Anda di halaman 1dari 21

Makalah Tentang Geopolitik(Wawasan Nusantara)

Disusun Oleh:
KELOMPOK II

BAYU RUKMANA JATI 11150970000032

FAZRIN YUSUF TUAHUNS 11150970000033

GIZELDA LARASATI ANINDITA 11150970000043

REDHO AULIA PUTRA 11150970000041

SHANIA DYAH PRABANDINI 11150970000031

Jurusan Fisika

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Kata Pengantar

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Geopolitik. Shalawat beserta salam
semoga selalu tersampaikan kepada Baginda Rosulullah SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi Penilaian Tugas
Kelompok. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan  dapat menjadi sebuah pembelajaran dan pengalaman baru bagi
penulis dalam membuat makalah. Mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kata-kata
yang salah dan sulit dipahami para pembaca, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca
sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya, atas kritik dan saran yang
diberikan kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 3 April 2016

Pemakalah
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
Pendahuluan..........................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
Pembahasan...........................................................................................................................................5
2.1. Pengertian Geopolitik..........................................................................................................5
2.2. Latar Belakang Wawasan Nasional....................................................................................5
2.3. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan.........................................................................................6
2.4. Kedudukan (status) Wawasan Nusantara.........................................................................7
2.5. Bentuk Wawasan Nusantara...............................................................................................8
2.6. Wadah Wawasan Nusantara.............................................................................................13
2.7. Isi Wawasan Nusantara.....................................................................................................14
2.8. Tata Laku Wawasan Nusantara.......................................................................................15
2.9. Implementasi Wawasan Nusantara..................................................................................15
2.10. Kajian Kasus untuk Geopolitik....................................................................................18
Penutup................................................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................21
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Wawasan Nusantara atau Geopolitik adalah sebuah wawasan yang penting dalam
menjaga keutuhan serta ketahanan negara Indonesia. Walau demikian, banyak yang tidak
mengetahui mengenai Wawasan Nusantara itu sendiri. Wawasan Nusantara belum begitu
penting dimata masyarakat Indonesia saat ini. Untuk itu, penulis membuat makalah ini
supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai Wawasan Negara serta
kedudukannya di negeri ini.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa itu Wawasan Nusantara(Geopolitik)?

2) Bagaimana kedudukan, fungsi, status, dan tujuan dari Wawasan Nusantara?

3) Bagaimana bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara?

4) Bagaimana implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari Wawasan Nusantara.

b. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, status, dan tujuan dari Wawasan Nusantara.

c. Untuk mengetahui bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara.

d. Untuk mengetahui implementasi dari Wawasan Nusantara dalam kehidupan


Bab II

Pembahasan

2.1. Pengertian Geopolitik

Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi, dan “politik”
berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita cita atau tujuan
tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan,
jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.

Untuk dapat mempertahankan negara, sebagai bangsa kita harus mempunyai kesatuan
cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan Nasional. Konsep Wawasan Nasional setiap
bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil dari bangsa, sejarah, pandangan hidup,
ideologi, budaya, politik dan geografi. Kedua unsur pokok yaitu profil bangsa dan kondisi
geografi bangsa yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan
negara. Konsep Geopolitik ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerja
sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian
tujuan.

Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara.


Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya
yang bhinneka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan
dari kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinnekaan dalam setiap
aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

2.2. Latar Belakang Wawasan Nasional

Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan geopolitik Indonesia yang
berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran dasar pengembangan Wawasan
Nasional Indonesia ditinjau dari:

1. Falsafah Pancasila

Nilai nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan Nasional, antara lain memberi
kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing, sebagai wujud nyata
penerapan HAM. Mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas, tanpa mematikan
kepentingan golongan. Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
diusahakan melalui musyawarah.

2. Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, memiliki karakteristik
yang berbeda dengan negara lain. Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak
diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam kekayaan alam dan jumlah penduduk
yang besar. Oleh karena itu, secara kontekstual kondisi geografi Indonesia mengandung
keunggulan sekaligus kelemahan.

3. Aspek Sosial Budaya

Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada kebudayaan, dan
sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada di dalam masyarakat. Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa agama, dan
kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antar golongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar. Karena kesadaran
nasional masyarakat relatif rendah dan jumlah masyarakat yang terdidik relatif terbatas.

4. Aspek Historis

Dengan semangat kebangsaan yang menghasilkan proklamasi 17 Agustus 1945 dimana


Indonesia sudah merdeka, maka semangat ini harus tetap dipertahankan dengan semangat
persatuan yang esensinya adalah mempertahankan persatuan bangsa dan menjaga wilayah
kesatuan Indonesia.

2.3. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan


1. Kedudukan Wawasan Nusantara
a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan
dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional. Sehingga wawasan nusantara akan menjadi visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
b. Spesifikasi wawasan nusantara dalam pradigma nasional
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara, berkedudukan
sebagai landasan idiil.
2. Undang – Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi negara;
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3. Sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
4. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai
landasan konsepsional.
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar
nasional; berkedudukan sebagai landasan operasional.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu- rambu dalam menentukan
segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara
tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Bertujuan untuk mewujudukan nasionalisme yang tinggi disegala aspek
kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Makin meningkatnya
rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalm jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil
pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
2.4. Kedudukan (status) Wawasan Nusantara

Adalah posisi, cara pandang, sikap dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya
yang memiliki beragam suku bangsa, agama, bahasa dan kondisi lingkungan geografisnya
yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keuntungan yang
diperoleh bangsa Indonesia dari kondisi geografisnya :

a. Menjadi jalur perdagangan Internasional.


b. Meningkatkan penerimaan pajak.
c. Memudahkan Indonesia berinteraksi dengan negara lain.
d. Mempercepat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Mempercepat proses akselerasi budaya asing, khususnya yang sesuai dengan nilai
luhur budaya bangsa.
f. Membuka peluang bagi peran Indonesia dalam penyelesaian konflik politik yang
terjadi di antara negara tetangga.

Sedangkan kerugian yang di terima Indonesia adalah :

a. Terganggunya ketertiban dan keamanan nasional.


b. Terjadinya pencurian ikan.
c. Terjadinya perompak atas kapal laut yang melewati jalur perdagangan.
Demi terwujudnya kehidupan bangsa dan negara yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera
perlu memahami dan menjalankan cara pandang Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dalam kehidupan individu, masyarakat, bangsa, dan negara.

2.5. Bentuk Wawasan Nusantara

Bentuk Wawasan Nusantara meliputi:

1.   Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi Ketahanan Nasional. Bentuk ini


mempunyai arti bahwa konsepsi Wawasan Nusantara dipandang sebagai sebagai konsepsi
politik ketatanegaraan sebagai upaya mewujudkan tujuan nasional.

Hal ini disadari bahwa ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditegaskan dalam Wawasan Nusantara. Untuk itu,
ketahanan nasional perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan dengan berpedoman pada
Wawasan Nusantara.

2.    Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pembangunan Nasional Menurut UUD 1945.


Konsep ini mewajibkan MPR membuat GBHN sekarang RJPM-ed.) GBHN dan RJPM
merupakan wawasan pembangunan nasional adalah wujud dari Wawasan Nusatara yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan pada UUD 1945. Wawasan Nusantara sebagai
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuanbangsa serta kesatuan wilayahdalm penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup :

a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.

b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.

c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.

d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

3.    Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara. Artinya


bahwa Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah
air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan
negara. Sedangkan kesatuan Hankamneg mengandung arti bahwa ancaman terhadap sebagian
wilayah, dimana pun, pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara

4.    Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor  eksistensi suatu


negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi sengketadengan
negara tetangga. Mengenai batas negara, UUD 1945 tidak menjelaskan secara jelas tentang
batas negara, melainkan hanya menyebut “seluruh tumpah darah Indonesia” (Pembukaan
UUD 1945) dan pasal 18 UUD 1945 menyebutkan “pembagian daerah Indonesia atas daerah
besar dan kecil”. Namun demikaian, mengenai batas negara RI dan tantangannya dapat
diketahui dalam uraian berikut:

a.    Risalah Sidang BPUPKI

Dalam risalah sidang BPUPKI  tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, tentang masalah wilayah
Negara RI dapat dicatat dari pendapat Dr. Supomo, SH dan Muh. Yamin pada tanggal 31
Mei; serta Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945.

Supomo menyatakan sebagai berikut:

“Tentang syarat mutlak lain-lainnya, pertama tentang daerah, saya mufakat dengan
pendapat yang menyatakan bahwa: pada dasarnya indonesia meliputi batas Hindia
Belanda…”(Setneg RI, tt. 25).

Muh. Yamin menyatakan sebagai berikut:

“Bahwa nusantara terang meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Sunda Kecil, Borneo,
Selebes, Maluku-Ambon, dan Semenanjung Malaya, Timor, dan Papua. Daerah kedaulatan
negara RI ialah daerah delapan yang menjadi wilayah pusaka Bangsa Indonesia.” (Setneg RI,
tt.49).

Sukarno menyatakan dalam pidatonya sebagai berikut:


“…orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi
yang ada di bawah kakinya. …. Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu adalah kesatuan.
Allah SWT membuat peta dunia, menysun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita
dapat menunjukkan di mana “kesatuan-kesatuan” itu.  Seorang anak kecil pun, jikalau ia
melihat dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan….” (Setneg RI, tt. 66). Mengapa batas negara tidak masuk dalam UUD 1945?
Menurut ketua PPKI, Ir. Soekarno, bahwa dalam UUD modern, daerah (wilayah) tidak masuk
dalam UUD (Setneg RI, tt.347).

b.   Ordonantie (UU Belanda) tahun 1939

Yang disahkan pada tanggal 26 Agustus 1939 dimuat dalam dalam staatbladNo. 442
Tahun 1939, tentang “Territoriale Zee en Maritieme Kriengen Ordonantie”. Dalam
ketentuan ordonantie ini, penentuan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut dengan cara
menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut, dikenal pula
dengan contour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara
kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah
yuridiksi nasional. Dengan demikian, secara hukum  dalam kantong-kantong laut nasional,
tidak berlaku hukum nasional.

c.    Deklarasi Juanda 13 Desember 1957

Perdana Menteri Ir. Juanda mengeluarkan pengumuman Pemerintah RI tentang wilayah


perairan Negara RI yang dikenal dengan “Deklarasi Juanda” yang pada hakikatnya adalah
melakukan perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada lembaran Negara (staatblad) No.
422 Tahun 1939, sebagai berikut:

1)    Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low
water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur pada
garis yang menghubungkan ttik-titik ujung yang terluar dari pulau-pulau atau bagian pulau
yang termasuk ke dalam wilayah Negara RI (point to point theory).

2)   Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.Deklarasi ini pada
hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau asas nusantara. Di dalam deklarasi ini
terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan wilayah Negara di
lautan.
3)   Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)  sebagai rezim Hukum Internasional. Pada tanggal 21
Maret 1980, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman tentang ZEE
selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Karena pengumuman
tersebut, sampai saat ini telah ada lebih kurah 90 negara yang telah mengeluarkan pernyataan
pengakuan tentang ZEE atau Zona Perikanan yang lebarnya 200 mil tersebut. Kenyataan ini
menunjukkan praktik negara yang konsisten sehingga ada ataupun tidak konvensi mengenai
hukum laut yang baru, Zona Ekonomi Ekslusif telah menjadi bagian dari hukum internasional
kebiasaan. Dengan adanya ZEE ini, sumber daya hayati maupun sumber alam lainnya yang
ada di permukaan laut, dasar laut,  dan bawah laut menjadi hak eksklusif negara RI. Artinya,
semua kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta penelitian di ZEE harus mendapat izin dari
Pemerintah Indonesia

Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara kita menjadi utuh dan
tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang beragam dan dapat
dikategorikan menjadi empat macam (Kusumaatmaja, 2002: 26).

a. Negara ASEAN termasuk Australia dan kni Timor Leste.

b. Negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut.

c. Negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar.

d. Negara maritim besar, terutama negara adidaya dalam rangka mencapai global strategi.

Pandangan para pemikir geopolitik (Wawasan Nusantara) dapat dikemukakan sebagai


berikut:

1.   Friedrich Ratzel (1844-1904) dengan Teori Ruang. Intinya ia menyamakan negara


sebagai makhluk hidup yang semakin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin
meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan
membutuhkan sumber daya manusai yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa
yang “primitif””.

Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan Teori kekuatan yang


menyatakan bahwa “Negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan
biologis yang memiliki intelektualitas”. Dengan kemampuannya mampu mengeksploitasi
negara “primitif”  agar negaranya dapat berswasembada. Beberapa pemikir sering
menyebutnya sebagai Darwinisme Sosial.
2.   Karl Haushofer (1869-1946) dengan Teori Pan Region. Ia berpendapat bahwa pada
hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh
Negara unggul. Teori ruang dan teori kekuatan merupakan hasil penelitiannya, serta dikenal
pula sebagai teori pan regional . Isi teori pan regional antara lain:

a. Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”.

b. Autarki (swasembada).

c. Dunia dibagi empat Pan Region yaitu: Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India,
dan Pan Eropa Afrika.

3.   Sir Harfold Mackinder (1861-1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland).


Teorinya adalah:

a. Who rules East Europe commands the Heartland.

b. Who rules the Heartland commands the world Island.

c. Who rules the world Island commands the world.

4.    Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) dengan Teori


Kekuatan Maritim. Kedua pemikir teori tersebut mengatakan:

a. Sir Walter Raleigh mengatakan, “Siapa yang menguasai laut akan menguasai
perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia.”

b. Alfred T. Mahan mengatakan, “Laut untuk kehidupan, SDA banyak terdapat di laut,
oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.” Dia juga mengatakan
bahwa perlu memerhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini juga
memungkinkan kemampuan industri untuk kemandirian suatu bangsa dan Negara.

5.   Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936) dengan Teori


Kekuatan di Udara mengatakan, “ Kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang
lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.”

6.   Nicholas J. Spykman (1893-1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland theory).


Menurutnya “Penguasaan daerah jantung harus memiliki akses ke laut dan hendaknya
menguasai pantai sepanjang Eurasia.” Dalam teorinya tersirat:

a. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam (rimland),
bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).
b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.

c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan
politik dunia daerah jantung.

d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.

e. Bangsa Indonesia.

Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945, antara lain:

1. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional.

2. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia.

3. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat.

Sebagai kesimpulan bahwa Teori Geopolitik menjadi doktrin dasar bagi terbentuknya


negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada empat unsur yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Konsepsi ruang, merupakan aktualisasi dari pemikiran negara sebagai organisasi hidup.

2. Konsepsi frontier, merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan.

3. Konsepsi polotik kekuatan, menjelaskan tentang kehidupan bernegara.

4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan konsepsi geostrategi.

2.6. Wadah Wawasan Nusantara


Wadah dari wawasan nusantara meliputi 3 unsur, yaitu:

a) Wujud Wilayah

Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara
dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah
bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur
politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud
infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua
Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

b) Tata Inti Organisasi


Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut
bentuk dan kedaulatan negara kekuasaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

c) Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan
demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan
dasar filsafat pancasila.

2.7. Isi Wawasan Nusantara


Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas,
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan
dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal yang esensial, yaitu:

a) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional.
b) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.

Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi :

 Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang


menyebutkan :

1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.

3. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

 Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh


menyeluruh meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan
dirgantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta
satu ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia
atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu, yaitu
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

2.8. Tata Laku Wawasan Nusantara


Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari tata laku
tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam
tindakan, perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia. Tata laku lahiriah merupakan
kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian.

Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa
Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam segala
aspek kehidupan nasional.

Wawasan Nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan kesatuan:

1. Isi Republik Indonesia berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945.

2. Wadah Republik Indonesia berupa nusantara, yang manakala diisi atau diberi
“isi” menampakkan wujud dan wadahnya sebagai Wawasan Nusantara.

3. Tata laku Republik Indonesia berupa UUD 1945 yang bila dilaksanakan dan
diterapkan berdasarkan Wawasan Nusantara, akan menghasilkan Ketahanan
Nasional Indonesia

2.9. Implementasi Wawasan Nusantara

Sasaran implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional adalah menjadi


pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi,
menyikapi, menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh dalam bidang :

1. Politik, menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.


2. Ekonomi, menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
3.  Sos-Bud, menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan menerima
serta menghormati: segala bentuk perbedaan (kebhinekaan) sebagai kenyataan
yang hidup disekitarnya dan sekaligus sebagai karunia Tuhan.
4.  Han-Kam, menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang
lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara
Indonesia.

a) Kehidupan politik

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan


nusantara, yaitu:

 Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai


Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-
undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya
seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
 Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai
dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar
hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia
terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten
dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku secara nasional.
 Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap
toleransi.
 Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan
untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
 Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar
dan pulau kosong.

b) Kehidupan ekonomi

 Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi


khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan
minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena
itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor
pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
 Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar
daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

c) Kehidupan sosial

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai
implementasi dalam kehidupan sosial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kehidupan sosial, yaitu :

 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan
di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah
tertinggal.
 Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya.

d) Kehidupan pertahanan dan keamanan


Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan
keamanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan,
yaitu :

 Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan


kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan
kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal,
meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan
kepada aparat dan belajar kemiliteran.
 Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun
solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan
kekuatan keamanan.
 Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.

2.10. Kajian Kasus untuk Geopolitik

Wilayah laut Indonesia sangat luas, yakni 5,8 juta km persegi yang di dalamnya
terdapat 17.500 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km terpanjang setelah
Kanada. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang berperan secara
geopolitik dan geoekonomi. Peran geopolitik laut meliputi pertahanan, kedaulatan, persatuan,
dan kesatuan. Sementara itu, peran geoekonomi meliputi pemanfaatan potensi ekonomi dari
kelautan untuk menghasilkan devisa negara bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Secara
geoekonomi, potensi sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,410 juta ton per
tahun, yang terdiri dari perairan wilayah laut teritorial sekitar 4,625 juta ton per tahun dan
perairan ZEEI sekitar 1,785 juta.
Lantas, ada sebuah pertanyaan apakah Indonesia masih negara nusantara dengan
kekuatan geoekonomi dan geopolitiknya? Bukankah belakangan secara geopolitik dan
geoekonomi dari beberapa contoh kasus di atas, semakin menunjukkan negeri ini harus
kembali mengoreksi kebijakan-kebijakan.
Ada beberapa terobosan yang dapat dilakukan saat ini. Yang paling utama adalah
masalah pradigma mainstream mengenai laut. Tidak dapat dimungkiri masih banyak pejabat-
pejabat pemerintah, masyarakat luas dan pemangku kepentingan yang beranggapan bahwa
laut dan pulau-pulau terluar hanya sebagai pajangan dan cenderung mengabaikan peran
geoekonomi dan geopolitiknya.
Persoalan ini kemudian berimbas pada minimnya perhatian pemerintah pada
pemanfaatan secara ekonomi sektor kelautan. Baik itu dari sisi pemanfatan, pengawasan
ataupun riset-riset yang mendukung pembangunan pada sektor perikanan kelautan. Salah satu
indikator yang dapat kita jadikan contohmasih minimnya fungsi pengawasan yakni masih
tingginya pencurian ikan di perairan kita dan masih banyaknya pulau-pulau terluar yang
belum diberi nama.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain selain menempatkan mainstream yang tepat
dalam memandang laut sebagai suatu kesatuan yang berperan kuat secara geoekonomi dan
geopolitik yang strategis dalam proses pembangunan bangsa. Tanpa itu, keunggulan
komparatif bangsa kita dalam bidang kelautan dan perikanan tidak akan ada gunanya.
Kita bisa berkaca kepada visi besar negara India dan Cina yang ingin menguasai
teknologi pada tahun 2025. Lantas dari ini semua sudah sepatutnya kita juga harus ikhtiarkan
pada tahun 2025 bangsa Indonesia harus menjadi negara bahari terkuat di dunia yang
memiliki kekuatangeopolitik dan geoekonomi yang tangguh.
Bab III

Penutup

3.1. Kesimpulan
Untuk dapat mempertahankan negara, sebagai bangsa kita harus mempunyai kesatuan
cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan Nasional. Konsep Wawasan Nasional setiap
bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil dari bangsa, sejarah, pandangan hidup,
ideologi, budaya, politik dan geografi. Kedua unsur pokok yaitu profil bangsa dan kondisi
geografi bangsa yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan
negara. Konsep Geopolitik ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerja
sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian
tujuan.

Keberadaan Wawasan Nusantara sangat penting di Indonesia. Karena dengan


mengetahui kebenaran dan nilai-nilai dari Wawasan Nusantara tersebut dapat menjadikan
masyarakat Indonesia masyarakat yang cinta tanah air. Di samping itu, Wawasan Nusantara
juga dapat membuat Indonesia untuk ikut bermain di kancah perpolitikan dunia, dan
membuka peluang untuk kerja sama antar negara yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Srijanti, H I, Rahman, dkk. 2006. Etika Berwarga Negara Edisi II. Jakarta : Salemba Empat.

https://putrisr.wordpress.com/2014/04/10/implementasi-wawasan-nusantara/

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100217051559AALFy6Z

https://tonyahmad007.wordpress.com/2013/04/07/wawasan-nusantara-landasanunsur-unsur-dan-
hakekat-wawasan-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai