Anda di halaman 1dari 5

Prinsip kerja ADC : Komparator, Delta Sigma, SAR (Successive Aproximation

Register), Pipeline.
Nama : Rafki Rinaldi
NIM : 118130146

1. Pengertian ADC
Analog to Digital Converter / ADC adalah suatu perangkat yang mengubah suatu data
kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit terhadap waktu (digital). ADC
banyak digunakan sebagai pengatur proses industry, komunikasi digital dan rangkaian
pengukuran/pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistem computer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran
dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC memegang peranan penting dalam pemprosesan sinyal. Tanpa ADC, tidak akan
ada sistem telekomunikasi atau sistem kontrol pada pengukuran. Hal ini disebabkan karena
ketiadaan ADC berarti tidak akan ada sinyal analog (seperti suara, gambar, suhu, tekanan,
intensitas cahaya atau gelombang radio) yang bisa diolah oleh komputer atau mikroprosesor
karena sinyal tidak terdigitasi, sehingga sinyal tersebut tidak dapat diproses, dikontrol apalagi
ditransmisikan.
Seperti diketahui, komputer hanya bisa membaca sinyal diskrit/biner. Sementara di
dunia nyata segala sesuatunya secara fisis berupa kuantitas analog (suhu, tekanan, ke-cepatan,
kelembapan, dsb). Kuantitas analog ini diubah menjadi besaran listrik (nilai tegangan atau
arusyang setara) menggunakan transducer sebelum masuk rangkaian ADC untuk diubah
menjadi sinyal digital. Sinyal digital inilah yang akan dibaca dan di proses oleh komputer.

Gambar 1 : Proses konversi pada ADC


Sinyal digital yang dihasilkan ADC berupa bilangan basis 2 ( hanya terdiri dari angka
0 dan 1). Idealnya output sinyal tersebut harus dapat merepresentasikan kuantitas sinyal analog
yang diterjemahkannya.

2. Prinsip kerja ADC


ADC mengubah banyak masukan dan merupakan isyarat analog yang harus disandikan
menjadi informasi digital sebelum masukan itu diproses, dianalisa atau disimpan dalam kalang
digital. Pengubah mengambil masukan, mencobanya, dan kemudian memproduksi suatu kata
digital bersandi yang sesuai dengan taraf darisinyal analog yang sedang diperiksa. Keluaran
digital bisa berderet (bit demi bit) atau berjajar dengan semua bit yang disandikan serentak.
Dalam sebagia besar pengubah, isyarat harus ditahan mantap selama proses pengubahan. ADC
memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

• Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog


dikonversikan kebentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling
biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
• Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC
8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan
dalam 255 (2n-1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini
berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC
12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada
ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog kedalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila
tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah
60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
3. Jenis – jenis ADC
Terdapat beberapa tipe ADC yang popular dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing,
yaitu sebagai berikut :

• Flash ADC
Tipe ini dikenal juga sebagai paralel ADC (konversi bisa langsung dilakukan). Tipe ini adalah
tipe yang memiliki waktu tercepat dalam mengubah sinyal analog ke digital.

Gambar 2 : Flash ADC 3 bit


Untuk 3 bit saja, tipe ini membutuhkan 23−1 atau 7 buah komparator. Sehingga untuk
menaikkan resolusinya menjadi 6 atau 8 bit, jumlah komparator yang dibutuhkan sangat
banyak yang berakibat harganya semakin mahal, konsumsi dayanya tinggi dan ukuran
rangkaian pun semakin besar dan rumit. Oleh karena itulah, resolusi untuk tipe ini terbatas
dikarenakan sulitnya menambah jumlah bit.

• Successive Approximation Register (SAR) ADC


Tipe ini mempunyai prinsip dasar rangkaian sebagai berikut: SAR ADC memiliki resolusi
yang lebih tinggi daripada tipe sebelumnya karena jumlah bit tidak tergantung pada jumlah
komparator yang digunakan. Efek lain dari minimnya komparator ini menjadikan ukuran
rangkaian lebih kecil meski waktu konversinya tidak secepat Flash ADC

Gambar 3 : Prinsip dasar rangkaian SAR ADC

• Delta-Sigma ADC

Gambar 4 : Diagram Blok Delta-Sigma ADC


Berdasarkan pada gambar 4, terdapat 4 tahap yang perlu dilalui sinyal analog agar dapat
menjadi sinyal digital PWM. Berikut adalah tahap-tahap yang perlu dilalui:
1. Delta
Pada tahap ini sinyal informasi yang berupa sinyal analog yang masuk ke dalan sistem
Delta-Sigma ADC akan ditemukan dengan sinyal feedback yang merupakan sinyal
digital hasil keluaran sistem yang diubah kembali menjadi sinyal analog yang
merupakan delta. Tujuan tahap ini adalah sebagai kontrol sinyal analog masukan agar
error yang dihasilkan berkurang;
2. Sigma
Pada tahap ini sinyal masukan dan sinyal feedback akan diintegrasikan dengan
mengguakan integrator. Di mana keluaran dari tahap ini adalah sinyal informasi analog
yang telah terkuantisasi.
3. ADC
Pada tahap ini, sinyal analog yang telah terkuantisasi akan diubah menjadi sinyal digital
dengan menggunakan comparator atau pembanding. Pada tahap ini juga sinyal analog
yang diubah menjadi digital akan dimodulasikan dengan tipe modulasi PWM.
4. DAC
Pada tahap ini sinyal digital PWM yang telah dihasilkan akan diubah kembali menjadi
sinyal analog dengan menggunakan comparator, namun tidak diperlukan sinyal pulsa
seperti pada tahap ADC.
Setelah diketehui tahap-tahap yang dilalui oleh sinyal pada Delta-Sigma ADC, maka
selanjutnya akan dilakukan pemilihan komponen. Terdapat tahap integrator dan comparator
yang harus dilakui oleh sinyal agar sinyal analog dapat berubah menjadi sinyal digital. Pada
kedua tahap ini diperlukan komponen aktif berupa op-amp, op-amp sebagai comparator dan
beberapa komponen pasif.
Op-amp merupakan salah satu komponen aktif yang memiliki fungsi untuk
meningkatkan (amplifying) baik arus maupun tegangan bergantung pada spesifikasi op-amp
dan susunan komponen pasif yang akan terintegrasi dengan op-amp tersebut. Dalam Delta-
Sigma ADC diperlukan kriteria Slew Rate (SR) yang bernilai tinggi agar jangkuan sinyal yang
dapat diproses menjadi lebar.
Comparator merupakan salah satu penggunaan dari op-amp dengan fungsi sebagai
pembanding 2 sinyal input pada op-amp. Parameter yang perlu diperhatikan pada comparator
dalam perancangan Delta-Sigma ADC adalah offset tegangan. Offset tegangan adalah
perbedaan tegangan yang timbul pada bagian inverting dan non-inverting op-amp saat belum
ada sinyal input sama sekali. Sedangkan pada idealnya dalah offset tegangan adalah bernilai
0V sehingga perbandingan anatara 2 sinyal input menjadi lebih akurat. Untuk itu diperlukan
comprator dengan nilai offset yang kecil agar dihasilkan hasil yang akurat.
Penggunaan comparator perlu memerhatikan kedua parameter yang telah disebutkan
sebelumnya karena kedua parameter tersebut akan mempengaruhi keakuratan sinyal output
comparator. Penggunaan comparator pada Delta-Sigma ADC adalah sebagai ADC dan DAC.
Karena comparator merupakan salah satu fungsi dari op-amp yang memiliki ketergantungan
terhadap frekuensi kerja sistem, maka sinyal output dari comparator juga bisa mengalami
perubahan (peningkatan maupun penurunan) nilai tegangan maupun arus. Masalah ini dapat
ditanggulangi dengan menggunakan voltage devider yang salah satunya dihubungkan dengan
sumber tegangan lain yang akan memberikan penguatan.
Gambar 5 : Comparator

Daftar Pustaka
[1] Baker, R. Jacob. (2005). CMOS : Circuit Design, Layout and Simulation (2nd edition). United States
of America : Wiley-IEEE Press.
[2] Kleitz, W. , 2005,Digital Electronics : A Practical Ap-proach, Prentice Hall, Ohio

[3] Mulyadi, Deni. Digital to Analog Converter and Analog to Digital Converter.

[4] Pisi, Daniel. FPGA Based Delta-SigmaAnalog to Digital Converter.Vu, Phuong. Benefits of Sigma-
Delta ADCs. TestEdge.
[5]___, 2008, Understanding Flash ADCs,http://www.maxim-ic.com

[6]___, 2008, Understanding SAR ADCs,http://www.maxim-ic.com

Anda mungkin juga menyukai