Anda di halaman 1dari 2

Materi :

Indonesia adalah Negara yang menganut demokrasi. Untuk itu penting


membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia. Dalam Negara yang
menganut sistem politik demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat
dan pemerintahan dijalankan berdasarkan kehendak rakyat. Aspirasi dan
kemauan rakyat harus dipenuhi dan pemerintahan dijalankan berdasarkan
konstitusi yang merupakan arah dan pedoman dalam melaksanakan hidup
bernegara. Para pembuat kebijakan memperhatikan seluruh aspirasi rakyat yang
berkembang. Kebijakannya yang dikeluarkan harus dapat mewakili berbagai
keinginan masyarakat yang beragam.

Pro :

Saya setuju dengan sistem demokrasi di Indonesia karena Negara yang memiliki
kekuasaan tertinggi di tangan rakyatnya akan menyediakan ruang bagi rakyat
untuk menyampaikan pendapatnya. Rakyat yang hidup didalam Negara
demokrasi bebas untuk menyampaikan pendapat selama pendapat yang
dikemukakan tidak bertentangan dengan pancasila, UUD serta memiliki etika
dalam menyampaikan pendapat yang dikemukakan.

Kontra :

Baik, saya ingin menyanggah pendapat yang Putri tadi katakan tentang Negara
yang memiliki kekuasaan tertinggi di tangan rakyatnya akan menyediakan ruang
bagi rakyat untuk menyampaikan pendapatnya. Tetapi tidak halnya dengan
Pilkada 2020. Rakyat sudah menyampaikan pendapat atau aspirasinya dalam
Pilkada 2020 yang tidak digubris / tidak didengarkan oleh pemerintah itu sendiri.

Bahwa penyeruan Pilkada lebih baik ditunda dikarenakan wabah Covid-19 yang
masih ada. Tetapi pemerintah seolah bungkam dan abai tentang hal itu.

Pro :

Untuk masalah Pilkada 2020. Penundaan pemilu dengan alasan pandemic justru
berpotensi mengibiri demokrasi. Juru bicara Presiden Fadroel Rahman
mengatakan bahwa penyelenggaraan Pilkada 2020 serentak tetap dilaksanakan
sesuai jadwa. Ia mengatakan hal ini juga demi menjaga hak konstitusi rakyat, hak
dipilih dan hak memilih. Hal itu sesuai dengan sistem demokrasi yang ada di
Indonesia.

Kontra :

Izin menyanggah, memang benar bahwa itu merupakan sistem demokrasi di


Indonesia. Tetapi dalam hal ini, sikap pemerintah menunjukkan elite tak
berempati pada keselamatan masyarakat. Dalam artikel rumah pemilu ,
Azyumardi Azra mengatakan bahwa sikap pemerintah, KPU, dan DPR yang tetap
melanjutkan tahapan pilkada di masa pandemi menunjukkan elite tak berempati
pada keselamatan masyarakat. Hingga bulan ketujuh Covid-19 menyerang
Indonesia, belum ada tanda-tanda kurva melandai. Bahkan, sepekan terakhir,
rata-rata setiap hari ada penambahan lebih dari 4.000 kasus positif. Dokter dan
tenaga kesehatan banyak yang meninggal. Rumah sakit kewalahan menangani
pasien Covid-19.

Menurut Azra, dalih pemerintah bahwa pelaksanaan pilkada tetap dilanjutkan


untuk menjaga hak konstitusional warga mudah dipatahkan. Justru ketika
diselenggarakan saat pandemi belum surut, pilkada berpotensi melanggar hak
konstitusional warga. Hak konstitusional lebih penting adalah mendapatkan
keselamatan dan kesehatan saat menunjukkan ekspresi politiknya.

Pro :

Anda mungkin juga menyukai