Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SYARIAH IBADAH

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Gusneti M. Pdi
NIDN. 9903003685

DISUSUN OLEH :
Muhammad Reihan 2070111032
Nur Liza Nasyira Musalfi 2070111033
Exal Rafli Ramdani 2070111036
Mohammad Palito Atthariq 2070111044
Iqbal Maulana 2070111037

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa
kami sanjungkan kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat-Nya dari zaman kejahiliyahan, kesesatan dan kegelapan
menuju zaman yang penuh cahaya.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama


Islam pada Program Studi Teknik Sipil dengan ini penulis mengangkat judul “
SYARIAH IBADAH”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun
isinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam

Penulis
DAFTAR ISI

SYARIAH IBADAH…………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………...…………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….……….

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….……

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………

A. MAKNA DAN RUANG LINGKUP IBADAH………………………………...


B. IMPLEMENTASI IBADAH DALAM KEHIDUPAN…………………………
C. IBADAH DALAM MEMBENTUK KARAKTERISTIK MANUSIA…….…..
D. IBADAH HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH DAN SESAMA
MANUSIA……………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………

A. KESIMPULAN……………………………………………..…………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan
manusia dalam rangka pengabdian atau kepatuhan kepada
sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada
hubungan manusia dengan Allah semata, melainkan juga
terdapat hubungan antara manusia dengan manusia lainnya serta
antara manusia dengan alam (Razak, 1993: 18).
Tujuan ibadah di atas merupakan nilai normatif.
Sementara kandungan atau manfaat ibadah lainnya adalah mampu
memberikan ketenangan jiwa bagi pelakunya. Dengan
menjalankan ibadah secara baik dan sesuai tuntunan, umat
Islam akan merasa hidupnya nyaman. Dengan kenyamanan
ini akhirnya mampu mengantarkan dirinya pada kondisi
kesehatan mentalyang baik (Supadie, 2011: 184).
Kondisi mental yang baik dibutuhkan oleh semua
manusia yang hidup di muka bumi ini. Apapun status yang
disandangnya, manusia mempunyai tujuan untuk beribadah.
Namun, pelaksanaan ibadah dari masing-masing status
manusia mempunyai keragaman. Ibadahnya seorang kyai
berbeda dengan seorang ustadz, ibadahnya seorang pegawai
negeri berbeda dengan ibadahnya seorang pegawai swasta,
ibadahnya mahasiswa berbeda dengan ibadah dosen dan
seterusnya. Satu kata kunci yang dapat diambil adalah,
seseorang dengan status yang dimilikinya mempunyai niatan
agar statusnya tersebut mempunyai nilai ibadah.
B. Rumusan masalah
1. Apa tujuan dari ibadah?
2. Karakter apa yang dibentuk dalam ibadah?
3. Apakah ibadah sangat berpengaruh dikehidupan manusia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA DAN RUANG LINGKUP IBADAH


Secara bahasa kata ibadah berasal dari bahasa Arab yaitu
‘abada ya’budu ‘ibadatan yang berarti taat, tunduk, patuh dan
pengabdian. Sedangkan menurut istilah ibadah adalah segala
sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah, baik berupa perkataan
maupun perbuatan. Adapun macam-macam ibadah secara global
dibagi menjadi dua :
1. Ibadah mahdhah (khusus) yaitu ibadah yang khusus
berbentuk praktik/perbuatan yang menghubungkan antara
hamba dengan Allah melalui cara yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah SAW. Contoh : shalat, zakat, puasa, haji dan
lain-lain.
2. Ibadah ghairu mahdhah (umum) yaitu ibadah yang umum
berbentuk hubungan antara sesama manusia dan manusia
dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak
ditentukan cara dan syarat secara detail tapi diserahkan
kepada manusia sendiri. Ibadah ghairu mahdhah dikenal
dengan ibadah muamalah Contoh : menyantuni fakir
miskin, mencari nafkah, bertetangga dan lain-lain.

Dari dua pembagian ibadah ini, secara implisit maupun


eksplisit ibadah tidak hanya berupa rangkaian ucapan dan
gerakan semata. Lebih dari itu dibalik ibadah terdapat nilai-
nilai luhur yang mengaturhubungan antar sesama. Nilai-nilai
luhur ini biasa dikenal sebagai etika atau akhlak. Hal ini yang
kemudian dijadikan sebagai pijakan bagi umat Islam untuk
dapat menjadikan kehidupannya menjadi baik dan selalu
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

B. IMPLEMENTASI IBADAH DALAM KEHIDUPAN


Ibadah yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW
akan menciptakan kesolehan sosial di dalam kehidupan
bermasyarakat, yaitu kebaikan atau keharmonisan dalam hidup
bersama baik dalam lingkup kecil antar keluarga, RT, RW, desa,
maupun dalam lingkup yang besar seperti kota, negara dan yang
paling luas yaitu dunia.
Allah SWT berfirman :
‫ض َو ٰلَ ِك ْن َك َّذبُوا‬
ِ ْ‫ت ِمنَ ال َّس َما ِء َواأْل َر‬
ٍ ‫َولَوْ أَ َّن أَ ْه َل ْالقُ َر ٰى آ َمنُوا َواتَّقَوْ ا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َر َكا‬
َ‫م بِ َما َكانُوا يَ ْك ِسبُون‬tُْ‫فَأَخ َْذنَاه‬
Artinya :
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raaf : 96)
Pesan ayat ini adalah bahwa Allah SWT menjanjikan jika
suatu masyarakat beriman dan bertaqwa, hanya beribadah kepada
Allah dengan benar maka mereka akan memperoleh
keberuntungan, kebahagiaan dan keberkahan dari langit maupun
dari bumi. Disisi lain, ayat ini juga mengilustrasikan hubungan
kausalitas antara ibadah yang dilandasi dengan iman dan taqwa
dengan kesejahteraan hidup para pemeluknya.
Ibadah yang benar akan mempengaruhi perilaku hidup
seorang muslim dalam kesehariannya, sehingga terwujudlah
semangat spiritualitas yang tinggi karena percaya kepada yang
ghaib yaitu Allah SWT yang selalu mengawasinya. Dengan itu, ia
akan selalu berjalan pada norma-norma agama yang
membimbingnya untuk selalu berbuat kebaikan, Juga dapat
menumbuhkan kepedulian sosial diantara masyarakat karena pada
hakikatnya umat
Islam seluruhnya adalah bersaudara, saling membantu dan
menolong diantara mereka dalam keadaan suka dan duka, senang
maupun susah dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, sebagai indikasi
yang benar dari ibadah yang benar akan tampak tingkah laku yang
baik dalam kehidupannya baik bagi dirinya, keluarga maupun
dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dengan diamalkannya
ibadah itu bagi pemeluknya secara rutin dan istiqamah akan
terciptalah manusia-manusia yang baik, sehingga dengan itu akan
terciptalah kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di
akhirat.
C. IBADAH DALAM MEMBENTUK KARAKTERISTIK
MANUSIA
Ibadah yang Allah wajibkan kepada manusia bertujuan
untuk mensucikan dirinya dari hal-hal yang dapat merusak dirinya
dari dosa dan maksiat juga memelihara hakikat dirinya sebagai
sebaik-baik makhluk yang sempurna di muka bumi untuk
mengemban amanat dari Allah dalam memelihara alam semesta
ini. Maka dengan misi ini manusia harus memiliki karakter yang
baik sebagai hamba Allah dengan cara melaksanakan ibadah yang
benar sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Adapun ibadah yang dikerjakan manusia akan melahirkan
beberapa karakter yaitu :
1. Akidah yang kuat. Ibadah yang dilakukan secara terus
menerus akan melahirkan keyakinan yang kuat dari
manusia kepada Zat yang ia sembah dalam ibadahnya.
2. Memiliki kedekatan dengan Allah. Ini adalah balasan
yang setimpal dari ibadah yang senantiasa ia kerjakan, ia
akan selalu merasa diawasi dan dilihat oleh Allah
dimana pun berada, sehingga dengan perasaan itu ia
akan menjauhi perbuatan yang buruk, dosa dan maksiat.
3. Zikrullah. Seorang ahli ibadah akan selalu terpaut lisan
dan hatinya dengan Allah. Dalam setiap keadaan ia akan
selalu ingat Allah dengan itu akan selalu bertambah
keimanan dalam hatinya terhadap Allah SWT, sehingga
tidak ada waktu yang sia-sia dalam hidupnya karena
selau digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT.
4. Meninggalkan perbuatan syirik. Orang yang beribadah
selalu kepada Allah berarti ia menjauhi perbuatan syirik
atau penyembahan kepada selain Allah, selalu
menjadikan dirinya mentauhidkan Allah dengan ibadah
yang ia kerjakan selama hidupnya. Dan ini merupakan
pondasi dalam mengamalkan ajaran Islam untuk meraih
kebahagian di dunia dan di akhirat.
5. Rajin membaca, memahami dan mengamalkan Al-
Qur’an. Seorang ahli ibadah akan menjadikan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidupnya dalam memahami Islam,
memahami tata cara ibadah dan beriman kepada Allah
dengan sebenar-benarnya, sehingga tiada hari tanpa
membaca dan mempelajari makna dan kandungan isi Al-
Qur’an dalam rangka menjadi hamba Allah yang shalih.
6. Istiqamah dalam ibadah. Manusia yang rajin beribadah
akan tumbuh kebisaan yang baik dalam dirinya sehingga
dengan kebiasaan itu akan menjadi kebutuhan yang
tidak akan pernah ditinggalkan dalam hidupnya.
7. Berakhlak terpuji. Ahli ibadah akan memiliki akhlak
yang terpuji dalam dirinya seperti jujur, rendah hati,
mandiri, tanggung jawab dan lainnya, karena inilah buah
dari ibadah yang benar dan ikhlas yang dikerjakan hanya
karena Allah.
D. IBADAH HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH DAN
SESAMA MANUSIA
Ibadah merupakan bukti tunduk dan patuh serta wujud
pengabdian seorang hamba kepada Penciptanya, sebagai bentuk
rasa syukurnya terhadap penciptaan dirinya, karena Allah telah
menciptakannya hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah :
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-
Zariyat : 56)

la seorang muslim taat beribadah maka akan terwujud


ketenangan jiwa dalam dirinya, sehingga akan lahir akhlak yang
mulia sebagai efek dari ibadah yang telah ia kerjakan. Ketika
manusia muslim telah mengedepankan akhlak yang mulia dalam
hidupnya maka akan timbul keharmonisan antara sesama warga
masyarakat. Dengan demikian akan mewujudkan suatu wilayah
atau daerah yang aman dan tentram.
Ibadah yang dilakukan seorang muslim sangat berpengaruh
pada kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat karena Allah
akan membalas semua perbuatan hamba-Nya sekecil apa pun yang
akan mempengaruhi kebaikan atau keburukan dalam
kehidupannya, sehingga bisa diukur baik-buruknya perbuatan
seorang muslim tergantung pada ibadah yang ia kerjakan, karena
baik-buruknya perbuatan manusia itulah cermin dan bukti iman
dan takwanya kepada Allah SWT. Sehingga dituntut bagi setiap
muslim untuk selalu beribadah dalam hidupnya secara terus
menerus untuk menciptakan kebaikan dan kebahagian dalam
hidupnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada
umat Islam dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah dalam syariah
Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam
dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam
dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat
dalam semua aspek kehidupan.
Syariah Islam dalam muamalah senantiasa mendorong
penyebaran manfaat bagi semua pihak, menghindari saling
merugikan, mencegah perselisihan dan kesewenangan dari pihak
yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan dikembangkannya
muamalah berdasarkan syariah Islam akan lahir masyarakat
marhamah, yaitu masyarakat yang penuh rahmat.
DAFTAR PUSTAKA

http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-
tentang-syariah.html
http://eprints.walisongo.ac.id/6419/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai