengatakan susah tidur
 Pasien mengatakan setelah tidur merasa
tidak puas akan kualitas tidurnya
 Mudah terbangun saat tidur
3. DO : Defisit Kurang Terpapar
 klien terlihat tegang Klien hanya diam saat pengetahuan Informasi
ditanya tentang tekanan darah tinggi yang mengenai penyakit
dideritanya yang diderita
DS :
 Klien mengatakan Sebelumnya tidak pernah
diberikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi Klien mengatakan kurang begitu
paham tentang tekanan darah yang sering
tinggi yang dideritanya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

25
Nama Pasien : Ny. R Nama Mahasiswa : Putri Melati
NPM : 17.156.01.11.114

NO Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi


1 Nyeri akut b.d Agen Pencedera 25-02-2021 27-02-2021
fisiologis d.d Resistensi
Pembuluh Darah Otak (TD
190/100)
2 Gangguan pola tidur b/d pain 25-02-2021 26-02-2021
level d/d kualitas tidur yang
buruk karena pain level
3 Defisit pengetahuan mengenai 25-02-2021 25-02-2021
penyakit yang diderita b.d
Kurang Terpapar Informasi d/d
klien terlihat tegang Klien hanya
diam saat ditanya tentang
tekanan darah tinggi yang
dideritanya

26
27
INTERVENSI
Nama Pasien : Ny. R Nama Mahasiswa : Putri Melati

Tanggal DX.KEP Tujuan dan Kriteria hasil Intervrensi Rasional Paraf


24-02-2021 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Terapeutik
Agen Pencedera keperawatan 3 x 24 jam 1. Kaji dan monitor Skala nyeri pasien 1. Untuk memantau
fisiologis d.d diharapkan masalah nyeri perkembangan status nyeri
Resistensi dapat teratasi dengan pasien
Pembuluh kriteria hasil : 2. Berikan teknik nonfarmakologis 2. Untuk mengurangi rasa nyeri
Darah Otak (TD 1. Pasien mengetahui (Terapi Musik) Dan membuat pasien rileks
190/100) penyebab nyerinya. 3. Angajarkan cara melakukan teknik 3. Teknik relaksasi
2. Pasien mengatakan relaksasi nafas dalam dapatmenurunkan rasa nyeri
Nyeri hilang. 4. Perhatikan isyarat verbal dan non 4. Klien mungkin tidak secara
3. Pasien mampu verbal seperti: meringis, kaku, verbal melaporkan nyeri dan
mendemonstrasikan gerakan melindungi ketidak nyamanan secara
ulang teknik relaksasi langsung
dan distraksi 5. Kaji tanda –tanda vital (tekanan 5. Pada klien dengan gangguan
4. Pasien rileks darah, respirasi, Nadi, Suhu) nyeri menyebabkan gelisah
5. Skala nyeri berkurang serta tekanan darah dan nadi
1-3 meningkat
6. Kolaborasi pemberian obat 6. Untuk memperlancar aliran
Amplopidin 5 gr (dosis darah menuju jantung dan
yangdiberikan oleh dokter kepada mengurangi tekanan darah
pasien)

Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan 1. Agar pasien paham mengenai
pemicu nyeri periode pemucu nyeri
2. Jelaskan startegi meredakan nyeri 2. Agar pasien dapat menangani
rasa sakitnya secara mandiri
3. Anjurkan monitor nyeri secara 3. Agar mengetahui

28
mandiri perkembangan pasien
4. Ajarkan teknik nonfaramkologis 4. Agar pasien merasa lebih
untuk mengurangi rasa nyeri tenang dan rileks setelah
melakuukan terapi
nonfarmakologis
24-02-2021 Setelah dilakuakn tindakan 1. Monitor kualitas tidur pasien 1. Agar mengethaui status
keperawatan selama 3x 24 perkembangan pasien
Gangguan pola jam diharapkan gangguan 2. Berikan Aromaterapi 2. Dengan pemberian aromaterapi
tidur b/d pain istirahat tidur tidak terjadi diharapkan pasien merasa
level d/d dengan, Kriteria Hasil : 3. Berikan lingkungan yang nyaman nyaman dan tenang.
kualitas tidur 1. Pasien tampak rileks dan yang nyaman 3. Dengan lingkungan yang
yang buruk segar nyaman dan tenang pasien
(Tidak merasa 2. Pasien dapat tidur 4. Ajarkan pasien distraksi dan dapat beristirahat dengan
puas akan selama 6-8 jam setiap relaksasi. tenang.
kualitas tidur malam 5. Anjurkan pasien mandi/Seka air 4. Dapat mengurangi
dan mudah 3. Perasaan segar sesudah hangat untuk persiapan tidur ketidaknyamanan.
terbangun) tidur atau instirahat 5. Pasien dapat merasa segar
sehingga dapat beristirahat
dengan nyaman
24-02-2021 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
pengetahuan keperawatan 3 x 24 jam 1. Berikan penilaian tentang tingkat 1. Agar pasien paham
mengenai diharapkan Defisit pengetahuan pasien mengenai mengenai proses penyakit
penyakit yang pengetahuan klien teratasi prosespenyakit yang di deritanya
diderita b.d dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan Patofisiologi penyakit 2. Agar pasien mengetahui
Kurang 1. Klien mengungkapkan dengan cara yang tepat proses patofisologi penyakit
Terpapar pemahaman tentang 3. Gambarkan tandagejala yang yang di derita
Informasi d/d penyakitnya muncul pada penyakit dengan cara 3. Agar pasien dapat
klien terlihat 2. Pasien dapat yang tepat memahami gambaran tanda
tegang Klien menerapkan edukasi dan gejala yang muncul
hanya diam saat yang diberikan 4. Jelaskan faktor resiko yang dapat pada penyakit yang
ditanya tentang mempengaruhi kesehatan dideritanya
tekanan darah 4. Agar pasien mengerti
tinggi yang faktor-faktor apa saja yang
dideritanya 5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan dapat mempengaruhi

29
sehat kesehatan pasien dan
pasien
5. Agar pasien dapat
menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat

30
IMPLEMENTASI 1
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 25-02-2021

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI dan RESPON PASIEN TTD


09.00 WIB Nyeri akut b.d Agen Pencedera Terapeutik
fisiologis d.d Resistensi Pembuluh 1. Kaji dan monitor Skala nyeri pasien
Darah Otak (TD 190/100)  Respon Pasien
S:
O:
 P : Adanya tekanan darah tinggi
 Q : Seperti terusuk-tusuk
 R : Nyeri pada tengkuk
 S:5
 T : Hilang timbul

13.00 WIB 2. Memberikan teknik nonfarmakologis (Terapi Musik) dengan suara musik air
mengalir dan suara alam.
 Respon Pasien :
S : Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang dan
nyaman
O: Pasien terlihat tenang

3. Mengajarkan cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam


 Respon Pasien :
S : Pasien mengatakan dirinya masih merasakan pusing tetapi agak sedikit
merasa rileks setalah melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam
O : Pasien terlihat masih merasakan nyeri di kepalanya

4. Memperhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti: meringis, kaku, gerakan
melindungi
 Respon Pasien :
S :
O : Pasien terlihat tenang

31
5. Mengkaji tanda –tanda vital (tekanan darah, respirasi, Nadi, Suhu)
 Respon Pasien :
S:
O : TD : 170/90 mmHg, Suhu: 36,50C, Nadi : 90x/mnt, RR : 22x/mnt
6. Berolaborasi pemberian obat Amplopidin 5 gr (dosis yangdiberikan oleh dokter
kepada pasien)
21.00 WIB S:
O: TD : 170/100 mmHg

Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
10.00 WIB 2. Jelaskan startegi meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik nonfaramkologis untuk mengurangi rasa nyeri
07.00 WIB Gangguan pola tidur b/d pain level 1. Monitor kualitas tidur pasien
d/d kualitas tidur yang buruk (Tidak  Respon Pasien
merasa puas akan kualitas tidur dan S : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri ketika tertidur dan masih
mudah terbangun) terbangun tetapi tidak sesering biasanya
O : pasien terlihat terbangun ketika tidur
21.00 WIB
2. Meberikan Aromaterapi bunga mawar
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan aroma mawar nya menennagkan pasien
O : Pasien terlihat tenang

3. Memberikan lingkungan yang nyaman yang nyaman


 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan nyaman denga lingkungannya
O : Pasien terlihat nyaman

4. Mengajarkan pasien distraksi dan relaksasi


 Respon Pasien
S:

32
O : Pasien masih terlihat merasakan nyeri di kepalanya

5. Anjurkan pasien mandi/Seka air hangat untuk persiapan tidur


 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan nyaman dan merasa lebih segar
O : Pasien terlihat lebih nyaman
10.00 WIB Defisit pengetahuan mengenai 1. Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien mengenai proses
penyakit yang diderita b.d Kurang penyakit
Terpapar Informasi d/d klien terlihat  Respon Pasien
tegang Klien hanya diam saat ditanya S : Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai proses
tentang tekanan darah tinggi yang penyakit yang diderita pasien
dideritanya Edukasi Kesehatan O : Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai proses
penyakit yang diderita pasien

2. Menjelaskan Patofisiologi penyakit dengan cara yang tepat


 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
patofisologi penyakit yang diderita pasien
O : Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
patofisologi penyakit yang diderita pasien

3. Menggambarkan tandagejala yang muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
tandagejala yang muncul pada penyakit yang diderita pasien
O : Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
tandagejala yang muncul pada penyakit yang diderita pasien

4. menelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan


 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa
apa saja yang dapat mempengarhi kesehatan
O : Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa apa
saja yang dapat mempengarhu kesehatan

33
5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa
apa saja perilaku hidup sehat
O : Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa apa
saja perilaku hidup sehat

34
EVALUASI 1
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 25-02-2021

JAM DX KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) TTD


S:
14.00 WIB 1. Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang
14.00 WIB dan nyaman namun masih merasakan pusing
2. Pasien mengatakan dirinya masih merasakan pusing tetapi agak
sedikit merasa rileks setalah melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam
O:
16.00 WIB 1. Pasien terlihat tenang
- 2. Pasien terlihat masih merasakan nyeri di kepalanya
21.00 WIB 3. Pasien terlihat tenang
4. TD : 160/90 mmHg, Suhu: 360C, Nadi : 90x/mnt, RR : 22x/mnt
Nyeri akut b.d Agen Pencedera fisiologis d.d
5. PQRST
Resistensi Pembuluh Darah Otak (TD 190/100)
 P : Adanya tekanan darah tinggi
 Q : Seperti terusuk-tusuk
 R : Nyeri pada tengkuk
 S:5
 T : Hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
1. Pasien masih merasa nyeri kepala (Hilang Timbul)
2. Tekanan darah pasien masih tinggi
3. Skala nyeri masih 4
P : Lanjutkan Intervensi
Gangguan pola tidur b/d pain level d/d kualitas S:
07.00 WIB tidur yang buruk (Tidak merasa puas akan 1. Pasien mengatakan aroma mawar nya menennagkan pasien
kualitas tidur dan mudah terbangun) 2. Pasien mengatakan nyaman dengan lingkungannya
3. Pasien mengatakan nyaman dan merasa lebih segar
4. Pasien masih terlihat merasakan nyeri di kepalanya
O:
1. Pasien terlihat tenang
2. Pasien terlihat nyaman

35
3. Pasien terlihat lebih rileks
A : Masalah belum teratasi
Pasien masih merasakan nyeri ketika tertidur dan masih terbangun tetapi
tidak sesering biasanya
P : Lanjutkan Intervensi
S:
12.00 WIB 1. Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
proses penyakit yang diderita pasien
2. Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
patofisologi penyakit yang diderita pasien
3. Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
tandagejala yang muncul pada penyakit yang diderita pasien
4. Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
apa apa saja yang dapat mempengarhi kesehatan
5. Pasien mengatakan paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
apa apa saja perilaku hidup sehat
Defisit pengetahuan mengenai penyakit yang
diderita b.d Kurang Terpapar Informasi d/d klien
terlihat tegang Klien hanya diam saat ditanya
O:
tentang tekanan darah tinggi yang dideritanya
1. Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
Edukasi Kesehatan
proses penyakit yang diderita pasien
2. Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
patofisologi penyakit yang diderita pasien
3. Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai
tandagejala yang muncul pada penyakit yang diderita pasien
4. Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa
apa saja yang dapat mempengarhu kesehatan
5. Pasien terlihat paham dengan yang sudah di paparkan mengenai apa
apa saja perilaku hidup sehat

A : Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

36
37
IMPLEMENTASI 2
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 26-02-2021

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI dan RESPON PASIEN TTD


Nyeri akut b.d Agen Pencedera Terapeutik
09.00 WIB fisiologis d.d Resistensi Pembuluh 1. mengkaji dan memonitor Skala nyeri pasien
Darah Otak (TD 190/100)  Respon Pasien
S : Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di kepalanya
O : Skala nyeri pasien 4

13.00 WIB 2. Memberikan teknik nonfarmakologis (Terapi Musik) dengan suara musik air
mengalir dan suara alam.
 Respon Pasien :
S : Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang dan
nyaman
O: Pasien terlihat tenang

3. Mengajarkan cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam


 Respon Pasien :
S : Pasien mengatakan dirinya setiap melakukan tekhnik relaksasi mera lebih
baik
O : Pasien terlihat nyaman

4. Memperhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti: meringis, kaku, gerakan
melindungi
 Respon Pasien :
S : pasien mngatakan sudah tidak lagi merasakan nyeri
O : Pasien terlihat tenang
5. Mengkaji tanda –tanda vital (tekanan darah, respirasi, Nadi, Suhu)
 Respon Pasien :
S:
O : TD : 150/90 mmHg, Suhu: 360C, Nadi : 90x/mnt, RR : 23x/mnt

38
7. Berolaborasi pemberian obat Amplopidin 5 gr (dosis yangdiberikan oleh dokter
kepada pasien)
21.00 WIB S:
O: TD : 150/90 mmHg
07.00 WIB 1. Monitor kualitas tidur pasien
 Respon Pasien
S : pasien mengatakan segar sesudah tidur atau instirahat
21.00 WIB O : pasien tidur selama 6-8 jam
2. Meberikan Aromaterapi bunga mawar
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan aroma mawar nya menenangkan pasien
O : Pasien terlihat tenang
Gangguan pola tidur b/d pain level 3. Memberikan lingkungan yang nyaman yang nyaman
d/d kualitas tidur yang buruk (Tidak  Respon Pasien
merasa puas akan kualitas tidur dan S : Pasien mengatakan nyaman denga lingkungannya
mudah terbangun) O : Pasien terlihat nyaman
4. Mengajarkan pasien distraksi dan relaksasi
 Respon Pasien
S:
O : pasien terlihat rileks
6. Menganjurkan pasien mandi/Seka air hangat untuk persiapan tidur
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan nyaman dan merasa lebih segar
O : Pasien terlihat lebih nyaman

39
EVALUASI 2
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 26-02-2021

JAM DX KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) TTD


Nyeri akut b.d Agen Pencedera fisiologis d.d S:
14.00 WIB Resistensi Pembuluh Darah Otak (TD 190/100) 1. Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di kepalanya
14.00 WIB 2. Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang
dan nyaman
3. Pasien mengatakan dirinya setiap melakukan tekhnik relaksasi mera
lebih baik
4. pasien mngatakan sudah tidak lagi merasakan nyeri
O:
16.00 WIB 1. Pasien terlihat tenang
- 2. Pasien terlihat nyaman
21.00 WIB 3. Pasien terlihat tenang
4. TD : 150/90 mmHg, Suhu: 360C, Nadi : 90x/mnt, RR : 22x/mnt
5. Skala nyeri pasien 4

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
Gangguan pola tidur b/d pain level d/d kualitas S:
07.00 WIB tidur yang buruk (Tidak merasa puas akan 1. pasien mengatakan segar sesudah tidur atau instirahat
kualitas tidur dan mudah terbangun) 2. Pasien mengatakan aroma mawar nya menenangkan pasien
3. Pasien mengatakan nyaman dengan lingkungannya
4. Pasien mengatakan nyaman dan merasa lebih segar
5. Pasien masih sudah tidak merasakan nyeri atau pusing di kepalanya

O:
1. Pasien terlihat tenang
2. Pasien terlihat nyaman
3. Pasien terlihat lebih rileks

40
4. Pasien tidur selama 6-8 jam
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

IMPLEMENTASI 3
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 27-02-2021

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI dan RESPON PASIEN TTD


09.00 WIB Terapeutik
1. mengkaji dan memonitor Skala nyeri pasien
 Respon Pasien
S : Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di kepalanya
O : Skala nyeri pasien 3
13.00 WIB 2. Memberikan teknik nonfarmakologis (Terapi Musik) dengan suara musik air
mengalir dan suara alam.
 Respon Pasien :
S : Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang dan
nyaman
Nyeri akut b/d agen pencedera O: Pasien terlihat tenang
fisiologis d.d Resistensi Pembuluh
Darah Otak

3. Mengkaji tanda –tanda vital (tekanan darah, respirasi, Nadi, Suhu)


 Respon Pasien :
S:
O : TD : 140/90 mmHg, Suhu: 360C, Nadi : 90x/mnt, RR : 22x/mnt

4. Berolaborasi pemberian obat Amplopidin 5 gr (dosis yangdiberikan oleh dokter


21.00 WIB kepada pasien)
S:
O: TD : 140/90 mmHg

41
EVALUASI 3
Nama Pasien : Ny. R Tanggal : 27-02-2021

JAM DX KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) TTD


Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis d.d S:
09.00 WIB Resistensi Pembuluh Darah Otak 1. Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di kepalanya
2. Pasien mengatakan saat mendengaran musik lebih merasa tenang
dan nyaman
3. Pasien mengatakan dirinya setiap melakukan tekhnik relaksasi mera
lebih baik
4. pasien mngatakan sudah tidak lagi merasakan nyeri
O:
1. Pasien terlihat tenang
2. Pasien terlihat nyaman
3. Skala nyeri pasien 3
4. TD : 140/90 mmHg, Suhu: 360C, Nadi : 90x/mnt, RR : 22x/mnt
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi

42
43

Anda mungkin juga menyukai