Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER AIR REBUSAN

KUNYIT DAN STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN


PADA PASIEN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
NAMA : PIQIH SUPRIAWAN
NIM : 1440119036

DOSEN PEMBIMBING : IGA PURNAMA WULAN S.Kep Mkm

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAFLESIA

PRODI D III KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh terapi air rebusan kunyit terhadap perubahan tekanan darah pada

penderita hipertensi”.

Adapun maksud penulis menyusun makalah ini adalah memenuhi

persyaratan dalam menyelesaikan TUGAS MATA KULIAH

KOMPLEMENTER. Penulis sadar bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dosen, Keluarga dan Teman-teman.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan

makalah ini.

Depok, 17 Maret 2021

Penulis

Piqih Supriawan
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Hipertensi
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hipertensi penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler

yaitu tingginya tekanan darah yang tidak dapat terkontrol. Penyakit ini

sering tidak menunjukkan gejala jangka pendek dan panjang serta

mengakibatkan komplikasi mengancam nyawa. Maka tidak heran jika

penyakit ini sering dijuluki “The Sillent Killer” yang dimana paling umum

ditemukan di masyarakat karena penyakit ini bisa membunuh secara

diam-diam. Hipertensi sering menyerang lansia karena semakin tua umur

seseorang maka semakin tinggi resiko terkena hipertensi (Muti, 2017).

World Health Organisation (WHO) 2015 mengungkapkan data

penderita hipertensi sekitar 1,13 Miliar orang di dunia. Artinya 1 dari 3

orang di dunia terkena hipertensi. Jumlah penderita hipertensi setiap

tahunnya meningkat. WHO memperkirakan jumlah penderita hipertensi

pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 1,5 Miliar orang, dan WHO

memperkirakan 9,4 juta orang meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia

menunjukkan angka kematian akibat hipertensi mencapai 427.218

kematian, dan sedangkan estimasi jumlah hipertensi diindonesia telah

mencapai 63.309.620 orang (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data

Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia dengan 34,1%

penderita hipertensi. Berdasarkan pengukuran penduduk sesuai usia ≥18


tahun sebesar 34,6% tertinggi di Kalimantan selatan (44,1%) penderita,

Di Jawa Barat 39,60% penderita, sedangkan terendah terdapat di provinsi

Papua sebesar (22,2%). Dan di Kota Depok sebesar (34,13%) penderita.

Umumnya normal tekanan darah pada orang dewasa yaitu tekanan

sistolik 100-130 mmHg dan tekanan diastoliknya 60-80 mmHg, maka

seseorang dinyatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik diatas 140

mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg. Usia, jenis kelamin, faktor

genetik, obesitas, stres, hormon yang tidak seimbang serta gaya hidup

seperti : merokok, minum alkohol, dan konsumsi garam berlebih adalah

faktor resiko dari penyakit hipertensi. 5-10% hipertensi disebabkan oleh

penyakit yang dapat diidentifikasikan seperti ginjal kronis, pembuluh

darah pada ginjal menyempit, endokrin terganggu serta penggunaan pil kb

(Refa Muti, 2017).

Terapi yang digunakan untuk mengatasi hipertensi terdapat 2 cara

yaitu : dengan farmakologis seperti obat Deuretik, Beta bloker dan obat-

obatan medis antihipertensi lainnya. Pengobatan dengan nonfarmakologis

yaitu terapi herbal yang biasanya memanfaatkan tanaman obat yang

dijadikan ramuan untuk dikonsumsi disebut dengan terapi komplementer.

Terapi herbal ini tidak menimbulkan efek samping, mudah didapat dan

harganya relatif lebih murah (Nendien Destri, et al. 2018). Selain itu,

penulis melakukan terapi komplementer berupa pemberian parutan kunyit

terhadap resiko perfusi miokard tidak efektif pada penderita hipertensi.

Kunyit adalah jenis tanaman obat yang sering digunakan sebagai

obat herbal karena mengandung banyak manfaat, mudah didapat, dan


dapat ditanam sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal (Nendien Destri,

et al. 2018). Kunyit mengandung zat kuning kurkumin, minyak astiri,

mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium yang

bermanfaat untuk tubuh. Kalium adalah komponen penting dari sel dan

cairan didalam tubuh yang membantu mengintrol detak jantung dan

tekanan darah. Kunyit memiliki kurkumin zat anti oksidan karena kunyit

kaya akan serat dan tidak mengandung kolesterol kandungan kurkumin

akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) di darah. Kunyit

banyak sekali kegunaannya diantaranya yaitu peningkat nafsu makan,

memperlancar pencernaan, menurunkan lemak darah (kolesterol) serta

penghambat penggumpalan darah.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Definisi Hipertensi?

B. Bagaimana Etiologi Hipertensi?

C. Bagaimana Patofisiologi Hipertensi?

D. Apa saja manifestas klinis hipertensi?

E. Apa saja komplikasi hipertensi?

F. Bagaimana Penatalaksanaan Hipertensi?

G. Terapi apa yang digunakan untuk hipertensi?

H. Apa saja manfaat terapi rebusan kunyit?

I. Apa saja indikasi dan kontra indikasi terapi rebusan air kunyit?

J. Apa saja efeksamping dari terapi tersebut?

K. Bagaimana SOP tindakan pemberian terapi tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Hipertensi

2. Mengetahui Etiologi Hipertensi

3. Mengetahui Patofisiologi Hipertensi

4. Mengetahui manifestas klinis hipertensi

5. Mengetahui komplikasi hipertensi

6. Mengetahui Penatalaksanaan Hipertensi

7. Mengetahui Terapi apa yang digunakan untuk hipertensi

8. Mengetahui manfaat terapi rebusan kunyit

9. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi terapi rebusan air kunyit

10. Mengetahui efeksamping dari terapi tersebut

11. Mengetahui SOP tindakan pemberian terapi tersebut


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi Hipertensi

Dafrani (2019) mengungkapkan hipertensi merupakan keadaan

tingginya tekanan darah sistolik dan diastolik seseorang dengan nilai

>140mmHg (sistole) dan >90mmHg (diastole). Hipertensi ini bukan

jenis penyakit yang dapat menular tetapi penyakit serius pada saat ini

yang dapat menyerang kapanpun dengan kondisi apapun baik dari

anak remaja sampai lansia. Seiring pertambahannya usia tekanan darah

pada seseorang akan mengalami peningkatan secara perlahan maka

penyakit ini sering disebut penyakit degeneratif. Penyakit ini dapat

menyebabkan komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak dan

ginjal. Bahkan hipertensi dapat menimbulkan gejala yang tanpa

disadari seperti pusing, penglihatan kabur, dan rasa sakit kepala

(Triyanto,2014).

B. Etiologi Hipertensi
Adapun penyebab terjarang dari hipertensi yaitu feokromositoma

yang merupakan tumor pada kelenjar adrenal yang dapat menghasilkan

hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (nonadrenalin).

Hipertensi memiliki faktor penyebab yang sudah diketahui

perkembangannya seperti kegemukan (obesitas), gaya hidup yang

tidak aktif (malas berolahraga), alkohol, merokok, dan garam yang

berlebih serta stres. Akan tetapi stres hanya menaikkan tekanan darah

sementara waktu, jika sudah tidak ada rasa stres maka tekanan darah

kembali normal.

C. Menifestasi Klinis Hipertensi

Hipertensi sebagian besar tidak menimbulkan gejala, tetapi secara

tidak sengaja tejadi beberapa gejala bersamaan dan dipercayai dapat

berhubungan dengan hipertensi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala

yang dimaksud yaitu : sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing

wajah kemerahan, kelelahan, yang dapat terjadi pada penderita

hipertensi maupun bukan penderita hipertensi.

D. Patofisilogi Hipertensi

Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi esensial (primer) dan

hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kerusakan

pada organ yang akan terjadi peningkatan peningkatan curah jantung.

Sebagian besar kasus, kelebihan kadar hormon atau penyakit ginjal

termasuk kedalam fokus hipertensi sekunder. Hormon tersebut

menstimulasi retensi natrium dan air didalam tubuh sehingga terjadi

peningkatan volume dan tekanan darah. Sedangkan hipertensi esensial


(primer) disebabkan oleh kombinasi genetik dan faktor lingkungan

yang sangat berefek pada fungsi ginjal dan vaskuler. Defisiensi

kemampuan ginjal untuk mengkresi natrium yang meningkatkan

volume cairan dan curah jantung adalah salah satu dari kemungkinan

penyebab hipertensi primerm sehingga peningkatan aliran darah

kejaringan terjadi. Jika aliran darah ke jantung meningkat kontriksi

arterior, peningkatan resistensi vaskuler perifer (PVR) dan tekanan

darah akan terjadi (Nair dan Peate, 2015).

E. Komplikasi Hipertensi

Tingginya tekanan darah dapat meningkatkan resiko terjadinya

komplikasi pada organ-organ tubuh seperti mata, jantung, ginjal dan

otak. Bila penyakit ini tidak diobati akan merusak semua sistem organ

dan harapan untuk hidup sangat pendek sebesar 10-20 tahun.

Mortalitas panderita hipertensi lebih cepat karena penyakitnya tidak

terkontrol dan menimbulkan komplikasi seperti : perdarahan retina,

kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal dan pecahnya pembuluh darah

diotak/stroke (Nuraini,2015).

F. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2 cara yaitu dengan

farmakologi dan nonfarmakologi, (Nair & Peate, 2015) :

1) Farmakologi

penatalaksanaan menggunakan obat-obatan. Ada beberapa

hal yang harus diperhatikan pada obat anti hipertensi yaitu obat

tersebut mempunyai efektivitas yang tinggi, mempunyai toksisitas


dan efeksamping yang minimal. Golongan obat yang diberikan

pada penderita hipertensi : dieuretik, beta bloker, antagonis

kalsium, dan golongan penghambat konversi rennin angitensin.

2) Non Farmakologi

a Diet : dengan pembatasan atau pengurangan konsumsi garam,

berat badan yang berkurang akan menurunkan tekanan darah

yang dibarengi oleh aktivitas rennin dalam plasma dan kadar

aldosteron dalam plasma.

b Terapi nonfarmakologi dapat menggunakan rebusan kunyit

karena mengandung zat kuning kurkumin, minyak astiri,

mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium

yang bermanfaat untuk tubuh. Kalium adalah komponen

penting dari sel dan cairan didalam tubuh yang membantu

mengintrol detak jantung dan tekanan darah. Kunyit memiliki

kurkumin zat anti oksidan karena kunyit kaya akan serat dan

tidak mengandung kolesterol kandungan kurkumin akan

mengendalikan low density lipoprotein (LDL) di darah. Kunyit

banyak sekali kegunaannya diantaranya yaitu peningkat nafsu

makan, memperlancar pencernaan, menurunkan lemak darah

(kolesterol) serta penghambat penggumpalan darah. Obat

herbal ini mengandung banyak manfaat, mudah didapat, dan

dapat ditanam sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal

(Nendien Destri, et al. 2018).

G. Terapi Komplementer Kunyit


Kunyit adalah jenis tanaman obat yang sering digunakan sebagai

obat herbal karena mengandung banyak manfaat, mudah didapat, dan

dapat ditanam sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal (Nendien

Destri, et al. 2018). Kunyit mengandung zat kuning kurkumin, minyak

astiri, mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium

yang bermanfaat untuk tubuh. Kalium adalah komponen penting dari

sel dan cairan didalam tubuh yang membantu mengintrol detak jantung

dan tekanan darah. Kunyit memiliki kurkumin zat anti oksidan karena

kunyit kaya akan serat dan tidak mengandung kolesterol kandungan

kurkumin akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) di darah.

Kunyit banyak sekali kegunaannya diantaranya yaitu peningkat nafsu

makan, memperlancar pencernaan, menurunkan lemak darah

(kolesterol) serta penghambat penggumpalan darah.

H. Manfaat Terapi Komplementer Kunyit

Kunyit mengandung zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral

tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium yang

bermanfaat untuk tubuh. Kalium adalah komponen penting dari sel dan

cairan didalam tubuh yang membantu mengintrol detak jantung dan

tekanan darah. Kunyit memiliki kurkumin zat anti oksidan karena

kunyit kaya akan serat dan tidak mengandung kolesterol kandungan

kurkumin akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) di darah.

Kunyit banyak sekali kegunaannya diantaranya yaitu peningkat nafsu

makan, memperlancar pencernaan, menurunkan lemak darah


(kolesterol) serta penghambat penggumpalan darah (Nendien Destri,

et. al. 2018).

I. Indikasi Terapi Komplementer Kunyit

Indikasi terapi ini sebaiknya dianjurkan pada penderita hipertensi

tanpa kontraindikasi agar tidak terjadi efeksamping yang berlebih.

J. Kontraindikasi Terapi Komplementer Kunyit

Air rebusan kunyi tidak boleh dikonsumsi oleh beberapa orang, yaitu :

1) Orang yang sedang menjalankan operasi karena dapan

menghambat pembekuan darah.

2) Orang yang minum obat pengencer darah

3) Orang yang sedang diare dan mual karena kurkumin pada kunyit

memiliki kecenderungan untuk mengiritasi saluran pencernaan.

4) Orang yang memiliki tekanan darah rendah

5) Wanita hamil atau menyusui. Menurut The University of Maryland

Medical Center, kunyit aman untuk wanita hamil jiga digunakan

untuk bumbu masakan, akan tetapi suplemen kunyit harus

dihindari selama kehamilan.

K. Efeksamping Terapi Komplementer Kunyit

Ada 5 efek samping dalam pemberian kunyit :

1) Dapat menyebabkan alergi : kandungan curcumin yang dapat

menjadi alergi dalam memicu dermatitis kontak. Dan dapat

menyebabkan ruam pada kulit dan sesak napas.

2) Gastroentestinal : sakit perut, mual, gas dan gangguan pencernaan.


3) Dapat memberikan masalah pada kantung empedu dan ginjal

karena kandungan curcumin dalam kunyit dapat mendorong

kantong empedu untuk menghasilkan lebih banyak empedu yang

dapat meningkatkan pencernaan.

4) Menghambat pembekuan darah

5) Berpengaruh pada kehamilan, mengonsumsi kunyit dalam dosis

yang lebih tinggi dapat meningkatkan resiko kontraksi dan

keguguran.

L. SOP Terapi Komplementer Kunyit (Lampiran)

Tabel 2.3.7 Tabel SOP Terapi Rebusan Kunyit


SOP INGREDIENT KUNYIT
Pengertian Kunyit adalah jenis tanaman obat yang sering digunakan sebagai
obat herbal karena mengandung banyak manfaat, mudah didapat,
dan dapat ditanam sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal
(Nendien Destri, et al. 2018). Kunyit mengandung zat kuning
kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat
besi dan magnesium yang bermanfaat untuk tubuh. Kalium adalah
komponen penting dari sel dan cairan didalam tubuh yang
membantu mengintrol detak jantung dan tekanan darah. Kunyit
memiliki kurkumin zat anti oksidan karena kunyit kaya akan serat
dan tidak mengandung kolesterol kandungan kurkumin akan
mengendalikan low density lipoprotein (LDL) di darah. Kunyit
banyak sekali kegunaannya diantaranya yaitu peningkat nafsu
makan, memperlancar pencernaan, menurunkan lemak darah
(kolesterol) serta penghambat penggumpalan darah.
Tujuan Dengan mengkonsumsi 2 kali sehari dengan teratur dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
Persiapan Alat dan Bahan
Alat Dan - Kunyit ½
Bahan - Gula Aren

Persiapan
- Cuci lalu parut kunyit
- Rebus gula aren dengan air yang mendidih, diamkan beberapa
menit.
- Campurkan parutan kunyit degan air gula aren
- Remas-remas campuran kunyit dan gula aren
- Peras dan saring ramuan
- Lalu minum 2 kali sehari secara teratur
Penutupan Berikan rewards atau pujian pada klien setelah klien meminum air
rebusan kunyit

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Hipertensi penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler

yaitu tingginya tekanan darah yang tidak dapat terkontrol. Penyakit ini

sering tidak menunjukkan gejala jangka pendek dan panjang serta

mengakibatkan komplikasi mengancam nyawa. Maka tidak heran jika

penyakit ini sering dijuluki “The Sillent Killer” yang dimana paling umum

ditemukan di masyarakat karena penyakit ini bisa membunuh secara diam-


diam. Hipertensi sering menyerang lansia karena semakin tua umur

seseorang maka semakin tinggi resiko terkena hipertensi (Muti, 2017).

Terapi yang digunakan untuk mengatasi hipertensi terdapat 2

cara yaitu : dengan farmakologis seperti obat Deuretik, Beta bloker dan

obat-obatan medis antihipertensi lainnya. Pengobatan dengan

nonfarmakologis yaitu terapi herbal yang biasanya memanfaatkan tanaman

obat yang dijadikan ramuan untuk dikonsumsi disebut dengan terapi

komplementer. Terapi herbal ini tidak menimbulkan efek samping, mudah

didapat dan harganya relatif lebih murah (Nendien Destri, et al. 2018).

Selain itu, penulis melakukan terapi komplementer berupa pemberian

parutan kunyit terhadap resiko perfusi miokard tidak efektif pada penderita

hipertensi.

Kunyit adalah jenis tanaman obat yang sering digunakan sebagai

obat herbal karena mengandung banyak manfaat, mudah didapat, dan dapat

ditanam sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal (Nendien Destri, et al.

2018). Kunyit mengandung zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral

tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium yang bermanfaat

untuk tubuh. Kalium adalah komponen penting dari sel dan cairan didalam

tubuh yang membantu mengintrol detak jantung dan tekanan darah. Kunyit

memiliki kurkumin zat anti oksidan karena kunyit kaya akan serat dan tidak

mengandung kolesterol kandungan kurkumin akan mengendalikan low

density lipoprotein (LDL) di darah. Kunyit banyak sekali kegunaannya

diantaranya yaitu peningkat nafsu makan, memperlancar pencernaan,


menurunkan lemak darah (kolesterol) serta penghambat penggumpalan

darah.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai