Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA USIA LANJUT NY.N
DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KAMPUNG
AREMAN RT 05 RW 07 KELURAHAN TUGU
KOTA DEPOK
TAHUN 2021

Dosen Pembimbing :

Tressia Febrianti, S,Kep, Ns.


NIK : 02941118419

Disusun Oleh :

Suci Arlenia
NIM : 1440118073

Program Studi DIII Keperawatan


STIKES RAFLESIA DEPOK
Tahun Ajaran 2020/2021

Jl. Mahkota Raya 32-B, Komplek Pondok Duta, Tugu, Cimanggis, Kota Depok,
Jawa Barat 16451, Indonesia

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen yang bersangkutan yang kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan laporan puskesmas dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA LANJUT USIA
NY.Y DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KAMPUNG AREMAN RT 05
RW 07 KELURAHAN TUGU KOTA DEPOK TAHUN 2021 ” tugas makalah
keluarga STIKes Raflesia.

Tidak Ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis
menyatakan bahwa dalam penulisan laporan puskesmas ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.

Depok, 27 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Tujuan Penulisan 5
1.3. Metode Penulisan 5
1.4. Sistematikapenulisan 6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
2.1.1. Definisi Keperawatan Keluarga 7
2.1.2. Tujuan Keperawatan Keluarga 7
2.1.3. Sasaran Keperawatan Keluarga 8
2.1.4. Peran Dan Fungsi Keluarga 9
2.1.5. Tipe Dan Bentuk Keluarga 10
2.1.6. Tahap Dan Perkembangan Keluarga 11
2.1.7. Struktur Keluarga 12
2.1.8. Peran Dan Strategi Keluarga 13
2.1.9. Konsep Kesehatan Keluarga 13
2.2. KONSEP DASAR PENYAKIT
2.2.1. Anatomi Fisiologi 15
2.2.2. Definisi 16
2.2.3. Etiologi 17
2.2.4. Patofisiologi 17
2.2.5. Pathway 18
2.2.6. Manifestasi Klinik 19
2.2.7. Komplikasi 19
2.2.8. Pemeriksaan Diagnostik 20
2.2.9. Penatalaksanaan 21
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian 22
3.2. Skoring 33
3.3. Analisa Data 35
3.4. Diagnosa Keperawatan 35
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan 36
3.6. Catatan Keperawatan 37
STRATEGI ACARA PENYULUHAN 38
ASUHAN KEPERAWATAN PUSKESMAS 44
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 51

BAB 1

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untik hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Kemenkes RI, 2019). Menurut (Hanson, 2001 dalam Kholifah dan
Widagdo, 2016) Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi,
seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama) dan adanya hubungan psikologi.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darag diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, denga tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolic diatas 90 mmHg (Aspiani, 2014).
Sedangkan menurut American Society of Hypertension (ASH), hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi merupakan penyakit akibat interaksi dari faktor genetik dan faktor
lingkungan. Hipertensi sendiri diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu hipertensi
primer (esensial) yang belum diketahui penyebab pastinya dan hipertensi
sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit seperti ginjal, jantung, endokrin
dan gangguan kelenjar adrenal (Nuraini, 2015)
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia menyandang hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahun nya 9,4 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasi nya. Sedangkan angka kematian di indonesia
akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Estimasi jumlah kasus hipertensi di
indonesia sebesar 63.309.620 orang. (Kemenkes RI, 2017).
Selain itu, Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia >18 tahun sebesar 34,6% tertinggi di

4
Kalimantan Selatan (44,1%), Jawa Barat (39,7%), sedangkan terendah di Papua
sebesar (22,2%).
Dampak yang ditimbulkan baik jangka pendek maupun jangka panjang
membutuhkan penanggulangan yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang
tinggi. Jika kesehatan ditangani tidak dengan baik akan menyebabkan
penurunan fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi kerusakan tubuh yang
lebih parah, menimbulkan banyak komplikasi dan mempercepat kematian.
Hipertensi bila tidak segera diobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke,
dan gagal ginjal. (Widyastuti, 2014)
Terapi yang dilakukan untuk mengobati hipertensi ada dua yaitu terapi
farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yaitu dengan
menggunakan obat-obatan antihipertensi yang terbukti dapat menurunkan
tekanan darah. Sedangkan terapi non farmakologis adalah terapi yang tidak
menggunakan obat-obatan anti hipertensi melainkan dengan memodifikasi gaya
hidup lebih sehat, salah satunya terapi komplementer atau disebut juga dengan
modifikasi gaya hidup yang meliputi berhenti merokok, mengurangi kelebihan
berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet serta yang mencakup psikis
antara lain mengurangi stress, olahraga, dan istirahat.(Kosasih dan Hassan,
2013)
1.2 Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dengan motivasi
untuk memeriksakan diri pasien hipertensi pada anggota keluarga di sekitar
lingkungan rumah peniliti.
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini penulis susun dengan metode deskriptif naratif yaitu
menggambarkan suatu proses keperawatan pada Ny.S dengan penyakit
hipertensi di rumah. Pendekatan proses keperawatan tersebut terdiri dari
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Adapun teknik penulisan
yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi kemudian
menggambarkannya dengan memaparkan dalam makalah, sedangkan untuk
pengumpulan data sebagai berikut.

5
1. Anamnesa
Diperoleh dengan menanyakan dengan pasien mengenai perjalanan
penyakit dan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit tersebut.
2. Observasi
Pengadaan pengamatan dan perawatan langsung terhadap keadaan
pasien serta perkembangan penyakit dengan melakukan asuhan
keperawatan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data tentang keadaan pasien dari pemeriksaan tanda-
tanda vital dan berat badan.
4. Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa
pula yang ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam
pembuatan makalah dan melalui akses internet.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini disusun secara sistemis dan diurutkan
menjadi 4 bab :
1. Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
2. Bab II : Konsep keperawatan keluarga, keperawatan kesehatan keluarga,
konsep dasar kasus/penyakit
3. Bab III : Tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan, catatan keperawatan,
implementasi keperawatan
4. Bab IV : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

6
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Keluarga


2.1.1 Definisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010
dalam Kholifah dan Widagdo 2016). Pengertian lain dari keperawatan
keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI,
2010 dalam Kholifah dan Widagdo, 2016).
2.1.2 Tujuan Keperawatan Keluarga
Menurut Kholifah dan Widagdo (2016), Tujuan keperawatan
keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari
keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menanganimasalah
kesehatannya berikut ini.
1. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
seluruh anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti
tentang pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh
anggota keluarganya?
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga ke
pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk
memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke
pelayanan kesehatan.

7
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan
diet DM, memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan
untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga
dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan
setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga kenyamanan
lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga
termasuk anggota keluarga yang sakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan
Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain
untuk anggota keluarganya yang sakit.
2.1.3 Sasaran Keperawatan Keluarga
Menurut (Depkes, 2010 dalam Kholifah dan Widagdo 2016), sasaran
keperawaratan keluarga yaitu :
1. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan
anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan
status kesehatan.

8
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, dan penyakit terminal.
2.1.4 Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2013 dalam Kholifah dan Widagdo, 2016) peran
dan fungsi keluarga adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan,
mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat
promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan,
dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat
berperilaku sehat secara mandiri.
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang
lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian
masalah kesehatan di keluarga.

9
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat
keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai
berikut.
1. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran
yang penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat.
Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder,
sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari
pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan
penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat
adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining,
melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat
akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.
2.1.5 Tipe dan Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, anak (kandung
atau angkat). Dua bentuk variasi yang sedang berkembang dalam
keluarga-keluarga inti adalah keduanya pekerja/berkarier dan

10
keluarga tanpa anak. Keluarga adoptif merupakan satu tipe lain
dari keluarga inti yang tercatat dalam literature karena memiliki
keadaan dan kebutuhan yang khusus.
2) Keluarga Besar
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga yang lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, keponakan,
paman, bibi. Tipe keluarga ini lebih sering terdapat di kalangan
kelas pekerja dan keluarga imigran. Karna manusia hidup lebih
lama, penceraian, hamil dikalangan remaja, lahir diluar nikah
semakin meningkat pula, dan rumah menjadi tempat tinggal bagi
beberapa generasi, biasanya hanya bersifat sementara.
3) Keluarga “Dyad”
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan tanpa
anak.
4) Single Parent
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian
b. Tipe Keluarga non Tradisional
Keluarg dengan orangtua yang tidak pernah menikah dan anak
biasanya ibu dan anak, keluarga pasangan yang tidak menikah dengan
anak, pasangan heteroseksual cohabiting (kumpul kebo), keluarga
homoseksual, agugemented family, keluarga komuni, keluarga asuh.
2.1.6 Tahap dan Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (2010) perkembangan keluarga terbagi menjadi
beberapa tahap dan perkembangan diantaranya yaitu :
a. Tahap I Pasangan baru atau keluarga baru (berginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami
dan istri yang membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing
b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family) Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

11
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan.
c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool)
Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with
schoolchildren)
Dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya.
f. Tahap VI Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
centerfamilies)
Yaitu pada saat anak terakhir meninggalkan rumah
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families)
Dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pension atau salah satu pasangan meninggal
h. Tahap VIII keluarga dengan usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu
pasangan pension, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai
keduanya meninggal
2.1.7 Struktur Keluarga
Menurut friedman (2011) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
b. Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positf, struktur
peran
c. Struktur peran, serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan.

12
d. Struktur kekuatan, merupakan kemampuan (potensial dan actual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi merubah perilaku
orang lain kearah positif.
2.1.8 Proses dan Strategi Keluarga
a. Proses dan Strategi Koping Keluarga
Strategi koping perilaku, kognitf, dan emosional keluarga serta
individu diartikan sebagao masalah atau situasi khusus. Perbedaan
situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang berbeda yaitu :
respon koping yang berbeda perlu diterapkan
b. Strategi Koping Keluarga Internal
dalam strategi ini, tiga jenis strategi koping intra-keluarga yang umum
dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif dan komunikasi.
1) Strategi Hubungan
Mengabdalkan kelompok keluarga, kebersamaan yang
lebih besar, fleksibilitas peran.
2) Strategi Kognitif
Normalisasi, pengendalian makna masalah dengan
pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan
masalah bersama, mendapatkan informasi dan
pengetahuan.
3) Strategi Komunikasi
Terbuka dan jujur, menggunakan humor dan tawa.
c. Strategi Koping Keluarga Eksternal
Startegi koping keluarga eksternal dalam memelihara jalinan
komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukungan sosial serta
strategi spiritual.
2.1.9 Keperawatan Kesehatan Keluarga
Keperawatan Kesahatan Keluarga diantaranya sebagai berikut :
a. Pendidikan
Dengan diberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan diharapkan
keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab masalah
kesehatan.

13
b. Kordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komperhensif dapat tercapai.
c. Pelaksana
Perawat bekerja dengan klien dan keluarga baik dalam rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan home visit
atau kunjungan rumah teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat makan
hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit puskesmas, dan anggota
tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan.
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal. Kendala yang sering dialami keluarga
didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan
sosial budaya.
h. Penemu Kasus
Menidentifikasi kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan
atau kejadian luar biasa (KLB).
i. Modifikasi Lingkungan
Dapat memodifkasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan
yang sehat.

14
2.2 Konsep Dasar Penyakit
2.2.1 Anatomi Fisiologi

Gambar 1.1 Anatomi Fisiologi Jantung Manusia


Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus
menerus tanpa henti memompa darah keseluruh tubuh. Jantung
berkontraksi dan relaksasi sebanyak 100.000 kali dalam sehari, dan semua
pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang baik yang disediakan oleh
pembuluh arteri koroner. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing
memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan
ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah
hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada
jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar (Wahyuningsih dan
Kusmiyati, 2017).
Fungsi utama jantung adalah memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan
dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh
akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan
dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular
yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh
adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan
pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem

15
sirkulasi organ tersebut. Ketika oksigen telah diserap oleh jaringan,
pembuluh vena membawa balik darah yang berwarna biru dan
mengandung sedikit sekali oksigen ke jantung (Wahyuningsih dan
Kusmiyati, 2017).
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara
sternum dan vertebra (tulang punggung). Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak
di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma,
miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga
thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis
medioclavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens,
arteri pulmonalis, dan vena cava superior. Pada usia dewasa, rata-rata
panjang jantung berkisar 12 cm dan lebar 9 cm, dengan berat 300-400
gram (Wahyuningsih dan Kusmiyati, 2017).
Jantung dibagi menjadi bagian kanan dan kiri, dan memiliki empat
bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik
atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah
dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, yang
mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini
sangat penting, karena bagian kanan jantung menerima dan memompa
darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan
memompa darah beroksigen tinggi. Bagian-bagian jantung terdiri dari
atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra, dan ventrikel sinistra
(Wahyuningsih dan Kusmiyati, 2017).
2.2.2 Definisi Penyakit
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darag diatas normal atau peningkatan abnormal
secara terus menerus lebih dari suatu periode, denga tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Aspiani, 2014).
Sedangkan menurut American Society of Hypertension (ASH),
hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler

16
yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan. Hipertensi merupakan penyakit akibat interaksi dari faktor
genetik dan faktor lingkungan. Hipertensi sendiri diklasifikasikan dalam
dua jenis yaitu hipertensi primer (esensial) yang belum diketahui
penyebab pastinya dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit seperti ginjal, jantung, endokrin dan gangguan kelenjar adrenal
(Nuraini, 2015)
2.2.3 Etiologi
Menurut Nair dan Peate (2015), penyebab hipertensi primer belum
diketahui secara jelas, tetapi ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan hipertensi yang sudah diketahui perkembangannya yaitu :
obesitas, stres, rokok, konsumsi alkohol, asupan nutrisi yang berlebihan
dapat menyebabkan retensi cairan, riwayat keluarga. Sedangkan
hipertensi sekunder dapat terjadi dikarenakan faktor yaitu penyakit
renalis, sindrom cushing, kontrasepsi oral, koarktasio (penyempitan)
aorta.
2.2.4 Patofisiologi
Hipertensi primer terjadi karena kombinasi genetik dan faktor
lingkungan yang memiliki efek pada fungsi ginjal dan vaskular. Salah satu
kemungkinan penyebab hipertensi primer adalah defisiensi kemampuan
ginjal untuk mengekresi natrium yang meningkatkan volume cairan ekstra
seluler dan curah jantung sehingga mengakibatkan peningkatan aliran
darah ke jaringan. Peningkatan aliran darah ke jantung menyebabkan
kontriksi arteriolar dan peningkatan resistensi vaskular perifer (PVR) dan
tekanan darah (Nair dan Peate, 2015)
Sedangkan hipertensi sekunder terjadi karena disebabkan oleh penyakit
pada organ yang mengakibatkan peningkatan PVR dan peningkatan curah
jantung. Pada sebagian besar kasus, fokus hipertensi sekunder adalah
penyakit ginjal atau kelebihan kadar hormon seperti aldosteron dan
kortisol. Hormon tersebut menstimulasi retensi natrium dan air yang
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan darah (Nair dan
Peate, 2015).

17
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas,
Arteriosklero
sis
Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh


darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan pembuluh
Perfusi Miokard darah
Tidak Efektif
Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh Darah Retina

Resistensi Suplai O2 sistemik koroner Spasme arteroied


Vasokontriksi
pembuluh otak pembuluh
darah otak menurun darah ginjal Diplopia
Vasokontriksi Iskemi
miokard
Sinkop Blod flow Resti injury
Nyeri Afterload
menurun
kepala meningkat Nyeri dada
Gangguan
Respon RAA
Gangguan perfusi
pola tidur jaringan
Rangsang Penurunan Fatique
aldosteron curah jantung

Intoleransi aktifitas
Kelebihan Retensi Na
volume
cairan
Edema
2.1.6 Pathway Hipertensi (Chaira,2019 dan SDKI DPP PPNI,2018)

18
2.2.6 Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak
memiliki tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati
seperti terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas,
wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung) (Fauzi,
2014).
Menurut Smeltzer (2013), selain itu hipertensi memiliki tanda klinis
yang dapat terjadi, diantaranya adalah :
a. pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada
abnormalitas lain selain tekanan darah tinggi.
b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi eksudat,
penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots)
(infarksio kecil), dan papiladema bisa terlihat pada penderita
hipertensi berat.
c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskuler yang
saling berhubungan dengan sistem orgn yang dialiri pembuluh
darah yang terganggu.
d. Dampak yang sering terjadi yaitu penykit arteri koroner dengan
angina atau infark miokardium
e. Terjadi hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi
gagal jantung
f. Perubahan patilogis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan
BUN, serta kadar kreatinin)
g. Terjadi ganggua serebvaskuler stroke atau serangan iskemik
transien (TIA) yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan
atau kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak
atau hemiplegia transien atau permanen.
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014), yaitu :
a. Penyakit Jantung

19
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan
nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematia.
Rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan
edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga alliran darah ke
daerahdaerah yang diperdarahii berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, hingga
kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan
penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
2.2.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboraturium
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang p adanya salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : Mengidentifkasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
5. Photo data : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung

20
2.2.9 Penatalaksaan : farmakologi & non farmakologi (terapi komplementer)
Menurut Nair dan Peate (2015) , penatalaksanaan pada penderita
hipertensi dapat digunakan berbagai cara yaitu melalui metode
farmakologi dan non farmakologi :
1. Pengobatan hipertensi dengan metode farmakologi diresepkan dokter
yaitu diuretic untuk mengurangi beban cairan yang menyebabkan
penurunan curah jantung sehingga membantu menurunkan tekanan
darah.
2. Pengobatan hipertensi dengan metode non farmakologi :
a. Dengan pengontrolan manual seperti pembatasan asupan natrium
karena dapat memicu retensi air yang menyebabkan peningkatan
volume yang bersirkulasi dan peningkatan curah jantung sehingga
dapat terjadi hipertensi,
b. Pengaturan diet (diet tinggi sayur dan buah serta rendah lemak
jenuh), pengaturan stress (teknik relaksasi menurunkan tekanan
darah dan beban kerja jantung).
c. Terapi non farmakologis dengan menggunakan jus mentimun,
penderita hipertensi sangat disarankan untuk mengkonsumsi
mentimun, karena kandungan mineral kalium, magnesium, dan
serat di dalam timun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
darah. Serta mineral magnesium yang juga berperan melancarkan
aliran darah dan menenangkan saraf. Dimana pemanfaatan
mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi yaitu dengan cara mengeluarkan cairan tubuh melalui air
seni (Elya dkk, 2016).

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN TAHAP 1
1. Data Umum

A. Nama KK : Tn.P
Tanggal lahir : 01 Januari 1963
Pekerjaan : Pensiun BUMN
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Areman RT 05 RW 07

B. Komposisi Keluarga
No. Nama JK Usia Pekerjaan Pendidikan Hub Status Imunisasi
dengan
B Polio D Hepatitis Campak
KK
C P
G T
1. Tn.S L 58 Buruh SD Suami √ √ √ √ √

2. Ny.N P 52 Ibu Rumah SMP Istri √ √ √ √ √


Tangga
3. Tn.A L 17 Pelajar STM Anak √ √ √ √ √

22
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
-
: Tinggal serumah

C. Tipe Keluarga
Keluarga Ny.N adalah Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan
anak kedua. Anak pertama tinggal dengan istrinya dirumah yang
berbeda.
D. Suku Bangsa
Semua anggota keluarga berasal dari suku yang Jawa. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa indonesia. Tidak ada pantangan
dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan
dengan budaya dan agama
E. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam, taat menjalankan ibadah
F. Status Sosial Ekonomi

23
Keluarga Ny.N termasuk keluarga dengan ekonomi yang cukup, yang
hanya mencukupi kebutuhan sehari – hari, dan yang mencari nafkah
sehari – hari yaitu suainya dan Ny.N ikut membantu sebagai tukang pijat
panggilan pekerjaan sampingannya.
G. Mobilitas kelas sosial
Ny.N mengatakan suaminya sebagai buruh dan Ny.N sendiri sebagai
Ibu Rumah Tangga. Keuangan beliau dibantu oleh anak pertamanya
yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya sekolah anak
keduanya suaminya dan Ny.N yang bekerja.

2. Riwayat dan Tugas Perkembangan Keluarga


A. Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan Ny.N untuk saat ini berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan usia lanjut.
B. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga pada usia lanjut yang belum terpenuhi
adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan.
C. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga Ny.N, Ny,N menderita hipertensi 140/90 mmHg, sering
merasakan pusing ataupun sakit pada bagian atas kepala. Ny.N jarang
melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan dan sering mengkonsumsi
amlodipin obat untuk menurunkan tekanan darah.
D. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dalam keluarga Ny. S tidak ada yang mempunyai penyakit menular

3. Lingkungan
A. Karakteristik Rumah (sertakan denah rumah)

24
Keterangan :
Kamar mandi
Dapur
Kamar
Ruang Tamu
Teras
Pagar

Jenis bangunan rumah Ny.N. bersifat sementara, dengan lantai ubin


yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur
dan teras di halaman depan. Ventilasi rumah baik dengan 2 jendela dan
tip jendela terdapat 2 ventilasi. kondisi rumah bersih dan cukup tertata
rapi. Pembuangan sampah ada di belakang rumah, kondisi air bening
tidak berbau. Setiap hari lantai disapu, dan dipel.
B. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
Lingkungan rumah Ny.N mayoritas sebagai ibu rumah tangga.
C. Mobilitas Geografis Lingkungan & Keluarga
Keluarga Ny.N belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota
keluarga yang sakit menggunakan transportasi sepeda motor untuk
mencapai tempat pelayanan kesehatan.
D. Asosiasi dan Interaksi Keluarga dengan Masyarakat
Dalam keluarga Ny.N jarang dikunjungi oleh sanak saudara, karena jauh
dengan keluarganya tetapi dirumah tidak kesepian karena tinggal
bersama anak, menantu serta cucunya.

25
4. Struktur Keluarga
A. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Ny.N dan anggota keluarga
menggunakan bahasa Indonesia/Jawa dengan komunikasi secara verbal.
B. Struktur Kekuasaan Keluarga
Keluarga Ny.N bila ada permasalahan selalu dimusyawarahkan dengan
suaminya, dan anaknya. setiap anggota keluarga menerima dan
menghargai keputusan akhir. Akan tetapi pengambilan keputusan
ditetapkan oleh Tn.P selaku kepala rumah tangga.
C. Struktur Peran
a) Struktur peran formal
Tn.P mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny.N
sebagai istri juga menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga DAN
Tn.A mampu menjalankan perannya sebagai anak pelajar.
b) Struktur peran informal
Setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah
satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua
anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota
keluarga yang sedang bersedih.
c) Analisis model peran
Tn.P berperan sebagai kepala keluarga, Ny.N berperan sebagai istri
yang mengurus rumah tangga, anak pertamanya sudah menikah dan
tidak tinggal bersama, anak keduanya Tn.A berperan sebagai anak
yang patuh terdapat orang tua dan pelajar yang baik disekolahnya.
D. Nilai Keluarga
Nilai yang dianut keluarga Ny.N adalah saling menghormati antar
anggota keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih
tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny.N semua anggota
keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai
yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut,
tidak terlihat adanya konflik dalam nilai. Ny.N mempunyai persepsi

26
bahwa penyakitnya sudah hal yang biasa dan Ny.N sering mengontrol
hipertensi yang dimilikinya.
5. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif Keluarga
Keluarga Ny.N tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling
menghargai dan menghormati. Ny.N menerapkan contoh disiplin yang
tinggi terhadap anak-anaknya yang sudah menikah maupun belum.
Sehingga menjadikan anak-anak berhasil dalam disiplin bersikap,
waktu, saling menghormati maupun menghargai dan bahagia dalam
rumah tangganya.
B. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga tampak baik
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Keyakinan, nilai dan perilaku kesehatan
Keluarga Ny.N memiliki keyakinan dan nilai yang sama antar
keluarga. Dalam perilaku kesehatan terkadang masih memakan
makanan yang dilarang
b) Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit
Keluarga Ny.N memahami tentang sehat sakit
c) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa
Status kesehatan keluarga Ny.N , hanya Ny.N yang menderita
penyakit hipertensi dan penyakit tersebut tidak menular
d) Kebiasaan tidur dan beristirahat
Kebiasaan tidur keluarga Ny.N jarang beristirahat pada siang hari
karna terkadang masih bekerja, keluarga Ny.N terbiasa tidur dengan
jam yang tidak teratur.
e) Praktik penggunaan obat teurapetik penenang, alkohol serta
tembakau di keluarga
Keluarga Ny.N tidak ada yang menggunakan/mengkonsumsi obat
penenangan, alkohol tetapi ana keduanya merokok.
f) Tindakan pencegahan secara medis

27
Keluarga Ny.N membawa anggota keluarga ke puskesmas atau
klinik terdekat apabila ada yang sakit.
g) Terapi komplementer dan alternatif
Ny.N terkadang menggunakan terapi komplementer kunyit dengan
asam dan daun salam untuk kesehatannya.
h) Riwayat kesehatan keluarga
Ny.N mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
yang sama seperti Ny.N.
i) Layanan perawatan kesehatan yang diterima
Layanan dari puskesmas atau klinik terdekat
j) Sumber Pembayaran : KIS

6. Stres, Koping dan Adaptasi Keluarga


A. Stesor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga (stressor jangka panjang dan
stressor jangka pendek)
a) Stresor Jangka Pendek
Keluarga Ny.N, terutama pemikiran harus bisa menjadi kepala
keluarga sekaligus pencari nafkah dalam rumah tangga untuk
mencukupi kebutuhan sehari – hari dan biaya sekolah anak keduanya.
b) Stresor Jangka Panjang
Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada yang menjaga
dan mengurusinya karena Ny.N tidak ingin merepotkan anak-anak.
B. Strategi Koping Keluarga
Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan
mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa kepada
Allah SWT.

7. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Ny.N pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan
informasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya.

28
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn.P Ny.N Tn.A
Fisik
Tingkat Composmentis Composmentis Composmentis
Kesadaran
BB/TB 61kg/160cm 70kg/155cm 45kg/170cm

Tekanan Darah 120/80 mmHg 130/90 mmHg 120/80 mmHg

Nadi 85x/menit 93x/menit 78x/menit


Respirasi 20x/menit 20x/menit 20x/menit
Suhu 36°C 36°C 36°C
Kepala Rambut Rambut Rambut
bersih, kepala bersih, kepala bersih, kepala simetris,
simetris, tidak ada simetris, tidak ada tidak ada luka/bekas
luka/bekas jahitan luka/bekas jahitan jahitan
Mata Konjungtiva normal, Konjungtiva Konjungtiva normal,
- Konjungtiva sklera normal normal, sklera sklera normal
- Sklera normal

Hidung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Telinga Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Mulut & Gigi Mulut dan gigi bersih Mulut dan gigi Mulut dan gigi bersih
bersih
Leher Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Dada Dada sismetris, tidak Dada sismetris, Dada sismetris, tidak ada
- Paru-paru ada lesi, suara nafas tidak ada lesi, suara lesi, suara nafas normal
- Jantung normal nafas normal
Abdomen Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan,
tekan, bising usus tekan, bising usus bising usus normal
normal 15x/menit normal 15x/menit 15x/menit

29
Punggung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Kulit Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 Turgor kulit < 3 detik,
- Turgor tidak ada edema, tdk detik, tidak ada tidak ada edema, tdk
kulit kemerahan edema, tdk kemerahan
kemerahan
Ekstremitas Tidak edema, apabila Tidak edema, Tidak edema, apabila
berjalan lancar apabila berjalan berjalan lancar
lancar

30
PENGKAJIAN TAHAP 2

1. Mengenal Masalah
A. Pengertian
Ny.N mengatakan mengetahui pengertian dari Hipertensi yaitu penyakit
tekanan darah tinggi sekitar 140/90 mmHg.
B. Penyebab
Ny.N mengatakan penyebab hipertensi yang dimiliki karena terlalu
serig mengkonsumsi garam dan makanan yang berlemak dan berminyak
tinggi.
C. Tanda dan Gejala
Yang Ny.N ketahui adalah gejalanya hanya pusing dan sakit kepala.
D. Identifikasi Tingkat Keseriusan Masalah Pada Keluarga
Keluarga menganggap penyakit yang ada pada keluarga Ny.N hanya
sakit biasa.
E. Pencegahan
Ny.N mengatakan belum terlalu mengetahui cara pencegahan yang benar
untuk penyakitnya.

2. Mengambil Keputusan
A. Akibat
Ny.N sudah melakukan pengobatan, akan tetapi Ny.N jarang
memeriksakan kesehatannya nya ke puskesmas.
B. Keputusan Keluarga
Semua yang dilakukan Ny.N dan adalah hasil dari keputusan keluarga.

3. Melakukan Perawatan Sederhana


A. Cara-cara Perawatan yang Sudah Dilakukan Keluarga
Keluarga telah memotivasi Ny.N untuk minum obat dan membuat obat
tradisional seperti rebusan daun salam.
B. Cara-cara Pencegahan
Keluarga Ny.N mengurangi makanan yang asin dengan cara mengatur
kadar garam dan rendah lemak.

31
4. Modifikasi Lingkungan
A. Lingkungan Fisik
Fentilasi rumah keluarga Ny.N telah cukup dengan setiap ruangan ada
fentilasi.
B. Lingkungan Psikologis
Ny.N cemas atas keadaan kedaannya yang tidak kunjung sembuh

5. Pemanfaat Fasilitas Kesehatan


A. Pelayanan Kesehatan yang Biasa Dikunjungi Keluarga
Jika salah satu anggota keluarga sakit, keluarga Ny.N selalu
menggunakan fasilitas puskesmas atau klinik sebagai fasilitas kesehatan
utama.
B. Frekuensi Kunjungan
Keluarga mengunjungi fasailitas kesehatan apabila ada anggota
keluarga lainnya sakit.

32
FORMAT PENENTUAN PRIORITAS MASALAH (SCORING)

Diagnoa : Defisit Pengetahuan


No Kriteria Skor Bobot Nilai Score
1 Sifat Masalah
a. Aktual 3 1 2/3
b. Resiko 2 2
c. Potensial 1
2 Kemungkinan Masalah Untuk Diubah
a. Mudah 2 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3 Potensial untuk dicegah
a. Tinggi 3 3 3 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
a. Segera diatasi 2 1 2 2
b. Tidak segera diatasi 1
c. Tidak dirasakan 0
Total 7 2/3

33
FORMAT PENENTUAN PRIORITAS MASALAH (SCORING)

Diagnoa : Kesiapan Peningkatan Managemen Kesehatan


No Kriteria Skor Bobot Nilai Score
1 Sifat Masalah
d. Aktual 3 1 2/3
e. Resiko 2 2
f. Potensial 1
2 Kemungkinan Masalah Untuk Diubah
d. Mudah 2 2 2 2
e. Sebagian 1
f. Tidak dapat 0
3 Potensial untuk dicegah
d. Tinggi 3 1/3
e. Cukup 2
f. Rendah 1 1 1
4 Menonjolnya masalah
d. Segera diatasi 2 1 2 2
e. Tidak segera diatasi 1
f. Tidak dirasakan 0
Total 4 3/3

34
ANALISA DATA

No. Data Masalah


1. Do : Defisit Pengetahuan
• Hasil pengukuran Tanda-tanda Vital
➢ TD : 130/90mmHg
➢ Nadi: 88x/meni
➢ Suhu : 36,1℃
➢ RR : 20x/menit

Ds : klien mengatakan belum mengetahui cara


pencegahan yang benar utuk penyakitnya
2. Do : Kesiapan peningkatan manajemen
• Hasil pengukuran Tanda-tanda Vital kesehatan
➢ TD : 130/90mmHg
➢ Nadi: 88x/meni
➢ Suhu : 36,1℃
➢ RR : 20x/menit

Ds :
• Ny.N dan keluarga mengatakan penyakit
Hipertensi adalah penyakit cukup mengganggu
aktivitas.
• Ny.N mengatakan bahwa apabila terjadi
hipertensi ia segera beristirahat dan meminum
obat yang masih tersedia dirumah bila habis ia
segera kepuskesmas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Defisit Pengetahuan
2. Kesiapan peningkatan managemen kesehatan

35
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
NY.N DI KAMPUNG AREMAN RT 05 RW 07

Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
SDKI
Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
Pengetahuan penyuluhan selama 1x24 1. Fasilitasi informasi tertulis
Jam diharapkan keluarga atau gambar untuk
mampu mengetahui meningkatkan pemahaman
pencegahan hipertensi, 2. Berikan dukungan untuk
dengan kriteria hasil: menjalani program
SLKI : Tingkat pencegahan dengan baik dan
pengetahuan benar
• Keluarga dan klien 3. Libatkan keluarga untuk
menunjukan memberikan dukungan pada
pemahaman tentang pasien selama melakukan
pencegahan untuk pencegahan.
hipertensi
• Keluarga danklien
mampu memyebutkan
cara pencegahan
Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
Peningkatan keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi kesiapan dan
Managemen jam diharapkan kesiapan kemampuan menerima
Kesehatan peningkatan management informasi
kesehatan teratasi dengan 2. Sediakan materi dan media
kriteria : pendidikan kesehatan
1. Melakukan 3. Jadwalkan pendidikan
tindakan untuk kesehatan sesuai kesepakatan

36
mengurangi faktor 4. Beri kesempatan untuk
resiko meningkat bertanya
2. Menerapkan 5. Jelaskan faktor resiko yang
program dapat mempengaruhi
perawatan kesehatan
meningkat
3. Kesulitan dalam
menjalani program
perawatan
menurun

37
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosis Waktu Implementasi Evaluasi TTD


Keperawatan
Defisit 10.00 1. Memfasilitasi S : klien
Pengetahuan informasi tertulis mengatakan sudah
atau gambar untuk memahami
meningkatkan penjelasan tentang
pemahaman penyakitnya
2. Memberikan
dukungan untuk O : klien terlihat
menjalani program sudah paham dan
pencegahan dengan tidak ada yag ingin
baik dan benar ditanyakan
3. Melibatkan keluarga
untuk memberikan A : masalah teratasi
dukungan pada
pasien selama P : terapkan
melakukan intervensi
pencegahan.
Kesiapan 10.10 Edukasi kesehatan S : klien
Peningkatan 1. Mengidentifikasi mengatakan mampu
Manajemen kesiapan dan mengetahui
Kesehatan kemampuan tindakan mngurangi
menerima informasi faktor resiko
2. Menyediakan materi kesehatannya
dan media
pendidikan kesehatan O : klien dapat
3. Menjadwalkan menyebutkan cara
pendidikan kesehatan mencegah penyakit
sesuai kesepakatan yang dideritanya

38
4. Memberi kesempatan A : masalah teratasi
untuk bertanya sebagian
5. Menjelaskan faktor
resiko yang dapat P : anjurkan klien
mempengaruhi menerapkan
kesehatan. pencegahan
penyakitnya sesuai
pendkes yang
diberikan.

39
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PENDERITA HIPERTENSI”

Dosen pengampu : Tressia Febrianti, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh:

Suci Arlenia
1440118073

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAFLESIA DEPOK

2021

40
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

1. Masalah: Ketidakpatuhan klien terhadap diet Hipertensi


2. Topik: Pendidikan kesehatan Hipertensi
3. Sub-topik: Pencegahan dan penanganan Hipertensi
4. Tujuan:
Tujuan Umum: Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan klien memahami dan mematuhi diet hipertensi.
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat memahami cara pencegahan hipertensi dengan diet
hipertensi.
b. Klien mampu melakukan penanganan anggota keluarga yang menderita
hipertensi dengan cara melakukan diet hipertensi dan klien mematuhi
diet hipertensi tersebut.
c. Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien menyadari bahwa
penyakit hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya dan perlu
diwaspadai dan disertai dengan kepatuhan pada diet hipertensi sebagai
salah satu upaya untuk menurunkan tekanan darah.
d. Adanya keinginan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
5. Waktu : Kamis, 23 April 2021
6. Tempat : Depok
7. Sasaran : Klien
8. Metode :
a. Diskusi
b. Tanya jawab
9. Media :
a. Leaflet
10. Pelaksana : Suci Arlenia

11. Materi : Terlampir

41
12. Strategi Pelaksanaan:
Waktu Kegiatan Respon
2 Menit Pre interaksi
1. Salam
2. Mengingatkan kembali kontrak waktu yang telah disepakati
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
7 Menit Interaksi
Memvalidasi pengetahuan keluarga, dan menjelaskan tentang:
1. Definisi Hipertensi
2. Tanda dan Gejala Hipertensi
3. Faktor Resiko Hipertensi
4. Pencegahan Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya.

3 Menit Terminasi
1. Menanyakan perasaan keluarga pasien setelah diberikan
penyuluhan
2. Menanyakan kembali:
a. Definisi Hipertensi
b. Tanda dan gejala Hipertensi.
c. Faktor Hipertensi
d. Cara pengobatan Hipertensi
3. Berpamitan pada keluarga pasien dan mengucapkan salam
dengan sopan

Materi
A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah dimana tekanan sistolik
≥ 140 mmHg sedangkan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Nurarif, 2013).
B. Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit didada
7. Mudah lelah

42
C. Fakro Resiko Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti : umur, jenis kelamin, dan
riwayat keluarga
2. Faktor resiko yang dapat diubah yaitu : merokok, konsumsi garam
berlebih, kurang makan buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, berat
badan berlebih/kegemukan, dislipedemis dan stres

D. Komplikasi
1. Gangguan jantung
2. Gangguan saraf
3. Gangguan serbral (otak)
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Gangguan penglihatan

E. Cara Pencegahan
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin aktivitas fisik
4. Diet seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stres

43
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

NY.S DI PUSKESMAS TUGU

Dosen Pembimbing : Tressia Febrianti, S.kep,Ns

Disusun Oleh :

Suci Arlenia
1440118073

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES RAFLESIA

44
2021

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
No RM : 04000721
Nama : Hj. Sunarti
Tempat Tanggal Lahir : Pamulang, 08 Juli 1956
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No Induk Kependudukan : 3518034807560004
Pendidikan Terakhir : SMA
Suku/Ras : Jawa
Alamat : Areman 004/008 Kel. Tugu
2. Tipe Keluarga
Ny.S mengatakan keluarganya merupakan keluarga inti yang terdiri
dari suaminya Tn.A, beliau dan ketiga anaknya yaitu Ny.M Ny.N
dan Nn.A tetapi dua orang anaknya Ny.M dan Ny.N telah menikah
lalu tinggal bersama keluarganya. Jadi beliau hanya tinggal dengan
suaminya Tn.A dan anaknya Nn.A.
3. Suku Bangsa
Ny.S mengatakan bahwa beliau dan suaminya bersuku Jawa tetapi,
bahasa yang digunakan untuk sehari-hari yaitu bahasa Indonesia
karena beliau sudah lama tinggal dilingkungan yang bukan hanya
bersuku Jawa saja, tetangganya juga menggunakan bahasa Indonesia
untuk sehari-hari.
4. Agama
Ny.S mengatakan semua keluarga beliau beragama islam. Beliau
mengatakan bahwa sudah pernah haji bersama Tn.A suaminya.
5. Riwayat Keluarga Inti
Ny.S memiliki 2 anak dan suami yaitu Tn.A, Ny.M, Ny.N, dan Nn.A
Riwayat Kesehatan saat ini :
Ny.S : Sehat tetapi mempunyai riwaya penyakit jantung

45
Ny.S mengatakan bahwa suaminya Tn.A sekarang sehat tetapi ada
Hipertensi dan ketiga anaknya sehat serta tidak mempunyai rwayat
penyakit kronis.
6. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ny.S mengatakan orang tua dari suaminya memiliki riwayat
penyakit Hipertensi.
7. Mobilitas Geografis Kelurga
Ny.S mengatakan ia dan suaminya merupakan penduduk pendatang
tetapi sudah lama hidup dan beradaptasi dengan lingkungan tempat
tinggal yang sekarang.
8. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keyakinan, nilai dan perilaku kesehatan
Keluarga meyakini pengobatan yang disediakan di layanan
kesehatan. Ny.S dan keluarga selalu berobat kepusat pelayanan
kesehatan yang tersedia.
Praktik diet keluarga
Ny.S mengatakan tidak mengetahui sumber makanan dari paramisa
pedoman makanan. Ny.S mengatakan keluarga makan 3 kali sehari,
makan pagi, makan siang dan malam bervariasi. Yang bertanggung
jawab dalam perencanaan belanja, dan persiapan makanan adalah
Ny.S dan anaknya yang bungsu terkadang suka membantu, makanan
disiapkan dimeja makan. Ny.S hanya masak 2 kali sehari, yaitu pagi
hari untuk menyiapkan sarapan, dan siang untuk makan siang dan
malam.
Kebiasaan tidur dan beristirahat
Ny.S mengatakan kebiasaan sebelum tidur yang dilakukan adalah
menonton TV, kebutuhan waktu tidur keluarga terpenuhi yaitu lebih
dari 8 jam per hari, Ny.S mengaku bahwa dirinya sulit untuk tidur
siang. Ny.S mengatakan bahwa anggota keluarganya tidur di kamar
masing-masing yang telah disiapkan dalam rumah.
Riwayat kesehatan keluarga

46
Ny.S mengatakan Tn.A memiliki riwayat hipertensi dan Ny.S
sendiri memiliki riwayat jantung bawaan. dan tidak riwayat keluarga
yang mengalami gangguan jiwa atau bunuh diri
Layanan perawatan kesehatan yang diterima
Keluarga Ny.S melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas
didekat rumahnya.
Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan
Ny.S mengatakan pelayan kesehatan yang tersedia sangat
bermanfaat untuk kesehatan karena sangat membantu keluarga
dalam mengetahui masalah kesehatan yang terjadi.
Pelayanan Kesehatan Darurat
Ny.S mengatakan pergi ke puskesmas ketika membutuhkan
pelayanan darurat. Ny.S juga mengatakan tidak tahu no telpon
darurat yang bisa dihubungi seperti no telepon rumah sakit atau
ambulance. Jika terjadi kondisi gawat darurat keluarga belum bisa
mengatasinya, yang dilakukan adalah dengan membawa anggota
keluarga kepuskesmas.
Sumber Pembayaran
Semua anggota keluarga Ny.S memiliki kartu BPJS.
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
BB : 70Kg
Kesadaran : CMC
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
S : 36,3⸰C
RR : 22x/m
Kepala : Simetris, Benjolan dan Lesi (-)
Mata : Konjungtiva (annemis), sklera
(anikterik),
Fungsi penglihatan baik
Telinga : Pendengaran baik

47
Hidung : Simetris, Penciuman baik, Sinus dan
lendir (-)
Mulut : Membran mukosa lembab
Kulit : Cukup bersih dn tugor kulit baik

B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah

Ds : Sakit Jantung Kesiapan


Keluhan umum : - ↓ Peningkatan
TD : 110/70 mmHg Rasa ingin lebih Manajemen
BB : 70 Kg mengetahui Kesehatan
S : 36,3⸰C pencegahan
RR : 22x/m penyakitnya

Do :
- Ny.S mengatakan ingin
sekali lebih mengetahui
bagaimana pencegahan
penyakitnya.
- Ny.S mengatakan obat
yang beliau konsumsi
sudah habis dan datang ke
puskesmas ingin meminta
resep obat dari Dokter

C. DIAGNOSA : Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan

D. INTERVENSI, IMPLEMENTASI dan EVALUASI


Intervensi Implementasi Evaluasi

48
1. Berikan penkes 1. Berikan penkes S : penkes sudah
tentang penyakit tentang penyakit dilakukan
Jantung Jantung O : klien sudah
2. Kolaborasi dengan 2. Kolaborasi memahami penkes
Dokter untuk dengan Dokter dan klien sudah
pemberian obat untuk pemberian menerima obat
medis obat medis A : masalah teratasi
3. Anjurkan klien 3. Anjurkan klien P : intervensi
untuk lebih sering untuk lebih dihentikan
memeriksa sering
kesehatannya dan memeriksa
penyakitnya kesehatannya
dan penyakitnya

49
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, M., Nasir, M., Podding. I Takko. 2016. Keperawatan Medikal

Bedah:Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kemenkes RI, 2017. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Nair, M dan Peate I., 2015. Dasar-dasar Patofisiologi TerapanI. Jakarta: Bumi

Medika.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementrian Kesehatan RI.

Siti Nur Kholifah & NS. Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga dan

Komunitas. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan.

Smeltzer & Bare, 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC,

Edisi 8; Vol.3

Surahman, dkk. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Hal-232

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan: Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi

Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Widyastuti, 2014. Faktor Gaya Hidup Yang Menyebabkan Hipertensi. Yogyakarta:

Fitramaya

World Health Organization, A Global Brief On Hypertension: Silent Killer, Global

Public Health Crisis, 2015

50
Lampiran Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga Binaan

Narasumber : Ny.Nuryati:

51
Lampiran Leafler yang digunakan pada saat Pendkes

52
Lampiran Dokumentasi Askep Puskesmas

53

Anda mungkin juga menyukai