Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa ditinjau
dari kemampuan numerik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
se-desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung tahun ajaran
2012/2013, dengan sampel sebanyak 68 siswa. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Data kemampuan numerik dan
hasil belajar matematika, di kumpulkan melalui tes dan di analisis dengan
menggunakan analisis ANAVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
dibandingkan dengan konvensional. Terjadi interaksi antara model pembelajaran
dengan kemampuan numerik dimana ditemukan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan numerik tinggi namun
sebaliknya terjadi terhadap model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Hasil belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Kemampuan
Numerik
Abstrak
This study aimed to describe the effect of STAD cooperative learning model to
improve students' mathematics learning outcomes in terms of numerical ability. The
population in this study is a fourth grade student sub-village Darmasaba Abiansemal,
Badung regency academic year 2012/2013, with a sample of 68 students. The
samples in this study using a random sampling technique. The data and results of
numerical ability to learn mathematics, collected through testing and analysis using
ANOVA analysis followed by two lines and Tukey test. The results showed that:
STAD cooperative learning model significantly better impact on learning outcomes
compared to conventional mathematics. Interaction between learning model with
numerical skills which found STAD cooperative learning model is more appropriate
for students with high numerical ability, but the opposite happened against
conventional learning models.
keluarga, sekolah, masyarakat dan berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
kehidupan bernegara.. peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
Berdasarkan kajian empiris dan informasi tentang hal tersebut, kemudian
konseptual di atas, peneliti menduga ditarik kesimpulannya. Variabel bebas
terdapat perbedaan hasil pembelajaran adalah variabel yang mempengaruhi atau
matematika siswa yang mengikuti menjadi sebab perubahan variabel terikat.
pembelajaran model pembelajaran Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kooperatif tipe STAD dengan siswa yang pembelajaran dengan model
mengikuti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD.
konvensional. Oleh karena itu, peneliti Sedangkan variabel terikat adalah variabel
memandang perlu untuk melakukan kajian yang dipengaruhi atau yang menjadi
tentang model pembelajaran yang paling akibat karena adanya variabel bebas.
efektif dalam upaya untuk meningkatkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa, sehingga hasil belajar
peneliti memfokuskan penelitiannya Data hasil belajar matematika dan
dengan judul Pengaruh Model data kemampuan numerik dikumpulkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menggunakan tes obyektif dalam bentuk
Terhadap Hasil belajar Matematika SD pilihan ganda dengan empat pilihan
Kelas VI Se-Desa Darmasaba (option).
Sebelum instrumen ini digunakan
METODE PENELITIAN maka dilakukan uji validitas isi dan
Penelitian eksperimen ini adalah reliabilitas. Untuk menentukan validitas isi
semu (quasi eksperiment), dengan (content validity) dilakukan oleh judges.
rancangan The Posttest-Only Control- Instrumen yang telah dinilai oleh judgis
Group Desain. Penelitian eksperimen selanjutnya diuji cobakan di lapangan.
dapat diartikan sebagai metode penelitian Tujuan dari pengujicobaan intrumen
yang digunakan untuk mencari pengaruh adalah untuk menentukan validitas dan
perlakuan tertentu terhadap yang lain reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran
dalam kondisi yang terkendalikan dan daya beda pada instrumen hasil
(Sugiyono, 2012:72) . belajar matematika.
Populasi adalah wilayah Uji coba validitas pada variabel
generalisasi yang terdiri atas objek, kemampuan numerik dengan jumlah tes
subyek yang mempunyai kualitas dan 48 butir dan jumlah sampel 66. Hasil
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian dengan program microsoft excel
peneliti untuk dipelajari dan kemudian pada taraf signifikansi 5% adalah semua
ditarik kesimpulannya (Sugiyono soal valid dengan reliabilitas 0,987. Uji
2012:80). Populasi dan sampel dalam coba validitas pada variabel hasil belajar
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD se- Matematika dengan jumlah tes 43 butir
desa Darmasaba ajaran 2012/2013 yang dan jumlah sampel 68. Hasil penelitian
seluruhnya berjumlah 205 orang siswa. dengan program microsoft excel pada
Sampel penelitian berjumlah 100 orang taraf signifikansi 5% adalah 3 soal
siswa yang diperoleh dengan melakukan dinyatakan gugur dan 40 dinyatakan valid
uji kesetaraan pada masing- masing kelas dengan reliabilitas 0,969. Soal yang
terlebih dahulu. Uji kesetaraan dilakukan dinyatakan gugur dibuang. Data yang
dengan melakukan uji-t dengan taraf sudah dikumpulkan ditabulasi serta
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji dihitung rerata dan simpangan baku.
kesetaraan diperoleh kelas IV SDN 1 Analisis statistik yang digunakan untuk
Darmasaba dan SDN 2 Darmasaba menguji hipotesis adalah ANAVA DUA
sebagai kelompok eksperimen dan kelas JALUR dengan taraf signifikansi 0,05 dan
IV A dan kelas IV B SDN 3 Darmasaba dilanjutkan dengan Uji Tukey.
sebagai kelompok kontrol.
Menurut Sugiyono (2012: 38) HASIL PENELITIAN DAN
variabel penelitian pada dasarnya PEMBAHASAN
merupakan segala sesuatu yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Data
A1 A2 A1 B1 A1B2 A2B1 A2B2
Statistik
Mean 78.38 71.62 85.44 71.62 67.65 75.59
Median 78.75 71.25 85 72.5 67.5 75
Modus 70 70 85 70 67.5 70
Standar
8.19 5.96 3.88 4.59 4.28 4.64
Deviasi
Varians 67.00 35.56 15.03 21.05 18.34 21.51
Skor
92.5 82.5 92.5 80 75 82.5
Maksimum
Skor
62.5 60 80 62.5 60 67.5
Minimum
Rentangan 30 22.5 12.5 17.5 15 15
yang mengikuti model pembelajaran
konvensional adalah 67,65 berada pada
Rata-rata skor hasil belajar interval 58,33 sampai dengan 74,99
siswa yang mengikuti model pembelajaran termasuk katagori baik.
kooperatif tipe STAD adalah 78,38 berada Rata-rata skor hasil belajar
pada interval 75,00 sampai dengan 100, matematika yang memiliki kemampuan
termasuk kategori sangat baik. Rata-rata numerik rendah yang mengikuti model
skor hasil belajar matematika siswa yang pembelajaran konvensional adalah 75,59
mengikuti model pembelajaran berada pada interval 75,00 sampai
konvesional adalah 71,62 berada pada dengan 100 termasuk katagori sangat
interval 58,33 sampai dengan 74,99 baik.
termasuk katagori baik. Rata-rata skor Hasil uji normalitas sebaran data
hasil belajar siswa yang memiliki diuji dengan menggunakan Chi-Kwadrat
kemampuan numerik tinggi yang dan dengan bantuan menggunakan
mengikuti model pembelajaran microsoft excel memiliki angka signifikansi
kooperatif tipe STAD adalah 85,44 berada lebih besar dari 0,05. Maka, semua
pada interval lebih dari dan sama dengan sebaran data menurut model
75,00 pembelajaran berdistribusi normal.
Rata-rata skor hasil belajar Uji homogenitas secara bersama-
matematika yang memiliki kemampuan sama menggunakan uji Bartllet diperoleh
numerik rendah yang mengikuti model nilai Chi Kuadrat sebesar 0,53 sedangkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah harga Chi Kuadrat pada tabel dengan
71,62 berada pada interval 58,33 sampai dk=3 dDQ DGDODK $2Hitung <
2
dengan 74,99 termasuk katagori baik. $ 7DEHO GN ). Dengan demikian dapat
Rata-rata skor hasil belajar matematika disimpulkan ke empat data adalah
yang memiliki kemampuan numerik tinggi homogen.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Ftabel
Sumber JK RJK Fhitung Interpretasi
Variasi k (5%)
Antar A Signifikan
777.941 777.941 43.129 3,99
Antar B Signifikan
162.131 162.132 8.989 3,99
Interaksi Signifikan
2068.015 2068.015 114.650 3,99
AxB
Dalam 1154.41 - -
18.038 -
4
Total - -
4162.50 - -
7
sebesar 85,44, sedangkan rerata hasil siswa yang memiliki kemampuan numerik
belajar matematika siswa yang memiliki rendah yang mengikuti model
kemampuan numerik tinggi yang pembelajaran konvensional lebih baik
mengikuti model pembelajaran dari siswa yang mengikuti model
konvensional sebesar 67,5. Sementara pembelajaran kooperatif tipe STAD.
itu, hasil perhitungan ANAVA dua jalur
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah SIMPULAN DAN SARAN
kuadrat (RJKdalam) sebesar 18,038. Berdasarkan berdasarkan temuan
Selanjutnya dilakukan uji Tukey, dari hasil –temuan di atas disimpukan bahwa:
perhitungan dengan uji Tukey diperoleh pertama, terdapat perbedaan
perbedaan rerata hasil belajar kemandirian belajar secara signifikan
matematika, antara kelompok siswa yang antara siswa yang mengikuti model
memiliki kemampuan numerik tinggi pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang mengikuti model pembelajaran dengan siswa yang mengikuti
kooperatif tipe STAD dan kelompok siswa pembelajaran konvensional diperoleh
yang memiliki kemampuan numerik nilai FA(Hitung) sebesar 43,12; sedangkan
tinggi yang mengikuti model nilai FTabel pada dkA=1, dbD=64
pembelajaran konvensional sebesar sebesar 3.99, ini berarti FHitung>
17,275. Sedangkan harga Q(table FTabel(dkA=1,dkD=92 , tolak Ho, terima H1.
sebesar 4,02. Jadi Q(Hitung) > Q(Tabel), Rata-rata hasil belajar matematika siswa
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Ini yang mengikuti model pembelajaran
berarti bahwa untuk siswa yang memiliki kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari hasil
kemampuan numerik tinggi yang belajar siswa yang mengikuti model
mengikuti model pembelajaran kooperatif pembelajaran konvensional, kedua,
tipe STAD lebih unggul dibandingkan terdapat perbedaan hasil belajar
dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika yang signifikan antara siswa
numerik tinggi yang mengikuti model yang mengikuti model pembelajaran
pembelajaran konvensional. dengan kemampuan numerik siswa
Uji hipotesis keempat, terhadap hasil belajar matematika. Hasil
menunjukkan bahwa rerata hasil analisis perhitungan dengan analisis varians
data hasil belajar matematika siswa yang (Anava) dua jalur diperoleh nilai FAB.Hitung
memiliki kemampuan numerik rendah sebesar 114,65, sedangkan nilai FTabel
yang mengikuti model pembelajaran pada dkA=1, dkdal=64 VHEHVDU
kooperatif tipe STAD sebesar 71,62, 3,99, ini berarti FABHitung >
sedangkan rerata hasil belajar FTabel(dkA=1,dkdal=64 . Kesimpulannya
matematika siswa yang memiliki tolak Ho, terima H1. Rata-rata model
kemampuan numerik rendah yang pembelajaran yang diterapkan oleh guru
mengikuti model pembelajaran dapat merangsang kemampuan numerik
konvensional sebesar 75,59. Hasil siswa maka akan menghasilkan hasil
perhitungan Anava dua jalur belajar yang optimal, demikian pula
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sebaliknya, apabila model pembelajaran
kuadrat (RJKdalam) sebesar 18,038. Dari tidak dapat meningkatkan kemampuan
hasil perhitungan dengan Uji Tukey numerik siswa mungkin akan
diperoleh perbedaan rerata hasil belajar menghasilkan hasil belajar yang rendah.
matematika pada kelompok siswa yang ketiga, terdapat perbedaan perbedaan
memiliki kemampuan numerik rendah hasil belajar matematika pada siswa yang
antara yang mengikuti model Memiliki Kemampuan Numerik Tinggi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang Mengikuti Model Pembelajaran
kelompok siswa yang mengikuti model Kooperatif Tipe STAD dan yang
pembelajaran konvensional sebesar 4,14. Mengikuti Model Pembelajaran
Sedangkan harga Q(table sebesar Konvensional. Hasil perhitungan dengan
4,02. Jadi Q(Hitung) > Q(Tabel), sehingga Ho analisis varians (ANAVA) dua jalur
ditolak dan H1 diterima. Ini dapat diperoleh nilai didapat Qhitung sebesar
disimpulkan hasil belajar matematika 17,275 dan Qtabel dengan dk = 4/17 pada
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
taraf signifikan 5% sebesar 4,02. Hal ini meningkatkan hasil belajar matematika
berarti Qhitung > Qtabel, Rata-rata siswa lebih tinggi dibandingkan
menunjukkan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran
siswa yang memiliki kemampuan numerik konvensional. (3) Kepada lembaga
tinggi yang mengikuti model sekolah, disarankan untuk mengadakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih semacam lomba tentang inovasi model
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar pembelajaran dengan menggunakan
matematika siswa yang memiliki model pembelajaran kooperatif tipe STAD
kemampuan numerik tinggi yang yang dapat meningkatkan hasil belajar
mengikuti model pembelajaran matematika siswa.(4) Bagi para peneliti
konvensional. Bagi siswa yang memiliki perlu diadakan penelitian sejenis dengan
kemampuan numerik tinggi juga memiliki melibatkan sampel yang lebih banyak,
hasil belajar matematika tinggi, keempat, tingkat kelas lebih beragam, diharapkan
terdapat perbedaan hasil belajar hasil penelitiannya lebih akurat sehingga
matematika pada siswa yang Memiliki hasilnya betul-betul memberi informasi
Kemampuan Numerik Rendah yang yang lebih rinci.
Mengikuti Model Pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN
Kooperatif Tipe STAD dan yang Dantes & A.A.I.N Marhaeni. 2012.
Mengikuti Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
Konvensional. Diperoleh nilai didapat (Implementasi dalam
Qhitung sebesar 4,14 dan Qtabel dengan Perencanaan Pembelajaran, dan
dk = 4/17 pada taraf signifikan 5% Evaluasi). Singaraja: Undiksha.
sebesar 4,02. Hal ini berarti Qhitung > Dantes, 2012. Metode Penelitian.
Qtabel, dengan demikian H0 ditolak dan Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
H1 diterima. Ini dapat disimpulkan Dantes, N. 2008. Pendidikan
hasil belajar matematika siswa yang Teknohumanistik (Suatu
memiliki kemampuan numerik rendah Rangkaian Perspektif dan
Kebijakan Pendidikan
yang mengikuti model pembelajaran
Menghadapi Tantangan
konvensional lebih baik dari siswa Global).Makalah disampaikan
yang mengikuti model pembelajaran pada seminar pendidikan
kooperatif tipe STAD. diselenggarakan oleh S2 Pendas
Saran dari hasil penelitian ini guna Pps Undiksa tanggal 22 Agustus
peningkatkan kualitas pembelajaran 2008
Matematika adalah sebagai berikut. (1) Depdiknas, 2008. Panduan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pengembangan Silabus Sekolah
dan kemampuan numerik perlu Menengah Pertama Mata
diperkenalkan kepada guru- sekolah Pelajaran IPA. Jakarta:
dasar sebagai metode alternatif melalui Depdiknas.
kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan- Karso, dkk. 1993. Dasar-Dasar
pelatihan, maupun dalam pertemuan Pendidikan MIPA. Jakarta:
KKG, karena melalui pembelajaran ini Departemen Pendidikan dan
proses pembelajaran lebih efektif dan Kebudayaan.
memungkinkan peserta didik akan lebih Muslimin. 2008. Belajar Mandiri. Tersedia
aktif, kreatif, dan merasa senang dalam pada http://musculi-
mencapai tujuan pembelajaran. (2) kaltim08.blogspot. com/belajar-
Kepada guru matematika khususnya, mandiri.html.
disarankan untuk mencoba Ruseffendi, H E T, 1988. Pengantar
menggunakan model pembelajaran Kepada Membantu Guru
kooperatif tipe STAD dan kemampuan Mengembangkan Kompetensinya
numerik dalam proses pembelajaran dalam pegajaran Matematika,
karena model pembelajaran ini dan Jakarta: Dirjen Dikti.
kemampuan numerik telah terbukti dapat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)