Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Negait ( (Bumn) Dalam Upaya Menghadapi Era Globalisasi
Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Negait ( (Bumn) Dalam Upaya Menghadapi Era Globalisasi
STRATEGI PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK NEGAIT{ (BUMN)
DALAM UPAYA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
Eka Desydan M.S. Tumanggor'
Abstract
Pendahuluan
D tengahusahapemerintah mengatasi krisisekonominasionaldantantangan era
globalisasi
ekonomi,diperlukanbertagailangkahaltematifyangdimaksudkan unnrk
menberikankontribusimenjawab tantangan perekonomian ke depan.Kendalayang
dihadapilndonesiadi eraglobalisasiadalahmengupayakan agarproduklndonesia
nurmpubersaingterhadapprodukluaryangmasukke lndonesia atarlpundi pasar
internasional.
Menghadapi kendalatersebutmasalah waktuadalahesensial, di mana
pemerintah harusbekerjaekstrakerasuntuk menangani kondisiini secaracepat,
dengandisertaisemangat dandukungan rakyat sertabekerjasamadenganbe6agai
bangsalaindi duni4untukmencari jalankeluardarikisis ekonomisehingga mampu
meningkatkan efisiensiekonomi.Dalamkontekstersebutlangkahaltematifyang
dapatditempuhdi antaranya adalahmemaksimalkan peranBLMN melaluiformat
yangpadaakhimyadiharapkan
baruyang efisiendan modemdalampengelolaanny4
akandapatmemacuefisiensiekonominasional.
Di Indonesia,BUMN bergerakhampir di seluruhaspekekonomi,dan bahkan
beberapadi antaranyamemainkanposisisebagaiindustrihulu.KemampuanBUMN
untuk menjadi penggerak efisiensinasional sangat diharapkaq sehinggaperan
seb€ai agen pembangunanmampu dicapai.Dda$ hal ini BUMN tidak hanya
s$agai penyediabarangmurahbersubsiditetapijuga mampumembangunproduk
lndonesiayang mempunyaicompetitiveadvantages.Dalam era perdagangan bebas
masalahdaya saing dan keunggulansaing merupakanisu kunci, dan sekaligus
sebagaitantanganyang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuandan keunggulan
saing yang tinggi niscayaproduk Indonesiatidak akan mampumenembuspasar
intemasional,bahkan posisi pasardomestiknyapun akan menjadiincaranproduk
impor. Dengankata lain, dayasaingatau keunggulankompetitifmerupakanfaktor
yang menentukandalam upaya meningkatkanvolume perdagangandan menarik
minat investasi. Oleh karena itu, upaya meningkatkandaya saing dan upaya
membangunkeunggulan kompetitif tidak dapat ditunda-tr:ndald dan zudah
selayaknyamenjadi perhatianberbagaipihak, bukan saja bagi para pelaku bisnis
tetapijuga bag aparatbirokasi danorganisasiatauanggotamasyarakat lainnyayang
merupakanlingkungankerjainstitr:sibisnis.
Dalam bisnisfaktor produktivitas,efisiensi,kualitasproduk dan layananprima
merupakan ujung tombak dalam menghadapipersaingarqtanpa membedakan
apakahperusahaanswastaatau BUMN. Faktor harga murah bukan komponen
satu-sah.rnya dalam menghadapipersaingan.Kualitas produk dan layananprima
kepada pelanggan merupakan faktor dorninan dalam menciptakankepuasan
pelanggandan pemenuhankebutuhanpelangganDi luar lembagabisnis,harusjuga
diciptakanlingkunganusahayangkompetitif Makna pentingdari dayasaingadalah
kemampuan bersaing dan lingkungan persaingan yang kondusif perlu
ditraruformasikan s@ara terus-meneruskepada masyarakatluas dan apuat
pemuintah. Kesamaanpersepsibahwa persainganakan memberikankeuntungan
ftepadamasyarakaqdi mana salah satunyaadalahtersedianyaberbagaialtematif
pilihanjenis dan kualitasproduk sertahargamurahperlu dibangun.Dengancaraini
diharapkanberbagai kelembagaanyang ada dan anggota masyarakatakan ikut
memiliki tanggungjawab moral dalammemberikandukunganterhadapterciptanya
lingkunganpersaingan yang sehat.
- April 2001
Meditek Vol.9. No.21..Jcvruori
STRATEGIPENGELOLAAN
.......
-April 2001
Medite( Wl.9, No.24,,Jmruari 43
STRATEGIPENGELOLAAN
.......
perluasandaripadakebijakanderegulasi,liberalisasi,komersialisasidan
reformasi administrasi. Deregulasi merupakan penyederhanaan
ketentuan-ketentuan yang mengharrrbat fl eksibilitasoperasionalBUMN.
Liberalisasimerupakansuatu kebijakan pemerintahdalam menciptakan
lingkungan usaha yang kondusif melalui pemberian izin terhadap
kompetitor BLIMN untuk beroperasi pada pasar yang sama.
Kornersialisaisebagaisuatutindakanuntuk menempatkanBIIMN dalam
lingkungan kompetisi, sehingga membuka insentif ekternal bagi
manajemenuntuk selalumemperbaikikinerjaperusahaan. Dengancaraini
maka akanterjadi pergeserandari kontrol birokrasimenujukontrol pasar.
Namun demikian, di balik kelebihan yang dimiliki, korporatisasi juga
mengandungkelemahan.Apabilapemilika.nBUMN secarapenuhberadadi tangan
pemerintah maka efektivitas korporatisasidiragukan untuk mampu menyerap
lingkungankerja perusahaan swastadan kompetisipasar.Terdapatdua alasankuat
terhadapargumentasi ini:
i. Pemerintahmerupakanbagiandari sistempolitik,dan
kontrol pasar.
ii. Terjadi ketidaksempurnaan
Argumentasiyang pertamamenekankanbahwapemerintahsecaranatural
kurang berperilakusebagaiwira usaha,tetapi sebaliknyalebih melayani
kepentingan politik dan masyarakat. Hal ini karena pemerintah
merupakan bagian yang tidak terpisahkandari sistem sosial-politik.
Argumentasikedua menekankanbahwa BLMN perlu menjual sebagian
sahamnya(walaupunhanya sebagiankecil dari jumlah sahamyang ada)
kepada publik. Dengan cara ini maka akan tercipta pengawasan
masyarakatdan kontrol pasarmodal, yang lebih lanjut akan mendorong
pemerintahdan manajemenBUMN rnenjadilebih transparan.Sebaliknya,
gagal menciptakanpengawasanmasyarakatdan kontrol pasar modal
akan berakibat pada lemahnyasistem monitoring kinerja BUMN, dan
mengurangiinsentifatau tekanankepadamanajeruntuk mencapaikinerja
yang memuaskan.
Kesimpulan
Secara.i"gk^, korporatisasitanpa diikuti denganpenjualansahammenjadi
kurang efektifkarena kurangnyainsentifdan kurangnyatekananyang diakibatkan
oleh kontrol masyarakat(penanammodal) dan pasar. Sejalandenganpaparan
teoretisdan kondisiperekonomianglobalmaupundomestikdewasair{ keberadaan
Kepustakaan
l.Aharoni,Y., "ManagerialDiscretion".dalam R.Vernon and Y. Aharoni
(eds), Stute-owned Enterprise in the Western Economies,
St.Martin'sPress,New York, 1981.
2.Boston,J., "From corporatisation
to privatisation.Publicsectorreformin
New Zealand," Canberra Bulletin of Public Administration, 57,
I988
3.Case,Karl 8., CorporateFinance,Boston,Irwin, Inc, 1990.