Anda di halaman 1dari 9

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN NUMERIK SISWA KELAS IV SD

Ni Made Sunilawati, Nyoman Dantes, I Made Candiasa


e-mail: made.sunilawati@undiksha.ac.id,
nyoman. dantes@pasca,undiksha.ac.id, made.candiasa@panca.undiksha.ac.id

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa ditinjau
dari kemampuan numerik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
se-desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung tahun ajaran
2012/2013, dengan sampel sebanyak 68 siswa. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Data kemampuan numerik dan
hasil belajar matematika, di kumpulkan melalui tes dan di analisis dengan
menggunakan analisis ANAVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
dibandingkan dengan konvensional. Terjadi interaksi antara model pembelajaran
dengan kemampuan numerik dimana ditemukan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan numerik tinggi namun
sebaliknya terjadi terhadap model pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Hasil belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Kemampuan
Numerik

Abstrak

This study aimed to describe the effect of STAD cooperative learning model to
improve students' mathematics learning outcomes in terms of numerical ability. The
population in this study is a fourth grade student sub-village Darmasaba Abiansemal,
Badung regency academic year 2012/2013, with a sample of 68 students. The
samples in this study using a random sampling technique. The data and results of
numerical ability to learn mathematics, collected through testing and analysis using
ANOVA analysis followed by two lines and Tukey test. The results showed that:
STAD cooperative learning model significantly better impact on learning outcomes
compared to conventional mathematics. Interaction between learning model with
numerical skills which found STAD cooperative learning model is more appropriate
for students with high numerical ability, but the opposite happened against
conventional learning models.

Keywords: Learning Achievement, Cooperative Learning Model Type STAD,


Numeric Ability
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENDAHULUAN 6). Untuk bisa terlaksananya fungsi


Dalam pengembangan pendidikan pendidikan Nasionsl tersebut, pemerintah
pada abad ke-21 harus dilaksanakan telah berusaha membenahi kualitas
dengan mengacu pada empat pilar maupun kuantitas di bidang pendidikan.
pendidikan sebagaimana yang telah Pendidikan berkaitan dengan
direkomendasikan oleh UNESCO (Dantes, pembelajaran. Pembelajaran dapat
2008), yaitu learning to know yaitu peserta diartikan sebagai suatu upaya
didik belajar pengetahuan yang penting mengkondisikan siswa untuk dapat belajar
sesuai dengan jenjang pendidikan yang secara efektif. Kegiatan belajar efektif
diikuti, learning to do yaitu peserta didik terlihat bahwa ada kegiatan memilih,
mengembangkan keterampilan dengan menetapkan dan mengembangkan
memadukan pengetahuan yang dikuasai metode untuk mencapai hasil yang
dengan latihan (law of practice), sehingga diinginkan dalam proses pembelajaran
terbentuk keterampilan yang yang dilakukan oleh siswa dan guru.
memungkinkan peserta didik Guru dalam pelaksanaan
memecahkan masalah dan tantangan pembelajaran mempunyai tanggung jawab
kehidupan, learning to be yaitu peserta profesional untuk mewujudkan tujuan
didik belajar secara bertahap menjadi pendidikan nasional. Guru harus
individu yang utuh memahami arti hidup menyajikan pembelajaran yang menarik
dan sebaliknya dilakukan agar dapat dan menyenangkan bagi peserta didik
hidup dengan baik, dan learning to live agar tercapainya suatu kompetensi dan
together yaitu peserta didik dapat profesionalisme guru dalam kegiatan
memahami arti hidup dengan orang lain, pembelajaran.
dengan jalan saling menghormati, Guru berperan sangat penting
menghargai, serta memahami tentang dalam kegiatan pembelajaran, karena
adanya saling ketergantungan. Pilar yang guru bertanggungjawab terhadap tujuan-
kelima dalam bidang pendidikan yaitu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
learning to live substanabilies yaitu melalui secara optimal. Selain sebagai tenaga
pendidikan kelangsungan hidup umat pendidik dan pengajar tugas utama guru
manusia dan dukungan alam yang di sekolah adalah sebagai fasilitator
harmonis dan berkesinambungan dapat sekaligus motivator. Dalam kegiatan
diwujudkan. pembelajaran peran guru sebagai
Perkembangan di bidang ilmu fasilitator hendaknya memfasilitasi siswa
pengetahuan dan teknologi serta dalam dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan
menyiapkan sumber daya manusia yang guru sebagai motivator dimaksudkan guru
berkualitas, untuk mencerdaskan memotivator siswa agar implikasi
kehidupan bangsa Indonesia melalui pembelajaran mengarahkan pada
pendidikan. Pernyataan tersebut sesuai pembelajaran efektif dan efisien.
dengan tujuan pendidikan nasional yang Kegiatan pembelajaran yang
tertuang dalam undang-undang nomor 20 dilakukan guru seharusnya dapat
tahun 2003 Bab 2, pasal 3, tentang sistem memberikan rasa tenang dan nyaman
pendidikan nasional. pada siswa, Karena akan dapat
Pendidikan nasional berfungsi memberikan daya ingat yang
untuk mengembangkan kehidupan dan berkepanjangan pada siswa. Ilmu
membentuk watak serta peradaban pengetahuan yang disampaikan oleh guru
bangsa, mengembangkan potensi peserta akan diserap dengan baik oleh siswa
didik agar menjadi manusia yang beriman apabila ilmu pengetahuan yang diterima
dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha oleh siswa dari gurunya bukan bersifat
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, hafalan tetapi Ilmu pengetahuan tersebut
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga melalui sebuah proses pemahaman
negara yang demokratis serta (Suparman, 2010).
bertanggung jawab (UU NO 20 THN 2003:
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Pembelajaran yang matematika di Sekolah Dasar, jika


menyenangkan diharapkan terjadi dalam dikaitkan dengan karakteristik siswa lebih
pelaksanaan pembelajaran Matematika berorientasi pada permasalahan-
sebagai salah satu mata pelajaran yang permasalahan nyata, dekat dengan
merupakan ilmu dasar maupun ilmu bantu pengalaman siswa dalam kehidupan
bagi ilmu lain, dewasa ini berkembang sehari-hari serta dapat mengkonstruksi
pesat baik materi maupun kegunaannya. pengetahuannya sendiri dengan bantuan
Ruseffendi (1988:260) menyatakan bahwa guru.
“Mathematics is the ques of the Model pembelajaran kooperatif tipe
sentences” yang maksudnya adalah STAD dicirikan oleh struktur tugas, tujuan,
matematika merupakan ratunya ilmu. dan penghargaan kooperatif. Dalam
Karso (1993:2) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
matematika timbul dan berakar dari pikiran tipe STAD, dua atau lebih individu saling
manusia yang berhubungan dengan ide, tergantung satu sama lain untuk mencapai
proses, dan penalaran. satu penghargaan bersama. Unsur-unsur
Perkembangan disiplin ilmu dasar pembelajaran dengan model STAD
matematika, penyaluran ide itu melalui yaitu siswa dalam kelompoknya haruslah
proses yang ditunjang dengan penalaran. beranggapan bahwa mereka sehidup
Penalaran ini membutuhkan pengamatan, sepenanggungan bersama, siswa harus
bahkan percobaan-percobaan dalam bertanggung jawab atas segala sesuatu
memperoleh fakta yang dapat digunakan dalam kelompoknya, dan siswa akan
sebagai bahan argumentasi. Jadi ide diminta mempertanggungjawabkan secara
sebagai pemikiran manusia itu akan individual materi yang ditangani dalam
memiliki struktur dan system tertentu yang kelompok kooperatif ( Slavin ,1995)
hubungan-hubungannya diatur menurut Model pembelajaran kooperatif tipe
aturan urutan yang logis dan sistimatis. STAD dalam implementasinya sangat
Karso (1993:2) menyatakan matematika memerlukan tekad, inovasi dan kesabaran
adalah ilmu tentang struktur yang bersifat guru dalam merancang pembelajaran
deduktif dan asiomatik, akurat, abstrak, sehingga peserta didik benar-benar
ketat dan semacamnya. menjadi tertarik untuk mengikuti
Jadi dapat dikatakan matematika pembelajaran. Dengan model
adalah ilmu pengetahuan tentang struktur pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru
yang terorganisasikan didasarkan pada merasa lebih ringan pekerjaannya, karena
unsur-unsur tidak terdefinisi, aksioma atau untuk memahami materi pelajaran guru
postulat dan dapat diturunkan menjadi sudah dibantu oleh siswa sehingga
teorema atau dalil yang pembuktiannya penanganan kesulitan belajar siswa lebih
dapat diterima secara deduktif. Deduktif mudah. Bagi siswa dapat memperoleh
dalam arti mengandalkan beberapa fakta pengalaman hidup bersama melalui kerja
yang sebelumnya dianggap benar dan sama dalam kelompok, mampu
simpulan akhir yang ditarik merupakan memberikan sikap positif dan percaya diri,
konsekuensi logis dari fakta-fakta tersebut karena dalam pembelajaran ada saling
yang sebelumnya telah diketahui ketergantungan positif. Ketergantungan
Fungsi pendidikan matematika di semacam ini selanjutnya akan
Sekolah Dasar lebih mengutamakan pada memunculkan tanggung jawab individu
pembentukan sikap kreatif, kritis dan logis terhadap kelompok dan keterampilan
serta mampu menggunakannya dalam interpersonal dari setiap anggota
pemecahan masalah yang berhubungan kelompok. Jadi hal yang menarik dari
dengan kehidupan sehari-hari. pembelajaran ini adalah adanya harapan
Pembelajaran matematika di Sekolah selain memiliki dampak pembelajaran,
Dasar diperkenalkan mulai dari yaitu berupa peningkatan hasil belajar
permasalahan kontekstual yang dekat peserta didik (student achievement) juga
dengan kehidupan siswa, sehingga siswa mempunyai dampak pengiring seperti
dapat menggunakan kreativitas dan logika keterampilan sosial. Keterampilan sosial
berpikirnya dengan bebas. Pembelajaran ini mutlak diperlukan dalam kehidupan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

keluarga, sekolah, masyarakat dan berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
kehidupan bernegara.. peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
Berdasarkan kajian empiris dan informasi tentang hal tersebut, kemudian
konseptual di atas, peneliti menduga ditarik kesimpulannya. Variabel bebas
terdapat perbedaan hasil pembelajaran adalah variabel yang mempengaruhi atau
matematika siswa yang mengikuti menjadi sebab perubahan variabel terikat.
pembelajaran model pembelajaran Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kooperatif tipe STAD dengan siswa yang pembelajaran dengan model
mengikuti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD.
konvensional. Oleh karena itu, peneliti Sedangkan variabel terikat adalah variabel
memandang perlu untuk melakukan kajian yang dipengaruhi atau yang menjadi
tentang model pembelajaran yang paling akibat karena adanya variabel bebas.
efektif dalam upaya untuk meningkatkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa, sehingga hasil belajar
peneliti memfokuskan penelitiannya Data hasil belajar matematika dan
dengan judul Pengaruh Model data kemampuan numerik dikumpulkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menggunakan tes obyektif dalam bentuk
Terhadap Hasil belajar Matematika SD pilihan ganda dengan empat pilihan
Kelas VI Se-Desa Darmasaba (option).
Sebelum instrumen ini digunakan
METODE PENELITIAN maka dilakukan uji validitas isi dan
Penelitian eksperimen ini adalah reliabilitas. Untuk menentukan validitas isi
semu (quasi eksperiment), dengan (content validity) dilakukan oleh judges.
rancangan The Posttest-Only Control- Instrumen yang telah dinilai oleh judgis
Group Desain. Penelitian eksperimen selanjutnya diuji cobakan di lapangan.
dapat diartikan sebagai metode penelitian Tujuan dari pengujicobaan intrumen
yang digunakan untuk mencari pengaruh adalah untuk menentukan validitas dan
perlakuan tertentu terhadap yang lain reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran
dalam kondisi yang terkendalikan dan daya beda pada instrumen hasil
(Sugiyono, 2012:72) . belajar matematika.
Populasi adalah wilayah Uji coba validitas pada variabel
generalisasi yang terdiri atas objek, kemampuan numerik dengan jumlah tes
subyek yang mempunyai kualitas dan 48 butir dan jumlah sampel 66. Hasil
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian dengan program microsoft excel
peneliti untuk dipelajari dan kemudian pada taraf signifikansi 5% adalah semua
ditarik kesimpulannya (Sugiyono soal valid dengan reliabilitas 0,987. Uji
2012:80). Populasi dan sampel dalam coba validitas pada variabel hasil belajar
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD se- Matematika dengan jumlah tes 43 butir
desa Darmasaba ajaran 2012/2013 yang dan jumlah sampel 68. Hasil penelitian
seluruhnya berjumlah 205 orang siswa. dengan program microsoft excel pada
Sampel penelitian berjumlah 100 orang taraf signifikansi 5% adalah 3 soal
siswa yang diperoleh dengan melakukan dinyatakan gugur dan 40 dinyatakan valid
uji kesetaraan pada masing- masing kelas dengan reliabilitas 0,969. Soal yang
terlebih dahulu. Uji kesetaraan dilakukan dinyatakan gugur dibuang. Data yang
dengan melakukan uji-t dengan taraf sudah dikumpulkan ditabulasi serta
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji dihitung rerata dan simpangan baku.
kesetaraan diperoleh kelas IV SDN 1 Analisis statistik yang digunakan untuk
Darmasaba dan SDN 2 Darmasaba menguji hipotesis adalah ANAVA DUA
sebagai kelompok eksperimen dan kelas JALUR dengan taraf signifikansi 0,05 dan
IV A dan kelas IV B SDN 3 Darmasaba dilanjutkan dengan Uji Tukey.
sebagai kelompok kontrol.
Menurut Sugiyono (2012: 38) HASIL PENELITIAN DAN
variabel penelitian pada dasarnya PEMBAHASAN
merupakan segala sesuatu yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Berdasarkan pengolahan data rekapitulasi hasil perhitungan skor


dengan analisis deskriftif, diperoleh keempat variabel seperti Tabel 01 berikut.

Tabel 01 Tendensi Sentral dan Dispersi Data Hasil Belajar Matematika

Data
A1 A2 A1 B1 A1B2 A2B1 A2B2
Statistik
Mean 78.38 71.62 85.44 71.62 67.65 75.59
Median 78.75 71.25 85 72.5 67.5 75
Modus 70 70 85 70 67.5 70
Standar
8.19 5.96 3.88 4.59 4.28 4.64
Deviasi
Varians 67.00 35.56 15.03 21.05 18.34 21.51
Skor
92.5 82.5 92.5 80 75 82.5
Maksimum
Skor
62.5 60 80 62.5 60 67.5
Minimum
Rentangan 30 22.5 12.5 17.5 15 15
yang mengikuti model pembelajaran
konvensional adalah 67,65 berada pada
Rata-rata skor hasil belajar interval 58,33 sampai dengan 74,99
siswa yang mengikuti model pembelajaran termasuk katagori baik.
kooperatif tipe STAD adalah 78,38 berada Rata-rata skor hasil belajar
pada interval 75,00 sampai dengan 100, matematika yang memiliki kemampuan
termasuk kategori sangat baik. Rata-rata numerik rendah yang mengikuti model
skor hasil belajar matematika siswa yang pembelajaran konvensional adalah 75,59
mengikuti model pembelajaran berada pada interval 75,00 sampai
konvesional adalah 71,62 berada pada dengan 100 termasuk katagori sangat
interval 58,33 sampai dengan 74,99 baik.
termasuk katagori baik. Rata-rata skor Hasil uji normalitas sebaran data
hasil belajar siswa yang memiliki diuji dengan menggunakan Chi-Kwadrat
kemampuan numerik tinggi yang dan dengan bantuan menggunakan
mengikuti model pembelajaran microsoft excel memiliki angka signifikansi
kooperatif tipe STAD adalah 85,44 berada lebih besar dari 0,05. Maka, semua
pada interval lebih dari dan sama dengan sebaran data menurut model
75,00 pembelajaran berdistribusi normal.
Rata-rata skor hasil belajar Uji homogenitas secara bersama-
matematika yang memiliki kemampuan sama menggunakan uji Bartllet diperoleh
numerik rendah yang mengikuti model nilai Chi Kuadrat sebesar 0,53 sedangkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah harga Chi Kuadrat pada tabel dengan
71,62 berada pada interval 58,33 sampai dk=3 dDQ DGDODK $2Hitung <
2
dengan 74,99 termasuk katagori baik. $ 7DEHO GN ). Dengan demikian dapat
Rata-rata skor hasil belajar matematika disimpulkan ke empat data adalah
yang memiliki kemampuan numerik tinggi homogen.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Pengujian hipotesis dilakukan Tukey. Uji Tukey dilakukan sebagai uji


dengan analisis varians (Anava) dua jalur, lanjut Anava Dua Jalur dimana jumlah
Bila ada perbedaan dilanjutkan dengan sampel masing-masing kelompok sama
uji-t untuk mengetahui efek utama (main besar. Rangkuman hasil analisis data
effect) mana yang lebih tinggi. Bila dengan analisis varians (Anava) dua jalur
ternyata hasil analisis memberikan dari hasil belajar matematika dalam
simpulan signifikan ( Fhitung > FTabel )berarti penelitian ini dirangkum pada table berikut
ada interaksi maka dilanjutkan dengan Uji ini

Tabel 4.10 Ringkasan Analisis ANAVA Dua Jalur

Ftabel
Sumber JK RJK Fhitung Interpretasi
Variasi k (5%)

Antar A Signifikan
777.941 777.941 43.129 3,99
Antar B Signifikan
162.131 162.132 8.989 3,99
Interaksi Signifikan
2068.015 2068.015 114.650 3,99
AxB
Dalam 1154.41 - -
18.038 -
4
Total - -
4162.50 - -
7

Uji hipoesis pertama Hasil 71,62. Ternyata skor rata-rata hasil


perhitungan dengan analisis varians belajar matematika siswa yang mengikuti
(ANAVA) dua jalur menghasilkan nilai model pembelajaran kooperatif tipe STAD
FA(Hitung) sebesar 43,12; sedangkan nilai lebih baik dibandingkan dengan siswa
FTabel pada dkA=1, dbD=64 yang mengikuti model pembelajaran
sebesar 3.99, ini berarti FHitung> konvensional.
FTabel(dkA=1,dkD=92 . Kesimpulannya Uji hipotesis kedua menunjukan
tolak Ho, terima H1 atau Terdapat bahwa dari hasil perhitungan dengan
perbedaan hasil belajar matematika analisis varians (ANAVA) dua jalur
antara siswa yang mengikuti model menghasilkan nilai FAB.Hitung sebesar
pembelajaran kooperatif tipe STAD 114,65, sedangkan nilai FTabel pada
dibandingkan dengan siswa yang dkA=1, dkdal=64 VHEHVDU 9, ini
mengikuti model pembelajaran berarti FABHitung > FTabel(dkA=1,dkdal=64 .
konvensional. Hasil perhitungan Anava Kesimpulannya tolak Ho, terima H1 atau
dua jalur menunjukkan bahwa kelompok terdapat pengaruh interaksi antara
siswa yang mengikuti model model pembelajaran dengan kemampun
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang numerik siswa terhadap hasil belajar
memiliki skor hasil belajar matematika matematika
rata-rata sebesar 78,38, sedangkan Uji hipotesis ketiga menunjukan
kelompok siswa yang mengikuti bahwa hasil analisis data menunjukkan
dibandingkan dengan siswa yang rerata hasil belajar matematika siswa
mengikuti model pembelajaran yang memiliki kemampuan numerik
konvensional yang memiliki skor hasil tinggi yang mengikuti model
belajar matematika rata-rata sebesar pembelajaran kooperatif tipe STAD
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

sebesar 85,44, sedangkan rerata hasil siswa yang memiliki kemampuan numerik
belajar matematika siswa yang memiliki rendah yang mengikuti model
kemampuan numerik tinggi yang pembelajaran konvensional lebih baik
mengikuti model pembelajaran dari siswa yang mengikuti model
konvensional sebesar 67,5. Sementara pembelajaran kooperatif tipe STAD.
itu, hasil perhitungan ANAVA dua jalur
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah SIMPULAN DAN SARAN
kuadrat (RJKdalam) sebesar 18,038. Berdasarkan berdasarkan temuan
Selanjutnya dilakukan uji Tukey, dari hasil –temuan di atas disimpukan bahwa:
perhitungan dengan uji Tukey diperoleh pertama, terdapat perbedaan
perbedaan rerata hasil belajar kemandirian belajar secara signifikan
matematika, antara kelompok siswa yang antara siswa yang mengikuti model
memiliki kemampuan numerik tinggi pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang mengikuti model pembelajaran dengan siswa yang mengikuti
kooperatif tipe STAD dan kelompok siswa pembelajaran konvensional diperoleh
yang memiliki kemampuan numerik nilai FA(Hitung) sebesar 43,12; sedangkan
tinggi yang mengikuti model nilai FTabel pada dkA=1, dbD=64
pembelajaran konvensional sebesar sebesar 3.99, ini berarti FHitung>
17,275. Sedangkan harga Q(table FTabel(dkA=1,dkD=92 , tolak Ho, terima H1.
sebesar 4,02. Jadi Q(Hitung) > Q(Tabel), Rata-rata hasil belajar matematika siswa
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Ini yang mengikuti model pembelajaran
berarti bahwa untuk siswa yang memiliki kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari hasil
kemampuan numerik tinggi yang belajar siswa yang mengikuti model
mengikuti model pembelajaran kooperatif pembelajaran konvensional, kedua,
tipe STAD lebih unggul dibandingkan terdapat perbedaan hasil belajar
dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika yang signifikan antara siswa
numerik tinggi yang mengikuti model yang mengikuti model pembelajaran
pembelajaran konvensional. dengan kemampuan numerik siswa
Uji hipotesis keempat, terhadap hasil belajar matematika. Hasil
menunjukkan bahwa rerata hasil analisis perhitungan dengan analisis varians
data hasil belajar matematika siswa yang (Anava) dua jalur diperoleh nilai FAB.Hitung
memiliki kemampuan numerik rendah sebesar 114,65, sedangkan nilai FTabel
yang mengikuti model pembelajaran pada dkA=1, dkdal=64 VHEHVDU
kooperatif tipe STAD sebesar 71,62, 3,99, ini berarti FABHitung >
sedangkan rerata hasil belajar FTabel(dkA=1,dkdal=64 . Kesimpulannya
matematika siswa yang memiliki tolak Ho, terima H1. Rata-rata model
kemampuan numerik rendah yang pembelajaran yang diterapkan oleh guru
mengikuti model pembelajaran dapat merangsang kemampuan numerik
konvensional sebesar 75,59. Hasil siswa maka akan menghasilkan hasil
perhitungan Anava dua jalur belajar yang optimal, demikian pula
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sebaliknya, apabila model pembelajaran
kuadrat (RJKdalam) sebesar 18,038. Dari tidak dapat meningkatkan kemampuan
hasil perhitungan dengan Uji Tukey numerik siswa mungkin akan
diperoleh perbedaan rerata hasil belajar menghasilkan hasil belajar yang rendah.
matematika pada kelompok siswa yang ketiga, terdapat perbedaan perbedaan
memiliki kemampuan numerik rendah hasil belajar matematika pada siswa yang
antara yang mengikuti model Memiliki Kemampuan Numerik Tinggi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang Mengikuti Model Pembelajaran
kelompok siswa yang mengikuti model Kooperatif Tipe STAD dan yang
pembelajaran konvensional sebesar 4,14. Mengikuti Model Pembelajaran
Sedangkan harga Q(table sebesar Konvensional. Hasil perhitungan dengan
4,02. Jadi Q(Hitung) > Q(Tabel), sehingga Ho analisis varians (ANAVA) dua jalur
ditolak dan H1 diterima. Ini dapat diperoleh nilai didapat Qhitung sebesar
disimpulkan hasil belajar matematika 17,275 dan Qtabel dengan dk = 4/17 pada
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

taraf signifikan 5% sebesar 4,02. Hal ini meningkatkan hasil belajar matematika
berarti Qhitung > Qtabel, Rata-rata siswa lebih tinggi dibandingkan
menunjukkan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran
siswa yang memiliki kemampuan numerik konvensional. (3) Kepada lembaga
tinggi yang mengikuti model sekolah, disarankan untuk mengadakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih semacam lomba tentang inovasi model
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar pembelajaran dengan menggunakan
matematika siswa yang memiliki model pembelajaran kooperatif tipe STAD
kemampuan numerik tinggi yang yang dapat meningkatkan hasil belajar
mengikuti model pembelajaran matematika siswa.(4) Bagi para peneliti
konvensional. Bagi siswa yang memiliki perlu diadakan penelitian sejenis dengan
kemampuan numerik tinggi juga memiliki melibatkan sampel yang lebih banyak,
hasil belajar matematika tinggi, keempat, tingkat kelas lebih beragam, diharapkan
terdapat perbedaan hasil belajar hasil penelitiannya lebih akurat sehingga
matematika pada siswa yang Memiliki hasilnya betul-betul memberi informasi
Kemampuan Numerik Rendah yang yang lebih rinci.
Mengikuti Model Pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN
Kooperatif Tipe STAD dan yang Dantes & A.A.I.N Marhaeni. 2012.
Mengikuti Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
Konvensional. Diperoleh nilai didapat (Implementasi dalam
Qhitung sebesar 4,14 dan Qtabel dengan Perencanaan Pembelajaran, dan
dk = 4/17 pada taraf signifikan 5% Evaluasi). Singaraja: Undiksha.
sebesar 4,02. Hal ini berarti Qhitung > Dantes, 2012. Metode Penelitian.
Qtabel, dengan demikian H0 ditolak dan Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
H1 diterima. Ini dapat disimpulkan Dantes, N. 2008. Pendidikan
hasil belajar matematika siswa yang Teknohumanistik (Suatu
memiliki kemampuan numerik rendah Rangkaian Perspektif dan
Kebijakan Pendidikan
yang mengikuti model pembelajaran
Menghadapi Tantangan
konvensional lebih baik dari siswa Global).Makalah disampaikan
yang mengikuti model pembelajaran pada seminar pendidikan
kooperatif tipe STAD. diselenggarakan oleh S2 Pendas
Saran dari hasil penelitian ini guna Pps Undiksa tanggal 22 Agustus
peningkatkan kualitas pembelajaran 2008
Matematika adalah sebagai berikut. (1) Depdiknas, 2008. Panduan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pengembangan Silabus Sekolah
dan kemampuan numerik perlu Menengah Pertama Mata
diperkenalkan kepada guru- sekolah Pelajaran IPA. Jakarta:
dasar sebagai metode alternatif melalui Depdiknas.
kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan- Karso, dkk. 1993. Dasar-Dasar
pelatihan, maupun dalam pertemuan Pendidikan MIPA. Jakarta:
KKG, karena melalui pembelajaran ini Departemen Pendidikan dan
proses pembelajaran lebih efektif dan Kebudayaan.
memungkinkan peserta didik akan lebih Muslimin. 2008. Belajar Mandiri. Tersedia
aktif, kreatif, dan merasa senang dalam pada http://musculi-
mencapai tujuan pembelajaran. (2) kaltim08.blogspot. com/belajar-
Kepada guru matematika khususnya, mandiri.html.
disarankan untuk mencoba Ruseffendi, H E T, 1988. Pengantar
menggunakan model pembelajaran Kepada Membantu Guru
kooperatif tipe STAD dan kemampuan Mengembangkan Kompetensinya
numerik dalam proses pembelajaran dalam pegajaran Matematika,
karena model pembelajaran ini dan Jakarta: Dirjen Dikti.
kemampuan numerik telah terbukti dapat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Slavin, J. & Ysseldiyke, J.E. 1995


Assessment. Edition. Boston:
Houghton Mifflin
Sugiono, 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung Alfabeta..
Sunarto. 2008. Kemandirian belajar.
Tersedia pada
http://banjarnegarambs.
wordpress.com/kemandirian-
belajar-siswa/..
Suparman. 2010. Gaya Mengajar Yang
Menyenangkan Siswa.
Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Trianto. 2007. Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

Anda mungkin juga menyukai