SKRIPSI
Oleh :
Nama: Jeli Novita Sari, NIM: 1316321182. Peran Orang Tua Dalam
Mengembangkan Potensi Anak Tunagrahita Di Kelurahan Pasar Tais
Kabupaten Seluma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis meneliti dan membahas Peran Orang Tua
Dalam Mengembangkan Potensi Anak Tunagrahita Di Kelurahan Pasar Tais
Kabupaten Seluma. Penelitian ini di latar belakangi oleh orang tua yang belum
terlalu mengerti dalam mengembangkan potensi anak tunagrahita yang akibatnya
fakta dilapangan anak tunagrahita ini potensinya tidak berkembang. Penelitian ini
bertujuan pertama untuk menggambarkan peran orang tua sebagai motivator,
kedua untuk mengetahui peran orang tua sebagai fasilitator, ketiga untuk melihat
peran orang sebagai mediator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak tunagrahita di
Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma sudah melaksanakan perannya sesuai
dengan tanggung jawab sebagai orang tua, sebagaimana yang dijelaskan pada
teori peran.
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam
2. Dr. Suhirman, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
mensuport.
7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat dan doa dalam
8. Bapak dan Ibu Dosen Dakwah yang IAIN telah mengajar dan membimbing
9. Staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu
10. Informan penelitian yang telah memberikan waktu dan informasi secara
terbuka.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini ke
depan.
ii
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkembangan anaknya.2
karuniai anak. Selain itu, setiap orang tua pun akan menyadari bahwa Anak
merupakan karuniah dari Allah yang sangat besar artinya dan fungsinya bagi
kehidupan, anak merupakan amanat dari Allah yang harus dipelihara, dibina
perubahan yang tidak terbatas dari sel tunggal ke arah suatu organisasi yang
1
Zahitunah Subhan, Membina Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2001), h. 1.
2
Yuni Nur Kayati, Anakku Sayang, Ibumu Ingin Bicara, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
1999), h. 8.
3
Wiliam J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 2-3.
1
multifaktoral (kompleks) dari pada struktur dan fungsi sampai pada tingkatan
dewasa. 4
secara alamiah anak akan tumbuh dan dewasa.5 Mereka adalah aset penerus
bangsa untuk ke depannya nanti. Jadi orang tua harus mendidik dan
membesarkan anaknya dengan baik dan tepat. Namun ada juga anak yang
harus diperhatikan lebih khusus oleh orang tuanya yaitu anak berkebutuhan
dari kelainan secara fisik, mental atau gabungannya atau kondisi mental.
sosial. Anak tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental
4
Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h. 21.
5
Wiliam J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),h. 2-3.
6
Sarifudin Aziz, Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Gava
Media, 2015), h. 52.
itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus
optimal.
khusus sama dengan anak normal lainnya. Dalam al-Qur’an disebutkan dalam
Dari firman Allah tersebut yang dapat disarikan bahwa Allah SWT
menciptakan manusia di muka bumi ini dalam keadaan yang paling sempurna.
Tidak ada istilah cacat di dalamnya, dan seseorang yang disebut cacat oleh
7
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Revika Aditama, 2007), h.
103.
Setiap manusia sama dihadapan Allah SWT dan pembedanya hanya amal
diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.8 Jadi
desa yaitu Desa Talang Dantuk, Desa Dusun Baru, Desa Talang Saling, Desa
Lubuk Lintang, Desa Lubuk Kebur, Desa Pasar Tais dan Desa Napal. Tidak
yang memiliki anak tunagrahita yaitu Desa Pasar Tais ada 5 orang tunagrahita,
Desa Lubuk Lintang 1 orang tunagrahita dan Desa Napal 1 orang tunagrahita.
Dari data didapati bahwa jumlah anak tunagrahita di kelurahan pasar tais lebih
Padahal apabila potensi yang mereka miliki tersebut terus dilatih dan
8
Wiyono dan Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h. 36.
9
Observasi, Desa Kelurahan Pasar Tais Kab. Seluma, 27 Oktober 2017.
dikembangkan orang tua akan mengetahui bahwa anak mereka memiliki
ringan dan sedang yang memiliki potensi seni suara dan potensi seni lukis, 1
sama dengan anak normal lainnya, jika kemampuan (potensi) anak tersebut
Seluma”.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
10
Observasi, Warga Kelurahan Pasar Tais Kab. Seluma, 12 September 2017.
11
Wawancara, Sahrul Ja’ar (Pak RW3 Kelurahan Pasar Tais, Kabupaten Seluma), 9
Oktober 2017.
12
Wawancara, Marmun Saferi (Mantan RW 3 Kelurahan Pasar Tais, Kabupaten
Seluma), 12 September 2017.
Penelitian ini agar tidak melebar dan tidak meluas maka peneliti
membatasi ruang lingkup penelitian ini, agar dapat memberikan arahan yang
jelas terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga penelitian terarah dan
dapat memberikan nilai praktis bagi peneliti, batasan masalah ini dibatasi
pada: pengembangan potensi bidang seni yaitu, terutama seni melukis dan seni
suara (vocal).
D. Tujuan Penelitian
potensi pada bidang seni tarik suara dan seni tari anak tunagrahita di
1. Secara teoritis
keilmuan.
2. Secara praktis
kekurangannya saja.
b. Bagi orang tua dari hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai tolak
F. Penelitian Terdahulu
ini tidak tumpang tindih dengan penelitian lainnya, oleh karena itu penulis
Biasa (SLB YPPLB) Padang” yang ditulis oleh Vyolita Andesriza, (2014)13
Adapun hasil dari penelitian di atas yaitu upaya orang tua dalam
13
Vyolita Andesriza, “Upaya Orang Tua Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa (SLB YPPLB)
Padang”, (Program Studi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP), Sumatra Barat: PGRI Sumatra Barat, 2014).
untuk anak memilih bidang kreatif apa yang digemarinya, menerima kondisi
dan kekurangan yang dialami oleh anak serta tidak merasa malu dengan
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh anak serta melengkapi sarana dan
kemampuannya.
dengan judul “Peran Guru dan Orang Tua dalam Mengembangkan Minat
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dan orang tua dalam
Yogyakarta. Mengetahui faktor yang menghambat peran guru dan orang tua
dalam mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita. Jenis penelitian ini
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diperoleh
14
Nurkumala Sari Br. Lubis, dengan judul “Peran Guru dan Orang Tua Dalam
Mengembangkan Minat dan Bakat Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Pembina Yogyakarta”,
(Program Studi Pendidikan Sosiologi, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Yogyakarta: UNY, 2012).
dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan peran guru dan orang tua
Khusus Di SLB AC Mandara Kendari (Study Kasus Tuna Netra Dan Tuna
Grahita)”15 tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran orang tua
peran orang tua dalam pendidikan ABK yaitu peran orang tua melalui
edukatif, peran orang tua melalui afeksi, peran orang tua melalui sosialisasi
penulis lakukan yaitu skripsi yang dibuat oleh vyolita andesriza lebih keusaha
15
Nasrawaty, “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Siswa Berkebutuhan Khusus Di
SLB Ac Mandara Kendari (Study Kasus Tuna Netra Dan Tuna Grahita), (Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, kedari: Universitas Haluoleo Kendari 2016).
tunagrahita, berbeda dengan skripsi yang penulis buat lebih ke tindakan orang
Br. Lubis(2012) dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu skripsi yang
dibuat oleh Nurkumala Sari Br. Lubis tindakan yang dilakukan guru dan
orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita berbeda
dengan skripsi yang penulis buat hanya melihat tindakan dari orang tua saja
dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu skripsi yang dibuat oleh
sedangkan skripsi yang penulis buat lebih ketindakan yang dilakukan orang
Akan tetapi secara khusus, tidak ada satupun dari ketiga hasil
penelitian tersebut sama persis dengan masalah yang akan penulis lakukan
isi dari penelitian di atas. Oleh karna itu, penelitian yang berjudul “Peran
G. Sistematika Penulisan
BAB II Landasan Teori yang berisi peran orang tua: pengertian peran,
fungsi peran, pengertian peran orang tua, peran orang tua dan
tunagrahita.
BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari: jenis penelitian, penjelasan
analisis data.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Peran
Peran berarti bagian dari tugas yang harus dilakukan.16 Peran (role)
peran. Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling
tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa
Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang
16
Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo
Persada, 1997), h. 667.
17
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 158.
18
Sugeng Sejati, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 125.
12
tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan prilakunya sendiri
yaitu:
2) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh
maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisah
19
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h. 159.
tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan
pengetahuan.
peranan, tidak hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang
pihak lain.21
2. Fungsi Peran
a. Peran atau peranan adalah sebagai hal yang harus dilaksanakan apabila
20
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h. 160.
21
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h. 161.
22
Abdul Zani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
h. 97
b. Peranan hendaknya diletakkan pada individu oleh masyarakat yang
pribadi.
tersebut.
yang berada di lingkungan keluarga,23 orang tua di sini ialah ayah dan ibu
mendidik, dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan kita, yaitu
Ibu dan Bapak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak
adalah dari orang tuanya. Jadi, orang tua atau ibu dan bapak memegang
23
M. Arifin, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press), h. 114.
Keberhasilan dalam mendidik anak tidak bisa dilepaskan dari
peran penting seorang ibu dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat dari
kedudukan seorang ibu dalam sebuah keluarga. Ibu yang berstatus sebagai
anak. Tugas ibu tidak bisa dikatakan ringan, tetapi sangat mulia, yaitu
terletak pada suami saja, tetapi juga dilakukan oleh istri. Akan tetapi, bagi
adalah para wanita karier yang memiliki anak paling sering dalam
tindakan orangtua kepada anaknya seperti itu “ pas” dan dapat mendukung
24
Ratih Putri Pratiwi dan Afin Murtiningsih, Kiat Sukses Mengasuh Anak
Berkebutuhan Khusus (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 96.
perkembangan anak bisa berjalan sebagaimana semestinya tidak bisa
anak terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan usia menempuh
pendidikan. Peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang
tua terkait erat dengan pandangan orang tua mengenai tugas-tugas yang
anak. Orang tua adalah pendidik yang kodrati. Mereka pendidik bagi anak-
anaknya karena, secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugerah oleh
Allah SWT berupa naluri orang tua. Karena naluri ini, timbul rasa kasih
sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral
dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan
anak-anak mereka.
25
Ratih Putri Pratiwi dan Afin Murtiningsih, Kiat Sukses Mengasuh Anak
Berkebutuhan Khusus, h. 97.
26
Nur Aisyatinnaba, Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa (Studi Kasus
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2015), h. 15-17.
27
Arif Musthofa, Doa Mustajab Orang Tua Untuk Anak, (Yogyakarta: Araska, 2016),
hal 106.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ٍ ْ َح َّدثَىَا ُم َح َّم ُد ت ُْه َحر،َح َّدثَىَا َحا ِجةُ ت ُْه ْال َُلٍِ ِد
ُّ ع َْه،ب
ع َْه، ِّالزتَ ٍْ ِدي
ٌَلْ تُ ِحسُُّنَ فٍٍَِا، َك َما تُ ْىتَ ُج ْالثَ ٍٍِ َمحُ تَ ٍٍِ َمحً َج ْم َعا َء،ًِ ِ ٌََُ َم ِّج َساو،ًِ ِص َراو
ِّ ٌَََُى
bidang.
28
Jalaludin, Psikologi Agama , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 294
Sebagai orang tua, proses pengembangan potensi sebenarnya
muncul pertama kali dan dilatih dengan kuat adalah berasal dari orang tua
atau di rumah itu sendiri. Tugas orang tua adalah membantu anak dalam
pakaian dan perlindungan saja. Akan tetapi ia juga terikat dalam tugas
pertama dalam hidup anak. Anak merupakan amanat Allah SWT bagi
kedua orang tuanya, ia mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang. Bila
sejak kecil dibiasakan baik dan dibimbing dengan baik, ia akan tumbuh
29
Sri Puji Astusi, Usaha-Usaha Orang Tua Dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung
Jawab Pada Anak Dalam Keluarga Menurut Pendidikan Islam. (Skripsi, Fakultas Tarbiyah,
STAIN Bengkulu, 2004).
30
Muhaimin, Pemikiran Pedidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 2000), h. 290.
sebuah kertas yang bentuk dan coraknya tergantung pada orang tua
anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh dan pemberani.
anak makan dan minum dengan makan dan minuman yang sehat dan
bergizi.
31
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akedimia
Permata, 2013), h. 134-135.
Kewajiban ini maksudnya adalah pembentukan dan pembinaan
kesehatan berfikir.
Kewajiban orang orang tua untuk menanamkan anak sejak kecil agar
bisa berasal dari dalam diri (instrinsik) yaitu dorongan yang datang dari
Dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang
32
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akedimia
Permata, 2013), h. 136-138.
33
Makmun Syamsudin Abin, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), h. 40-43.
datang dari luar (lingkungan) misalnya dari orang tua, guru, teman-
alat tulis menulis buku dll. Jadi, orang tua berkewajiban memenuhi
jenis dan bentuknya, baik media material maupun non material. Dalam
guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran,
lain-lain.
Namun pada kenyataannya ada sementara orang tua yang belum dapat
semua orang tua melakukan itu dengan alasan supaya anaknya menjadi
seperti apa yang memang sesuai dengan kondisi anak. Bukan sekedar
34
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2017), h. 3.
Maka kadang-kadang muncul sikap dan perilaku satu arah.
Artinya hanya demi kepentingan orang tua saja maka perlakuan kepada
Tuntutan bahwa anak harus dapat memahami orang tua lebih dominan
anggota keluarga yang ada. Untuk itu diperlukan sebuah kesadaran diri
yang penuh dari orang tua untuk mau melakukan hal-hal yang kecil
B. Pengembangan Potensi
1. Pengertian Potensi
sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-
35
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 6.
36
Diman dan Cicih Juarsih, Pengembangan Potensi Peserta didik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h. 5.
37
Endra k Pihadhi, My Potensi, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2004), h. 6.
Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari
atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling
diidentifikasikan, potensi yang telah ada pada diri manusia adalah akal
pikiran (otak), hati, dan indera sesuai dengan Q.S Al Hijr/15: 28-29 :
Artinya: (28). dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk, (29). Maka apabila aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.
Potensi apapun pada diri manusia masing-masing mempunyai
38
Wiyono dan Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h. 36.
sendiri-sendiri maupun bersama-sama baik disengaja maupun secara
alami. Sesuai dengan potensi diri yang telah Allah SWT berikan kepada
kehidupanya.
terlihat dengan jelas. Oleh sebab itu potensi yang dimiliki oleh anak
dapat berkembang dengan baik apabila ada dukungan dari orang tua.
saja. Ada banyak potensi yang harus dikembangkan oleh orang tua
Maka dari itu orang tua sebaiknya mengenal betul bagaimana dan apa
dikembangkan:
a. Potensi Intelektual
39
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 103.
memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi atau IQnya tinggi
kelasnya atau bintang kelas. Bahkan gambaran ini meluas pada citra
para ahli.
40
Handal, Https://Www.Scribd.Com/Document/348366203/Perkembangan-
Kemampuan-Intelektual-Pdf, (26 Januari 2018).
kesempatan bersaing secara akademis. Dan pada umumnya banyak
intelektual.
41
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 105-106.
kemampuan anak dalam melihat masalah dan mengembangkan
lain yang ada di dalam potensi intelektual yaitu potensi seni. Seni
Kreativitas anak dapat berupa seni, karena dengan seni anak dapat
b. Potensi Emosional
42
Widi Pekerti, dkk., Metode Pengembangan Seni, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2006), h. 8.
mampu memberikan senyuman kepada setiap orang, paling tidak
c. Potensi Sosial
43
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 107.
dapat hidup dalam berbagai lingkungan yang berbeda dengan
dirinya. 44
d. Potensi Moral
sejak dini karena akan menjadi arah pedoman anak untuk bertindak.
anaknya tetap melakukan hal-hal tidak sesuai dengan apa yang telah
44
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 112.
diajarkan oleh orang tua. Kalau hal ini memang benar terjadi
ucapan tetapi berwujud tindakan yang konkret. Dalam hal ini orang
1. Potensi fisik
2. Potensi intelektual
a. Prestasi akademik
b. Kecerdasan umum
2. Memecahkan masalah
45
E. Widijo Murdoko, Parenting With Leadership, h. 113-114.
46
Putra Santoso, “Peran Guru Pembimbing Dalam Mengembangkan Potensi dan
Prilaku Siswa di SMA Negeri 1 Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong”, (Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu, 2014), h.30.
3. Menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan
alamiah
tujuan tertentu
1. Kemampuan verbal-kebahasaan
2. Kemampuan logis-matematis
3. Kemampuan seni
5. Kemampuan badaniah-kinestetik
6. Kemampuan musik
7. Kemampuan antarpribadi
8. Kemampuan kealaman.
d. Kreativitas
47
Putra Santoso, “Peran Guru Pembimbing Dalam Mengembangkan Potensi dan
Prilaku Siswa di SMA Negeri 1 Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong”, (Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu, 2014), h.31.
48
Putra Santoso, “Peran Guru Pembimbing Dalam Mengembangkan Potensi dan
Prilaku Siswa di SMA Negeri 1 Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong”, (Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu, 2014), h.32.
4. Memiliki rasa keindahan
mengungkapkannya
e. Kepribadian
berprestasi
3. Kepemimpinan
6. Responsibilitas
8. Kecenderungan kebutuhan
9. Sikap
C. Tunagrahita
lain-lain.
sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental
49
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Revika Aditama, 2007),
h. 103.
sama sekali tidak benar sebab anak tunagrahita dalam jenjang manapun
penyakit.50
IQ. Ada manusia yang cerdas secara IQ namun tidak secara emosional
TINGKAT KECERDASAN IQ
Super 110-120
Normal 90-110
Bodoh 80-90
Perbatasan 70-80
Moron/Dungu 50-70
bawah rata-rata.
50
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 88.
51
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
1998), H. 157.
Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana
pelajari, yaitu:
a) Keterbatasan Inteligensi
dengan membeo.52
b) Keterbatasan Sosial
52
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h. 105.
dalam masyarakat, oleh karena itu mereka memerlukan bantuan.
akibatnya.
tunagrahita adalah:54
a. Tunagrahita Ringan
53
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h.106.
54
Nur’aeni, Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.
108.
Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok
pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik
pengawasan.
gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada
umumnya. Untuk itu sangat sukar membedakan secara fisik antara anak
dilayani pada kelas khusus dengan guru dari pendidikan luar biasa.56
b. Tunagrahita Sedang
55
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h.106.
56
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h.107.
Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini
memiliki IQ 51-36 pada skala binet dan 54-40 menurut skala weschler
c. Tunagrahita Berat
Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan
secara total dalam hal berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan
lain. Orang tua dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting
anak tunagrahita.
57
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h.108.
BAB III
METODE PENELITIAN
metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian berarti secara kerja
A. Jenis Penelitian
lapangan.60
B. Penjelasan Judul
berarti bagian dari tugas yang harus dilakukan.61 Peran (role) merupakan aspek
58
Muhtadi, dkk., Metodologi Penelitian Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h.
125.
59
Anselm Strauus dan Juliet Corbi, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2003), h. 4.
60
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 11.
61
Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo
Persada, 1997), h. 667.
44
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Sesuai dengan kedudukannya, maka
mendidik, dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan kita, yaitu Ibu
dan Bapak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari
orang tuanya. Jadi, orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang
Di dalam sebuah keluarga Peran orang tua sangat penting bagi anak
terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan usia menempuh
pendidikan. Peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua
terkait erat dengan pandangan orang tua mengenai tugas-tugas yang mesti
sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian potensi
diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih
62
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 159.
63
Ratih Putri Pratiwi dan Afin Murtiningsih, Kiat Sukses Mengasuh Anak
Berkebutuhan Khusus (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media 2013), h. 96.
64
Nur Aisyatinnaba, Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa (Studi Kasus
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2015), h. 15-17.
65
Wiyono dan Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h. 36.
Seseorang dikategorikan berkelainan mental atau tunagrahita, jika ia
memiliki tingkat kecerdasan yang sangat rendah (di bawah normal), sehingga
Penafsiran tersebut sama sekali tidak benar sebab anak tunagrahita dalam
jenjang manapun sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit atau
sarana penyakit.66
yang dilakukan orang tua ini bisa mengembangkan kemampuan dasar anak
C. Lokasi Penelitian
yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitiannya. Oleh sebab itu
66
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 88.
D. Informan penelitian
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki subyek sesuai dengan tujuan penelitian yang
akan dilakukan.70
sedangkan tempat yang menjadi elemen dari situasi sosial adalah situasi dan
sebagai berikut:
67
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 145.
68
Saiffudin dan Arikunto, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.
145.
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 145.
70
Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2012), h. 106.
1. Orang tua yang tinggal di Rw2 dan Rw3, Kelurahan Pasar Tais,
Kabupaten Seluma.
2. Orang tua yang memiliki anak tunagrahita ringan dan sedang.
yang memiliki anak tunagrahita, di RW 2 ada 2 orang orang tua yang memiliki
anak tunagrahita tergolong sedang, dan di RW 3 ada 2 orang tua yang memiliki
anak tunagrahita tergolong ringan dan 1 orang tua yang memiliki anak
penelitian ini.
E. Sumber Data
dan skunder,
1. Data Primer
kegiatan.71 Dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh secara
dan alat pengumpulan data lainnya. Dalam penelitian ini data primernya
informan penelitian.
71
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan kualitatif,
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 252.
2. Data Sekunder
penelitian.72 Data skunder adalah data tidak langsung diperoleh peneliti dari
dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Observasi
72
Iskandar, Metodologi Pendidikan dan Sosial dan Kuantitatif dan Kualitatif, h. 253.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode
dan tidak langsung tentang peran orang tua dalam mengembangkan potensi
dengan turun langsung ke lapangan karena, ada data yang harus di amati
secara ikut serta dalam kegiatan masyarakat yang diteliti dan peneliti juga
harus mengamati yang terjadi di lapangan karena, tidak semua masalah bisa
2. Wawancara
73
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Pranada Media Grup, 2007), hal.
115.
Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi atau
dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan control
dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face)
74
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 117.
75
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 138-140.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan atau
kepada responden yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu
terperinci.76
3. Dokumentasi
pribadi, catatan biografi dan gambar atau foto-foto yang memiliki terkaitan
tunagrahita, dengan bukti berupa gambar dan data dari kelurahan Pasar Tais
Kab. Seluma.
76
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 117.
77
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
h. 226.
78
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h.
330.
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal ini menurut Moleong dapat dicapai melalui jalan:79
adalah suatu teknik yang digunakan oleh peneliti dalam menguji atau
menggunakan cara yang berbeda, untuk memperoleh data atau informasi terkait
berkaitan.
79
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330.
pada saat pengumpulan data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data
dalam priode tertentu. Oleh karena itu analisis data yang peneliti gunakan
pokok, mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
3. Verifikasi
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
80
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2016), h. 246-256.
BAB IV
desa ini yang dulunya merupakan Ibu Kota Kecamatan kini menjadi
jumlah penduduk 2.576 jiwa dan luas wilayah 21652 Ha M². Dari
ekonomi.81
pekerjaannya swasta.
Tabel 4.1
Pekerjaan Penduduk Kelurahan Pasar Tais
Kab. Seluma
No PEKERJAAN JUMLAH
1 POLRI 15 Orang
81
Wawancara Ketua RW III Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma, 07 Mei 2018
82
Data Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma Tahun 2018
2 TNI 10 Orang
3 PNS 60 Orang
4 PETANI 50 Orang
5 BURUH 50 Orang
2018).
berjumlah 10 orang.
memiliki jumlah penduduk 2.576 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.263
Tabel 4.2
Kab. Seluma
No Jenis kelamin Jumlah
2018)
1.263 jiwa.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pasar
Tais
Kab. Seluma
1 SD 95
2 SLTP 191
3 SMA 360
2018)
terdiri dari:
a. Kepala kelurahan
b. Sekretaris
83
Data Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma Tahun 2018
c. Seksi pemerintahan
d. Seksi pembangunan
e. Seksi umum
f. Ketua RW I
g. Ketua RW II
h. Ketua RW III
i. Ketua RT 1
j. Ketua RT 2
k. Ketua RT 3
l. Ketua RT 4
m. Ketua RT 5
n. Ketua RT 6
o. Ketua RT 7
p. Ketua RT 8
q. Ketua RT 9
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA KELURAHAN
SARYO, SE
SEKRETARIS
RW I RW II RW III
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9
(sumber: dokumentasi Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma tahun 2018)
Seluma
Tabel 4.4
Kab. Seluma
1 MASJID 4 unit
2 TK 2 unit
3 SD 2 unit
4 SLTP 1 unit
6 MUSOLA 1 unit
7 PUSKESMAS 1 unit
8 BANK 1 unit
2018)
Kabupaten Seluma
lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Agama yang Dianut masyarakat Kelurahan Pasar Tais
Kab. Seluma
No Agama jumlah
4 Hindu -
5 Budha -
(sumber: dokumentasi Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma tahun
2018)
B. Profil informan
dalam BAB III, maka penulis melakukan wawancara kepada orang tua
1. Risa/Orang tua
2. Nir/Orang tua
84
Data Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma Tahun 2018
Nir, lahir di Masmambang 23 Agustus 1970, beralamat di JL. Umar
Ahmad Kel. Pasar Tais Kab. Seluma. Beliau berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga.
3. Mahmudin/Orang tua
4. Rohayati/Orang tua
5. Darmansyah/Orang tua
6. Desti/Tetangga
Ahmad Kel. Pasar Tais Kab. Seluma. Beliau berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga.
7. Yuni/Tetangga
Yuni, lahir di Bengkulu 21 Juni 1974, beralamat di JL. Umar Ahmad
Kel. Pasar Tais Kab. Seluma. Beliau berprofesi sebagai Ibu Rumah
Tangga.
8. Dalia/tetangga
9. Via/Remaja
11. Renti/Remaja
12. Adinda/Remaja
Tabel 4.6
2018)
85
J. Dwi Narwoko, dkk., Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 158.
kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang
orang tua itu sendiri. Tugas atau fungsi ini berkaitan dengan tugas
tunagrahita.
mengungkapkan bahwa :
86
Wawancara Risa, 07 Mei 2018
87
Wawancara Nir, 07 Mei 2018
88
Wawancara Mahmudin, 07 Mei 2018
Untuk memperkuat jawaban orang tua di atas peneliti juga
dengan orang tua yang memiliki anak tunagrahita dalam hal tugas
peran orang tua, peneliti dapat menyimpulkan bahwa orang tua yang
89
Wawancara Dalia, 09 Mei 2018
90
Wawancara Desti, 08 Mei 2018
91
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma 07 Mei 2018
2. Peran Orang Tua Sebagai Motivator
a. Bentuk Semangat
sedangkan peran orang tua adalah orang yang menjadi pendidik dan
termasuk dari peran orang tua dalam mendidik dan membina anak.
92
Wawancara, Risa, 07 Mei 2018
anaknya yang tunagrahita, hal yang diungkapakn oleh Nir, beliau
mengatakan :
93
Wawancara, Nir, 07 Mei 2018
94
Wawancara, Mahmudin, 07 Mei 2018
95
Wawancara, Dalia, 09 Mei 2018
Yuni menyatakan sebagai hal penguat, seperti yang dikutip
yang berbeda:
96
Wawancara, Yuni, 08 Mei 2018
97
Wawancara, Anggi Apriani, 08 Mei 2018
98
Wawancae, Renti, 12 Mei 2018
Sebagai penguat, Via mengungkapkan:
ini mereka tetap bisa merasakannya tanpa ada perbedaan yang mereka
alami.100
atas maka dapat disimpulkan bahwa orang tua yang memiliki anak
semangat dan dorongan kepada anak dengan cara yang terbaik sesuai
b. Langkah-langkah
99
Wawancara, Darmansyah, 07 Mei 2018
100
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma 08 Mei 2018
Dalam memberi motivasi ada langkah-langkah yang orang
101
Wawancara, Darmansyah, 07 Mei 2018
102
Wawancara, Mahmudin, 07 Mei 2018
103
Wawancara, Rohayati, 07 Mei 2018
104
Wawancara Risa, 07 Mei 2018
Dari hasil observasi yang penulis lakukan setelah
a. Bentuk Fasilitas
105
Wawancar, Nir, 07 Mei 2018
Lain halnya yang diungkapkan oleh Risa, seperti yang
menjelaskan:
106
Wawancara, Risa, 07 Mei 2018
107
Wawancara, Rohayati, 07 Mei 2018
108
Wawancara Mahmudin, 07 Mei 2018
“Dari apa yang saya pernah lihat fasilitasnya itu ya fasilitas
umum lah, seperti buku gambar, pensil warna, CD musik,
Cuma seperti itu.”109
bawah ini:
109
Wawancara, Yuni, 08 Mei 2018
110
Wawancara, Desti, 08 Mei 2018
dan yang suka dengan seni suara ya seperti alat musik,
koleksi lagu-lagu, umumlah fasilitasnya.”111
potensi anak adalah sesuai dengan kemauan anak sendiri, seperti yang
alat melukis berupa buku gambar, pensil warna, crayon, atau bisa juga
dihandphone.
tunagrahita.112
111
Wawancara, Adinda, 10 Mei 2018
112
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma, 09 Mei 2018
khusus yang diberikan pada anak penyandang tunagrahita di Kelurahan
bentuk fasilitas khusus ini baik itu informan dari orang tua, informan
113
Wawancara, Mahmudin, 07 Mei 2018
114
Wawancara, Darmansyah, 07 Mei 2018
115
Wawancara, Desti, 07 Mei 2018
116
Wawancara, Rohayati, 07 Mei 2018
pendukung dan informan remaja mereka mengungkapkan hal yang
Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma belum ada untuk saat ini,
hanya ada ruang khusus yang disediakan oleh orang tua karena para
tunagrahita.118
Peran orang tua sebagai mediator yakni orang tua dituntut untuk
media pendidikan anak baik itu berupa jenis atau bentuknya. Pada
117
Wawancara, Nir, 07 Mei 2018
118
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma 08 Mei 2018
penelitian ini terlihat pada hasil observasi bahwa peranan orang tua
Anak
Darmansyah mengungkapkan:
119
Wawancara, Darmansyah, 07 Mei 2018
120
Wawancara, Rohayati, 07 Mei 2018
Dari kedua pernyataan di atas sama halnya dengan yang
121
Wawancara, Nir, 07 Mei 2018
122
Wawancara Desti, 08 Mei 2018
masing-masing dengan pekerjaannya, ada yang sibuk di
kantor, ada juga yang sibuk di rumah makan, dan ada yang
sibuk ke sawah, itu sih sepengetahuan saya.”123
belajar di sekolah umum, akan tetapi untuk sekolah yang khusus itu
belum ada di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma. Para orang tua
123
Wawancara, Yuni, 08 Mei 2018
124
Wawancara, Via, 10 Mei 2018
125
Wawancara, Renti, 12 Mei 2018
bekerja, sehingga mereka tidak terlalu fokus dalam mengembangkan
potensi anaknya.126
Kabupaten Seluma yang orang tua lakukan belum ada. Para orang tua
yang terpendam dalam dirinya, ada banyak cara untuk hal itu. Dalam
bantuan dari luar, seperti guru les privat yang memang memiliki
126
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma 09 Mei 2018
“Untuk perubahan itu sediri tidak ada, karena kami juga
tidak memasukkannya ke sekolah khusus, karena ini tadi
belum ada menurut kami yang bisa benar-benar
menanganinya, waktu sekolah dia tidak juga tidak ada
perubahan, malahan perubahan itu terjadi dengan
bimbingan kami sebagai orang tua.”127
juga mengungkapkan:
Mahmudin :
127
Wawancara, Rohayati, 07 Mei 2018
128
Wawancara, Risa, 07 Mei 2018
129
Wawancara, Darmansyah, 07 Mei 2018
sepupu yang agak paham dengan anak ini, dan
perubahannya ya tidak terlalu terlihat.”130
Pasar Tais Kabupaten Seluma, hal ini memang belum mereka lakukan
anaknya, dan lagi pula di Kelurahan pasar Tais ini belum ada sekolah
potensi yang ada pada anak mereka. Orang tua masih mengandalkan
130
Wawancara, Mahmudin, 07 Mei 2018
131
Observasi di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma 08 Mei 2018
Peran adalah bagian dari aktivitas yang dimainkan seseorang.
peran yang berasal pola pergaulan hidupnya. Peran itu yang akan
individu.133
anak terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah. Peran orang tua
adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua terkait erat dengan
mengasuh anak.135
132
Seojono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo
Persada, 1997), h. 667.
133
J. Dwi Narwoko, dkk, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h. 159.
134
M. Arifin, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press), h. 114.
135
Nur Aisyatinnaba, Peran Orang Tua dalam Memotivasi dan Belajar Siswa, (Stidu
Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2015), h. 15-17
Jadi, dari analisa peneliti yang didapatkan di lapangan maka
berikut :
anak adalah sesuai dengan kemauan anak sendiri, seperti yang suka seni
berupa, buku gambar, buku bergambar, pensil warna, crayon, atau bisa
dihandphone.
membuat mereka tak dapat untuk naik kelas dan akhirnya berhenti
sekolah.
sebagai orang tua, sebagaimana yang dijelaskan pada teori peran (Role
Theory) berasal dari dunia teater, yang mana para aktor dan aktris berperan
suatu pola prilaku ketika individu menduduki suatu peran tertentu dalam
sistem sosial.136 Akan tetapi dilain sisi orang tua tidak berperan dalam hal
136
Sugeng Sejati, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 125.
khusus pengembangan potensi, les ataupun privat, orang tua di sini hanya
peran adalah suatu perilaku yang dapat dipelajari seseorang yang berkaitan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tais yang mempunyai anak tunagrahita sudah berperan, sebagai berikut: (1)
Memberikan bimbingan dan arahan yang lebih ekstra untuk anaknya. (2)
oleh anak. (5) Menjadi contoh yang baik untuk anaknya dan mengandalkan
kemampuan yang dimiliki oleh orang tua untuk mendidik anaknya. Akan
tetapi dilain sisi orang tua tidak berperan dalam hal memberikan pendidikan
potensi, les ataupun privat, orang tua di sini hanya berperan sebagai motivator
dan fasilitator. Sehingga pengembangan potensi anak ini hanya seperti hobby
yang dilakukannya.
B. Saran
86
1. Untuk orang tua, harus adanya kesadaran dari sikap orang tua kepada anak
untuk lebih memahami lagi keadaan anak. Mengerti perasaan anak, dan
mampu memberi pendidikan dan ajaran yang tepat bagi anak agar anak
pengawasan.
agar anak ini dapat mengembangkan potensi dan intelektual yang ada pada
dirinya, serta lebih percaya diri dalam lingkungan dan turut mengawasi
Rosdakarya.
Luar Biasa (SLB YPPLB) Padang. Sumatra Barat: PGRI Sumatra Barat.
Press.
Astuti, Sri Puji. 2004. Usaha-Usaha Orang Tua Dalam Menumbuhkan Rasa
Media.
Bafadal, Fadhal AR. 2006. Al-Qur’an Dan Terjemahan. Surabaya: Karya Agung.
Persada.
Bumi Aksara.
Humanika.
Kayati, Yuni Nur. 1999. Anakku Sayang, Ibumu Ingin Bicara. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Lubis, Nurkumala Sari Br. 2012. Peran Guru Dan Orang Tua Dalam
Akedimia Permata.
Komputindo.
Musthofa, Arif. 2016. Doa Mustajab Orang Tua Untuk Anak. Yogyakarta:
Araska.
Narwoko, Dwi, dkk. 2006. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
Nasrawati. 2016. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Siswa Berkebutuhan
Nur’aeni. 1997. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratiwi, Ratih Putri dan Afin Murtiningsih. 2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak
Grafindo Persada.
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Revika Aditama.
Pesantren.
Zani, Abdul. 1993. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
DAFTAR PERTANYAAN PEDOMAN WAWANCARA
Identitas informan
Nama :
Alamat :
Profesi :
Identitas informan
Nama :
Alamat :
Profesi :
Identitas informan
Nama :
Alamat :
Profesi :
C. Peran mediator
1. Cara seperti apa yang digunakan orang tua anak tunagrahita untuk
menyalurkan potensi anaknya?
Wawancara dengan Orang Tua Anak Tunagrahita
Wawancara dengan Informan Pendukung (Tetangga)
Wawancara dengan Informan Pendukung (Remaja)
Biografi penulis