1. Pemeriksaan Subyektif
2. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan subyektif yaitu anamnesa: terdiri dari;
* Umur penderita penting diketahui bukan saja sebagai faktor penyebab dalam peru
bahan akibat ketuaan tetapi juga diperlukan untuk menolong seseorang menghadapi kenyataannya
supaya ia merasa tenang. Untuk anak-anak prasekolah tidak begitu penting dilakukan koreksi mata
dengan kornea mata hingga mencapai kemampuan penglihatan normal karena keperluannya dalam
hal ini masih sangat kurang dibandingkan dengan usia sekolah/orang dewasa. Umur memegang
peranan pula pada miopia yang progresif yang cenderung meningkat pada belasan tahun. Begitupun
dengan meningkatnya usia maka perubahan yang terjadi pada mata yang sering dikenal ialah rabun
tua (presbiopia). Terjadi pada usia tua menyebabkan daya penglihatan untuk jarak dekat terganggu
karena menurunnya daya akomodasi. Hal ini disebabkan lensa mata menjadi lebih kaku atau
elastisitas lensa berkurang. Kekeruhan pada lensa disebut katarak. Dapat juga terjadi akibat ketuaan
yang disebut katarak senil yang disebabkan karena proses degenerasi.
* Pekerjaan ada hubungannya juga dengan keluhan penderita. Seseorang yang pekerjaannya terlibat
dengan benda-benda kecil misalnya tukang arloji atau guru, atau siswa yang sering membaca dapat
memberikan keluhan akibat kelelahan mata. Keluhannya misalnya sakit kepala, sering keluar air
mata, rasa kabur.
lapang Pandangan
Kelainan lapang pandangan dapat terjadi karena adanya kelainan tekanan intrakranial yang
mempengaruhi jalannya syaraf optik atau serabut syaraf pada retina.
defesiensi vit A seperti pada penyakit xeroptalmia dan potofobia (takut melihat cahaya) dapat
menyebabkan gangguan yang hebat pada seseorang. Fotofobia dapat terjadi pada keratitis
(peradangan pada kornea) dan iritis (infeksi pada iris).
Nyeri kepala pada waktu bangun pagi dan hilang tidak lama kemudian. Hal ini jarang disebabkan
oleh karena gangguan mata.
Sebaliknya sakit kepala yang terjadi menjelang berakhirnya pekerjaan dimana diperlukan pemakaian
mata yang lebih teliti dan keluhan tersebut berkurang bahkan hilang setelah isterahat/tidur, maka
keadaan ini umumnya karena gangguan mata.
Pemeriksaan objektif
Ialah pemeriksaan yang didapat melalui hasil penelitian pada penderita misalnya mata penderita
merah, palpebra odema dan lain-lain.
Pemeriksaan obyektif pada palpebra. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan adalah bengkak pada satu
atau kedua palpebra bengkak dan nyeri pada satu kelopak mata menandakan kemungkinan adanya
abses sedangkan jika bila terjadi bilateral kemungkinan ialah alergi atau adanya infeksi pada kelopak
mata yang disebut blefaritis (radang pada kelopak mata) atau pada penderita dengan hipertiroid
(suatu kelainan gondok)
Warna. Perubahan warna pada mata atau jaringan kelopak mata dapat terjadi karena infeksi misalnya
konjuntivitis dan dan keratitis (radang pada konjungtiva ) dan ( radang pada kornea). Glaukoma
adalah penyakit akibat adanya tekanan bola mata yang meningkat. Perubahan warna dapat juga kita
lihat pada penyakit kuning (hepatitis) tetapi tidak yang semua berwarna kuning akibat hepatitis namun
bisa juga akibat keracunan obat malaria. Warna merah selain karena infeksi pada mata dapat pula
terjadi karena resapan udara konjungtiva karena trauma atau batuk-batuk yang hebat yang disebut
konjungtiva bliding. Trauma mata dapat menyebabkan terdapatnya darah dalam bilik mata depan
yang disebut Hifema. Adanya nanah/pus dalam bilik mata depan disebut Hipopion. Bilik mata depan
(camera okuli anterior). Ruangan pada bagian sentral biasanya disebut katarak (kekeruhan pada
lensa). Warna putih juga dapat dilihat pada bagian kornea sebagai jaringan parut akibat luka atau
infeksi kornea yang telah sembuh (Sipatriks yang berwarna putih).
Sekresi. Sekresi pada mata harus diketahui macam dan jumlah sekresi yang terjadi jika sekresi berair
tanpa mata merah dan nyeri biasanya disebut Epifora (produksi air mata yang belebihan). Sekret
purulen (sekret yang bernanah) disebabkan karena infeksi bakteri.
Sekret akibat alergi biasanya banyak Eosinofil. Untuk itu pemeriksaan Lab diperlukan untuk
menegakkan diagnosa. Pemeriksaan sekret mata biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu:
TAR REFERENSI
Australian Hearing (2008). Babies with a possible mild hearing loss. Diakses dari
http://www.aussiedeafkids.org.au/babies-with-a-possible-mild-hearing-
loss.html?nav_order=21000&nav_level=2
http://www.hearing.com.au/ViewPage.action?siteNodeId=218&languageId=1&co
ntentId=-1
Bickley, L.S. & Szilagyi, P.G. (2005). Bates Giude to Physical Examination and History
Elsevier Saunders
Jarvis, C. (2004). Physical Examination & Health Assessment Fourth Edition. St.Louis-
Missouri: Elsevier
LeMone, P & Burke, K. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in Client Care 4
Lewis, et al. (2011). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical
Smeltzer, S.C., & Bare, B.C. (2008). Brunner and Suddarth's Textbook of Medical-Surgical
darihttp://ketulian.com/v1/web/index.php?to=article&id=13,
http://me.hawkelibrary.com/album10/TS_Case_2_002
http://faculty.irsc.edu/faculty/jschwartz/Default.htm