Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

PENANDINGAN HISTORICAL COST DAN CURRENT COST


DALAM RANGKA PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN
KOPERASI

Anjuman Zukhri
Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Abstrak

Standar Akuntansi keuangan mengharuskan laporan keuangan koperasi disusun


berdasarkan pada konsep biaya historis (Historical Cost). Konsep Historical Cost menyajikan
kondisi keuangan perusahaan pada saat perolehan atau masa lalu yang mengabaikan
perubahan harga, baik itu inflasi maupun deflasi.Akuntansi tingkat harga umum (Current
Cost)menunjukkan penyimpangan yang paling sedikit dari prinsip akuntansi yang diterima
umum karena hanya melakukan penyesuaian data pada laporan harga pokok historis dengan
indeks harga umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja manajemen
Koperasi yang disusun berdasarkan harga historis (Historical Cost), dan (2) kinerja manajemen
Koperasi berdasarkan harga sekarang sesuai inflasi (Current Cost). Penelitian ini dirancang
dengan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan ratio–ratio kinerja keuangan. Penelitian
dilaksanakan selama 2 tahun. Penelitian tahun pertama difokuskan pada penilaian kinerja
manajemen koperasi berdasarkan prinsip Historical Cost. Sedangkan penelitian di tahun ke
dua dilakukan penilaian kinerja berdasarkan akuntansi tingkat harga umum(Current
Cost)kemudian dilakukan penandingan kinerja manajemen koperasi berdasarkan laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen (Historical Cost) dibandingkan dengan kinerja
manajemen setelah penerapan akuntansi tingkat harga umum (Current Cost). Hasil penelitian
ditahun pertama menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi yang diukur berdasarkan
berbagai ratio keuangan berdasarkan laporan yang disusun dengan prinsip historical cost
menunjukkan hasil yang sangat baik.

Kata kunci : Koperasi, kinerja, Laporan keuangan, Historical Cost, dan Current Cost

Abstrack
Financial Accounting Standards requires the cooperative financial statements have
been prepared on the historical cost basis. Historical Cost concept presents the company's
financial condition at the time of acquisition or past time which ignore price changes, both
inflation and deflation. Accounting of general price level (Current Cost) showed the least
deviation from accounting principles generally accepted because just adjust data on the
historical cost statements with the general price index. This study aimed to determine: (1)
performance of cooperative management which is based on the historical cost, and (2)
performance of cooperative management based on current cost, accordance in inflation. This
research was designed with a quantitative approach with the calculation of the ratios of financial
performance. The experiment was conducted for two years. The first year of research focused
on assessing the performance of cooperative management based on the principles of Historical
Cost. Whereas the research in the second year of performance assessment based on
accounting of general price level (Current Cost) then made comparison the performance of
cooperative management based on financial statements prepared by management (Historical
Cost) compared to the performance of management after the accounting of the general price
level (Current Cost)applied. The result of the study in the first year showed that cooperative
financial performance as measured by various financial ratios based on reports that compiled
with historical cost principle indicates excellent results.

Keywords: Cooperative, performance, financial statements, Historical Cost and Current Cost

1. PENDAHULUAN dampak langsung (first round) maupun


Terjadinya inflasi setiap tahun dampak lanjutan (second round).
terutama dipengaruhi oleh dampak Perubahan harga seperti ini dalam
signifikan kenaikan harga baik melalui perekonomian suatu negara merupakan

590
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

kenyataan ekonomi yang sulit dikendalikan. (kewajiban dan modal) dalam laporan
Harga dikatakan mengalami perubahan keuangan perusahaan menjadi tidak sesuai
apabila harga barang dan jasa pada suatu dengan perekonomian sebenarnya. Karena
saat berbeda dengan harga barang dan itulah informasi yang didasarkan pada
jasa yang sama beberapa waktu konsep Historical Cost dianggap kurang
sebelumnya di pasar yang sama. relevan untuk tujuan pengambilan
Perubahan harga umum dalam lingkungan keputusan, khususnya dalam kondisi
ekonomi tertentu dapat mengalami inflasi.
kenaikan maupun penurunan. Kenaikan Salah satu model alternatif yang
harga secara umum dan terus menerus di dapat digunakan untuk menyelesaikan
kenal sebagai inflasi (Kusnadi. 2010), laporan keuangan yang disusun atas dasar
sedangkan kebalikannya adalah deflasi, harga pokok historis (Historical Cost)
tetapi dalam keadaan yang umum terjadi adalah akuntansi tingkat harga umum (Adi
pada perekonomian sekarang ini adalah Yuniarta, 2007). Laporan keuangan tingkat
inflasi. Kenaikan harga dalam inflasi bukan harga umum menyajikan data yang
merupakan kenaikan harga yang bersifat dinyatakan dalam suatu penyebut umum
sesaat atau musiman, misalnya saat hari yang merupakan daya beli mata uang pada
raya, melainkan ada suatu kecenderungan akhir periode (Current Cost). Laporan
kenaikan harga secara terus menerus. keuangan tersebut mempermudah
Harga yang di maksud juga bukan harga perbandingan antar perusahaan oleh
yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi karena mempergunakan satuan ukur
harga yang terjadi dipasar antara pihak- umum. Akuntansi Current Cost
pihak yang bebas. Perubahan tingkat harga menunjukkan penyimpangan yang paling
umum dinyatakan dalam bentuk Indeks sedikit dari prinsip akuntansi yang diterima
Harga Umum. Indeks Harga Umum umum karena hanya melakukan
merupakan perbandingan antara tingkat penyesuaian data pada laporan harga
harga umum periode tertentu dengan pokok historis dengan indeks harga umum.
tingkat harga umum periode dasar tertentu. Akuntansi tingkat harga umum mempunyai
Inflasi merupakan salah satu tujuan untuk menunjukkan akibat
indikator ekonomi yang sangat penting perubahan harga terhadap posisi dan hasil
karena akan mempengaruhi tingkat usaha perusahaan, sehingga dapat
pertumbuhan ekonomi, stabilitas moneter, diketahui prestasi manajemen yang berasal
daya beli masyarakat, rencana kegiatan dari pengaruh tingkat harga umum (Adi
usaha dan laju investasi suatu daerah Yuniarta, 2006).
(Bank Indonesia : 2011). Inflasi ini tidak Penerapan Akuntansi tingkat harga
hanya berpengaruh dalam perekonomian umum (Current Cost) dalam rangka
makro saja tetapi juga secara mikro yang penyesuaian laporan keuangan historis
dapat terlihat pada aktivitas suatu telah diterapkan oleh banyak negara di
perusahaan. Sesuai dengan Standar dunia. Profesi Akuntansi di Amerika Serikat
Akuntansi Indonesia pada umumnya unit melalui Financial Accounting Standars
bisnis di Indonesia menyediakan informasi Board (FASB) telah mengeluarkan
keuangan berdasarkan pada konsep biaya pernyataan No. 33 tentang Financial
historis (Historical Cost). Konsep Historical Reporting and Changing Price (Pelaporan
Cost menyatakan bahwa aktiva (kekayaan) Keuangan dan Perubahan harga) sejak
perusahaan dicatat sebesar pengeluaran September 1979. Sedangkan di Inggris
kas (setara kas) yang dibayarkan untuk sejak 1980 telah dikeluarkan Statement Of
memperoleh aktiva tersebut pada saat Standard Accounting Practice 16 (SSAP
perolehan, kewajiban dicatat sebesar 16) yang mengatur tentang penyesuaian
jumlah yang diterima sebagai penukar laporan keuangan biaya historis kedalam
kewajiban ( IAI : 2009) sehingga laporan Akuntansi perubahan harga. Standar
keuangan yang disusun dengan konsep Akuntansi Internasional mengenai
Historical Cost menyajikan kondisi Akuntansi perubahan harga secara jelas
keuangan perusahaan pada saat perolehan dikeluarkan pada tahun 1981 ketika
atau masa lalu yang mengabaikan International Accounting Standards
perubahan harga, baik itu inflasi maupun Committee (IASC) mengeluarkan IAS 15
deflasi karena asumsi dasarnya adalah mengenai informasi yang menunjukan
daya beli uang stabil. Sedangkan dalam akibat perubahan tingkat harga
keadaan inflasi daya beli uang tidak stabil, (Informations Relating The Effects Of
yaitu nilai uang turun sehingga penilaian Changing Price).
terhadap aktiva (kekayaan) maupun pasiva

591
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Di Indonesia pedoman mengenai keuangan ini dikhawatirkan tidak relevan


penerapan Akuntansi Tingkat Harga Umum digunakan dalam pengambilan keputusan
belum diatur secara jelas dalam Standar bisnis karena tidak mencerminkan kondisi
Akuntansi keuangan (SAK). Padahal harga sekarang (Current Cost) mengingat
konsep tersebut dapat diterapkan dan kondisi perekonomian yang selalu berubah
didukung oleh faktor lingkungan dan yang diakibatkan perubahan tingkat harga
kondisi ekonomi di Indonesia dengan umum atau kencendrungan inflasi.
tingkat inflasi yang relatif tinggi. Pengukuran kinerja manajemen pun
Koperasi merupakan badan usaha akhirnya tidak menyatakan kondisi riil
yang mengorganisir pemanfaatan dan sekarang karena perhitungan kinerja
pendayagunaan sumber daya ekonomi melibatkan dua data keuangan
para anggotanya atas dasar prinsip–prinsip berdasarkan kondisi yang berbeda yaitu
koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk ada yang berdasarkan data keuangan
meningkatkan taraf hidup anggota pada masa lampau yang sesuai dengan saat
khususnya dan masyarakat daerah kerja perolehannya sehingga mencerminkan
pada umumnya, dengan demikian koperasi kondisi ekonomi saat lampau serta
merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sebagian lagi data keuangan masa
sokoguru perekonomian nasional (PSAK sekarang karena baru saja terjadi.
No.27: 2009). Adanya koperasi di tengah– Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti
tengah masyarakat memberikan dampak akan mencoba menandingkan prinsip
yang sangat berarti bagi perekonomian Historical Cost dengan Prinsip Current Cost
luas apalagi daya tahan keberadaannya dalam rangka penilaian kinerja Koperasi.
sudah teruji sejak mulainya krisis multi
dimensi yang dialami negara kita sejak 2. METODE PENELITIAN
tahun 1997. Koperasi ternyata dapat Penelitian ini dirancang dengan
menghadapi krisis tersebut dengan tetap pendekatan kuantitatif dengan perhitungan
eksis dan dapat membantu perekonomian secara ekonomi berupa ratio–ratio kinerja
baik anggota maupun masyarakat luas. manajemen. Penelitian merupakan studi
Laporan keuangan koperasi kasus dan akan dipilih satu koperasi di
disusun berdasarkan konsep biaya historis Bali. Data dikumpulkan dengan metode
yang sudah diatur dalam Standar dokumentasi untuk memperoleh laporan
Akuntansi Keuangan Indonesia. Sehingga keuangan serta kepastian metode
menjadi hal yang menarik untuk diteliti akuntansi yang dipergunakan manajemen
bahwa dalam kondisi perekonomian dalam penyusunan laporan keuangan.
Indonesia saat ini dengan inflasi yang Penelitian dilaksanakan selama 2 tahun.
cukup tinggi manajemen lembaga Penelitian tahun pertama difokuskan pada
keuangan kerakyatan mengambil penilaian kinerja manajemen koperasi
keputusan bisnisnya berdasarkan informasi berdasarkan prinsip Historical Cost.
dengan data keuangan masa lalu namun Sedangkan penelitian di tahun ke dua
bisa tetap eksis di perekonomian Indonesia dilakukan penerapan akuntansi tingkat
dengan inflasi yang terus terjadi. harga umum(Current Cost) terhadap
Kenyataan ini menarik perhatian peneliti laporan keuangan yang disusun
untuk mengaplikasi akuntansi tingkat harga manajemen. Setelah itu dilakukan
umum (Current Cost) terhadap laporan pengukuran kinerja manajemen
keuangan yang telah di susun dengan berdasarkan akuntansi tingkat harga
Historical Cost serta meneliti dampaknya umum (Current Cost). Hasil penelitian
terhadap kinerja manajemen akibat dari akhir dilakukan penandingan kinerja
penyusunan laporan keuangan manajemen koperasi berdasarkan laporan
berdasarkan akuntansi tingkat harga umum keuangan yang disusun oleh manajemen
(Current Cost) yang berdasarkan kondisi (Historical Cost) dibandingkan dengan
harga barang saat sekarang atau terkini. kinerja manajemen setelah penerapan
Koperasi dalam rangka akuntansi tingkat harga umum (Current
penyusunan laporan keuangan disusun Cost).
sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia yang berdasarkan 3. HASIL PENELITIAN DAN
atas prinsip biaya historis (Historical Cost) PEMBAHASAN
yang mana semua data – data keuangan
yang disajikan baik data kekayaan maupun Penelitian ditahun pertama
kewajiban / hutang berdasarkan atas data dilakukan pengukuran kinerja Manajemen
– data harga perolehan masa lalu. Laporan Koperasi berdasarkan atas laporan

592
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

keuangan yang disusun oleh manajemen hal ini aktiva yang dapat segera dijadikan
koperasi sesuai dengan prinsip biaya uang kas.Acid test ratio atau quick ratio
historis. Pengukuran kinerja dilakukan dirancang untuk mengukur seberapa baik
berdasarkan laporan keuangan tahun 2012 perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
dan tahun 2013. Hasil dari penilaian kinerja , tanpa harus melikuidasi atau terlalu
tersebut adalah sebagai berikut : bergantung pada persediaannya.
Persediaan tidak bisa sepenuhnya
Current ratio diandalkan, karena persediaan bukanlah
Current Ratio adalah kemampuan untuk sumber kas yang bisa segera diperoleh,
membayar utang lancar dengan aktiva dan bahkan mungkin tidak mudah untuk
lancar yang dimiliki perusahaan.Untuk dijual pada kondisi ekonomi yang lesu.
tahun 2012 dapat diketahui perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar adalah Total Debt To Total Assets
1,6 : 1 dalam pengertian bahwa setiap Rp.1 Rasio ini digunakan untuk menilai berapa
hutang lancar akan dijamin Rp.1.6 aktiva bagian dari total aktiva yang digunakan
lancar. Sedangkan untuk tahun 2013 untuk menjamin seluruh hutang. Ini berarti
perbandingan aktiva lancar dengan hutang bahwa Koperasi untuk tahun 2012
lancar adalah 1,5 : 1 dalam pengertian menggunakan dana dari para kreditur
bahwa setiap Rp.1 hutang lancar akan sebesar 64,8 % dari total dananya, yang
dijamin Rp.1,5 aktiva lancar. Semakin berarti nilainya cukup besar. Dari sisi
tinggi nilai rasio lancar akan semakin baik pemberi pinjaman (kreditur) dapat diketahui
posisi pemberi pinjaman. Dari sudut tingkat penjaminan hutangnya yaitu setiap
pandang kreditor, suatu rasio yang lebih Rp.0.64 hutang dijamin oleh Rp.1 aset
tinggi memberikan perlindungan terhadap perusahaan. Sedangkan untuk tahun 2013
kemungkinan kerugian drastis bila terjadi menggunakan dana dari para kreditur
likuidasi perusahaan. Kelebihan aktiva sebesar 68 % dari total dananya, yang
lancar atas kewajiban lancar yang besar berarti nilainya bertambah besar dari tahun
nampaknya membantu melindungi klaim, sebelumnya. Dari sisi pemberi pinjaman
namun perlu diperhatikan pula current ratio (kreditur) dapat diketahui tingkat
yang tinggi dapat disebabkan adanya penjaminan hutangnya yaitu setiap Rp.0.68
piutang yang tidak tertagih atau persediaan hutang dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.
yang tidak terjual, yang tentu saja tidak Maka dari itu para kreditor jangka panjang
dapat dipakai untuk membayar hutang. lebih menyukai angka Debt To Total Assets
Untuk menguji apakah alat bayar tersebut yang kecil karena semakin tinggi rasio ini
benar-benar likuid (benar-benar dapat maka resiko yang ditanggung kreditor akan
digunakan untuk membayar utang) maka semakin besar pula.
alat bayar yang kurang likuid atau tidak
likuid harus dikeluarkan dari total aktiva Total debt To Equity Ratio
lancar. Alat bayar yang kurang likuid ini Total debt To Equity Ratioadalah bagian
misalnya adalah persediaan dan pos-pos dari setiap rupiah modal sendiri yang
yang analog dengan persediaan (Prastowo, dijadikan jaminan untuk keseluruhan
2013; 85) hutang. Rasio hutang terhadap ekuitas
adalah suatu usaha yang memperlihatkan ,
Quick Ratio dalam format lain, proporsi relatif hak
Quick Ratio adalah kemampuan untuk pemberi pinjaman terhadap hak
membayar utang yang segera harus kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih peranan hutang. Sehingga dari rasio ini
liquid (quick assets). Jadi dalam quick ratio dapat diketahui proporsi antara aktiva yang
pos-pos aktiva yang kurang lancar akan didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh
dikeluarkan dari perhitungan yaitu pos-pos pemilik perusahaan. Jadi debt to equity
persediaan dan persekot biaya sehingga ratio pada Koperasi untuk tahun 2012
yang tersisa hanya pos aktiva lancar yang adalah 1,96 : 1 yang artinya bahwa jumlah
likuid dibagi dengan hutang lancar. Untuk aktiva yang didanai oleh kreditor lebih
tahun 2012 senilai 1.62 : 1 yang berarti besar dari pada jumlah aktiva yang didanai
bahwa setiap Rp.1 hutang lancar akan oleh modal sendiri. Untuk tahun 2012
dijamin Rp.1.62 aktiva lancar dalam hal ini kreditor Koperasi memberikan sebesar
aktiva yang dapat segera dijadikan uang Rp.1,96 untuk setiap Rp1 aktiva yang
kas.Untuk tahun 2013 senilai 1,54 : 1 yang didanai oleh pemilik.Sedangkan untuk
berarti bahwa setiap Rp.1 hutang lancar tahun 2013 adalah 2,26 : 1 yang artinya
akan dijamin Rp.1,54 aktiva lancar dalam bahwa jumlah aktiva yang didanai oleh

593
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

kreditor lebih besar dari pada jumlah aktiva yang bisa dilihat dari profit margin yang
yang didanai oleh modal sendiri. Untuk cukup tinggi.
tahun 2013 kreditor Koperasi memberikan
sebesar Rp.2,26 untuk setiap Rp1 aktiva Return On Total Assets ( ROA)
yang didanai oleh pemilik.Seperti halnya Return On Total Assets adalah rasio untuk
debt to total asset dari pihak kreditor akan mengukur kemampuan perusahaan dalam
lebih menyukai angka debt to equity ratio memanfaatkan aktivanya untuk
yang lebih kecil. Makin kecil angka rasio ini memperoleh laba. Ratio ini mengukur
, berarti makin besar jumlah aktiva yang tingkat pengembalian investasi yang telah
didanai oleh perusahaan , dan semakin dilakukan oleh perusahaan dengan
besar penyangga resiko kreditor. menggunakan seluruh dana (aktiva) yang
dimilikinya. Sehingga rasio ini (ROA)sering
Total Asset Turn Over (Ratio Perputaran disebut juga sebagai Ratio Return On
Aktiva) Investmen (ROI). Untuk tahun 2012 nilai
Total asset turn over adalah kemampuan ROI Koperasi adalah sebesar 2,28 %
dana yang tertanam dalam keseluruhan menunjukkan kemampuan Koperasi untuk
aktiva berputar dalam satu periode tertentu menghasilkan keuntungan bersih setelah
atau kemampuan modal yang di pajak dari total asset yang dimiliki adalah
investasikan untuk menghasilkan revenue. sebesar 2,28% setahun. Sedangkan untuk
Jadi dari hasil yang diperoleh diatas maka tahun 2013 nilai ROI Koperasi adalah
dapat diketahui bahwa untuk tahun 2012 sebesar 1,91 % menunjukkan kemampuan
dan tahun 2013 tingkat perputaran total Koperasi untuk menghasilkan keuntungan
aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih setelah pajak dari total asset yang
adalah sama yaitu sebesar 0.16 kali. dimiliki adalah sebesar 1,91% setahun
untuk tahun 2013.
Fixed Asset Turnover (Rasio Perputaran
Aktiva Tetap) Return On Total Equity (ROE)
Rasio perputaran aktiva tetap ini mengukur Ratio Return On Total Equity (ROE) sering
kemampuan perusahaan untuk membuat juga disebut dengan ratio Rate of Return
aktiva tetap produktif dengan menghasilkan on Net Worthyaitukemampuan modal
penjualan. Rasio ini dimaksudkan untuk sendiri untuk menghasilkan
mengukur efisiensi penggunaan aktiva keuntungan/laba. Salah satu alasan utama
tetap. Dari hasil yang diperoleh dapat mengapa mengoperasikan perusahaan
diketahui untuk tahun 2012 tingkat adalah laba, dalam hal koperasi yaitu
perputaran aktiva tetap menghasilkan meningkatkan SHU yang akan diperoleh
pendapatan adalah 176 kali. Sedangkan yang akan dinikmati oleh para anggota
untuk tahun 2013 tingkat perputaran aktiva sebagai pemilik modal. Ukuran
tetap untuk menghasilkan pendapatan keberhasilan ini dapat dilihat dari Ratio
adalah 81,8 kali Return On Total Equity yang berhasil
dicapai. Untuk tahun 2012Koperasi
Net Profit Margin memperoleh nilai ROE sebesar 6,9 % yang
Net profit margin adalah keuntungan netto menunjukkan bahwa kemampuan Koperasi
per rupiah penjualan. Rasio ini dapat untuk menghasilkan keuntungan bersih
menilai sejauh mana kemampuan setelah pajak dari total modal yang dimiliki
perusahaan menghasilkan laba bersih adalah sebesar 6,9% setahun. Sedangkan
pada tingkat penjualan tertentu. Pada untuk tahun 2013Koperasi memperoleh
tahun 2012Koperasi memperoleh profit nilai ROE sebesar 6,3 % yang
margin sebesar 13,7% yang artinya bahwa menunjukkan bahwa kemampuan Koperasi
perusahaan mampu menghasilkan laba untuk menghasilkan keuntungan bersih
13,7 % dari total hasil penjualan. setelah pajak dari total modal yang dimiliki
Sedangkan pada tahun 2013Koperasi adalah sebesar 6,3% setahun untuk tahun
memperoleh profit margin sebesar 11,5% 2013
yang artinya bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba 11,5 % dari total hasil
penjualan. Profit margin yang tinggi 4. PENUTUP
menandakan kemapuan manajemen untuk
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat Berdasarkan hasil penelitian dan
penjualan tertentu. Sehingga dapat pembahasanberdasarkan laporan
diketahui manajemen Koperasi cukup keuangan yang disusun oleh pihak
berhasil dalam menjalankan usahanya manajemen yang disusun dengan prinsip

594
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

harga (historishistorical cost) menunjukkan Budiono. 1999. Ekonomi Moneter.


bahwa kinerja manajemen koperasi secara Yogyakarta : BPFE.
keseluruhan dalam kondisi baik. Karena
berdasarkan perhitungan current ratio,
quick ratio, total debt to total assets, total Hansen, Mowen. 2009. Management
debt to total equity, total assets turn over, Accounting. Jakarta , Salemba
fixed assets turn over, net profit margin, Empat
return on total assets dan return on total
equity seluruhnya menunjukkan kinerja Hendriksen, Eldon. S. (Marianus Sinaga,
yang baik. Penelitian ditahun berikutnya Editor). 2009. Teori Akuntansi.
difokuskan pada penerapan current cost Edisi ke- 4. Jakarta : Erlangga.
pada laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen, kemudian akan dilakukan Hendriksen, Van Breda, 2000. Teori
penilaian kinerja berdasarkan laporan Akunting. Edisi Kelima. Batam:
keuangan yang disusun berdasarkan Penerbit Interaksa
prinsip current cost setelah itu baru
dilakukan komparasi penilaian kinerja Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
berdasarkan prinsip historical cost dan Akuntansi Keuangan. Jakarta :
prinsip current cost. Salemba Empat.

5. DAFTAR PUSTAKA Kam, Vernon. 1990. Accounting Theory.


Second Edition. John Wiley and
Adi Yuniarta. 2006. Penandingan Historical Sons Inc.
Cost dan Current Cost dalam
Rangka Pengambilan Keputusan Keiso, Donald E dan Weygad, Jerry J.
dan Penilaian Kinerja 2011.Intermediet Accounting.
Manajemen. Media Komunikasi Edisi ke-10 Jakarta: Penerbit
FIS Undiksha Singaraja Erlangga.

Anis Chariri, Imam Ghozali. 2007. Teori Kusnadi, Lukman Syamsuddin, Kertahadi.
Akuntansi. Edisi Revisi, 2010. Teori Akuntansi. Malang :
Semarang : Badan penerbit Universitas Brawijaya
Universitas Diponegoro
Mahduh, Abdul Halim. 2003. Analisis
Anun na’im. 2010. Akuntansi Inflasi, Laporan keuangan. Yogyakarta :
Yogyakarta : BPFE. YKPN

Bambang Riyanto. 2007. Dasar-dasar McEachern, Wiliam A. 2001. Ekonomi


Pembelajaran Perusahaan. Edisi Mikro. [Penerjemah: Sigit
Keempat. Cetakan ke- 3. Triandaru] [Editor: Suherman
Yogyakarta : BPFE. Rosyidi]. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Bank Indonesia. 2010. Kajian
Perkembangan Ekonomi dan Sadono Sukirno.2011. Pengantar Teori
Keuangan Propinsi Bali. Mikro Ekonomi. PT. Raja
Denpasar: Bank Indonesia Grafindo Persada.

Bank Indonesia. 2010. Perkembangan Scott. William R. 2003. Financial


Inflasi Regional, Denpasar : Bank Accounting Theory. Prentice Hall
Indonesia .

595

Anda mungkin juga menyukai