Anda di halaman 1dari 10

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian dan Fungsi Trafo


Trafo adalah peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan belitan yang
terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik,
mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan
tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC 60076 -1 tahun 2011). Trafo
menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu hukum hukum ampere dan induksi
faraday, dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan
magnet dan perubahan medan magnet / fluks medan magnet dapat
membangkitkan tegangan induksi.

Gambar 3.1 Prinsip Hukum Elektromagnetik


(Sumber: https://www.insinyoer.com/2015)
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet
yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet
tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan
terdapat beda potensial / tegangan induksi.

10
11

3.2 Jenis - jenis Trafo


Berdasarkan jenis - jenis trafo dapat dibedakan menjadi:
1. Trafo Daya (Power Transformer)
Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan
untuk aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 kilo Volt.
Trafo daya ini sering digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu
transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.

Gambar 3.2 Trafo Daya


(Sumber: https://www.webstudi.site/2019)
2. Trafo Distribusi (Distribution Transformer)
Transformator Distribusi, tujuan dari penggunaan transformator distribusi
adalah untuk menaikkan dan menurunkan tegangan utama dari sistem
distribusi listrik untuk tegangan pemanfaatan penggunaan
konsumen.Transformator distribusi yang umum digunakan adalah
transformator step-down 20kV/400V.

Gambar 3.3 Trafo Distribusi


(Sumber: https://koesrow.blogspot.com/2019)
12

3. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)


Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement
Transformer atau Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur
kuantitas tegangan, arus listrik dan daya yang biasanya diklasifikasikan
menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.

Gambar 3.4 Trafo Pengukuran


(Sumber: https://koesrow.blogspot.com/2019)

3.3 Bagian – bagian Trafo dan Fungsinya

Berdasarkan bagian – bagian trafo dan fungsinya dapat dibedakan menjadi:

1. Electromagnetic Circuit (Inti besi)

Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya flux yang timbul akibat
induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi
sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari
lempengan– lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk
mengurangi eddy current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil
induksi medan magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi -
rugi (losses).
13

Gambar 3.5 Inti besi


(Sumber: http://erwansyah19.blogspot.com/2013)
2. Current Carrying Circuit (Winding)

Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi,
dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti
besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.

Gambar 3.6 Winding


(Sumber: http://erwansyah19.blogspot.com/2013)
3. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.


Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.
Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing
dengan body main tank transformator. Secara garis besar bushing dapat
dibagi menjadi empat bagian utama yaitu isolasi, konduktor, klem koneksi,
dan asesoris.
14

Gambar 3.7 Bushing


(Sumber: http://erwansyah19.blogspot.com/2013)
4. Pendingin Radiator
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi
oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu
lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi
kertas pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat
diperlukan. Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi
juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas
yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya
dan akan didinginkan pada sirip – sirip radiator. Adapun proses
pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna
meningkatkan efisiensi pendinginan.

Gambar 3.8 Radiator


(Sumber: http://erwansyah19.blogspot.com/2013)
15

3.4 Alat Ukur Trafo


Alat ukur trafo yang digunakan pada PT. Bringin Karya Sejahtera (BRIKS)
yaitu Powerlogic PM800 dan AVO meter, Berikut penjelasannya:
1. Powerlogic PM800
PT. Bringin Karya Sejatera (BRIKS) menggunakan alat pengukur daya seri
PowerLogic PM800 bersifat digital untuk mengukur arus, tegangan, cos phi,
frekuensi, dan daya secara otomatis.

Gambar 3.9 Wiring


(Sumber: PT. Bringin Karya Sejahtera/2020)
2. AVO meter
AVO meter juga digunakan untuk mengukur R,S dan T pada 4 unit trafo.
Kabel berwarna merah adalah positif dan kabel berwarna hitam adalah negatif.
1. Cara mengukur R yaitu:
kabel positif ke R dan kabel negatif ke N
2. Cara mengukur S yaitu:
kabel positif ke S dan kabel negative ke N
3. Cara mengukur t yaitu:
kabel positif ke t dan kabel negatif ke N
16

Gambar 3.10 Alat ukur AVOmeter


(Sumber: https://www.perawatanmesinterpadu.com/2016)

3.5 Standar Ukuran Cos phi,Volt Dan Frequensi


Standar ukuran yang digunakan untuk melakukan penganalisaan data, sebagai
berikut:

1. Cos phi
Atau bisa ditulis dengan Cos φ, merupakan perbandingan daya nyata dengan
daya semu. Ingat rumus daya, P = S Cos φ, maka Cos φ = P / S. Istilah lain Cos
phi adalah faktor daya (power faktor, pf) dan tidak ada satuan untuknya.

Gambar 3.11 Segitiga Daya


(Sumber: https://www.elektronikabersama.web.id/2012)

S = V × I……………………………..…………………...…………………….. 3.1
P = V × I × Cos Phi……………………………………..……..……………….. 3.2
Q = V × I × Sin Phi……………………………...……………...……………… 3.3

Ada tiga macam daya dalam listrik (perhatikan gambar 3. 11) keterangan
sebagai berikut:
17

Daya Semu S(VA) : adalah daya yang dihasilkan oleh pembangkit (VA)
Daya nyata P(Watt) : adalah daya yang digunakan konsumen setelah dikalikan
cos phi.
Daya Reaktif Q(VAR) : adalah daya yang timbul akibat beban reaktif (induktif /
kapasitif).
Apabila cos φ lebih rendah dari 0.85 maka daya reaktif yang dihasilkan dari
beban industri tersebut akan dikenakan biaya tagihan listrik. • Dalam kasus ini,
pihak industri diwajibkan membayar daya reaktif yang digunakan kepada
penyedia layanan listrik (PLN). Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya /
tingginya daya reaktif, banyak industri atau bangunan modern memasang
kapasitor bank.
Faktor daya adalah perbandingan cosinus antara daya aktif (watt) dengan
daya semu/daya total (VA). Standar faktor daya menurut PLN adalah 0,85 sampai
1. Penyebab turunya faktor daya adalah semakin besarnya daya reaktif Q beban.
Jika daya reaktif beban Q makin besar maka sudut antara daya P dan S makin
besar sehingga cosinus sudutnya atau faktor daya menjadi turun. Jika faktor daya
kurang dari 0,85 maka, harus diperbaiki agar tetap memenuhi standar PLN.
Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik
memiliki faktor daya satu, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan
kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika
faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik
menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk
keluaran kW yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya total (VA).
2. Volt
Atau bisa ditulis dengan V. Satuan turunan di dalam Standar Internasional
(SI) untuk mengukur perbedaan tegangan listrik. Berikut standar pada volt:
a. Tegangan Sangat Rendah, tegangan berkisar sampai 50 V. Tegangan
Rendah (Low Voltage = LV), tegangan rendah berkisar antara 50 volt –
1000 volt (1 KV).
b. Tegangan Menengah (Medium Voltage= MV), tegangan menengah/MV
berkisar 1000 Volt (1 KV) – 36.000 Volt (36 KV).
c. Tegangan Tinggi (High Voltage =HV), Tegangan Tinggi (High Voltage)
berkisar 36 KV – 150.000 Volt (150 KV).
18

d. Tegangan Ekstra Tinggi (High Extra Voltage =HEV), tegangan berkisar


antara diatas 150 KV – 750 KV.
e. Tegangan Ultra Tinggi (High  Ultra Voltage =HUV), Tegangan Ultra
Tinggi (High Voltage) berkisar diatas 750 KV.
3. Frekuensi
Atau bisa ditulis dengan F , adalah ukuran jumlah terjadinya sebuah
peristiwa dalam satuan waktu. Satuan yang banyak digunakan adalah hertz,
menunjukkan banyak puncak panjang gelombang yang melewati titik
tertentu per detik.  untuk Indonesia, berhubung selama 350 tahun lamanya
menjadi koloni Belanda, maka standar yang digunakannya pun mengacu
pada (Eropa). Itulah sebabnya listrik di negara kita menggunakan frekuensi
50 Hz dan bukan 60 Hz.
19

Anda mungkin juga menyukai