Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

INSTALASI POMPA AIR UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH DI


KOTA DENPASAR SAMPAI TAHUN 2010

Oleh:
Ir. I Dewa Gede Putra Swastika, M. Erg
NIP. 195511221988031003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1

INSTALASI POMPA AIR UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH DI


KOTA DENPASAR SAMPAI TAHUN 2010

I Dewa Gede Putra Swastika


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Abstract
In the third millenium, water will be the most important natural resouces, both economically
and human living, since it has been predicted that the population in the development
countries will grow rapidly. In accordance to the rapid increase of water demand, the
goverment of Denpasar should design the method to cover this problem since in the other
hand the water resouces themselves have already decrease. This paper describes the method
to predict water demand for ten years in Denpasar area and the mechanical pump that
should be prepared to anticipate. Three methods are used to find a better solution on these
projections. Results show that the quadratic method has possible to give a better calculation
and can be used to predict the projection demand of water and the mechanical pump that
should be prepared in Denpasar area. The prediction shows that water installaion of
Denpasar area can supply only 55% of the total water demand. It is suggested that the city of
Denpasar must taking into consideration a better method to anticipate the rest of this
demand.
Keyword: Population growth, water demand and mechanical pump

Abstraksi
Pada milenium ketiga, air akan menjadi sumber daya alam yang sangat penting, baik secara
ekonomi maupun untuk kehidupan, karena diprediksikan populasi penduduk di negara
berkembang akan meningkat secara tajam. Dalam kaitannya dengan semakin berkembangnya
kebutuhan air minum, pemerintah kotamadya Denpasar seharusnya merencanakan metoda
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut karena pada sisi yang lain sumber daya air itu
sendiri juga mengalami pengurangan yang cukup berarti. Makalah ini menyajikan metoda
untuk memprediksikan kebutuhan air bersih untuk sepuluh tahun di kota Denpasar dan
pompa mekanis yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasinya. Hasil menunjukkan
bahwa metoda kuadratik memberikan suatu perhitungan yang lebih baik dan dapat
dipergunakan untuk memperkirakan proyeksi kebutuhan air bersih dan pompa mekanis yang
diperlukan di kotamadya Denpasar. Hasil proyeksi juga menunjukkan bahwa PDAM kodya
Denpasar hanya mampu memenuhi 55% dari kebutuhan air bersih. Sehingga disarankan agar
kota Denpasar mempertimbangkan dengan cermat metoda yang tepat untuk mengantisipasi
kekurangan terhadap pemenuhan air bersih tersebut.
Kata kunci: Laju pertumbuhan penduduk, proyeksi kebutuhan air dan pompa mekanis
2

PENDAHULUAN
Pada milenium ketiga air akan menjadi sumber daya alam (SDA) yang sangat penting.
Pentingnya air sebagai sumber daya alam dapat ditinjai dari segi ekonomi maupun nilai untuk
menunjang kehidupan manusia, dan diperkirakan pada dua generasi mendatang negara-
negara berkembang akan menghadapai masalah air yang serius, karena pada masa itu
penduduk dunia diprediksikan akan mencapai tiga miliar.
Sejalan dengan pertambahan penduduk dan industrialisasi di indonesia, kebutuhan air
bersih akan cenderung semakin menigkat, akan tetapi meningkatnya kebutuhan air ini justru
diikuti dengan berkembangnya sumber-sumber air itu sendiri baik sumber air tanah maupun
air permukaan. Permasalahan yang kompleks terhadap sumber-sumber air dewasa ini
berpengaruh terhadap persediaan air yang ada.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat merupakan suatu masalah serius yang dihadapi
kota-kota besar termasuk kota Denpasar, karena meningkatnya jumlah penduduk berarti
semakin meningkatnya pemenuhan akan kebutuhan air bersih. Adanya permasalahan ini
harus dibarengi dengan peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam pemilihan peralatan
pompa dan distribusi air. Salah satu tolak ukur yang menunjang keberhasilan dalam melayani
kebutuhan air bersih bagi masyarakat adalah tergantung dari sistem perencanaan jangka
panjangnya. Berhubungan dengan masalah tersebut, makalah ini menyajikan perencanaan di
Instalasi Pengelolaan Air Ayung III PDAM Kota Denpasar dalam hal pemenuhan kebutuhan
peralatan produksi dan distribusi air bersih masyarakat Denpasar untuk proyeksi sepuluh
tahun yang akan datang.

Produksi
Adapun sumber air yang dimiliki oleh PDAM Kota Denpasar dalam rangka melayani
kebutuhan air bersih seluruh masyarakat pelanggan yang berada di Kodya Denpasar adalah
mencapai 815 liter/detik, yang terdiri dari:
- Instalasi pengolahan air Tukad Ayung III dengan kapasitas sebesar 385 liter/detik
- Delapan unit sumur dalam dengan kapasitas 180 liter/detik
- Pembelian air dari PDAM Badung kapasitas sebesar 150 liter/detik
- Pembelian air dari PDAM Gianyar kapasitas 25 liter/detik
- Pembelian air dari PTTB kapasitas 75 liter/detik

Sistem Distribusi
Untuk dapat mendukung kontinuitas pelanggan selama 24 jam dengan tekanan yang
merata, PDAM Kota Denpasar melengkapinya dengan 3 (tiga) unit bangunan penampung air
(reservoir) yang lokasinya menyebar diseluruh area pelanggan. Dan untuk menyalurkan air
dari sumber sampai kepada masyarakat pelanggan dipergunakan pipa transmisi dan pipa
distribusi sepanjang 1.050.019m. Pipa-pipa tersebut digolongkan menjadi pipa induk dan
pipa dinas. Pipa induk dapat terdiri dari pipa primer, sekunder, dan tersier, dimana fungsi
pipa induk tersebut adalah menyalurkan air ke seluruh daerah distribusi. Sedangkan pipa
dinas berfungsi untuk membagi air ke para pelanggan. Pipa-pipa tersebut dipasang dengan
membentuk sistem jaringan sehingga air dapat disuplay secara merata sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3

LANDASAN TEORI
Perhitungan perencanaan pompa pada intake diawali dengan menggunakan persamaan
kontinuitas,

(1)
dimana:
Q = debit aliran ( )
V = kecepatan aliran ( )
A = luas penampang air (m2)

Perhitungan Head Instalasi Pompa


Mayor Losses (hf)
Mayor losses adalah kerugian head yang disebabkan oleh terjadinya gesekan antar fluida
yang mengalir dengan dinding dalam pipa. Mayor losses dipengaruhi oleh kekasaran
permukaan dinding pipa bagian dalam, kecepatan aliran fluida, serta panjang pipa.

(2)
dimana:
hf = mayor losses (m)
f = faktor gesek
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa bagian dalam (m)
V = kecepatan aliran fluida ( )
g = gravitasi bumi (9.81 )

Bilangan Reynolds dapat dirumuskan sebagai berikut:

(3)
dimana:
Re = bilangan Reynolds
p = massa jenis fluida ( )
V = kecepatan aliran fluida ( )
D = diameter pipa (m)
µ = viskositas absolute fluida ( )

Pada temperatur 20°C air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


p = 998,3 kg/m3
µ = 0.993 . 10-3 kg/m dt

Faktor gesek
Faktor gesek (f) merupakan fungsi dari bilangan Reynolds (Re) dan kekasaran relatif (e/d).
Faktor gesek dapat diturunkan secara sistematis untuk aliran laminer, tetapi belum ada
hubungan matematis yang sederhana untuk menyatakan variasi f dengan bilangan Reynolds
untuk aliran turbulent. Apabila harga kekasaran absolute (e) diketahui, maka harga faktor
gesek (f) dapat dilihat pada Moody Diagram. Sedangkan untuk pipa-pipa mulus/licin dengan
4

bilangan Reynolds antara 3.000 sampai 100.000, harga-harga faktor gesek dapat dicari
dengan rumus:

; 3.000 < Re < 100.000

(4)

; Re ≥ 100.000

(5)
Minor Losses (hm)
Minor losses adalah kerugian yang terjadi karena adanya belokan-belokan, katup-katup,
pecabangan dan juga karena adanya perubahan pada luas penampang pipa. Kerugian head
tersebut ditentukan dengan menggunakan persamaan:

(6)
dimana:
V = kecepatan aliran fluida (m/dt)
K = koefisien minor losses
hm = minor losses
g = gravitasi (9.8 m/dt2)

Head Losses Total:


HI = hf + hm

(7.a)
Head Losses Instalasi Pompa:
HIip = HIs + HId

(7.b)
Penentuan Putaran Spesifik (Ns):

(8)
dimana:
Ns = putaran permintaan (rpm)
n = putaran poros pompa (ns)
Q = kapasitas aliran (1/dt)
H = head total pompa (m)

Daya pompa:
5

(9)
dimana:
Q = debit air yang akan dialirkan/kapasitas pompa (l/dt)
H = head total (m)
p = massa jenis air pada 20°C (998.3 kg/m3)
g = gravitasi (9,8 m/dt2)
ƞ = effisiensi pompa
µ = effisiensi transmisi = l

Pompa pada Intake instalasi Ayung III digunakan untuk menaikkan air dari sump well ke
instalasi pengolahan selanjutnya dan terdiri dari empat buah pompa dengan kapasitas masing-
masing adalah 165 l/dt, di dalam pengoperasiannya tiga buah pompa beroperasi dan sebuah
pompa sebagai cadangan. Masing-masing pompa tersebut dilengkapi motor yang berkapasitas
power 90 KW.
Proyeksi kebutuhan air bersih dapat diketahui dengan mempergunakan trend linier,
kuadratis dan eksponensial.

Trend Linier
Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari persamaan trend akan digunakan tahun
kode (X) sebagai pengganti tahun yang sesungguhnya (t). Persamaan dasarnya adalah
- , dimana l’ = rata-rata dari tahun awal dan tahun terakhir yang dipelajari. Persamaan
trend linier adalah sebagai berikut:
Yt = a + bx

(10)
Keterangan:
Yt = nilai trend untuk periode tertentu
A = nilai Yt jika x = 0 atau nilai pada periode t
B = kemiringan garis trend, artinya perubahan terhadap satu besaran waktu
X = kode periode waktu = t – t’
Dengan metoda least squares yang akan diperoleh suatu garis uang paling cocok untuk
suatu time series. Prinsip least squares (chi2) adalah meminimumkan jumlah pangkat dua
selisih antara nilai variabel yang sesungguhnya (Y) dengan nilai (Yt) sehingga metoda least
squares (chi2) akan menghasilkan Ʃ (Y - Yt) yang nilainya sekecil mungkin, dengan
dan

(10.a)
dimana n adalah banyaknya pasangan data.

Trend Kuadratis
Persamaan trend kuadratis adalah:

(11)
dimana,
X = t – t’ = tahun kode
Dengan metoda least squares diperoleh:
6

-
-

(11.a)

(11.b)
-
-

(11.c)

Trend Eksponensial
Bentuk umum persamaan trend eksponensial adalah:
-

(12.a)

(12.b)
dimana e = 2,71828
Nilai koeffisien persamaan, yaitu a dan b dicari dengan persamaan berikut:

Sehingga

(12.c)

dan

(12.d)

Dari ketiga cara tersebut diatas akan dipilih metoda yang dapat memberikan hasil -
terkecil atau harga simpangan yang terkecil.

METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan yang lebih lanjut dari permasalahan diatas, metoda statistik
digunakan sebagai alat bantu karena berkaitan dengan penggunaan data kuantitatif (numerik)
dari proyeksi kebutuhan air bersih. Metoda ini dapat dipergunakan untuk penggunaan data
numerik, analisa dan menarik suatu kesimpulan untuk mengetahui kebutuhan air bersih dan
perencanaan alat-alat produksi pada unit intake.
Sehubungan dengan penelitian yang merupakan proyeksi jangka panjang, maka analisa
time series dpilih sebagai cara untuk menganalisa data yang ada. Dari analisa time series
dapat diperoleh ukuran yang tepat untuk membuat keputusan serta untuk peramalan dan
perencanaan masa depan.
7

DATA DAN PEMBAHASAN

Prakiraan jumlah penduduk


Tabel 1. Jumlah penduduk kota Denpasar
Tahun Penduduk (jiwa)
1996 371.424
1997 373.272
1998 382.555
1999 390.230

Produksi dan Proyeksi Air Bersih


Tabel 2. Produksi air bersih IPA Ayung III Belusung
Tahun Air Bersih (m3)
1996 8.757.210
1997 8.861.219
1998 11.178.491
1999 11.737.560

Harga -
Contoh, untuk t = 1996

Trend linier
-
= 8.444.717
maka:
- = 8.757.210 – 8.444.717
= 31.338,3
(Y - Yt) = 9761010

Trend kuadratis
Y1996 = 9.991.413,75 + 1.125.832,2 (1996 – 1997,5) + 113.765 (1996 – 1997,5)2
= 8.558.636,7
maka:
(Y – Y1996) = 8.757.210 – 8.558.636,7
= 198.573,3
(Y – Y1996) = 3941010
2

Trend eksponensial
Y1996 = 10.129.085,71 – 2,718280,1126(1996-1997,5)
= 8.470.520,145
8

maka:
(Y – Y1996) = 8.757.210 – 8.470.520,145
= 2.868.709,9
(Y – Y1996) = 8,21010

Tabel 3. Harga Ʃ(Y - Yt)2 dari masing-masing trend


Tahun T linier T kuadratis T eksponensial
(Y - Yt)2 (Y - Yt)2 (Y - Yt)2
1996 1,4381 1012 3,93 1010 8,220 1010
1997 1,4879 1012 3,5488 1011 3,8295 1011
1998 9,77289 1011 3,54882 1011 3,23273 1011
1999 2,05941 1012 3,9431 1010 1,8739 1010
Ʃ(Y - Yt)2 = 5.97 1012 Ʃ(Y - Yt)2 = 7.89 1011 Ʃ(Y - Yt)2 = 8.07 1011

Harga Ʃ(Y - Yt)2 untuk trend kuadratis memiliki nilai paling minimum, sehingga dipilih
untuk memproyeksikan kebutuhan air, seperti disajikan di Tabel 4.

Tabel 4. Hasil proyeksi produksi air bersih


Tahun Trend linier Trend kuadratis Trend eksponensial
(m3) (m3) (m3)
2001 14.174.132,7 15.325.447,7 13.813.620,05
2002 15.199864,9 17.361.399,9 16.646.318,84
2003 16.345.697,1 19.624.882,1 19.684.655,26
2004 17.451.659,3 22.115.894,3 20.850.729,8
2005 18.703.193,7 24.834.436,5 23.335.804,95
2006 19.703.193,7 27.780.508,7 26.117.061,51
2007 20.829.024 30.954.110,9 29.229.779,59
2008 21.954.858,1 34.355.234,1 32.713.526,51
2009 23.080.690,3 37.983.905,3 36.612.458,23
2010 24.206.522,4 41.840.097,5 40.976.080,56

Produksi Air Bersih IPA Ayung III Terhadap Kebutuhan Penduduk


Dalam menentukan kebutuhan penduduk atau konsumen terhadap air bersih terlebih
dahulu ditentukan standar konsumsi air untuk daerah perkotaan yakni sebesar 1601/orang
/hari (0,160 m3/h). Untuk proyeksi direncanakan jumlah produksi dengan ketentuan
pelayanan sebagai berikut:
- Pemenuhan pelayanan domestik sebesar 80% dari jumlah penduduk. Pelayanan domestik
mencakup pelanggan rumah tangga dan kran umum.
- Pemenuhan pelayanan nondomestik sebesar 23% dari pelayanan domestik. Pelanggan
nondomestik mencakup instansi pemerintah/sosial, industri, perdagangan dan pelabuhan
dll.
- Kehilangan air sebesar 20% dari pelanggan domestik dan nondomestik.

Dari ketentuan diatas maka dapt dibuatkan tabel mengenai proyeksi jumlah kebutuhan air
Kota Denpasar untuk tahun 2001.
9

Tabel 5. Proyeksi kebutuhan air bersih Kota Denpasar tahun 2001


Uraian Satuan Jumlah Keterangan
Kebuthan
Air
Jumlah penduduk m3/h 64.403,2 Kebutuhan = 0,160 m3/h
(402520) jiwa
Pelanggan domistik m3/h 51.522,6 Dengan prosentase 80% dari jumlah
penduduk yang terlayani
Pelanggan m3/h 11.850,2 Dengan prosentase 23% dari kebutuhan
nondomistik domistik
Kehilangan air m3/h 12.674,6 Dengan prosentase 20% dari kebutuhan
domistik dan nondomistik
Total jumlah m3/h 76.047,4
kebutuhan

Dari tabel diatas maka didapatkan bahwa jumlah kebutuhan produksi PDAM Kota
Denpasar adalah sebesar 76.047,4 m3/h untuk proyeksi tahun 2001. Sementara itu jika
dibandingkan dengan proyeksi produksi air bersih pada IPA Ayung III tahun 2001 yang
besarnya 15.325.447,7 m3/h (41.987,5 m3/h), maka besarnya prosentase produksi IPA Ayung
III untuk mensuplai air bagi kebutuhan PDAM Kota Denpasar dalam melayani kebutuhan
penduduk adalah sebagai berikut:

= 55,2%
Sehingga IPA Ayung III mampu mensuplay 55,2% dari total kebutuhan air bersih PDAM
Kodya Denpasar.
Berdasarkan perhitungan diatas, terdapat kesenjangan antara proyeksi produksi pada
instalasi pengolahan Ayung III Belusung terhadap kebutuhan PDAM kodya Denpasar dalam
melayani kebutuhan penduduk akan air bersih. Dalam mengatasi permintaan akan air bersih
yang diproyeksikan terus meningkat dan diperngaruhi oleh pertumbuhan penduduk,
perubahan pola konsumsi masyarakat, terbatasnya sumber air serta untuk mengantisipasi
peningkatan tersebut, PDAM Kota Denpasar merencanakan pembuatan sumur-sumur dalam
(bor) baru disamping pembelian air dari perusahaan lain.
Sementara itu, sampai saat ini sumber air yang dimiliki oleh PDAM Kota Denpasar dalam
rangka melayani kebutuhan akan air bersih kepada seluruh masyarakat pelanggan yang
berada dalam Kotamadya Denpasar terdiri dari:
- Instalasi pengolahan air Ayung III Belusung
- Sumur bor (sumur dalam)
- Pembelian air dari PDAM Badung Gianyar dan PLTB
Penggunaan sumur bor (sumur dalam) semakin alam akan sangat membahayakan lapisan
bumi, karena bila penggunaannya semakin meluas akan dapat menurunkan permukaan bumi
secara bertahap, sehingga dampaknya akan sangat berbahaya bagi keselamatan makhluk
hidup yang ada dipermukaan bumi termasuk umat manusia, walaupun dampaknya tidak
terasa sekarang akan tetapi suatu saat kedepan akan dirasakan oleh generasi berikutnya.
Sementara itu pembelian air dari perusahaan lain dapat ditekan melalui pembuatan instalasi
pengolahan air permukaan yang baru atau memaksimalkan kapasitas produksi pada instalasi
pengolahan yang sudah ada termasuk IPA Ayung III Belusung.
10

Dengan memperhatikan faktor perkalian sebesar (1-1,15) dan dipilih sebesar 1,111 sebagai
awal perencanaan untuk mengimbangi kebocoran pipa atau pemakain air kerja di pusat
penjernihan maka kebutuhan air baku dapat ditulis sebagai berikut:
Kebutuhan air baku = 1,111 ∙ 489 l/dt
= 543,3 l/dt
Untuk menentukan instalasi air pusat air minum perlu diperhatikan faktor kebutuhan
puncak yang besarnya (1,3 1,5) dan dipilih untuk perencanaan awal sebesar 1,35 sehingga
kebutuhan puncak air baku menjadi:
Kebutuhan puncak = 1,35 ∙ 543,3 l/dt
= 733,455 ≈ 733,5 l/dt
Selengkapnya disajikan pada Tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Proyeksi produksi air bersih IPA Ayung III


Proyeksi produksi air bersih (IPA Ayung III)
Tahun 3
m /tahun m3/dt l/dt
2001 15.325.447,7 0,489 489
2002 17.361.399,9 0,550 550,05
2003 19.624.882 0,662 622
2004 22.115.894,3 0,770 700
2005 24.834.436,5 0,787 787
2006 27.780.508,7 0,880 880
2007 30.954.110,9 0,980 980
2008 34.355.243,1 1,088 1088
2009 37.983.905,3 1,203 1203
2010 41.840.097,5 1,326 1326

Tabel 7. Proyeksi kebutuhan air IPA Ayung III


Kebutuhan air baku Kebutuhan puncak
Tahun
(l/dt) (l/dt)
2001 543,3 733,5
2002 611,6 825
2003 691 932
2004 777,7 1049,4
2005 874,4 1180,4
2006 977,7 1319,9
2007 1088,8 1469,8
2008 1208,8 1631,8
2009 1336,5 1804,3
2010 1473,2 1988,8

Berdasarkan jumlah air baku yang telah ditentukan selanjutnya dilanjutkan dengan
mencari kapasitas pomap. Kapasitas pompa adalah besarnya laju air yang harus dialirkan dari
sumur pengumpul (intake) ke unit pengolahan. Besarnya kapasitas pompa pada sistem
penyediaan air bersih biasanya berkisar 2/3 dari kebutuhan puncak. Dari perhitungan
kebutuhan puncak sebesar 733,5 l/dt.
Sehingga kapasitas pompa pengisi (Qpu)
11

Qpu = 2/3 ∙ Qp
= 2/3 ∙ 733,5 l/dt
= 489 l/dt – 29340 l/min
Pompa yang digunakan untuk memindahkan air dari sumur pengumpul pada instalasi
pengolahan air Ayung III Belusung untuk saat ini sebanyak empat buah yang dipasang
paralel. Sehingga masing-masing pompa berdasarkan proyeksi mempunyai kapasitas sebesar:
Qpu = 1/4 ∙ 29340 l/min
= 7335 l/min
= 7,335 m3/min

Penentuan jumlah dan daya pompa berdasarkan kapasitas daya kerja


Spesifikasi pemilihan type pompa telah ditentukan dengan memilih pompa yang
berkapasitas 165 l/dt, sehingga jumlah pompa yang dibutuhkan pada tahun perencanaan dapat
diketahui berdasarkan kapasitas pompa (Qpu), maka:

Jumlah pompa =

= 2,95 ≈ 3

Pada tahun 2001 diproyeksikan membutuhkan 3 (tiga) buah pompa yang beroperasi penuh,
dimana masing-masing pompa berkapasitas 165 l/dt dan memiliki daya sebesar 90 KW (Daya
tersedia = 270 KW)

Daya Pompa

Daya pompa diperlukan (Preq) =

dimana:
Qpu = debit air yang akan dialirkan kapasitas pompa (0,488)
H = head total pompa (45m)
p = massa jenis air pada 20°C (998,3 kg/m3)
ƞp = effisiensi pompa (0,8)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

Daya pompa =

= 268,8 KW

Tabel 8. Hasil perhitungan kebutuhan pompa


Diameter pipa isap Diameter pipa tekan
Jumlah Daya pompa (P) KW
Tahun (in) (in)
pompa
Pavaible Prequired Dhit Dnom Dhit Dnom
2001 3 270 268,8 9,60 10,00 18,20 20,00
2002 4 360 323,2 9,60 10,00 19,20 20,00
2003 4 360 342,09 10,26 12,00 20,40 22,00
2004 5 450 385,6 10,80 12,00 21,80 22,00
2005 5 450 433,5 11,58 12,00 23,10 24,00
12

2006 6 540 487,8 12,00 12,00 24,40 26,00


2007 6 540 539,9 13,00 14,00 25,00 26,00
2008 7 630 544,24 13,59 14,00 27,00 28,00
2009 8 720 662,7 14,27 16,00 28,58 30,00
2010 9 810 730,4 14,90 16,00 30,06 32,00

Net Positive Suction head (NPSH)


Untuk mengukur keamanan pompa terhadap kavitasi dapat diketahui dari nilai NPSH.
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya
berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Kavitasi akan timbul bila tekanan uap
terlalu rendah, dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peranan.
Pertama tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang, dan
kedua tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran didalam pompa.
Head isap positip netto (NPSH), yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa akan
diuraikan menjadi dua macam yaitu:
- NPSH yang tersedia pada sistem kemudian disebut NPSHA
- NPSH yang diperlukan pompa kemudian disebut NPSHR
Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan
berikut:
NPSHA > NPSHR

NPSH yang tersedia (NPSHA)


NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekivalen
dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh ditempat
tersebut. Pada IPA Ayung II Belusung pompa menghisap zat cair dari sumur pengumpul yang
terbuka dimana tekanan permukaan zat cair tersebut pada tekanan atmosfir, maka besarnya
NPSH yang tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

NPSHA = - - -
dimana:
Pa = tekanan absolute permukaan air isap (1 atm = 10330 kg/m2)
Pu = tekanan uap air jenuh pada temperatur 20°C (238,3 kg/m2)
Hs = head isap statis (1,8m)
H1s = head losses total pipa isap
Y = berat jenis air pada temperatur 20°C (997,9 kg/m3)
dari besaran-besaran yang diketahui, maka besarnya NPSHA adalah:

NPSHA = – - -
= 7,56 m

NPSHA yang diperlukan (NPSHR)


Harga NPSHR harus diperoleh dari pabrik yang bersangkutan. Namun untuk penafsiran
secara kasar NPSHR dapat dihitung dari konstanta kavitasi thoma (σ). NPSHR dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
NPSHR = σ ∙ H
13

dimana:
σ = koeffisien kavitasi thoma
H = head total pompa
Dari masing-masing besaran yang diketahui, maka putaran soesifik (N3) masing-masing
pompa didapat:

Ns = n x ;Qpu1 = kapasitas untuk suatu pompa

Ns = 1500 x
= 229,99 rpm
Dalam hal ini σ dapat ditentukan dari gb 5.5 maka koeffisien kavitasi thoma (σ) didapat
sebesar 0,095, sehingga:
NPSHR = σ ∙ H
= 0,095 ∙ 46
= 4,37
Persyaratan agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi adalah: NPSHA > NPSHR,
serta dari hasil perhitungan didapatkan bahwa:
7,56 > 4,37
Ternyata kondisi pemasangan pompa telah memenuhi syarat untuk tidak terjadi kavitasi.

Pengaruh massa jenis fluida terhadap adanya kavitasi


NPSH yang tersedia (NPSHA)

NPSHA = - - –
dimana:
Pa = 10330 kg/m2
Y = 999,1 kg/m3
Pu = 147,74 kgf/m2
Hs = 1,8 m
H1s = 0,866 m
maka:

NPSHA = – - -
= 7,52

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat adanya pengaruh perubahan massa jenis
fluida terhadap NPSHA, dimana pada perhitungan awal NPSHA sebesar 7,56 dan untuk
perhitungan terakhir pada fluida yang berlumpur sebesar 7,52. Sehingga ada penurunan
NPSHA sebesar 0,04 yang berpengaruh terhadap adanya kavitasi. Semakin kecil nilai
NPSHA berarti semakin besar kemungkinan terjadi kavitasi.
14

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:


1. Instalasi Pengolahan Air Ayung III Belusung mampu mensuplay sebesar 55% dari total
kebutuhan air PDAM kota Denpasar dalam melayani kebutuhan penduduk akan air
bersih.
2. Kapasitas pompa yang diperlukan sampai akhir tahun perencanaan sebesar 1326 1/dt.
3. Jumlah pompa yang dibutuhkan sampai akhir tahun perencanaan sebanyak 9 unit pompa
dengan kapasitas masing-masing sebesar 165 1/dt dan memiliki daya masing-masing 90
KW.
4. Untuk kerja pompa dipengaruhi oleh besarnya massa jenis fluida dan kekentalannya.
Kekentalan yang besar menyebabkan pengaruh yang dramatik pada hulu dan debit, dan
meningkatkan kebutuhan daya serta effisiensi pompa.
15

DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Catatan Sipil Kodya Denpasar (2000), Data Kependudukan Tahun 2000 di
Kotamadya Denpasar, Denpasar.
2. Nouwen (1994), Pompa, Jilid 2, Alih bahasa oleh B. S. Anwir, Penerbit Bharata-Jakarta.
3. White F M (1998), Mekanika Fluida, edisi kedua, Erlangga Jakarta.
4. Sularso dan Haruo Tahara (1996), Pompa & Kompresor, Cetakan ke 6, Penerbit PT.
Pradnya Paramita-Jakarta.
5. Streeter VI, dan Wylie, RF, (1990), Mekanika Fluida, edisi delapan, Alih bahasa oleh
Arko Prijono, Penerbit Erlangga-Jakarta.
6. Walpole R.E. dan Myers R.H. (1995), Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan
Ilmuwan, alih bahasa Sembiring R. K, edisi IV, ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai